Torism developmemnt strategy at Tamansari Tourism Village Bogor Regency.

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
DI DESA WISATA TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

ASEP T. TARYANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN
MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis strategi Pengembangan
Pariwisata di Desa Wisata Tamansari Kabupaten Bogor adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian belakang tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.


Bogor, Juli 2013
Asep T. Taryana
NRP 352090101

SUMMARY

ASEP T. TARYANA. Torism Developmemnt Strategy at Tamansari Tourism
Village Bogor Regency. Under direction of E.K.S. HARINI MUNTASIB and
ARZYANA SUNKAR.
The tourism is a one of development is not only but to conserve nature and
culture has a tourism atraction that provide equitable benefits for all in accordance
with the character of area, environment, social context and cultural dynamics that
can create a harmony between the needs of tourists and tourism attractions.
Tourism atraction contained in rural. One form of that is implemented in
Indonesia is the establishment of Village Tourism, as Candirejo in Magelang,
Tanjung village, Brayut village, Pentingsari village and Cadran village in
Jogyakarta. This study aimed to formulate strategies for tourism development in
Tamansari Village. Tamansari is one of the villages potential in Bogor Regency to
developed into a tourism village that has a natural appeal (Curug Nangka

waterfall, Setu Tamansari, panoramic of Gunung Salak), culture (Kampung
Budaya Sindangbarang, Pura Agung Parahyangan Jagatkarta, Vihara Siyosu
Niciren Indonesia, traditional art), ecoturism (ornamental plants, passion fruit,
fungi) and other (Rumah Sutra, centres of footwear idustry). Existing in the
Tamansari Village tourism activities undertaken by the local community such as
providing homestay, handycraft, local guides and food and beverages. However,
the tourism village development has not optimal.
The research was conducted in the Tamansari Village of Bogor Regency . It
was chosen because determined to be the Tourism Village. The methodology was
descriptive and data were collected by means of in-depth interview, focus group
discussion and direct observation with 20 community responden and 15 key
informan (head of willage, community personage, head of distric and head of
culture and tourism board) and Tourism Village board. Tabulation analysis was
used to describe tourism attractions within the village and also the local
participation, while tourism development strategies used SWOT analysis.
Research findings indicated Tamansari village has a good tourism atraction
Community participation in Tamansari Village implementation stage by providing
home stays, becoming guides, producing local handicrafts and involvement in
cultural events. The other manage Tamansari lake provide bambu rafting, fishing.
In the culture even community was participation in Upacara Seren Taun in

Kampung Budaya Sindangbarang.
SWOT analysis resulted in that the internal weakness matched with external
opportunities. The strategy thus would be to find ways to protect, reinforced and
possibly extend the internal weakness. Some possible strategies therefore would
be to use the goverment facilitation of tourism village promotion, tourism package
arranged and collaboration with stakeholders. Other strategies include goverment
make tourism village development planning.
Keywords: tourism village, community role, policy, strategy

RINGKASAN
ASEP T. TARYANA. Strategi Pengembangan Pariwisata Di Desa Wisata
Tamansari Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh E.K.S. HARINI MUNTASIB dan
ARZYANA SUNKAR.
Pariwisata sebagai salah satu kegiatan pembangunan tidak hanya
memanfaatkan tetapi sekaligus melestarikan obyek dan daya tarik wisata yang
memberikan manfaat secara adil bagi semua sesuai dengan karakter wilayah,
kondisi lingkungan, konteks sosial dan dinamika budaya yang mampu
menciptakan keselarasan, senergitas antara kebutuhan wisatawan dan atraksi
wisatanya. Atraksi terdapat didaerah pedesaan dan perkotaan. Pengembangan
pariwisata perdesaan di Indonesia dikembangkan melalui Desa Wisata, seperti di

Candirejo di Magelang, Desa Tanjung, Desa Brayut, Desa Pentingsari, Desa
Cadran dan beberapa desa lain wisata di Yogyakarta, Desa Waerobo di Nusa
Tenggara Barat (Indecon 2008). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi
pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tamansari. Tamansari merupakan salah
satu desa di Kabupaten Bogor yang potensial dikembangkan menjadi desa wisata
yang memiliki daya tarik alam (Curug Nangka, Setu Tamansari, Panorama alam
Gunung salak), budaya (Kampung Budaya Sindangbarang, Pura Agung
Parahyangan Jagatkarta, Vihara Siyosu Niciren Indonesia, kesenian tradisional),
agrowisata (tanaman hias, markisa, jamur) dan daya tarik lainnya (Rumah Sutera,
sentra idustri alas kaki) . Di Desa Tamansari sudah ada kegiatan pariwisata yang
dilakukan oleh masyarakat setempat seperti penyediaan homestay, usaha
kerajinan, pemandu wisata lokal dan penyedian makan minum. Namun desa
wisata tersebut sampai saat ini belum optimal dalam pengembangannya.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tamansari Kecamatan Tamansari
Kabupaten Bogor. Desa tersebut dipilih karena sudah ditetapkan menjadi Desa
Wisata. Metodologi yang digunakan yaitu metode deskriptif dan data diambil
melalui wawancara mendalam, fokus grup diskusi dan pengamatan langsung
dengan jumlah responden 20 orang masyarakat dan informan kunci 15 orang
terdiri dari pemerintah (Kepala Desa dan Tokoh masyarakat, Camat, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata), Pengurus Desa Wisata dan tokoh masyarakat. Data

