Desain Artwork pada Taman Pulau dan Median Jalan di Jalan Medan Merdeka Jakarta

DESAIN ARTWORK PADA TAMAN PULAU DAN MEDIAN JALAN
DI JALAN MEDAN MERDEKA JAKARTA

SIGIT MULYANSYAH EFFENDY

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Artwork pada
Taman Pulau dan Median Jalan di Jalan Medan Merdeka Jakarta adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Sigit Mulyansyah E
NIM A44090081

ABSTRAK
SIGIT MULYANSYAH EFFENDY. Desain Artwork pada Taman Pulau dan
Median Jalan di Jalan Medan Merdeka Jakarta. Dibimbing oleh DEWI
REZALINI ANWAR.
Ruang terbuka merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat untuk
bersantai. Ruang terbuka dapat memiliki banyak bentuk dan fungsi, diantaranya
adalah taman pulau dan median jalan. Taman pulau dan median jalan memiliki
potensi sebagai media display untuk membentuk karakter dan memberikan mental
map bagi suatu kawasan. Karakter suatu kawasan dapat dibentuk dengan unsurunsur di dalamnya, salah satunya dengan penempatan artwork. Artwork dapat
menjadi elemen mental map yang berfungsi untuk menavigasi seseorang untuk
berpindah dari satu titik ke titik lain, terutama di kota besar seperti Jakarta.
Kawasan Medan Merdeka dikelilingi oleh taman pulau dan median jalan, hingga
saat ini masih belum memiliki karakter dan daya tarik untuk membentuk mental
map bagi penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain artwork
yang dapat membentuk karakter dan mental map di kawasan jalan Medan

Merdeka. Kegiatan ini dilakukan di kawasan Medan Merdeka selama 16 minggu
dengan metode observasi langsung dan wawancara. Output dari penelitian ini
meliputi desain artwork di taman pulau dan median jalan.
Kata kunci: artwork, median jalan, mental map, ruang terbuka, taman pulau

ABSTRACT
SIGIT MULYANSYAH EFFENDY. Artwork Design on The Traffic Island and
Street Median on Medan Merdeka Road Jakarta. Supervised by DEWI REZALINI
ANWAR.
Open space is a part of the community's needs for leisure. Open space can
have many forms and functions. One of them is the traffic island and street
median. Traffic Island and street median has potential as a media of display to
form character and give a mental map for an area. Character of a region can be
shaped with elements inside, one of these with the placement of the artwork.
Artwork can be a an element mental map to guide a person to move from one
point to other, especially in big cities such as Jakarta. The Medan Merdeka road
is surrounded by traffic islands, up to now still not have character and appeal to
form a mental map of its users. This study aims to create the artwork design can
shape the character and attitudes docket in the Medan Merdeka Area. This
activity is carried out on the grounds of The Medan Merdeka region in 16 weeks

with the method of direct observation and interviews. The Output from this
research includes the design artwork on the traffic Island.
Key words: artwork, mental map, open space, traffic island

DESAIN ARTWORK PADA TAMAN PULAU DAN MEDIAN JALAN
DI JALAN MEDAN MERDEKA JAKARTA

SIGIT MULYANSYAH EFFENDY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Skripsi : Desain Artwork pada Taman Pulau dan Median Jalan di Jalan
Medan Merdeka Jakarta
Nama
: Sigit Mulyansyah Effendy
NIM
: A44090081

Disetujui oleh

Dewi Rezalini Anwar, SP, M.A.Des
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Desain Artwork pada
Taman Pulau dan Median Jalan di Jalan Medan Merdeka Jakarta ini berhasil
diselesaikan. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Atas perhatian, bimbingan bantuan dan dukungannya yang telah diberikan,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu, Bapak, Kakak, Adik serta keluarga besar lainnya atas kesabaran dan
dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis.
2. Ibu Dewi Rezalini Anwar SP, MADes selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan semangat dalam penyusunan tugas akhir
ini.
3. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Arsitektur Lanskap atas bimbingan dan
bantuannya selama penulis menjadi Mahasiswa.
4. Pihak yang terkait dalam penelitian ini atas kesediannya dalam menyediakan
waktu dan tenaganya dalam membantu penulis dalam pengumpulan data.
5. Keluarga besar Arsitektur Lanskap khususnya Angkatan 46 atas kenangan yang
telah dilalui bersama.
Penelitian membahas mengenai desain artwork yang dapat membentuk

karekter dan identitas sehingga memiliki fungsi sebagai elemen mental map.
Pentingnya suatu artwork untuk membentuk identitas suatu kawasan, dan dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Semoga karya ilmiah
ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2013
Sigit Mulyansyah E

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Kerangka Pikir

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

3


TINJAUAN PUSTAKA

3

Desain/Perancangan

3

Artwork

3

Taman Pulau dan Median Jalan

6

Jalan Medan Merdeka

7


METODE

8

Lokasi dan Waktu

8

Alat dan Bahan

8

Metode Penelitian

8

Tahapan Penelitian

10


Proses Desain

12

Batasan Penelitian

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

13

Kondisi Umum

13

Aspek Fisik dan Biofisik

13


Lokasi dan Batas Tapak

13

Topografi dan Kemiringan

13

Tanah dan Hidrologi

14

Iklim

15

Vegetasi

15

Aksesibilitas dan Sirkulasi

18

Visual

19

Fasilitas dan Utilitas

19

Elemen Seni

21

Aspek Sosial

23

Pengguna

23

Pengelola

23

Aspek Seni

23

Hasil Wawancara Arsitek Lanskap dan Seniman

23

Artwork sebagai Elemen Lanskap

24

Artwork Medan Merdeka

25

Analisis dan Sintesis
Aspek Fisik dan Biofisik

25
25

Lokasi dan Batas Tapak

25

Topografi dan Kemiringan

26

Iklim

26

Vegetasi

27

Aksesibilitas dan Sirkulasi

28

Visual

34

Aspek Sosial

35

Fungsi Artwork sebagai Elemen Mental map

35

Elemen Artwork sebagai Fungsi Aktif

38

Aspek Seni

40

Konsep

40

Konsep Dasar

40

Konsep Desain

40

Konsep Ruang dalam Kosmologi Jawa

41

Pengembangan Konsep

42

Konsep Warna

42

Konsep Vegetasi

43

Konsep Sirkulasi

43

Konsep Visual

44

Konsep Suasana

44

Block Plan

45

Desain

45

Desain Artwork Jalan Medan Merdeka Utara

45

Desain Artwork Jalan Medan Merdeka Timur

51

Desain Artwork Jalan Medan Merdeka Selatan

51

Desain Artwork Jalan Medan Merdeka Barat

52

Artwork sebagai Elemen Mental Map

68

Singularity

68

Form Simplicity

68

Continuity

69

Dominance

69

Directional Differeniation

69

Motion Awareness

70

Time Series

70

Detil Desain Artwork

71

Detil Desain Artwork Medan Merdeka Utara

71

Detil Desain Artwork Medan Merdeka Timur

71

Detil Desain Artwork Medan Merdeka Selatan

72

Detil Desain Artwork Medan Merdeka Barat

72

SIMPULAN DAN SARAN

83

Simpulan

83

Saran

83

DAFTAR PUSTAKA

83

RIWAYAT HIDUP

84

LAMPIRAN

85

KUISIONER PENELITIAN

85

Desain Artwork pada Taman-Taman Pulau dan Median Jalan di Jalan Medan
Merdeka Jakarta Pusat
85

