Gambar 4.4. Grafik nilai kuat tekan vs konsentrasi pengimpreg
Dari hasil percobaan pengukuran nilai kuat tekan pada arang yang diimpregnasi dengan konsentrasi NaCl yang bervariasi dapat disimpulkan bahwa maka semakin tinggi konsentrasi
NaCl maka nilai kuat tekan meningkat, artinya dengan adanya impregnasi NaCl ke dalam arang maka kekuatan mekanik briket semakin meningkat. Hal ini dikarenakan adanya terjadi pengisian
pori-pori arang yang sebelumnya diisi udara atau O
2
yang banyak yang tentunya mengakibatkan arang bersifat rapuh dengan NaCl natrium klorida yang bersifat padatan sehingga arang tidak
bersifat rapuh lagi. Hal dibuktikan dengan gambar grafik antara nilai kuat tekan dan konsentrasi pengimpreg yang semakin naik dan dapat dilihat pada data lampiran 4 dimana nilai kuat tekan
berbanding lurus dengan konsentrasi pengimpreg.
4.2.4. Perbedaan Arang yang Sebelum dan Sesudah Impregnasi NaCl dengan Foto SEM dan FT-IR
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Foto SEM permukaan arang sebelum impregnasi NaCl
Analisa dengan menggunakan foto SEM berguna untuk melihat serbuk arang sebelum dan sesudah diimpregnasi. Gambar antara arang sebelum dan sesudah impregnasi akan
menunjukkan perbedaan yang nyata dimana arang yang sebelum diimpregnasi dengan NaCl memperlihatkan permukaan yang kasar dan berpori - pori pada permukaan karbon yang dapat
dilihat pada Gambar 4-5 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4-6. Foto SEM permukaan arang sesudah impregnasi NaCl
Hal ini berbeda dengan pada Gambar 4-6 dimana arang yang telah diimpregnasi dengan NaCl memperlihatkan permukaan yang berpori semakin kecil karena sebagian pori - porinya
telah ditutupi oleh NaCl.
Berdasarkan foto SEM ini bahwa proses impregnasi NaCl ke arang telah terjadi dimana proses impregnasi NaCl selama 1 hari pada arang yang sebelumnya dipanaskan pada anur 400°C,
pada pembesaran 200 kali terlihat bahwa pori - pori arang sebagian besar ditutupi NaCl yang tentunya akan mengubah nilai kalor bakar dan sifat mekanik briket arang tersebut.
Untuk melihat perbedaan yang lebih nyata pada serbuk arang sebelum dan sesudah diimpregnasi dengan NaCl hal ini didukung oleh data FT-IR. Berdasarkan data FTIR terjadi
perbedaan yang nyata dimana FT-IR berguna untuk melihat ikatan yang berbeda permukaan karbon pada arang sebelum dan sesudah impregnasi, dari Gambar 4-7 dapat diamati permukaan
karbon sebelum diimpregnasi NaCl sedikit terdapat sedikitnya bilangan gelombang yang terdapat pada gambar pengamatan FTIR.
Hal ini berbeda dengan arang setelah diimpregnasi denggan NaCl pada suhu 400 C,
maka terjadi perubahan yaitu senyawa yang terikat pada arang dan dapat diamati bilangan gelombangnya semakin banyak. Impregnasi NaCl ke butiran arang terjadi pada posisi bilangan
gelombang 1112,9 cm
-1
yang dapat dilihat pada Garnbar 4-8.
Universitas Sumatera Utara
Arang : Esther Sibarani pelet, 26 November 2009 Peaktable IRS, 13 Peaks
Threshhold : 80, Nois : 0.5, No Range Selection
Nr. Pos. 1cm
Intern Transmisi 1
318.2 6.0615
2 339.4
5.0927 3
352.9 5.0674
4 374.2
1.8088 5
393.5 6.1558
6 399.2
3.7920 7
416.6 4.7471
8 414.8
4.6917 9
482.2 4.2142
10 497.6
3.8559 11
553.5 3.7400
12 592.1
3.3290 13
864.1 3.2582
Gambar 4-3. FTIR arang sebelum diimpregnasi
Universitas Sumatera Utara
Arang : Esther Sibarani pelet, 26 November 2009 Peaktable IRS, 13 Peaks
Threshhold : 80, Nois : 0.5, No Range Selection
Nr. Pos. 1cm
Intern Transmisi 1
318.2 6.0615
2 339.4
5.0927 3
352.9 5.0674
4 374.2
1.8088 5
393.5 6.1558
6 399.2
3.7920 7
416.6 4.7471
8 414.8
4.6917 9
482.2 4.2142
10 497.6
3.8559 11
553.5 3.7400
12 592.1
3.3290 13
864.1 3.2582
Gambar 4-3. FTIR arang sebelum diimpregnasi
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan