Premi: 10.730 Penelitian Dan Pengembangan 808 Promosi 11.197 PenyusutanPenyisihanAmortisasi 56.501 12,93 Biaya Barang Dan Jasa 40.026

16 Komponen Biaya Nominal Biaya Overhead 5.066.931 1. Biaya Tenaga Kerja 2.795.515 55,17 2. Biaya Pendidikan dan Pelatihan 116.837 2,31 3. Biaya Penelitian dan Pengembangan 1.636 0,03 4. Biaya Sewa 225.369 4,45 5. Biaya Pemasaran 173.009 3,41 6. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 97.904 1,93 7. Biaya Kerugian Kredit 652.514 12,88 8. Biaya PenyusutanAmortisasi Aset dan Inventaris 188.909 3,73 9. Biaya Overhead Lainnya : 0,00 a. Biaya BarangJasa dan Administrasi 650.296 12,83 b. Lainnya 164.943 3,26 BPR memiliki biaya tenaga kerja yang tinggi disebabkan oleh sistem jemput bola, tercermin dari rekening tabungan sebanyak 10.401.949 dengan saldo rata-rata sebesar Rp2 juta dan rekening kredit mikro sebanyak 1.474.538 dengan rata-rata baki debet sebesar Rp14 juta JenisKredit BPR Nominal Jml Rek UMKM 1.638.944 54,29 37.209.673 Mikro 1.464.508 48,51 20.462.993 Kecil 149.166 4,94 8.820.325 Menengah 25.270 0,84 7.926.355 Non-UMKM 1.380.167 45,71 42.037.307 TOTAL 3.019.111 100,00 79.246.980 Nama Rekening Jumlah Share A. Beban Bonus Titipan Wadiah: 14.046 3,21