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ukuran standar median jalan
Standar jalan kolektor
Jenis, sumber, dan kegunaan data
Jenis, sumber, dan kegunaan data (Lanjutan)
Data iklim rata-rata tahun 2012
Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak
Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak (Lanjutan)
Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak (Lanjutan)
Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak (Lanjutan)

6
7
10
11
15
15
16
17
18

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pikir
2. Gaya dan aliran seni rupa dalam public art
3. Tipe persimpangan bercabang 3
4. (a) Tipe persimpangan bercabang banyak (b) Bundaran (Rottary)
5. Peta lokasi penelitian.
6. Proses desain menurut Simonds 1996 (modifikasi)
7. Orientasi dan batas tapak
8. Kondisi topografi pada tapak
9. Drainase pada tapak
10. Aksesibilitas meuju tapak
11. Kondisi jalan dan median Jalan Medan Merdeka
12. Fasilitas dan utilitas pada tapak
13. Elemen seni pada tapak
14. Kondisi umum tapak
15. Kualitas bentuk tapak
16. Elemen vertikal memberikan kontras dengan bentukan tapak
17. Vegetasi dapat memberi penekanan pada artwork
18. Fungsi vegetasi sebagai latar (a) (Foreground) (b) (Background)
artwork
19. Analisis fungsi vegetasi Jalan Medan Merdeka Utara
20. Analisis fungsi vegetasi Jalan Medan Merdeka Timur
21. Analisis fungsi vegetasi Jalan Medan Merdeka Selatan
22. Analisis fungsi vegetasi Jalan Medan Merdeka Barat
23. Jarak pandang pejalan kaki
24. Jarak pandang untuk menginterpretasi artwork
25. Sudut pandang horizontal (a) kendaraan (b)pedestrian
26. Sudut pandang vertikal dan ketinggian mata normal dari pejalan kaki
dan pengendara kendaraan bermotor
27. Analisis sirkulasi
28. Analisis sirkulasi
29. Analisis visual
30. Bangunan menjadi landmark lawasan yang mudah dikenali
31. Fungsi artwork yang diinginkan oleh pengguna
32. Konsep yang diinginkan oleh pengguna
33. Konsep artwork yang diinginkan oleh pengguna
34. Konsep desain
35. Konsep ruang kosmologi jawa (modifikasi)
36. Konsep warna
37. Konsep vegetasi
38. Konsep sirkulasi
39. Konsep visual
40. Aplikasi elemen air pada tapak
41. Aplikasi jarak pandang antara pengamat dan artwork
42. Block plan Medan Merdeka Utara
43. Block plan Medan Merdeka Timur
44. Block plan Medan Merdeka Selatan

2
5
6
7
8
12
13
14
14
19
20
21
21
22
26
26
27
28
29
30
31
32
33
34
34
35
36
36
37
38
38
39
39
41
42
42
43
44
44
45
46
47
48
49

45. Block plan Medan Merdeka Barat
46. Aplikasi elemen angin pada tapak
47. Aplikasi elemen api pada tapak
48. Aplikasi elemen tanah pada tapak
49. Siteplan Medan Merdeka Utara
50. Perspektif Medan Merdeka Utara
51. Siteplan Medan Merdeka Timur
52. Perspektif Medan Merdeka Selatan
53. Perspektif Medan Merdeka Timur
54. Siteplan Medan Merdeka Selatan
55. Perspektif Medan Merdeka Selatan
56. Siteplan Medan Merdeka Barat
57. Siteplan Medan Merdeka Barat
58. Siteplan Medan Merdeka Barat
59. Perspektif Medan Merdeka Barat
60. Potongan tampak Medan Merdeka Utara
61. Potongan Tampak Medan Merdeka Timur 1
62. Potongan tampak Medan Merdeka Timur 2
63. Potongan tampak Medan Merdeka Selatan
64. Potongan tampak Medan Merdeka Barat
65. Aplikasi fungs singularity pada artwork
66. Aplikasi fungsi form simplicity pada artwork
67. Aplikasi fungsi continuity pada artwork
68. Aplikasi fungsi dominance pada artwork
69. Aplikasi directional differentation pada tapak
70. Aplikasi motion awarness pada tapak
71. Aplikasi time series pada artwork
72. Contoh LED artwork
73. Detil artwork Medan Merdeka Utara
74. Perspektif malam Medan Merdeka Utara
75. Detil artwork Medan Merdeka Timur
76. Perspektif malam Medan Merdeka Timur
77. Detil artwork Medan Merdeka Selatan
78. Detil artwork Medan Merdeka Selatan
79. Perspektif malam Medan Merdeka Selatan
80. Detil artwork Medan merdeka Barat
81. Detil artwork Medan merdeka Barat 2
82. Perspektif malam Medan Merdeka Barat

50
51
52
52
53
54
55
56
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
68
69
69
70
70
70
71
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

85

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang terbuka yang ada di kota merupakan bagian dari ruang-ruang yang dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Ruang terbuka baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur biasanya berfungsi sebagai
kawasan pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, pemakaman, pertanian, jalur hijau
kota, dan kawasan hijau pekarangan (Hakim dan Utomo 2004). Fungsi dari karakter
suatu ruang terbuka dapat membantu seseorang dalam melakukan pergerakan dari satu
titik ke titik lainnya. Sistem tersebut dapat memandu orientasi seseorang, maka elemenelemen di dalam suatu ruang perlu memperhatikan jarak dan arah agar tidak terjadi
disorientasi. Sistem tersebut biasa dikenal dengan mental map (Porteus 1977).
Taman pulau dan median jalan merupakan bentuk pemanfaatan ruang terbuka
dalam skala mikro pada satu area. Taman pulau dan median jalan dapat dimanfaatkan
sebagai ruang sosial ataupun komersial. Taman pulau dan median jalan berfungsi juga
untuk mengatur lalu lintas, pemisah, pembatas, dan pengatur kecepatan kendaraan.
Menurut Lynch (1981) taman pulau dan median jalan juga harus dapat memberi
karakter suatu area/kawasan atau disebut juga sebagai identitas kawasan. Selain itu
karakter dari taman pulau dan median jalan dapat menjadi elemen mental map yang
dapat dikenali oleh penggunanya.
Perancangan taman pulau dan median jalan biasanya kurang menampilkan visual
yang menarik dan tidak memiliki karakter elemen mental map sehingga sulit bagi
seseorang untuk menavigasi dirinya. Taman pulau dan median jalan juga memiliki
potensi untuk dijadikan media untuk menampilkan artwork yang menarik sebagai
identitas kawasan dan elemen mental map bagi penggunanya.
Artwork adalah salah satu bagian dari elemen lanskap, pembentuk karakter dari
ruang publik/identitas kawasan. Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau
diciptakan, sehingga semua elemen lanskap yang banyak variasinya dapat menjadi satu
kesatuan yang harmonis (Simonds dan Starke 2006). Pentingnya suatu artwork dapat
menjadi landmark dan dapat memberi daya tarik secara visual. Menurut Porteus (1977)
suatu landmark harus memiliki legibility/sense of place, dengan memperhatikan atribut
bentuk, atribut visibilitas, dan atribut dari makna dan penggunaan suatu artwork maka
diperlukan desain yang dapat memenuhi fungsi tersebut.
Monumen Nasional (Monas) merupakan salah satu landmark dan menjadi icon
Indonesia yang sudah cukup dikenal. Kawasan Monas juga dikelilingi oleh Jalan Medan
Merdeka yang merupakan pusat pemerintahan dan area perkantoran. Kawasan Medan
Merdeka memiliki taman pulau dan median jalan yang masih belum memiliki daya tarik
dan karakter yang kuat untuk membentuk mental map bagi penggunanya. Untuk
memberikan daya tarik tersebut maka diperlukan studi desain artwork pada taman pulau
dan median jalan di Jalan Medan Merdeka.