yang diperoleh diolah dengan cara ditabulasi dan kemudian dianalisis untuk
menggambarkan atraksi wisata yang ada di desa dan juga parisipasi lokal,
selanjutnya untuk strategi pengembangan pariwisata digunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukan Desa Tamansari mempunyai daya tarik
wisata yang baik. Peran masyarakat di Desa Tamansari dilakukan dengan
menyediakan homestay, pemandu wisata, usaha kerajinan dan pelaku seni.
Partisipasi lainnya adalah masyarakat menyediakan makan minum di lokasi daya
tarik wisata seperti di Curug Nangka, Bumi perkemahan Sukamantri dan Pura
Parahyangan Agug Jagatkarta. Masyarakat juga sudah ada yang mengelola Setu
Tamansari menjadi obyek wisata dengan menyediakan rakit bambu, pemancingan,
sepeda air. Pada acara budaya juga masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
uacara seren taun yag diselenggarakan di Kampung Budaya Sindang Barang.
Hasil analisis SWOT yang diperoleh yaitu faktor internal yaitu kekuatan
(memiliki daya tarik wisata yang baik, masyarakat terbuka terhadap kegiatan
wisata), kelemahan (kurangnya promosi dan pemasaran Desa Wisata, belum ada

koordinasi para pihak, kesadaran SDM untuk melayani wisatawan masih lemah
dan sarana prasarana penunjang belum ada). Faktor eksternal peluang (pasar
wisatawan yang terbuka, sudah banyak pengunjung yang datang, aksesibilitas
yang mudah), ancaman (tidak ada kejelasan kebijakan tata ruang, adanya

pengaruh budaya asing terhadap budaya masyarakat dan adanya citra negatif
dalam kegiatan wisata). Strategi yang dipilih yaitu Pemerintah Daerah
memfasilitasi promosi Desa Wisata, menyusun paket wisata dan bekerjasama
dengan pihak luar serta pemerintah membuat perencanaan pengembangan Desa
Wisata
Kata kunci : desa wisata, peran masyarakat, kebijakan, strategi

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar bagi IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagaian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
DI DESA WISATA TAMANSARI KABUPATEN BOGOR


ASEP T. TARYANA

Tesis
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains
Pada
Program Studi Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Tesis
Nama
NIM

: Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Tamansari
Kabupaten Bogor
: Asep T. Taryana

: E352090101

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS
Ketua

Of. If. Arzyana Sunkar, M.Sc
Anggota

Diketahui oleh

[(etua Program Studi
nen Ekowisata

r. Ir. Ricky Avenzora, MSc.F

Tal1ggal ujian :


Tanggallulus:

27 SEP 2013

Judul Tesis
Nama
NIM

: Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Tamansari
Kabupaten Bogor
: Asep T. Taryana
: E352090101 Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc
Anggota

Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS

Ketua

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Majemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Ricky Avenzora, MSc.F

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal ujian :

Tanggal lulus :

i

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. .......
DAFTAR TABEL.......................................................................................... .......
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
I.

i
ii
iii
iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................1
Perumusan Masalah......................................................................................2
Kerangka Pemikiran .....................................................................................3
Tujuan Penelitian..........................................................................................4
Manfaat Penelitian........................................................................................4

II.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak Dan Luas ............................................................................................5
Kondisi Fisik ...............................................................................................5
Kependudukan ..............................................................................................6
Aksesibilitas .................................................................................................6
Daya Tari Wisata Desa Tamansari ...............................................................6

III.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan waktu Penelitian ......................................................................10
Alat Penelitian ............................................................................................10
Metode Penelitian .......................................................................................10
Metode Pengumpulan Data ........................................................................10
Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................12
Pengolahan Data .........................................................................................12
Analisis Data ..............................................................................................12

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Wisata ......................................13

ii

Daya Tarik Wisata Desa Tamansari ...........................................................13
Partisipasi Masyarakat Dalam dalam Kegiatan Pariwisata di Desa
Tamansari ..................................................................................................15
Perencanaan Pengembangan Pariwisata Desa Tamansari ..........................18
Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Pariwisata Desa
Tamansari ...................................................................................................19
Analisis SWOT Pengembangan Pariwisata Desa Tamansari............ ........21
Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa
Tamansari...................................................................................................29
V.

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................32
LAMPIRAN ...........................................................................................................34

iii

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1

Jenis Data yang Dikumpulkan....................................................................11

5.

Analisis Faktor Internal ..............................................................................14

6.

Analisis Faktor Eksternal ...........................................................................14

7.

Matriks SWOT ...........................................................................................14

8.

Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Pariwisata.................................16

9.

Faktor Kekuatan (strength) Desa Tamansari..............................................21

10.

Faktor Kelemahan (weakness) Desa Tamansari .........................................21

11.

Faktor Peluang (opportunity) Desa Tamansari ..........................................22

12.

Faktor ancaman (threat) Desa Tamansari ..................................................22

13.

Hasil Matriks SWOT ..................................................................................23

14.

Rataan Skor Faktor Internal .......................................................................24

15.

Rataan Skor Faktor eksternal .....................................................................25

16.

Pembobotan Faktor Internal .......................................................................26

17.

Pembobotan Faktor Eksternal ....................................................................26

18.

Analisis Faktor Internal ..............................................................................27

19.

Analisis Faktor Eksternal ...........................................................................27

20.

Alternatif Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Tamansari .............29

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1

Bagan Alir Penelitian ...................................................................................3

2.

Lokasi Penelitian ..........................................................................................5

3.

Peta Lokasi Daya Tarik Wisata dan Obyek pendukung lainnya ..................9

4.

Diagram Analisis SWOT ...........................................................................15

5.

Matriks space .............................................................................................28

v

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Gambar DayaTarik Wisata Desa Tamansari ..............................................34

2.

Panduan Wawancara Mendalam ................................................................39

3.

Panduan Focus Group Discussion ..............................................................41

4.

Panduan Wawancara Terstruktur Untuk Masyarakat......................... ......42

5.

