Comparison between Leguminose Stylosanthes guianensis and Stylosanthes scabra Toward the Threat of Drought and the Distribution of Hydrogen Peroxide (H2O2)

PERBANDINGAN ANTARA LEGUMINOSA Stylosanthes
guianensis DAN Stylosanthes scabra TERHADAP
CEKAMAN KEKERINGAN DAN PEMBERIAN
HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2)

SKRIPSI
SRI SUMARYANI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
i

RINGKASAN
SRI SUMARYANI. D24080356. 2012. Perbandingan antara Leguminosa
Stylosanthes guianensis dan Stylosanthes scabra terhadap Cekaman Kekeringan
dan Pemberian Hidrogen Peroksida (H2O2). Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi
dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Panca Dewi M.H.K., M. S.
Pembimbing Anggota : Ir. Widya Hermana, M. Si.

Pakan merupakan faktor utama dalam peternakan yang mempengaruhi
produksi peternakan. Apabila ternak kekurangan pakan maka produksi ternak akan
menurun dan kualitas hasil produksi juga akan menurun. Salah satu pakan yang
sangat dibutuhkan oleh peternak adalah hijauan dan hijauan dapat mengalami
penurunan produksi yang dapat disebabkan oleh cekaman kekeringan. Tidak semua
tanaman tidak dapat hidup karena cekaman kekeringan, salah satu tanaman yang
dapat mentolerir cekaman kekeringan adalah leguminosa Stylosanthes. Penelitian ini
menggunakan S. guianensis dan S. scabra. Penelitian ini juga menggunakan H2O2
dimana H2O2 merupakan bahan yang dapat membuat tanaman mengalami cekaman
kekeringan. H2O2 digunakan pada penelitian ini karena cuaca sekitar tempat
penelitian tidak menentu sehingga penelitian ini menggunakan H2O2 yang dapat
menggantikan cekaman kekeringan selain cekaman kekeringan dari air.
Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan: M0:
Kontrol (disiram setiap hari dan tidak diberikan H2O2); M1: stres kekeringan tunggal
(tidak diberikan H2O2 dan tidak disiram setiap hari); M2: stres kekeringan ganda
(diberikan H2O2 dan tidak disiram setiap hari). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan dilakukan Uji Jarak Duncan (Steel dan
Torrie, 1995). Pengambilan data untuk kadar air tanah, rataan pertambahan tinggi,
rataan pertambahan jumlah daun trifoliate, dan rataan RWC (Relative Water
Content) daun diambil pada hari ke-16 karena pada hari ke-16 leguminosa S.

guianensis dipanen pada hari ke-16.
Hasil dari penelitian ini bahwa leguminosa S. guianensis tidak tahan akan
kekeringan ganda, hal ini karena S. guianensis lebih awal dipanen karena S.
guianensis sudah terjadi masa pelayuan permanen. Kadar air tanah, rataan tinggi
tanaman, dan rataan bobot kering batang tidak memiliki perbedaan yang nyata
antara M1 dan M2 pada kedua tanaman, yang terjadi perbedaan yang nyata (P