2
Kerangka Pikir
Permasalahan sering terjadinya disorientasi terhadap ruang dikarenakan
kurangnya pemanfaatan ruang-ruang terbuka di kota sebagai area publik yang
memperhatikan fungsi dan karakter ruang, sehingga menyebabkan tidak adanya
identitas sebuah kawasan yang dapat digunakan sebagai elemen mental map. Dengan
penambahan artwork sebagai bagian dari elemen lanskap diharapkan dapat memberikan
karakter yang kuat dengan memperhatikan elemen-elemen pembentuknya
Untuk membentuk elemen mental map maka perlu memperhatikan aspek aspek
yang dapat membentuk fungsi tersebut. Aspek-aspek tersebut akan membentuk konsep
artwork yang sesuai pada kawasan Jalan Medan Merdeka. Kerangka penelitian dapat
dilihat di Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pikir
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pengguna akan artwok serta elemenelemen pembentuk artwork pada taman pulau dan median jalan di Jalan Medan
Merdeka sebagai pembentuk kawasan untuk pembentuk mental map,
2. membuat konsep artwork pada taman pulau dan median jalan di Jalan Medan
Merdeka, dan
3. membuat desain artwork yang memiliki nilai fungsional dan estetika juga dapat
diaplikasikan pada taman pulau dan median jalan di Jalan Medan Merdeka.

3
Manfaat Penelitian
1.
2.
3.
4.

Manfaat dari penelitian ini adalah;
menambah karya baru di bidang Arsitektur Lanskap,
dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait dalam merancang/desain artwork,
menjadi referesi perancangan taman pulau yang lebih menarik, dan
menambah fungsi ruang terbuka.

TINJAUAN PUSTAKA
Desain/Perancangan
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Desain dalam arsitektur lanskap diterjemahkan juga sebagai
proses dari penggabungan seni dan ilmu pengetahuan dalam menata ruang untuk
menghasilkan nilai yang estetika dan fungsional. American Society of Landscape
Architects (ASLA) mendefinisikan arsitektur lanskap sebagai seni dalam
mendesain/menata dengan mengkombinasikan elemen lunak (softscape) dan elemen
keras (hardscape) dengan memperhatikan sumberdaya alam untuk menghasilkan
lingkungan yang fungsional dan menyenangkan. Merancang adalah membentuk,
kreativitas bertujuan untuk mengembangkan bentuk (koneksi, koherensi) seperti proyek
seni rupa (misalnya patung), yang biasanya dikelola dan ditangani dengan secara
langsung (1:1), skala (landscape) proyek arsitektur fundamental membutuhkan
persiapan langkah menengah dari representasi simbolis (desain dalam tanda) sebagai
sebuah abstraksi dari realitas yang akan datang (Loidl dan Bernard 2003). Simonds
(1983) mengatakan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi dimana
ditujukan pada volume ruang, pada setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan,
warna, tekstur dan kualitas lainnya. Semuanya dapat mengekspresikan dan
mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Loidl dan Bernard dalam
Nugraha (2011) menyatakan bahwa perancangan adalah membuat bentuk, sebuah
kreativitas yang ditujukan untuk mengembangkan bentuk, merancang tidak seperti
pekerjaan seni.
Dalam melakukan perancangan perlu memperhatikan prinsip-prinsip desain.
Menurut Kartika (2004) menyatakan bahwa prinsip desain merupakan bagian dasar
dalam mendesain untuk menghasilkan suatu komposisi yang baik. Prinsip desain
menurut Kartika (2004) meliputi harmoni (harmony), kesatuan (unity), kontras
(contras), repetisi (repetition), keseimbangan (balance) dan emphasis (accentuation).
Artwork
Artwork atau diterjemahkan sebagai karya seni menurut KBBI (Kamus Besar
Berbahasa Indonesia), merupakan hasil dari sebuah pemikiran dalam bentuk visual yang
nyata untuk mengkomunikasikan suatu maksud tertentu. Bentuk dari hasil karya seni
dapat berupa lukisan, gambar, bentuk patung atau bentuk visual lainnya (Kemendikbud,
2013). Menurut Suzanne dalam Kartika (2004), mengatakan seni merupakan simbol
dari perasaan. Komunikasi/informasi yang disampaikan oleh seniman tercermin melalui
lambang/simbol tertentu melalui media yang digunakannya.

4
Perbedaan medium dan material perlu penghayatan dalam memahami sebuah
karya seni. Penghayatan dihadirkan melalui nilai estetika atau perasaan sensitivitas.
Menurut Read dalam Kartika (2004) seni itu tidak harus indah. Terdapat tiga tingkatan
dasar untuk menikmati estetis/artistika:
1. Tingkatan pertama: pengamatan terhadap kualitas material, warna, suara, gerak dan
reaksi fisik lainnya.
2. Tingkatan kedua: pengamatan terhadap penyusunan bentuk yang menyenangkan
dengan pertimbangan harmoni, kontras, balance dan unity.
3. Tingkatan ketiga: Pengamatan yang dihubungkan dengan perasaan atau emosi,
tergantung tingkat kepekaan penikmat seni.
Karya seni dalam fungsi seni rupa ditinjau berdasarkan segi fungsi terhadap
masyarakat atau kebutuhan manusia terbagi atas seni murni (fine art) dan seni terapan
(applied art) (Kartika, 2004). Secara teoritis terbagi juga menjadi fungsi sosial yaitu
kecenderungan untuk mempengaruhi tingkah laku masyarakat. Karya seni sebagai
fungsi sosial merupakan karya seni yang diciptakan sebagai karya yang dipakai untuk
kehidupan sehari-hari. Seni arsitektur merupakan bagian dari seni terapan dengan
mempertimbangkan pengguna sebagai tujuan utama sesuai dengn filosofi “design must
be for people”.
Pada era modern muncullah aliran-aliran seni rupa modern yang dihasilkan oleh
seniman. Seni rupa modern merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang
baru. Seni rupa modern lahir karena seniman tidak ingin terikat oleh tradisi seni yang
lampau yang berlaku pada era sebelumnya. Menurut Kartika (2004) seni rupa modern
lahir di abad ke-20 gerakan ini disebut sebagai masa transisi dari konvensi realis
kebentuk kebebasan seniman. Seni rupa Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan seni
rupa di Eropa hal tersebut juga mempengaruhi senimannya dalam berkarya. Perubahan
corak seni rupa tradisional ke seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang
sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Gaya seni rupa ini dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya representatif, gaya deformatif dan gaya
abstraksionisme.
Pengertian representatif adalah nyata atau sesuai dengan keadaannya. Gaya seni
rupa yang termasuk dalam gaya representatif adalah realisme, yaitu aliran seni rupa
yang penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup, gaya ini dengan aliran ini
berkembang di Indonesia pada zaman reformasi hal tersebut terlihat pada beberapa
karya artwork yang ada di Jakarta.
Seni rupa modern yang berkembang di Eropa memiliki gaya deformatif, yaitu
perubahan bentuk dari aslinya, sehingga menghasilkan bentuk baru namun tidak
meninggalkan bentuk dasar aslinya. Menurut Kartika (2004), yang termasuk gaya
deformatif yaitu;
1. ekspresionisme: merupakan pengembangan dari realisme dengan memberikan
ekspresi seniman kedalam karyanya,
2. fauvisme: merupakan ekspresi seniman yang lebih bebas sehingga objek seni dibuat
kontras dengan aslinya, pada aliran ini sudah memperkenalkan gaya-gaya abstrak,
3. kubisme: karya ini banyak menggunakan bentuk-bentuk geometris,
4. futurisme: karya ini dipengaruhi oleh gerak, pencahayaan dari bentuk yang bergerak,
dan
5. surrealisme: Aliran ini banyak dipengaruhi analisis psikologis. Aliran ini sering
tampil tidak logis dan penuh fantasi, seakan akan melukis dalam mimpi.