Daftar Riwayat Hidup......................................................................... ......46

1
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA
DI DESA WISATA TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pariwisata pada saat ini merupakan sektor andalan dan unggulan penghasil
devisa terbesar dengan menempati posisi kelima penyumbang devisa sebesar 8,58
milyar US$ (Kemenparekraf, 2012) yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Pariwisata memiliki
peluang besar menjadi media yang aplikatif dan efektif untuk menanggulangi
kemiskinan (Sukmana 2010). Pariwisata sebagai salah satu kegiatan pembangunan
tidak hanya memanfaatkan tetapi sekaligus melestarikan obyek dan daya tarik
wisata yang memberikan manfaat secara adil bagi semua sesuai dengan karakter
wilayah, kondisi lingkungan, konteks sosial dan dinamika budaya yang mampu
menciptakan keselarasan, senergitas antara kebutuhan wisatawan dan penyedia
oleh masyarakat lokal.
Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
mendefinisikan wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, pemerintah daerah.
Gunn (1994) mendefinisikan wisata sebagai suatu pergerakan sementara
manusia menuju tempat lain dari tempat tinggal dan bekerja asalnya, selama
tinggal ditempat tujuan tersebut melakukan kegiatan dan diciptakan fasilitas untuk
mengakomodasikan kebutuhan. Gunn (1994) juga menyatakan bahwa suatu
kawasan dikembangkan untuk tujuan wisata karena terdapat atraksi yang
merupakan komponen dari suplai. Atraksi tersebut merupakan alasan terkuat
untuk suatu perjalanan wisata, (dapat berupa ekosistem, tanaman langka,
landmark, atau satwa)yang dapat ditemukan di perkotaan dan perdesaan.
Pariwisata perdesaan tentunya berbeda dengan pariwisata perkotaan baik
dalam hal obyek, lokasi, fungsi, skala maupun karakternya yang tentunya
membawa konsekuensi terhadap perencanaan dan pengembangannya (Widiyanto
et al. 2008). Pengembangan pariwisata perdesaan di Indonesia dikembangkan
melalui Desa Wisata, seperti di Candirejo di Magelang, Desa Tanjung, Desa
Brayut, Desa Pentingsari, Desa Cadran dan beberapa desa lain wisata di
Yogyakarta, Desa Waerobo di Nusa Tenggara Barat (Indecon 2008). Sukmana
(2010) menyebutkan bahwa Desa Wisata merupakan model konsep yang baik
dalam program pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan nilai lokal. Desa
Wisata adalah salah satu bentuk pariwisata berbasis masyarakat yang muncul pada
pertengahan tahun 1990.

2
Muallisin (2007), Untari (2009) dan Guzman et al. (2011) menyebutkan
bahwa pariwisata berbasis masyarakat berarti pengembangan pariwisata dengan
tingkat keterlibatan masyarakat setempat yang tinggi dan dapat dipertanggung
jawabkan dari aspek sosial dan lingkungan hidup. Mbaiwa (2010) menyebutkan
desentralisasi sumber daya kepada masyarakat lokal tidak saja akan meningkatkan
kekuatan dan kontrol terhadap sumber daya lokal tetapi juga akan memperbaiki
sikap penduduk kearah pemeliharaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Desa Tamansari di Kabupaten Bogor merupakan salah satu desa yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor sebagai Desa Wisata
melalui surat keputusan Kepala Desa Tamansari nomor 520/15/2004/2011.
Sebelum menjadi Desa Wisata, Desa Tamansari dikembangkan oleh pemerintah
Kabupaten Bogor sebagai kawasan wisata terpadu Tamansari yang dimulai dari
tahun 2009. Desa Wisata Tamansari juga menjadi salah satu lokasi pengembangan
Desa Wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui program
PNPM pariwisata sejak tahun 2011. Beberapa daya tarik utama di Desa Wisata
Tamansari adalah Setu Tamansari, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta, Rumah
Sutera dan agrowisata (tanaman hias, markisa). Beragam kegiatan pariwisata di
Desa Tamansari yang dilakukan oleh masyarakat setempat seperti rumah sutera,
wisata pendidikan jamur, penyediaan homestay dan penyedian makan minum di
lokasi daya tarik wisata. Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara daya
tarik, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku
(Wiendu, 1993). Desa Wisata berbeda dengan daya tarik wisata lainnya karena
seluruh aktivitas dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri. Seluruh kehidupan dan
keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa berada di dalam
wilayah desa sehingga memungkinkan wisatawan untuk berinteraksi sebagai
partisipan aktif.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan
pariwisata di Desa Wisata Tamansari Kabupaten Bogor. Strategi pengembangan
pariwisata tersebut tentunya harus sesuai dengan kondisi dan keinginan dari
masyarakat itu sendiri. Sehingga bisa menghasilkan suatu strategi yang relevan
dan dapat diaplikasikan dalam pengembangan pariwisata di Desa Tamansari.
Perumusan masalah
Pengembangan pariwisata di Desa Wisata, tentunya akan melibatkan
masyarakat sebagai subjek pelaksana dari kegiatan parwisata tersebut, hal ini jelas
akan memberikan kontribusi terhadap sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan
masyarakat lokal. Masyarakat yang ada disekitar objek dan daya tarik wisata
berperan penting tidak hanya dalam proses pelaksanaan wisata secara langsung
tetapi juga dalam pengelolaan kawasan wisata tersebut nantinya. Peran
masyarakat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi
wisatawan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar agar wisata dapat berjalan
terus.
Wisata dapat digunakan sebagai alat untuk menguatkan kemampuan
lembaga/organisasi masyarakat desa yang mengelola sumberdaya wisata dengan
melibatkan peran aktif masyarakat lokal (mekongtourism.org, 2013). Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Asker et al (2010) bahwa indikator keberhasilan

