16
Komponen Biaya Nominal
Biaya Overhead 5.066.931
1. Biaya Tenaga Kerja 2.795.515 55,17
2. Biaya Pendidikan dan Pelatihan 116.837 2,31
3. Biaya Penelitian dan Pengembangan 1.636 0,03
4. Biaya Sewa 225.369 4,45
5. Biaya Pemasaran 173.009 3,41
6. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan 97.904 1,93
7. Biaya Kerugian Kredit 652.514 12,88
8. Biaya PenyusutanAmortisasi Aset dan Inventaris 188.909 3,73 9. Biaya Overhead Lainnya :
0,00 a.
Biaya BarangJasa dan Administrasi 650.296 12,83
b. Lainnya
164.943 3,26
BPR memiliki biaya tenaga kerja yang tinggi disebabkan oleh sistem jemput bola, tercermin dari rekening
tabungan sebanyak 10.401.949 dengan saldo rata-rata sebesar Rp2 juta dan rekening kredit mikro sebanyak
1.474.538 dengan rata-rata baki debet sebesar Rp14 juta
JenisKredit BPR
Nominal
Jml Rek
UMKM 1.638.944
54,29 37.209.673
Mikro 1.464.508
48,51 20.462.993
Kecil 149.166
4,94 8.820.325
Menengah 25.270
0,84 7.926.355
Non-UMKM 1.380.167
45,71 42.037.307
TOTAL 3.019.111
100,00 79.246.980
Nama Rekening Jumlah
Share A. Beban Bonus Titipan Wadiah:
14.046 3,21
B. Premi: 10.730
2,45 C. Tenaga Kerja
237.682 54,38 D. Pendidikan Dan Pelatihan
9.569 2,19
E. Penelitian Dan Pengembangan 808
0,18 F. Sewa
15.549 3,56
G. Promosi 11.197
2,56 H. Pajak-pajak tidak termasuk pajak penghasilan
1.837 0,42
I. Pemeliharaan Dan Perbaikan Aktiva Tetap Dan
Inventaris
7.605 1,74
J. PenyusutanPenyisihanAmortisasi 56.501 12,93
K. Biaya Barang Dan Jasa 40.026
9,16 L. Lainnya
31.546 7,22
Beban Operasional 437.095 100,00
Posisi : Juli 2016
Nominal dalam Rp juta
17
18
Penurunan suku bunga kredit
menjadi single digit Penyaluran KUR
dengan bunga 9 Kewajiban
Penyaluran Kredit UMKM oleh Bank
Umum
LAKU PANDAI Masyarakat
Ekonomi Asean Persaingan dengan
LK lain Koperasi, LKM
MENJADI TANTANGAN BPR
19
1. Per 30 Desember 2015, suku bunga 9 dimana selisih antara bunga yang seharusnya diterima bank dengan bunga yang dibayar oleh debitur menjadi subsidi pemerintah berkisar antara 3-7
2. Skema : KUR Mikro maksimal Rp25jt, KUR Retail maksimal Rp500jt, dan KUR TKI maksimal Rp25jt 3. Menggunakan online system SIKP Sistem Informasi Kredit Program sebagai basis data UMKM.
TARGET 2016 : 100 – 120 T
• Subsidi pemerintah dalam bentuk bunga akan meningkatkan minat masyarakat terhadap KUR.
• Target penyaluran KUR yang ditetapkan pemerintah dan pembatasan maksimal plafond KUR Mikro sebesar Rp 25 juta akan berpengaruh pada pangsa pasar BPR.
20
Jenis Usaha Posisi Juli 2016
Suku bunga ≤ 9
Suku bunga 9 TOTAL
Rek Nominal
Nomin alRek
Rek Nominal
Nomin alRek
Rek Nominal
Nominal Rek
Mikro 31.411 577.464
18 1.433.097 19.885.529 14 26 1.464.508 20.462.993
14 Kecil
5.963 350.507 59 143.203 8.469.818
59 11 149.166 8.820.325 59
Menengah 642 238.366
371 24.628 7.687.989
312 10 25.270 7.926.355
314 Non UMKM
41.221 2.176.840 53 1.338.946 39.860.467
30 53 1.380.167 42.037.307 30
Jumlah 79.237 3.343.178
42 2.939.874 75.903.802 26 100 3.019.111 79.246.980
26 Terdapat potensi perpindahan kredit dari BPR ke Bank Umum bagi kredit BPR dengan suku bunga di atas 9 sebesar
Rp76 T, terutama pada kredit mikro yang menjadi pangsa pasar KUR sebesar Rp 19,9 T 26 dari total kredit.
dalam Rp juta
KE SKIM KUR
Sumber : DPIP
21
Melalui PBI No. 1422PBI2012, Bank Indonesia mewajibkan setiapBank Umum untuk menyalurkan Kredit atau pembiayaan UMKM paling rendah 20 dari total
kredit atau pembiayaan yang disalurkan, dengan tahapan sebagai berikut :
TANTANGAN
PERSAINGAN DI PASAR KREDIT UMKM SEMAKIN KETAT
PELUANG
POTENSI BERMITRA DENGAN BANK UMUM
– LINKAGE PROGRAM Tahun
Ketentuan Penyaluran Kredit UMKM Bagi Bank Umum 2015
Paling Kurang 5
dari total kredit atau pembiayaan 2016
Paling Kurang 10
dari total kredit atau pembiayaan 2017
Paling Kurang 15
dari total kredit atau pembiayaan 2018
Paling Kurang 20
dari total kredit atau pembiayaan
OLEH BANK UMUM
22
Kegiatan Laku Pandai POJK No. 19 Tahun 2014
Produk •Tabungan Basic Saving
Account; •Kredit mikro;
•Asuransi mikro; •Produk lainnya berdasarkan
persetujuan OJK Agen
•Perorangan •Badan Hukum
Laku Pandai menjadi pesaing utama BPR karena produk yang ditawarkan tabungan BSA dan
kredit mikro sama dan menggunakan mekanisme yang lebih agresif jemput bola.