5
Gaya abstraksionisme adalah suatu bentuk yang sulit untuk dikenali. Bentuk dasar
dari gaya ini sudah meninggalkan bentuk aslinya. Gaya yang tergolong dalam gaya
abstrak adalah abstrak ekspresionisme memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat
dihubungkan dengan objek apapun, aliran ini berpendapat bahwa melukis adalah
memadukan unsur-unsur gambar berupa garis, warna, bidang, tekstur dan abstrak
geometris, aliran ini menonjolkan bidang yang diisi dengan warna dan dipilah dengan
garis-garis tegas.
Banyak seniman yang kini mengekspresikan karya seninya pada ruang terbuka
atau ruang publik dalam menampilkan hasil karya seninya. Dalam beberapa tahun
terakhir, seni publik telah semakin berkembang dalam lingkup dan aplikasi baik ke
daerah-daerah yang lebih luas dan menantang lainnya dari bentuk seni (artform), dan
juga di berbagai tempat, jauh lebih luas dari apa yang bisa disebut sebagai ranah publik.
Hasil karya seni tersebut dapat menambah fungsi ruang dan memberikan karakter pada
kawasan tersebut. Dalam menciptakan karya seni di ruang publik perlu adanya
pemahaman antara seniman karya seni dan penghayat (masyarakat). Gambar 2
merupakan contoh dari gaya dan aliran seni rupa yang digunakan pada patung sebagai
public art (seni publik).

Sumber gambar: Dokumentasi pibadi, google.com/image

Gambar 2 Gaya dan aliran seni rupa dalam public art

6
Taman Pulau dan Median Jalan
Seiring perkembangan suatu kota taman pulau dan median jalan menjadi bagian
yang penting untuk mengatur lalu lintas dan keamanan jalan. Taman pulau dan median
jalan merupakan bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat berupa
marka jalan atau bagian jalan yang ditinggikan. Taman pulau dan median jalan
berfungsi untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan ataupun di
persimpangan jalan melalui pemisahan arus (PU, 2013).
Pengembangan fungsi taman pulau dan median jalan saat ini sangat pesat terkait
dengan memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan ruang yang sudah semakin menyempit.
Disamping fungsi standar seperti jalur hijau jalan, pemisah jalan, pengatur lalu lintas,
meningkatkan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan ataupun di persimpangan jalan.
Taman pulau dan median jalan juga dapat berfungsi sebagai fungsi sosial dan fungsi
komersial. Fungsi sosial yang digunakan seperti media display, ruang tunggu
penyebrangan dan shelter bus. Sedangkan sebagai media komersial pemasangan iklaniklan digital ataupun papan reklame yang dipasang pada median ataupun taman pulau.
Ukuran dari median dan taman pulau itu sendiri tergantung jenis jalan tersebut.
Ukuran dari median jalan dan taman pulau tergantung dari kelas jalan tersebut.
Berikut Tabel 1 merupakan ukuran standar dari median jalan.
Tabel 1 Ukuran standar median jalan
Kelas Jalan
I, II
IIIA, IIIB

Lebar Median Jalan
Minimum
*Minimum Khusus
2.50
1.00
1.00
1.50
0.40 median datar

Lebar Jalur Tepian
Minimum
0.25
0.25

Ket: *) digunakan pada jembatan bentang ≥ 50 m
Sumber: Dir. Bintek dan Binamarga (2004)

Taman pulau yang berada pada persimpangan jalan biasanya tergantung lebar atau
luas persimpangan jalan. Menurut Hariyanto (2004), berdasarkan bentuk dan ukurannya
ada beberapa macam jenis persimpangan yaitu persimpangan bercabang 3 (Pertigaan)
(Gambar 3), persimpangan bercabang 4 (perempatan), persimpangan bercabang banyak,
dan bundaran (Rotary Interrsection)(Gambar 4).

Gambar 3 Tipe persimpangan bercabang 3

7

(a)
(b)
Gambar 4 (a) Tipe persimpangan bercabang banyak (b) Bundaran (Rottary)
Jalan Medan Merdeka
Lanskap jalan perlu didesain secara khusus dengan memperhatikan standar dan
atribut-atribut jalan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Menurut Nasarudin (1994) dalam jalur hijau jalan sebagai bagian dari ruang terbuka
hijau (RTH) merupakan kawasan hijau sebagai bagian kota yang dinikmati secara
umum dan pembentuk wajah kota. Lanskap yang terbentang sepanjang jalan harus
memberikan kesan menyenangkan dengan menyatukan keharmonisan dan keselarasan
sehingga fungsional secara fisik dan visual (Simonds, 1983).
Jalan Medan Merdeka berada pada core area atau area inti yaitu pusat
pemerintahan dan kawasan perkantoran. Menurut Arie Bastaman1 (2013) Jalan Medan
Merdeka merupakan white area atau lingkar satu Indonesia, maka diperlukan
perencanaan dan perancangan yang tepat. Menurut Rosen 2 (2004) Medan Merdeka
Barat, Utara, Timur dan Selatan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan maka
diperlukan perancangan yang harmoni. Jalan Medan Merdeka juga menghubungkan
pusat kota yaitu istana pemerintahan (Istana Merdeka) istana rakyat (Tugu Monas) dan
istana umat (Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral). Lanskap jalan dapat membentuk
karakter dari suatu kawasan. Klasifikasi jalan menurut Direktorat Jenderal Binamarga
terbagi atas jalan lokal, jalan kolektor, jalan arteri, dan jalan primer. Berdasarkan
fungsinya dan karakter jalan, Jalan Medan Merdeka termasuk dalam jalan
kolektor/protokol. Tabel 2 merupakan standar untuk jalan kolektor.
Tabel 2 Standar jalan kolektor
Jenis
Fasilitas

Fungsi dan
Unsur desain

Jarak

Lebar
D-M-J

Lebar
Perkerasan

Jalan
Kolektor
(protokol)

Jalan Utama
dalam kota.
Tanda
berhenti
dipinggir jalan

Tidak boleh
lebih pendek
dari 400 m

Tidak
Kurang
dari 7
meter

44 kaki (212 kaki)
jalur LL, 210 parkir

Kemiringan Kecepatan
maksimal
5%

Minimum
40
Km/Jam

Unsur lainnya

min 4 kaki
trotoar
terpisah,
sempadan 30
kaki untuk
tanaman

Sumber: Eismon dan Gallion (1994) Modifikasi.