3
pengembangan pariwisata adalah tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dan
adanya wadah lembaga (organisasi).
Pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tamansari pada saat ini sudah
mempunyai organisasi pengelola tetapi dalam pelaksanaannya belum ada
kerjasama dengan masyarakat hal tersebut diungkapkan oleh ketua Desa Wisata
Tamansari (komunikasi pribadi 25 Oktober 2011). Kerjasama dalam modal sosial,
menurut Hasbulah (2006) digolongkan dalam unsur jaringan sosial (social
network) dan unsur kepercayaan (trust). Modal sosial mempunyai pengaruh yang
besar dalam suatu pengembangan ekowisata sebagaimana disampaikan oleh
Oktadiyani (2010) dan Rahmawati (2010) yang menyimpulkan bahwa
kepercayaan dan partisipasi dalam jaringan adalah dua modal sosial yang paling
berpengaruh terhadap pengembangan kegiatan wisata. Modal sosial masyarakat
dapat menjadi dasar dalam menentukan strategi pengembangan pariwisata oleh
semua pihak termasuk pemerintah daerah.
Pemerintah Daerah berfungsi sebagai fasilitator dan regulator dalam
pembangunan, termasuk pembangunan sektor pariwisata. Pengembangan sektor
pariwisata yang ada di suatu daerah akan berbeda kebijakannya sesuai dengan
potensi dan karakter daya tarik yang dimiliki oleh daerah tersebut, begitu juga
kebijakan terhadap pengembagan pariwisata di Desa Tamansari.
Pengembangan pariwisata harus dipersiapkan untuk mampu mengatasi
dampak negatif dari kegiatan wisata yang ada baik terhadap sumberdaya wisata di
desa mereka, sehingga dibutuhkan suatu strategi dalam pengembangannya.
Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana
peran masyarakat dalam pengembangan wisata di Desa Tamansari? 2) Bagaimana
Kebijakan pemerintah daerah terhadap pengembangan pariwisata di Desa
Tamansari ? 3) Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
pengembangan wisata Desa Tamansari? 4) Bagaimana strategi pengembangan
pariwisata berbasis masyarakat di Desa Tamansari ?
Kerangka pemikiran
Pengembangan pariwisata di suatu daerah tidak lepas dari sumberdaya
yang dimiliki oleh daerah tersebut. Sumber daya yang harus dimiliki adalah
atraksi wisata baik berupa atraksi wisata alam maupun wisata budaya. Selain itu
perlu juga didukung oleh sumber daya manusia terutama masyarakat lokal pada
lokasi pengembangan wisata. Peran masyarakat akan sangat diperlukan dan harus
didukung oleh kelembagaan yang menggerakan kegiatan pariwisata tersebut.
Prinsip yang harus dipenuhi dalam pengembangan pariwisata antara lain adanya
keterlibatan masyarakat sejak awal dalam setiap aspek, meningkatkan kualitas
hidup, memelihara alam dan lingkungan serta memelihara budaya lokal.
Pengembangan pariwisata juga tidak terlepas dari faktor penunjang lainnya seperti
kebijakan pemerintah dan fasilitas penduung dalam kegiatan wisata. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam pengembangan
pariwisata maka kata kunci dari pengembangannya adalah bagaimana
membangun partisipasi masyarakat dalam dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki dan kerja sama dengan stakeholder lainnya. Kerangka pemikiran
disajikan dalam Gambar 1.

4

Desa Wisata
Tamansari






Daya Tarik Wisata
Dayatarik Alam
Dayatarik Religi
Dayatarik Budaya
Kehidupan masyarakat

Peran Masyarakat
 Partisipasi Masyarakat
 Kerjasama dengan
pihak luar
 Keterlibatan
masyarakat
Kebijakan Pemerintah
Daerah
 Kebijakan
Pengembangan wisata
 Kebijakan Insentif
 Kebijakan Investasi

Penilaian Sumber
Daya

Kebijakan
Pemerintah

Analisis SWOT

Strategi Pengembangan Pariwisata
Desa Wisata Tamansari
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun strategi pengembangan
pariwisata di Desa Tamansari melalui :
1. Identifikasi peran masyarakat dalam pengembangan wisata.
2. Identifikasi kebijakan Pemerintah Daerah.
3. Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pengembangan
pariwisata.
4. Menyusun strategi pengembangan pariwisata di Desa Tamansari.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam rangka penelitian Pengembangan
Pariwisata Berbasis Masyarakatdi Desa Tamansari ini adalah :
1. Mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki
guna meningkatkan pembangunan desa.
2. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan
dan Pemerintah Desa dalam pengembangan wisata di Desa Tamansari.

5
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak dan Luas
Desa Tamansari merupakan salah satu desa yang secara administratif
berada di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Desa Tamansari terletak di
kaki Gunung Salak, dengan luas wilayah desa 614 ha. Adapun batas-batas desa
adalah :
1.
2.
3.
4.

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukajadi.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukamantri.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasir Eurih dan Desa Sukajaya.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kawasan Perum Perhutani dan Taman
Nasional Gunung Halimun Salak.

Jarak pusat pemerintahan desa dengan kantor Kecamatan Tamansari yaitu
0,5 km, dengan Kota Bogor 14 km, dengan Ibukota Provinsi 120 km, dan dengan
Ibukota Negara (Jakarta) 60 km (Desa Tamansari 2011).
PETA
LOKASI
PENELI TI A
N
U

Lokasi
Penelitian

B

T
S

Keterangan
Bat as
Kawasan
TNGHS
Bat as
desa
Kawasan
TNGHS

Skala
1:35.000

Sumber Dinas tata Ruang dan Pertanahan 2012

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Kondisi Fisik
Keadaan topografi Desa Tamansari umumnya berbukit dengan ketinggian
500-700 mdpl. Bentuk wilayah datar sampai berombak 20%, berombak sampai
berbukit 20%, berbukit sampai gunung 60%. Suhu minimum 22ºC dan suhu
maksimum 27ºC.
Lahan Desa Tamansari terdiri dari lahan basah yaitu sawah dengan tipe
sawah tadah hujan/sawah rendengan seluas 10 Ha, pemukiman penduduk seluas
4Ha, hutan heterogen/hutan lindung seluas 600 Ha (Desa Tamansari 2011).