BPR KU 3 memiliki kesempatan untuk menjadi penyelenggara LAKU PANDAI dengan
persyaratan tertentu, sedangkan BPR KU 1 dan KU 2 hanya boleh menjadi agen
Posisi Juni 2016
Berdasarkan kantor Bank Umum yang ada di wilayah KR Sumber : DPNP
Jumlah Agen Jumlah Nasabah Outsanding BSA KR 1
13.649 116.487
3.500.231.352 KR 2
13.541 185.405
5.891.601.009 KR 3
22.812 1.162.384 39.453.447.093
KR 4 18.181
89.746 5.112.571.818
KR 5 12.508
52.322 4.158.617.319
KR 6 9.424
3.990 1.790.838.360
KR 7 6.057
8.698 1.127.539.161
KR 8 3.721
3.198 1.211.491.372
KR 9 4.814
3.838 1.475.397.121
104.707 1.626.068 63.721.734.605
23
Aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran
modal yang lebih bebas.
Peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan
infrastruktur, perpajakan dan e- commerse,
dibuat untuk
meningkatkan daya saing
DENGAN ADANYA MEA, MAKA :
Terbukanya akses pemodal asing akan meningkatkan permodalan Bank Umum maupun LKNB lain yang boleh
dimiliki asing, namun peluang tersebut tertutup bagi BPRS yang tidak boleh dimiliki asing.
Menguatnya permodalan Bank Umum maupun LKNB lain akan meningkatkan daya saing, di samping brand
awareness masyarakat terhadap BPRS yang masih rendah sehingga BPRS akan semakin sulit bersaing.
Pelaku pasar dalam negri yang merupakan pangsa pasar BPR banyak bersaing dengan produk impor
sehingga dapat mengalami kesulitan keuangan
24
Redesign Posisi BPR
1. Apakah BPR telah menjalankan peran sesuai dengan tujuan pendirian sebagaimana diamanatkan dalam UU Perbankan?
2. Apakah ketentuan yang mengatur BPR berdampak positif atau justru merupakan penghambat dalam mendorong kinerja dan kontribusi BPR dalam perekonomian daerah?
3. Mampukah BPR beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam sistem keuangan dan menghadapi perkembangan teknologi saat ini?
4. Perlukah dilakukan redesign posisi BPR dalam sistem keuangan atau deregulasi terhadap industri BPR?
5. Apabila posisi BPR semakin lemah dan kontribusi BPR dalam sistem keuangan sulit untuk ditingkatkan, masihkah keberadaan BPR diperlukan dalam perekonomian Indonesia?
6. Dalam hal keberadaan BPR masih dibutuhkan, perlukah disusun peraturan perundang- undangan tersendiri untuk memperkuat kedudukan dan peran BPR?
25
RAH
ENGEMBANGAN
REGULASI KEBIJAKAN
ASPEK BISNIS
KERJASAMA
KERJASAMA • Bank Umum: Dukungan 1 infrastruktur, a.l. networking, capacity
building, dan 2 kerjasama jasa-jasa perbankan, a.l. sistem pembayaran, e-cash, j-b bank notes
• IKNB: produk keuangan non bank • Persh Sekuritas: produk pasar modal
• Pemerintah: 1 BPN: Pembuatan aktaserifikat agunan debitur, 2 Kemendagri: Akses Identitas Tunggal
• Perusahaan ICT:
REGULASIKEBIJAKAN • Penguatan permodalan, GCG MR
• Dukungan akselerasi aspek bisnis yang ingin dikembangkan BPR
ASPEK BISNIS • Branding positioning
• Peningkatan aneka layanan jasa-jasa perbankan • Efisiensi
• Penurunan cost of fund • Penambahan nasabah
• Perluasan networking dan jangkauan bisnis
Perusahaan ICT
OJK
Lembaga Pendidikan
• Perijinan • Dukungan Kebijakan regulasi
• Perizinan • Dukungan regulasi
• Capacity building
• E-learning • Sertifikasi
Lembaga Negara Terkait
a.l BPN, Kemendagri
Bank Indonesia
Lembaga Pendidikan
• E-banking • Capacity Building
• Penyediaan Sinergi standarisasi infrastruktur
• Networking • Marketing
B P R
Pemerintah Daerah
Bank Umum IKNB
Sekuritas • Etalase produk keuangan
• Liquidity Support • Capacity Building
• Dukungan Infrastruktur • Lingkage Programs
• Share bisnis • Capacity building
• Pembuatan serifikat agunan debitur
• Single Identity
26
TRATEGIC
ARTNERSHIP DALAM
ENGEMBANGAN
27
TERIMA KASIH