1
2

Wakil Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia)
Pemilik Newseum Jl. Veteran I/26, Jakarta

8

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di taman pulau dan median jalan yang berada di Jalan
Merdeka, Jakarta. Taman pulau dan median jalan yang menjadi lokasi penelitian
meliputi taman pulau dan median jalan di Jalan Merdeka Utara, Timur, Selatan dan
Barat. Lokasi penelitian (Gambar 5) ini berbatasan dengan pusat perkantoran, pusat
pemerintahan dan kawasan landmark Indonesia yaitu Monas. Penelitian ini
dilaksanakan mulai Januari sampai Mei 2013.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini terbagi atas alat dan bahan
untuk kegiatan survei lapang dan kegiatan studio. Alat yang digunakan untuk survei
lapang seperti kamera, alat tulis dan peralatan lainnya yang digunakan saat di lapang.
Pada kegiatan studio digunakan PC/laptop dengan software AutoCAD, Sketchup,
Photoshop, Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel. Sedangkan bahan yang
diperlukan adalah peta dasar sebagai acuan, daftar pertanyaan untuk wawancara dan
kuisioner.

Sumber: wikimapia.com, googlemaps

Gambar 5 Peta lokasi penelitian.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian desain artwork pada taman
pulau dan median jalan ini yaitu adalah sebagai berikut.
1. Inventarisasi
1.1. Observasi atau pengamatan secara langsung terhadap tapak pada waktu-waktu
tertentu dengan kondisi yang berbeda-beda. Kegiatan ini bertujuan untuk
mendapatkan data fisik dan biofisik seperti bentukan-bentukan elemen lanskap
dan intensitas cahaya matahari pada bagian tertentu di dalam tapak yang akan
mempengaruhi bentukan artwork yang akan didesain.
1.2. Wawancara dalam bentuk kuesioner tertutup (purposive sampling) dengan
pengguna tapak yang dipilih secara sengaja sebanyak 30 responden yang
disebar ke dalam empat lokasi untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai

9
pentingnya suatu artwork, dan wawancara dalam bentuk kuisoner terbuka
(indepth interview) ditunjukan kepada pengelola, seniman dan arsitek lanskap
untuk mendapatkan persepsi dan sudut pandang mengenai desain artwork yang
menjadi pertimbangan dalam mendesain.
2. Analisis dan Sintesis
2.1. Aspek Seni dan Sosial
Pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan desain artwork yang memiliki
nilai estetik dan fungsional dengan melakukan analisis secara spasial dan
deskriptif.
2.2. Aspek Pengguna
2.2.1. Pendekatan psikologis: pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui
fungsi artwork nantinya terhadap emosional user/pengguna untuk
membentuk elemen mental map.
2.2.2. Pendekatan keamanan dan kenyamanan: pendekatan ini dilakukan untuk
mempertimbangkan arah dan arus sirkulasi dalam menentukan titik
peletakan artwork untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan. Menurut Harris dan Dines (1998) perlu memperhatikan
jarak pandang pengguna terhadap objek didepannya. Untuk menghitung
jarak pandang antara pengguna dan artwork maka diketahui rumus
berikut.
Pr= 1.47(t)(v)
Persepsi dan reaksi (Pr):
Pr = Untuk menghitung jarak ketika pengemudi bereaksi dan memberi
persepsi terhadap objek didepannya (m).
t
= Waktu yang dibutuhkan ketika bereaksi dan memberi persepsi
terhadap objek (2.5 detik).
v
= Kecepatan kendaraan (Jalan Medan Merdeka termasuk jalan
protokol dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam).
Jarak berhenti (d):
D
d
v
f
jenis

=

= Jarak untuk menginterpretasi objek (m).
= Kecepatan kendaraan (Jalan Medan Merdeka termasuk jalan
protokol dengan kecepatan rat-rata 40 km/jam).
= Nilai koefisien 0.60 (dipengaruhi psikologi pengguna jalan dan
perkerasan).

Jarak pandang minimum (D):

D

= Pr + d

10
Tahapan Penelitian
Penelitian ini merupakan kegiatan proses desain artwork pada taman pulau dan
median jalan di kawasan Jalan Medan Merdeka Jakarta, dengan memperhatikan atributatribut penting untuk membentuk karakter suatu kawasan agar dapat menjadi elemen
mental map. Atribut-atribut tersebut dipelajari melalui masyarakat yang berpotensi
sebagai pengguna. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini yaitu:
1. Persiapan
Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah, tujuan penelitian, penyusunan
literatur, studi literatur, penyusunan proposal penelitian dan makalah kolokium.
2. Pengumpulan Data
Tahapan ini merupakan kegiatan pengambilan data yang dilakukan dengan
survei langsung dan kegiatan studio berupa studi literatur. Pengumpulan data
dilakukan setelah penetapan lokasi. Pengambilan data survei berupa data fisik tapak,
biofisik dan persepsi pengguna dan pihak yang terkait untuk pertimbangan desain.
Data yang diperoleh kemudian diidentifikasi berdasarkan jenis data yang diperoleh.
Tabel 3 merupakan jenis, sumber dan kegunaan data yang akan di gunakan.
Tabel 3 Jenis, sumber dan kegunaan data
Jenis/Aspek data

Unit data

Kategori
data

Cara
pengambilan

Sumber data

Kegunaan data

Biofisik
1.

2.

3.

Lokasi
Kondisi
lokasi
Luas
tapak
Topografi

Iklim
Suhu

-

m2
mdpl

0

C

Wawancara

Pengelola
kawasan

Primer

Survei

Primer dan
sekunder

Survei lapang

Pengelola
kawasan
Data
kawasan
sekitar
Jalan
Medan
Merdeka

Primer dan
sekunder
Primer

-

BMG

-

Curah hujan

mm/tahun

Sekunder

-

Data
kawasan
sekitar
Monas
BMKG

Kecepatan
angin
Kelembaban
Jenis Tanah

km/jam

Sekunder

-

BMKG

Satuan
kesuburan

Sekunder
Sekunder

-

BMKG
Puslitan

Intesintas
Penyinaran
matahari

4.

Sekunder
dan primer

Mengetahui
kondisi umum
lokasi
Mendesain
artwork
Analisis
drainase,
struktur dan
fasilitas

Penggunaan
material

Menentukan
penempatan
drainase
Struktur
artwork
Pengembangan
sturktur dan
menentukan
kemampuan
tumbuh tanaman

11
Tabel 3 Jenis, sumber, dan kegunaan data (Lanjutan)
Jenis/Aspek data

Unit data

Kategori
data
Biofisik
Primer

Cara
pengambilan

Sumber data

Survei lapangan

-

Primer

Survei lapangan

-

5.