6
Kependudukan
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan wawancara dengan pemerintah
Desa Tamansari jumah penduduk desa sebanyak 10.086 jiwa yang terdiri dari
laki-laki 5.529 jiwa dan perempuan 5.297 jiwa, dari jumlah tersebut usia produktif
sebanyak 7.578 jiwa tersebar pada 37 rukun tetangga dan 9 rukun warga yang
dibagi kedalam 3 dusun. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah petani
yaitu 5.304 jiwa, PNS 757 jiwa, karyawan swasta 378 jiwa, wirausaha 300 jiwa,
jasa 380 jiwa dan lain-lain 350 jiwa (Desa Tamansari 2011).
Berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat yang ada di Desa Tamansari
sebagian besar lulus sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 1.250 orang, lulus
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 556 orang, lulus Sekolah Menenga Atas
(SMA) 303 orang, lulus akademi dan perguruan tinggi 188 orang.
Aksesibilitas
Aksesibilitas Desa Tamansari dilalui oleh jalan kabupaten diaspal lebar 6
meter yang menghubungkan antara Kabupaten Bogor dengan Kota Bogor
walaupun lebar jalan masih kurang lebar dengan kondisi kendaraan yang melintasi
jalan tersebut. Selain itu dihubungkan juga oleh jalan kecamatan antara Desa
Tamansari dengan Desa lainnya yang ada di Kecamatan Tamansari dan
merupakan akses menuju beberapa potensi wisata yang ada.
Selain kondisi dan ketersediaan jalan, aksesibilitas juga dilihat dari jarak
tempuh dari pusat kota menuju Desa Tamansari. Lokasi ini berjarak sekitar ±14
kilometer dari Kota Bogor. Untuk Angkutan umum ke lokasi tersebut sangat
mudah untuk didapatkan. Angkutan umum yang melewati Desa Tamansari adalah
angkutan perkotaan jurusan Ciapus-Ramayana- yang beroperasi 24 jam. Angkutan
Kota Jurusan Ciomas-Tamansari yang beroperasi sampai dengan jam 21.00 WIB
selain itu dapat dicapai dengan kendaraan pribadi. Untuk bisa mencapai lokasi
tersebut dibutuhkan waktu kira-kira ±30 menit dari pusat Kota Bogor.
Selain akses jalan yang baik di Desa Tamansari juga terdapat dua buah
tower penguat sinyal telekomunikasi sehingga untuk saluran telepon seluler dan
jaringan internet cukup baik.

7
METODE PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari
2012 sampai dengan Maret 2012.
Alat Penelitian
Berkaitan dengan survei lapangan dan pengolahan data, alat bantu yang
digunakan adalah :
1. Kamera digital untuk mendokumentasikan gambar-gambar lokasi penelitian.
2. Alat Perekam Suara
3. Panduan wawancara dan Panduan FGD
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu model
penelitian yang berusaha untuk membuat gambaran/paparan dan menggali secara
cermat serta mendalam tentang fenomena sosial tertentu tanpa melakukan
intervensi dan hipotesis. Teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam,
diskusi kelompok dan pengamatan langsung untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu juga menggunakan studi
pustaka yang sesuai untuk penyusunan strategi pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat di Desa Tamansari. Untuk mendeskripsikan daya tarik wisata dan
partisipasi digunakan analisis tabulasi, sedangkan untuk menyusun strategi
pengembangan digunakan analisis SWOT.
Metode Pengumpulan Data
a.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagaimana
tercantum dalam tabel 1.
Tabel 1. Jenis data yang akan dikumpulkan.
No

Jenis Data

1.

Identifikasi faktor pendukung seperti
akomodasi, fasilitas, aksesibilitas, jenis
atraksi daya tarik wisata

2

Sumberdaya manusia, tingkat
pendidikan, kegiatan wisata, siapa
pengelolanya, peran aktif masyarakat
dalam kegiatan wisata, partisipasi dalam
pengambilan keputusan.

Sumber Data
Kantor Desa,
Dinas terkait

Metode
Pengambilan data
Pengamtan
lapangan, studi
literatur

8
Lanjutan Tabel 1.
Sumber Data

Metode
Pengambilan data

No

Jenis Data

2.

Partisipasi dalam kegiatan pelatihan
pariwisata Kegiatan utama masyarakat
dalam pariwisata (penginapan, rumah
makan, pemandu wisata), Usaha
masyarakat untuk meningkatkan wisata,
Kegiatan masyarakat yang mendukung
wisata.

Masyarakat,
Tokoh
Masyarakat,
Forum Desa
Wisata

Wawancara
mendalam, Focus
group discussion
(FGD)

3.

Hubungan individu antara masyarakat
dalam pengembangan wisata, Hubungan
masyarakat dengan pemerintah,
Hubungan masyarakat dengan pelaku
usaha wisata, , Kesiapan masyarakat
terhadap wisatawan, Partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan upacara
adat, Kepedulian masyarakat terhadap
pelestarian seni budaya, Instansi
pembina pariwisata, Langkah-langkah
pengembangan wisata yang dilakukan
masyarakat.

Masyarakat,
tokoh
masyarakat

Wawancara
mendalam, Focus
group discussion
(FGD)

4.