B. Premi: 10.730

2,45 C. Tenaga Kerja 237.682 54,38 D. Pendidikan Dan Pelatihan 9.569 2,19

E. Penelitian Dan Pengembangan 808

0,18 F. Sewa 15.549 3,56

G. Promosi 11.197

2,56 H. Pajak-pajak tidak termasuk pajak penghasilan 1.837 0,42

I. Pemeliharaan Dan Perbaikan Aktiva Tetap Dan

Inventaris 7.605 1,74

J. PenyusutanPenyisihanAmortisasi 56.501 12,93

K. Biaya Barang Dan Jasa 40.026

9,16 L. Lainnya 31.546 7,22 Beban Operasional 437.095 100,00 Posisi : Juli 2016 Nominal dalam Rp juta 17 18 Penurunan suku bunga kredit menjadi single digit Penyaluran KUR dengan bunga 9 Kewajiban Penyaluran Kredit UMKM oleh Bank Umum LAKU PANDAI Masyarakat Ekonomi Asean Persaingan dengan LK lain Koperasi, LKM MENJADI TANTANGAN BPR 19 1. Per 30 Desember 2015, suku bunga 9 dimana selisih antara bunga yang seharusnya diterima bank dengan bunga yang dibayar oleh debitur menjadi subsidi pemerintah berkisar antara 3-7 2. Skema : KUR Mikro maksimal Rp25jt, KUR Retail maksimal Rp500jt, dan KUR TKI maksimal Rp25jt 3. Menggunakan online system SIKP Sistem Informasi Kredit Program sebagai basis data UMKM. TARGET 2016 : 100 – 120 T • Subsidi pemerintah dalam bentuk bunga akan meningkatkan minat masyarakat terhadap KUR. • Target penyaluran KUR yang ditetapkan pemerintah dan pembatasan maksimal plafond KUR Mikro sebesar Rp 25 juta akan berpengaruh pada pangsa pasar BPR. 20 Jenis Usaha Posisi Juli 2016 Suku bunga ≤ 9 Suku bunga 9 TOTAL Rek Nominal Nomin alRek Rek Nominal Nomin alRek Rek Nominal Nominal Rek Mikro 31.411 577.464 18 1.433.097 19.885.529 14 26 1.464.508 20.462.993 14 Kecil 5.963 350.507 59 143.203 8.469.818 59 11 149.166 8.820.325 59 Menengah 642 238.366 371 24.628 7.687.989 312 10 25.270 7.926.355 314 Non UMKM 41.221 2.176.840 53 1.338.946 39.860.467 30 53 1.380.167 42.037.307 30 Jumlah 79.237 3.343.178 42 2.939.874 75.903.802 26 100 3.019.111 79.246.980 26 Terdapat potensi perpindahan kredit dari BPR ke Bank Umum bagi kredit BPR dengan suku bunga di atas 9 sebesar Rp76 T, terutama pada kredit mikro yang menjadi pangsa pasar KUR sebesar Rp 19,9 T 26 dari total kredit. dalam Rp juta KE SKIM KUR Sumber : DPIP 21 Melalui PBI No. 1422PBI2012, Bank Indonesia mewajibkan setiapBank Umum untuk menyalurkan Kredit atau pembiayaan UMKM paling rendah 20 dari total kredit atau pembiayaan yang disalurkan, dengan tahapan sebagai berikut : TANTANGAN PERSAINGAN DI PASAR KREDIT UMKM SEMAKIN KETAT PELUANG POTENSI BERMITRA DENGAN BANK UMUM – LINKAGE PROGRAM Tahun Ketentuan Penyaluran Kredit UMKM Bagi Bank Umum 2015 Paling Kurang 5 dari total kredit atau pembiayaan 2016 Paling Kurang 10 dari total kredit atau pembiayaan 2017 Paling Kurang 15 dari total kredit atau pembiayaan 2018 Paling Kurang 20 dari total kredit atau pembiayaan OLEH BANK UMUM 22 Kegiatan Laku Pandai POJK No. 19 Tahun 2014 Produk •Tabungan Basic Saving Account; •Kredit mikro; •Asuransi mikro; •Produk lainnya berdasarkan persetujuan OJK Agen •Perorangan •Badan Hukum  Laku Pandai menjadi pesaing utama BPR karena produk yang ditawarkan tabungan BSA dan kredit mikro sama dan menggunakan mekanisme yang lebih agresif jemput bola. BPR KU 3 memiliki kesempatan untuk menjadi penyelenggara LAKU PANDAI dengan persyaratan tertentu, sedangkan BPR KU 1 dan KU 2 hanya boleh menjadi agen Posisi Juni 2016 Berdasarkan kantor Bank Umum yang ada di wilayah KR Sumber : DPNP Jumlah Agen Jumlah Nasabah Outsanding BSA KR 1 13.649 116.487 3.500.231.352 KR 2 13.541 185.405 5.891.601.009 KR 3 22.812 1.162.384 39.453.447.093 KR 4 18.181 89.746 5.112.571.818 KR 5 12.508 52.322 4.158.617.319 KR 6 9.424 3.990 1.790.838.360 KR 7 6.057 8.698 1.127.539.161 KR 8 3.721 3.198 1.211.491.372 KR 9 4.814 3.838 1.475.397.121 104.707 1.626.068 63.721.734.605 23  Aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.  Peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e- commerse, dibuat untuk meningkatkan daya saing DENGAN ADANYA MEA, MAKA : Terbukanya akses pemodal asing akan meningkatkan permodalan Bank Umum maupun LKNB lain yang boleh dimiliki asing, namun peluang tersebut tertutup bagi BPRS yang tidak boleh dimiliki asing. Menguatnya permodalan Bank Umum maupun LKNB lain akan meningkatkan daya saing, di samping brand awareness masyarakat terhadap BPRS yang masih rendah sehingga BPRS akan semakin sulit bersaing. Pelaku pasar dalam negri yang merupakan pangsa pasar BPR banyak bersaing dengan produk impor sehingga dapat mengalami kesulitan keuangan 24 Redesign Posisi BPR 1. Apakah BPR telah menjalankan peran sesuai dengan tujuan pendirian sebagaimana diamanatkan dalam UU Perbankan? 2. Apakah ketentuan yang mengatur BPR berdampak positif atau justru merupakan penghambat dalam mendorong kinerja dan kontribusi BPR dalam perekonomian daerah? 3. Mampukah BPR beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam sistem keuangan dan menghadapi perkembangan teknologi saat ini? 4. Perlukah dilakukan redesign posisi BPR dalam sistem keuangan atau deregulasi terhadap industri BPR? 5. Apabila posisi BPR semakin lemah dan kontribusi BPR dalam sistem keuangan sulit untuk ditingkatkan, masihkah keberadaan BPR diperlukan dalam perekonomian Indonesia? 6. Dalam hal keberadaan BPR masih dibutuhkan, perlukah disusun peraturan perundang- undangan tersendiri untuk memperkuat kedudukan dan peran BPR? 25 RAH ENGEMBANGAN REGULASI KEBIJAKAN ASPEK BISNIS KERJASAMA KERJASAMA • Bank Umum: Dukungan 1 infrastruktur, a.l. networking, capacity building, dan 2 kerjasama jasa-jasa perbankan, a.l. sistem pembayaran, e-cash, j-b bank notes • IKNB: produk keuangan non bank • Persh Sekuritas: produk pasar modal • Pemerintah: 1 BPN: Pembuatan aktaserifikat agunan debitur, 2 Kemendagri: Akses Identitas Tunggal • Perusahaan ICT: REGULASIKEBIJAKAN • Penguatan permodalan, GCG MR • Dukungan akselerasi aspek bisnis yang ingin dikembangkan BPR ASPEK BISNIS • Branding positioning • Peningkatan aneka layanan jasa-jasa perbankan • Efisiensi • Penurunan cost of fund • Penambahan nasabah • Perluasan networking dan jangkauan bisnis Perusahaan ICT OJK Lembaga Pendidikan • Perijinan • Dukungan Kebijakan regulasi • Perizinan • Dukungan regulasi • Capacity building • E-learning • Sertifikasi Lembaga Negara Terkait a.l BPN, Kemendagri Bank Indonesia Lembaga Pendidikan • E-banking • Capacity Building • Penyediaan Sinergi standarisasi infrastruktur • Networking • Marketing B P R Pemerintah Daerah Bank Umum IKNB Sekuritas • Etalase produk keuangan • Liquidity Support • Capacity Building • Dukungan Infrastruktur • Lingkage Programs • Share bisnis • Capacity building • Pembuatan serifikat agunan debitur • Single Identity 26 TRATEGIC ARTNERSHIP DALAM ENGEMBANGAN 27 TERIMA KASIH