Vegetasi

Satuan unit

6.

Aksesibilitas

Jalur
pencapaian

7.

Sirkulasi

Primer

Survei lapangan

-

8.

Utilitas

Primer

Survei lapangan

-

9.

Fasilitas

Primer

Survei lapangan

-

Primer dan
sekunder

Sosial
Wawancara
pengelola dan
pengguna

-

Jumlah,
m2/orang
profil
pengguna

1.

Pengguna

2.

Seniman

-

Primer

Wawancara,
kuisioner

3.

Pengelola

-

Primer dan
sekunder

Wawancara

4.

Aktivitas

-

Primer

Survei lapangan
& wawancara

5.

Waktu
aktivitas

jam

Primer

Survei lapangan
& wawancara

-

Dinas
Pertamanan
dan
Pemakaman
DKI Jakarta

-

Kegunaan data

Menentukan
jenis vegetasi
untuk
mendukung
desain
Menentukan
desain sirkulasi

Arah
interpretasi
pengguna tapak

Mengetahui
daya dukung
Mengakomodasi
keinginan&
kebutuhan
pengguna
Persepsi untuk
pertimbangan
dalam
mendesain
Pertimbangan
untuk
pemilihan
material yang
minim
pemeliharaan
Mengetahui
kebutuhan
ruang bagi
pengguna
Mengetahui
kebutuhan
ruang bagi
pengguna

12
3. Pengolahan data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan spasial yang
akan menjadi pertimbangan dalam sintesis. Tahap selanjutnya merupakan proses
desain. Proses desain merupakan bagian penting dalam penelitian ini. Proses desain
yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti teori Simonds 1996 meliputi
commissioning, inventarisasi, analisis, sintesis, konsep desain, konstruksi dan
pelaksanaan (Gambar 6).

Gambar 6 Proses desain menurut Simonds 1996 (modifikasi)
Proses Desain
Proses mendesain pada penelitian ini menggunakan model Simonds (1996) yang
dimodifikasi. Proses desain dimodifikasi pada tahap inventarisasi.
1. Inventarisasi, merupakan tahapan setelah penerimaan kerja/proyek dengan
mengambil data fisik, visual dan sosial yang berupa data primer dan sekunder.
Dengan modifikasi pada tahap ini penyebaran kuesioner pada pengguna dan pihakpihak terkait untuk mendapatkan preferensi dan informasi mengenai tapak.
2. Analisis-sintesis dapat dilakukan secara bersama, menganalisis potensi, kendala dan
preferensi pengguna dengan melakukan penyebaran kuisioner dan wawancara yang
akan menjadi pertimbangan mendesain nantinya.
3. Hasil analisis-sintesis dari data yang diperoleh akan dikembangkan menjadi konsep
dasar, konsep desain dan konsep pengembangan. Pada tahap ini hasil preferensi
mengenai bentuk dan fungsi artwork sangat menjadi pertimbangan.
4. Konstruksi, pada tahap ini merupakan pengembangan dari tahap sebelumnya.
Penggambaran secara detil, bentuk, struktur, bahan dan material yang digunakan
sehingga dapat diterapkan pada tapak.
Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pentingnya suatu artwork
bagi pengguna dan elemen-elemen pembentuk artwork di kawasan Jalan Medan
Merdeka Jakarta. Desain artwork dan gambar kerja berupa gambar detil, potongan dan
perspektif.

13

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Aspek Fisik dan Biofisik
Aspek fisik dan biofisik yang diinventarisasi meliputi aspek-aspek yang terkait
dalam perancangan artwork diantaranya;
Lokasi dan Batas Tapak
Lokasi taman pulau dan median jalan ini berada di daerah Jakarta Pusat tepatnya
berada di Jalan Medan Merdeka Utara, Selatan, Barat dan Timur. Jalan di Kawasan
Medan Merdeka merupakan jalan utama yang mengelilingi kawasan Monas dan
berbatasan dengan wilayah pusat perkantoran dan pusat pemerintahan nasional
(Gambar 7). Berdasarkan letak geografisnya lokasi yang berada di Jakarta Pusat berada
di antara 106°.22’.42’’ BT sampai dengan 106°.58’.18’’ BT dan 5°.19’.12’’ LS sampai
dengan 6°.23’.54’’ LS.

Sumber gambar: google.com

Gambar 7 Orientasi dan batas tapak
Topografi dan Kemiringan
Menurut Riyanto Indra (2009) Wilayah DKI terbagi atas tiga tingkat ketinggian
yang dominan, Jakarta Pusat termasuk dalam kategori dengan ketinggian permukaan
tanah kurang dari 10 mdpl dan termasuk dalam kategori topografi relatif datar dengan
kemiringan 0-8% dan berada pada dataran rendah. Kondisi topografi dan kemiringan
pada Gambar 8.

14

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi

Gambar 8 Kondisi topografi pada tapak
Tanah dan Hidrologi
Kawasan Medan Merdeka dengan curah hujan yang rendah maka pemeliharaan
tanaman dilakukan dengan sumber air berasal dari PDAM. Kondisi drainase tapak
cukup baik karena tidak ada genangan air dan sirkulasi air dalam tapak mengarah ke
aliran drainase terdekat, namun jika curah hujan tinggi drainase pada tapak akan
menggenang bahkan banjir akibat penutupan dengan beton dan kurangnya resapan air
ke dalam tanah.
Jenis tanah pembentuk di Jakarta Pusat termasuk jenis tanah alluvial atau disebut
dengan inseptisol dengan tingkat kesuburan yang tinggi (Ballittanah, 2013). Jenis tanah
ini merupakan jenis tanah yang berada di dataran rendah atau lembah, Jakarta Pusat
termasuk dalam dataran rendah. Dengan kondisi yang sekarang jenis tanah pada lokasi
dapat dikategorikan sebagai tanah urugan karena tingkat pembangunan yang tinggi
sehingga menutup tanah asli. Kondisi tanah dan hidrologi pada Gambar 9.