Kelembagaan wisata, menyangkut
kelembagaan penggerak pariwisata,
bentuk organisasi pengelolaan wisata

Tokoh
masyarakat,
pengurus Desa
Wisata

Wawancara
mendalam, Focus
group discussion
(FGD)

b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data didapat dari studi lapangan dan studi pustaka,
pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak terkait.
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data berupa karya ilmiah,
pelaporan, peraturan perundang-undangan dan tulisan-tulisan yang
berhubungan dengan penelitian. Sumber studi pustaka adalah Kantor Desa
Tamansari, Kantor Kecamatan Tamansari, Disbudpar Kab. Bogor. Studi
pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai Desa Tamansari
yang kemudian diverifikasi di lapangan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang subyektif yang
dipahami informan berkaitan dengan topik yang diteliti. Wawancara dilakukan
terhadap masyarakat dengan teknik purposive sampling yaitu sampel dipilih
secara sengaja. Pertimbangan dalam penentuan responden dilakukan dengan
mempertimbangkan keadaan di lapangan, biaya, tenaga ataupun waktu
Wawancara dilakukan terhadap 20 orang responden. Wawancara ini dilakukan

9
untuk memperoleh informasi yang representatif dari masyarakat yang ada di
lokasi penelitian.
Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi dengan
menggali fakta dan pengalaman informan kunci (data yang berkaitan dengan
penelitian). Jumlah informan kunci yang diwawancarai sebanyak 15 orang,
dalam penelitian kualitatif subjek penelitian tidak harus representatif terhadap
populasi (penelitian kuantitatif), melainkan representatif terhadap informasi
holistik. Rincian informan kunci yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Tokoh formal (Camat, Kepala Desa, Ketua BPD) 3 orang.
b. Tokoh informal (tokoh masyarakat, tokoh kepemudaan, tokoh agama) 5
orang.
c. Forum Desa Wisata (pengurus Desa Wisata) 5 orang.
d. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2 orang.
3. Diskusi Kelompok (FGD)
Diskusi kelompok dilakukan dengan cara Fokus Group Discussion (FGD)
yaitu diskusi kelompok terarah yang secara khusus membicarakan tentang
pengembangan pariwisata, dengan perwakilan dari unsur masyarakat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, pelaku wisata, forum desa wisata
dan stakeholder terkait lainnya. Diskusi kelompok ini dilakukan untuk
mencari solusi pemecahan masalah dalam pengembangan pariwisata di Desa
Wisata Tamansari, berdasarkan kesepakatan dari semua peserta yang hadir
dalam bentuk laporan tertulis.
4.

Pengamatan Lapangan
Pengamatan di lapangan dilakukan secara langsung di lokasi penelitian,
terhadap kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
wisata dan sumberdaya yang bisa dijadikan daya tarik wisata.
Pengolahan dan Analisis Data

a.

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan pada semua data yang diperoleh meliputi hasil
inventarisasi data fisik, diskusi focus group, wawancara mendalam, studi pustaka
dan observasi lapangan. Data yang diperoleh dikumpulkan diolah dalam bentuk
yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta disajikan menjadi suatu informasi.
b.

Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena atau hubungan antara fenomena yang diteliti dengan
sistematis, faktual dan akurat. Banyaknya variabel yang diteliti dapat satu atau
lebih (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000). Metode ini bukan saja memberikan
gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan,
membuat prediksi serta membuatkan makna dan implikasi dari suatu masalah
yang ingin dipecahkan.

10
Data yang diperoleh diolah dengan cara ditabulasi dan kemudian dianalisis
sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Data dianalisis dengan cara
menganalisis faktor internal (kekuatan, kelemahan), dan faktor eksternal (peluang,
ancaman) yang ada dengan menggunakan analisis SWOT. Selain itu analisis
tersebut juga digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata di
Desa Tamansari. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.

2.

3.

Analisis potensi wisata di Desa Tamansari yang berhubungan dengan
sumberdaya alam, budaya, adat istiadat, sarana dan prasarana penunjang.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumberdaya Desa Tamansari.
Analisis terhadap kebijakan pemerintah.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam mendukung pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tamansari.
Analisis terhadap strategi pengembangan pariwisata di Desa Tamansari.
Analisis ini meliputi karakteristik, partisipasi dan keterlibatan masyarakat
dalam pengembangan pariwisata di Desa Tamansari.

Formulasi strategi disusun berdasarkan analisis yang diperoleh dari
penerapan model SWOT dengan tahapan sebagai berikut :
1.
2.
3.

Penentuan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam kegiatan
pengembangan pariwisata.
Penentuan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam kegiatan
pengembangan pariwasata berbasis masyarakat.
Perumusan alternatif strategi pengembangan pariwisata.

Faktor internal yang mempunyai kekuatan terhadap pengembangan
pariwisata di Desa Tamansari dan kelemahannya akan dikaji di lapangan. Begitu
pula dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Selanjutnya dari analisis ini
diperoleh strategi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang sesuai
dengan harapan untuk mendukung kegiatan wisata yang dapat mensejahterakan
masyarakat lokal yang ada di Desa Tamansari khususnya dan desa sekitar pada
umumnya.
Untuk pengisian tabel, baik tabel internal maupun eksternal dapat dilakukan
dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah :
1.

2.

Pengumpulan data dengan mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang ada. Data yang dikumpulkan diklasifikasi
berdasarkan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal
(kekuatan dan kelemahan). Data diperoleh berdasarkan pengamatan lapangan,
wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan data sekunder
dari sumber-sumber lainnya.
Menetukan data faktor internal (IFAS). Setiap unsur dalam faktor internal
diberikan bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya menggunakan skala
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting) berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis Desa Tamansari.
Jumlah total dari semua unsur tidak melebihi skor total 1.00. Setiap faktor
diberikan rating mulai dari yang sangat berpengaruh (4) sampai dengan yang
tidak berpengaruh (1). Setiap bobot lalu dikalikan dengan rating untuk

11
memperoleh faktor pembobotan (Bobot x Rating). Hasil yang diperoleh
menunjukan rating dari unsur internal (Tabel 2).
Tabel 2 Analisis Faktor Internal (Rangkuti, 2004)

3.

Faktor Strategi Internal

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Keterangan

Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesess)
Total

...........
...........
...........

.........
..........
..........

.............
.............
.............

..................
..................
..................

Menentukan data faktor eksternal (EFAS). Data disusun berdasarkan tingkat
kepentigan dan diberi bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan
0,0 (tidak penting), total penjumlahan dari semua unsur eksternal berjumlah
satu. Setiap unsur diberikan rating dengan skala 4 (sangat berpengaruh), 3
(berpengaruh), 2 (sedikit berpengaruh) dan 1 (tidak berpengaruh) berdasarkan
faktor tersebut terhadap pengaruhnya bagi pengembangan wisata. Setiap
bobot lalu dikalikan dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan
(Bobot x Rating). Hasil yang diperoleh menunjukan rating dari unsur
eksternal (Tabel 3).
Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal (Rangkuti, 2004)

4.

Faktor Strategi Internal

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Keterangan

Peluang (Oportunities)
Ancaman (Threats)
Total

...........
...........
...........

.........
..........
..........

.............
.............
.............

..................
..................
..................

Nilai Bobot dikalikan Rating akan menunjukan seberapa besarnya nilai
eksternal dan internal dimana nantinya tersebut akan digunakan didalam
Matrix Grand Strategi (gambar 4) yang digunakan untuk menentukan apakah
pihak yang berkepentingan (pelaku) akan memanfaatkan posisi yang kuat
atau mengatasi kendala yang ada.

Untuk merumuskan arahan strategi pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat digunakan pendekatan Matrik SWOT (tabel 4).
Tabel 4. Matriks SWOT (Rangkuti, 2004)
IFAS

STRENGTHS (S)

WEAKNESSES (W)

EFAS
OPPORTUNITIES (O)

THREATS (T)

SO1
SO2
SO3
SOn
ST1
ST2
ST3
STn

SO

ST

WO1
WO2
WO3
WOn
WT1
WT2
WT3
WTn

WO

WT

Dalam analisis SWOT Rangkuti (2004) menggunakan matrik yang akan
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif dari suatu strategi yaitu :

12
1.

2.
3.
4.

Strategi SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesarbesarnya.
Strategi ST : strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman
Strategi WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
Strategi WT : strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Berbagai Peluang

3. Mendukung Strategi turnaround

1. Mendukung strategi
agresif

KELEMAHAN
INTERNAL

KEKUATAN
INTERNAL

4. Mendukung strategi
defensif

2. Mendukung strategi
diversifikasi
Berbagai Ancaman

Gambar 4 Diagram Analisis SWOT
Keterangan :
Kuadran 1: Mendukung strategi yang agresif, konsep strategi pada kuadran ini
adalah pengembangan pariwisata pada segmen tertentu secara
intensif dan lebih luas.
Kuadran 2: Mendukung strategi diversifikasi seperti pengembangan berbagai
paket wisata dengan pola partisipasi.
Kuadran 3: Mendukung strategi turn around dengan orientasi putar haluan.
Salah satu strategi yang diajukan adalah dengan membuka kerjasama
dengan seluruh stakeholder dan memberikan berbagai intensif.
Kuadran 4: Mendukung strategi defensif, dengan meningkatkan pelayanan
pengunjung.

13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Masyarakat dalam Pengembangan Wisata
Daya Tarik Wisata Desa Tamansari
Salah satu tujuan pengembangan pariwisata adalah untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Pariwisata dapat meningkatkan konsumsi terhadap produk
lokal, mendorong pemberdayaan tenaga kerja setempat, meningkatkan fasilitas
akomodasi dan pendapatan masyarakat setempat serta yang terpenting adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai tradisi dan budaya lokal serta
keunikan lingkungan alam yang dimilikinya. Hal senada disampaikan oleh
Suwantoro (1997) yang menyatakan bahwa daya tarik wisata merupakan potensi
yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Lebih jauh,
Wiendu (2010) menyebutkan bahwa desa wisata merupakan wisata alternatif
pengembangan pariwisata yang berkualitas (quality tourism) yang menawarkan
harapan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat lokal. Daya tarik wisata yang
dimiliki Desa Wisata Tamansari baik alam dan budaya (Tabel 5) merupakan
modal utama dalam pengembangan pariwisata.
Tabel 5 Daya tarik Desa Wisata Tamansari
No

Obyek wisata

Daya tarik

Fasilitas

1.

Curug Nangka

Curug dengan
ketinggian ±30 meter,
terdapat juga Curug
Daun dan Kawung

Areal perkemahan
(camping ground), loket
karcis, ruang informasi,
jalan setapak, pos jaga,
pondok kerja, area
parkir, toko
cenderamata, rumah
makan, shelter, tempat
sampah, MCK,
musholla, warung
makan dan minum,
tempat duduk, area
parkir, area outbound
(flying fox).

2.

Bumi
Perkemahan
Sukamantri

Berada di kaki
Gunung Salak dan
merupakan hutan
tanaman (agathis,
rasamala dan pinus)

Area perkemahan, pos
jaga, toilet dan kamar
mandi, shelter, kantor
pengelola dan ruang
informasi bagi
pengunjung dan warung
penjual makanan
minuman.

3.

Setu Tamansari

Situ dengan luas ±2,4
Ha.

Perahu air, rakit bambu,
tempat pemancingan

14
No
4.

Obyek wisata
Agrowisata

Daya tarik
1.

Tanaman hias

2.

Markisa

3.

Kebun Jamur

Fasilitas
Tempat pelatihan,
tempat pembuatan sirup
markisa, tempat
pengolahan jamur

5.

Rumah Sutera

Kebun murbei seluas
±2 Ha, rumah
pemeliharaan dan
pembiakan ulat
sutera, tempat
pemintalan benang
sutera, tempat
penenunan kain sutera
dengan ATBM (alat
tenun bukan mesin)

Penginapan (cottage)
untuk pelatihan, Galeri
rumah sutera, Cafe dan
ruang serbaguna, Kolam
renang dan playground,
kolam pemancingan dan
toko sovenir.

6.

Pura Agung
Parahyangan
Jagatkarta

Pura terbesar di Jawa
Barat terdiri dari Pura
Padmesana, Balai
Pasamuan Agung,
dan Mandala Utama

Dapur, ruang makan,
toilet,tempat parkir,
warung makanan, kios
cindramata.