Sumber gambar : Dokumentasi pribadi

Gambar 9 Drainase pada tapak

15
Iklim
Lokasi tapak berada pada dataran rendah sehingga memiliki iklim yang sedikit
panas dengan suhu rata-rata pada tahun 2012 sebesar 28°C. Curah hujan rata-rata di
tahun 2012 sebesar 136.2 mm/bulan dan kelembaban sebesar 73.9%. Data rata-rata
perubahan iklim setiap bulannya terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Data iklim rata-rata tahun 2012
Jenis Data

Jan

Suhu
27.6
Bulanan (°C)
Jumlah Curah
Hujan
259.2
Bulanan
(mm)
Kelembaban
79.7
Udara
Bulanan (%)
Lama
Penyinaran
32.4
Matahari
Bulanan (%)
Kecepatan
Angin
5.1
Bulanan
(knot)
Arah Angin
W
Bulanan

Feb

Mar

28.3

28.3

Apr
28.7

Mei

Jun

Bulan
Jul

Agt

28.4

28.6

28.9 28.8

110.5 177.5 195.7 78.9

Sep

Okt

Nov

28.9 28.2

26.2

Des

Rata-Rata

28.2

28.3

66.9

21.0



19.5

20.2 314.7 234.3

136.2

77.6

75.9

76.9

74.0

67.0

70.0

68.6

69.5

71.3

78.0

78.5

73.9

52.4

58.0

68.7

57.8

49.9

60.6

87.6

81.1

63.6

42.0

40.5

57.9

4.5

5.7

4.9

5.2

4.9

4.6

4.9

4.5

4.6

4.5

5.5

4.9

W

E

N

E

NE

E

E

E

E

NW



W

Sumber: BMKG Pusat, 2012

Vegetasi
Pada umumnya struktur dan vegetasi yang digunakan pada jalan merupakan
vegetasi yang berfungsi untuk mengarahkan dan vegetasi estetika untuk membentuk
karakter jalan. Fungsi utama vegetasi di perkotaan untuk menanggulangi penurunan
kualitas lingkungan dan berkaitan langsung dengan kehidupan penghuni kota serta
sebagai satu kesatuan sistem ekologi kota (Wungkar, 2005). Berikut jenis vegetasi yang
ada di dalam tapak (Tabel 5).
Tabel 5 Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak
No

1.

2.

Nama
Lokal

Teh-tehan

Agave

Nama Latin

Acalypha
macrophylla

Agave sp

Famili

Lokasi

Euphorbiaceae

Medan
Merdeka
Selatan

Agaveceae

Medan
Merdeka Timur
dan Merdeka
Selatan

Gambar

Fungsi
Pengisi
ruang

Pengisi
ruang dan
Estetik

16
Tabel 5 Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak (Lanjutan)
No

Nama
Lokal

3.

Bromelia

4.

Talas
Hias

5.

6.

7.

Kana

Kucai

Cascade
palm

Nama Latin

Bromelia sp

Calathea Luthea

Canna sp

Carex morowii

Chamaedorea
cataractarum

Famili

Bromeliaceae

Marantaceae

Lokasi
Medan
Merdeka Timur
dan Merdeka
Barat
Medan
Merdeka Timur
dan Merdeka
Selatan

Cannaceae

Medan
Merdeka
Selatan dan
Merdeka Barat

Liliaceae

Medan
Merdeka
Selatan dan
Merdeka Barat

Araceae

Medan
Merdeka
Selatan dan
Merdeka Barat

Gambar

Fungsi
Pengisi
ruang dan
Estetik
Pengisi
ruang dan
Estetik
Pengisi
ruang

Pengisi
ruang

Pengisi
ruang

Estetik
8

Puring

Codiaeum sp

Euphordiaceae

Medan
Merdeka Timur
Pengarah

9

10

11

12.

Jatimas

Hanjuang

Sikas

Drasena

Cordia sebestana

Cordyline Sp

Cycas revoluta

Dracena sp

Boraginaceae

Medan
Merdeka
Selatan

Agaveceae

Medan
Merdeka Timur
dan Merdeka
Selatan

Cycadaceae

Medan
Merdeka
Selatan

Agaveceae

Medan
Merdeka
Selatan

Pengisi
ruang dan
Estetik

Pengisi
ruang

Pengisi
ruang

17
Tabel 5 Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak (Lanjutan)
No

Nama
Lokal

Nama Latin

Famili

Lokasi

Gambar

Fungsi
Estetik

13.

14.

Zodia

Pisang
Hias

Euodia
suaveolens

Heliconia sp

Medan
Merdeka
Selatan

Hymenocallis
speciosa

Amarylidaceae

Medean
Merdeka Barat

Ixora sp

Rubiaceae

Medean
Merdeka Barat

Sambang
dara

Hemigraphis
alternata

16.

Lili Air
Mancur

17.

Soka

Serdang

Strelitciceae

Medan
Merdeka,
Merdeka
Selatan,
Merdeka Barat

Acanthaceae

15.

18.

Rutaceae

Medan
Merdeka Timur

Livistonia sp

Araceae

Medan
Merdeka
Selatan

Pengisi
ruang

Pengisi
ruang

Pengisi
ruang

Pengisi
ruang

Pengisi
ruang
19.

20.

21.

22.

Ubi Hias

Petunia

Lpomoea sp

Petunia

Daun Pilo

Philodendrons

Palem Fiji

Pritchardia
pacifica

Convolvulaceae

Medan
Merdeka Barat

Solanaceae

Medan
Merdeka
Selatan

Araceae

Medan
Merdeka Timur
dan Merdeka
Selatan

Araceae

Medan
Merdeka
Selatan

Pengisi
ruang
Pengisi
ruang dan
Estetik

Pengisi
ruang

Pengarah
23.

Angsana

Pterocarpus
indicus

Papilionaceae

Medan
Merdeka Utara

18
Tabel 5 Jenis dan fungsi vegetasi dalam tapak (Lanjutan)
No

Nama
Lokal

Nama Latin

Famili

Lokasi

Gambar

Fungsi
Estetik

24.

Pisang
Kipas

Ravenala
madagascariensis

Strelitziaceae

Medan
Merdeka Timur

Estetik
25.

26.

27.

Palem
Wregu

Palem
Raja

Mahoni

Rhapis excelsa

Roystonea regia

Swietenia
mahogani

Araceae

Medan
Merdeka Timur

Araceae

Medan
Merdeka
Selatan

Meliaceae

Medan
Merdeka
Selatan,
Merdeka Barat,
Merdeka Utara

Pengisi
ruang

Pengarah

Estetik
28.

Pucuk
Merah

Syzygium oleina

Myrtaceae

Medan
Merdeka
Selatan dan
Merdeka Barat

29.

Bunga
Tahi
Kotok

Tagetes patula

Compositae

Medan
Merdeka
Selatan

Estetik

Sumber gambar : google.com
Aksesibilitas dan Sirkulasi
Jalan Medan Merdeka dapat diakses melalui Jalan M.H Thamrin, Jalan Majapahit,
Jalan Veteran, Jalan Perwira, Jalan Pejambon dan Jalan Moch Ichwan Ridwan Rais
(Gambar 10). Aksesibilitas dapat menggunakan kendaraan bermotor baik kendaraan
pribadi ataupun kendaraan umum dan dengan berjalan kaki. Sirkulasi Jalan Medan
Merdeka terbagi atas dua jalur kendaraan bermotor dan dua jalur untuk pejalan kaki
(pedestrian). Kondisi sirkulasi Jalan Medan Merdeka cukup lancar dan kondisi jalan
yang baik.
Lebar dan Panjang median jalan pada Jalan Medan Merdeka memiliki ukuran
yang berbeda sehingga mempengaruhi akses ke dalam median jalan tersebut.
Aksesibilitas ke taman pulau dan median jalan tidak semua tapak dapat diakses secara
langsung. Akses ke dalam tapak hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki untuk
menyeberang, seperti pada Jalan Medan Merdeka Utara, dan Jalan Merdeka Selatan.
Median jalan pada bagian barat ada yang digunakan sebagai shelter busway. Fungsi

19
lainnya hanya sebagai pembatas sehingga hanya terdapat sirkulasi primer yaitu sirkulasi
kendaraan bermotor dan sirkulasi sekunder yaitu sirkulasi pejalan kaki di luar maupun
di dalam tapak. Sirkulasi primer termasuk dalam kategori jalan protokol atau disebut
juga sebagai jalan kolektor. Kondisi jalan dan median jalan dapat dilihat pada Gambar
11.