7.

Vihara Nichiren
Syosu Indonesia

Desain bentuk
bangunan menyerupai
bangunan vihara di
Jepang.

Tempat parkir, toilet,

8.

Kampung
Budaya
Sindangbarang

Bentuk arsitektur
bangunan rumah
sunda, upacara adat,
permainan tradisional
dan adat-adat dalam
budaya sunda.
upacara seren taun
sedekah bumi

Penginapan, toilet, arena
permainan tradisional
untuk anak-anak,
sanggar untuk belajar
menari dan alat musik
sunda, saung leuit
(lumbung padi), saung
lisung, kolam untuk
marak lauk (menangkap
ikan)

Daya tarik Desa Tamansari merupakan modal dasar dalam
mengembangkan Desa Wisata sesuai dengan pernyataan Sastrayudha (2010)
bahwa Desa Wisata memiliki beberapa hal penting, yaitu: 1) keunikan, keaslian,
sifat khas; 2) letaknya berdekatan dengan alam yang luar biasa; 3) berkaitan
dengan kelompok masyarakat yang berbudaya yang secara hakiki menarik minat
pengunjung; dan 4) memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana
dasar maupun sarana lainnya.
Desa Tamansari memiliki keunikan dan kekhasan berupa Pura
Parahyangan Jagatkarta yang tidak dimiliki oleh Desa Wisata lain yang ada di
Kabupaten Bogor. Selain itu Desa Tamansari memiliki daya tarik khas berupa

15
Rumah Sutera yang memadukan pengolahan hasil alam perkebunan dengan
pengolahan kain sutera oleh masyarakat setempat. Tabel 5 juga menggambarkan
ragam daya tarik alam di Desa Wisata Tamansari yaitu air terjun, situ, dan
pemandangan yang dapat dinikmati melalui bumi perkemahan dan pengembangan
kegiatan agrowisata. Panorama alam yang indah di Desa Tamansari yang terletak
di kaki Gunung Salak juga merupakan modal dalam pengembangan wisata.
Upacara Seren Taun yang diselenggarakan setiap tahunnya juga menandakan
bahwa masyarakat Desa Tamansari masih memegang budaya peninggalan leluhur.
Desa Tamansari dengan semua daya tarik alam dan budayanya bisa menjadi
sebuah Desa Wisata yang menarik untuk wisatawan, yang pengembangannya
tentunya tidak bisa terlepas dari partisipasi masyarakatnya.
Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pariwisata di Desa Tamansari
Menurut Silva (1997) partisipasi adalah keikutsertaan untuk mengambil
bagian dalam suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh susunan kesatuan yang lebih
besar. Pada suatu partisipasi, seseorang akan merasakan adanya keterlibatan diri
secara fisik dan psikologis terhadap kelompoknya, kesediaan memberi kontribusi,
kesediaan beraktivitas dengan rasa penuh tanggung jawab sehingga dapat
memenuhi keinginannya.
Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas luasnya untuk
berperan serta dalam penyelenggaraan pariwisata. Hal tersebut dilakukan untuk
menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap
sumberdaya wisata yang ada di lingkungannya. Semakin tinggi kesadaran
masyarakat akan manfaat pariwisata serta perasaan keterlibatannya maka semakin
tinggi tingkat partisipasinya. Sastrayudha (2010) menyebutkan bahwa prinsip
pengembangan Desa Wisata antara lain adalah memanfaatkan sarana dan
prasarana lokal, menguntungkan masyarakat setempat, berskala kecil untuk
memudahkan terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat, dan
melibatkan masyarakat setempat. Sehingga jelas bahwa dalam pengembangannya,
partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam mencapai keberhasilan. Partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pariwisata di Desa Tamansari sampai saat ini, dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pariwisata
No

1.

2.

Daya Tarik
Wisata
Setu Tamansari

Pura
Parahyangan
Jagatkarta

Peran Masyarakat
Masyarakat
memanfaatkan Setu
Tamansari untuk
kegiatan Wisata air
(memancing, perahu
air, Rakit Bambu)
Masyarakat
bekerjasama dengan
pengelola Pura

Partisipasi
Masyarakat menyediakan
fasilitas dan sarana wisata
seperti perahu, rakit bambu.
Masyarakat yang terlibat
dalam pengelolaan ada 1
kelompok
Menyediakan bunga untuk
sembahyang bagi
pengunjung yang akan

16

No

3.

Daya Tarik
Wisata

Agrowisata :

a. Tanaman
Hias

b. Markisa

Peran Masyarakat

Partisipasi

Parahyangan
Jagatkarta

beribadat, menyediakan
bahan makanan dan
menjadi pemandu wisata
lokal, kios cindramata dan
sanggar seni. Masyarakat
yang menjadi pemandu
wisata ada 2 orang,
penyedia makan minum 4
orang, penjual cendramata
2 orang dan sanggar seni 1
kelompok.

Masyarakat
membudidayakan
tanaman hias,
berkebun markisa dan
budidaya jamur

Masyarakat menyediakan
media tanaman hias,
memetik buah markisa,
membuat minuman dari
markisa, membuat media
jamur, panen jamur dan
mengolah jamur.
Masyarakat yang
membudidayakan tanaman
hias ada 1 kelompok, petani
markisa 1 kelompok dan
petani jamur ada 1
kelompok.

c. Jamur

4.

Rumah Sutera

Pemilik bekerja sama
dengan masyarakat
sekitar dalam
mengolah kokon yang
tidak bisa dijadikan
benang menjadi
kerajinan.

Mengenalkan budidaya ulat
sutera, proses pemintalan,
penenunan pewarnaan kain
sutera dan pembatikan.
Penyediaan tempat
pelatihan, penginapan dan
kios cindramata.
Masyarakat yang terlibat
ada 5 orang

5.

Curug Nangka

Masyarakat menjadi
pendukung kegiatan
wisata d