Gambar 10 Aksesibilitas menuju tapak
Visual
Masing-masing visual pada tapak memiliki karakter yang berbeda, hal tersebut
dikarenakan perbedaan kondisi lingkungan sekitarnya. Visual pada tapak yang baik
berada pada Medan Merdeka Barat dan Selatan karena memiliki sudut pandang yang
lebih luas dan mengarah ke Patung Arjuna Wijaya dan Patung Thamrin. Secara
keseluruhan tidak terdapat visual yang buruk pada tapak.
Fasilitas dan Utilitas
Umumnya fasilitas pada tapak tergantung dengan kondisi luas tapak masingmasing, pada umumnya fasilitas yang tersedia adalah penerangan jalan umum (PJU).
Penanda atau marka untuk memberi tanda-tanda tertentu kepada pengguna jalan.
Marka jalan pada tapak seperti tanda berhenti dan memutar juga lampu lalu lintas untuk
kendaraan bermotor maupun manusia untuk menyeberang jalan. Utilitas dalam tapak
merupakan jaringan listrik yang digunakan untuk PJU. Kondisi fasilitas dan utilitas
pada tapak di Gambar 12.

20

Gambar 11 Kondisi jalan dan median Jalan Medan Merdeka

21

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Gambar 12 Fasilitas dan utilitas pada tapak
Elemen Seni
Terdapat beberapa elemen seni pada tapak khususnya pada bagian Medan
Merdeka Barat dan Selatan. Elemen seni tersebut ialah Patung Arjuna Wijaya, Patung
Thamrin dan Gerombong. Elemen seni tersebut dibuat dengan material yang masiv
berupa perunggu dan tanaman yang dibentuk menjadi elemen seni. Kondisi elemen seni
cukup baik karena diletakkan pada posisi yang strategis sehingga memiliki visual yang
baik. Fungsi dari elemen seni tersebut sebagai elemen estetika kota untuk menambah
keindahan serta memanfaatkan median dan taman pulau sebagai media display.
Keberadaan elemen seni di tapak belum dapat memberikan identitas dan karakter bagi
kawasan setempat. Kondisi elemen seni pada tapak ada pada Gambar 13.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Gambar 13 Elemen seni pada tapak

Gambar 14 Kondisi umum tapak

22

23
Aspek Sosial
Pengguna
Penguna tapak pada umumnya adalah karyawan yang bekerja di kawasan
perkantoran di Jalan Medan Merdeka, pengguna melewati tapak untuk menyeberang
dari satu arah ke arah yang lainnya. Penggunaan tapak yang cukup padat berada pada
Jalan Medan Merdeka Barat dikarenakan dekat dengan halte busway dan letaknya
berdekatan dengan area perkantoran, sedangkan untuk pengguna tapak pada area
lainnya tergolong sepi karena merupakan area pemerintahan. Waktu penggunaan padat
pada tapak dimulai pada pukul 08.00-10.00 dan 16.00-17.00 WIB dikarenakan waktu
masuk bekerja dan waktu pulang bekerja. Selain pengguna di dalam tapak, ada juga
pengguna di luar tapak seperti pengguna dengan kendaraan bermotor yang
memanfaatkan tapak sebagai area berputar arah, pembatas jalan dan keamanan.
Pengelola
Tapak dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan DKI Jakarta. Pengelolaan
terbagi atas Pengelolaan Jalur Hijau dan Keindahan Kota. Jalan Medan Merdeka Jakarta
termasuk koridor hijau dengan pengelola oleh sub bidang Jalur Hijau. Pengelola
mengharapkan fungsi dari taman pulau dan median jalan dapat dimaksimalkan. Dari
segi vegetasi penanaman masih kurang ideal dan bentuk tajuk yang berantakan.
Pengelolaan oleh sub bidang jalur hijau dilakukan pada tanaman pohon, semak, dan
rumput agar tetap menampilkan fungsi fisik yang maksimal. Pengelolaan terhadap
elemen seni pada tapak dikelola oleh sub bidang keindahan kota. Pengelola mengatakan
penambahan elemen seni pada tapak perlu memperhatikan aspek lanskap pembentuknya
dari lokasi tersebut. Fungsi dari elemen tersebut harus dapat menjadi penciri/identitas
dan memperhatikan nilai monumentalitas bagi kawasannya, fungsi dari artwork
diharapkan tidak hanya menjadi elemen estetis tetapi juga, dapat menjadi fungsi mental
map bagi penggunanya. Selain itu elemen tersebut juga memperhatikan keselamatan
bagi pengguna jalan. Pengelola juga mengharapkan penggunaan material yang ramah
lingkungan, tahan lama dan pengelolaan yang minimum.
Aspek Seni
Hasil Wawancara Arsitek Lanskap dan Seniman
Untuk melakukan pendekatan seni maka dilakukan wawancara pada seniman dan
arsitek lanskap untuk mengetahui persepsi terhadap artwork. Hasil dari wawancara
diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi artwork terhadap
suatu lanskap. Dalam wawancara ini dapat diketahui fungsi artwork dalam lanskap dan
aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk membentuk monumentalitas sebuah artwork.
Prinsip artwork
Karya seni kini sudah tidak hanya ditampilkan dalam bangunan-bangunan/galeri
tertutup, tetapi karya seni juga sudah dapat menjadi elemen pembentuk suatu lanskap
kota. Penambahan elemen lanskap berupa artwork dapat memberi karakter pada ruang
dan perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat meningkatkan sense of place suatu
artwork dengan memperbaiki legibilitasnya ( Porteous 1977).

24
Aspek-aspek legibilitas yang perlu diperhatikan menurut Porteous (1977):
1. Struktur (form): Dalam struktur perlu memperhatikan kontur atau perbedaan level,
dengan perbedaan level dapat membuat karakter menjadi lebih kuat dibanding
dengan yang datar. Bentuk yang dibuat merupakan poin yang penting karena dapat
mejadi karakter yang imageable bagi suatu kawasan. Poin penting lainnya seperti
tekstur, kecerahan dan kualitas penggunaan atribut yang kadang kurang imageable.
2. Visual: Visual berkaitan dengan titik pandang dimana peletakan atau posisi
diletakkannya suatu elemen agar dapat terlihat jelas tanpa terhalangi oleh bangunan
lainnya. Peletakan elemen juga harus memperhatikan sirkulasi agar dapat menarik
perhatian.
3. Kegunaan dan simbolis: Penggunaan area dengan intensitas tinggi penting dalam
mental map. Penggunaan objek secara tunggal, jarak antar pengguna, aktivitas
bersama dan fasilitas, tetapi penyimbolan mengacu pada aspek politik atau sejarah
yang signifikan menjadi sangat penting. Dengan mengetahui kegunaan simbolisme
agar sesuai dengan prinsip form follow function (Louis Sullivan, 1986).
Dalam penataan ruang perlu memperhatikan elemen didalamnya agar tidak
membuat disorientasi terhadap ruang. Penambahan ele