masa kerja penyuluh pertanian THL-TB PP pada periode Desember 2012 paling tinggi masih selama 6 tahun. Sedangkan masa kerja Penyuluh Pertanian PNS
sebahagian besar telah mencapai rata-rata diatas 10 tahun 73,33.
4.2.5. Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan
Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan No. Status Perkawinan
PNS Orang
THL-TB PP Orang
Jumlah Orang
1. Belum Kawin
2 3
5 8,33
2. Sudah Kawin
28 27
55 91,67
Jumlah 30
30 60
100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 8 dapat terlihat bahwa sebanyak 5 orang 8,33 responden
mempunyai status perkawinan belum kawin dan sebanyak 55 orang 91,67 responden mempunyai status perkawinan sudah kawin. Dari status perkawinan
responden dapat diketahui bahwa sebahagian besar responden memiliki status perkawin yang sudah kawin 91,67 sehingga rasa tanggungjawabnya untuk
melaksanakan tugas penyuluhan akan semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kematangan Pribadi Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 1
2 3
Sedang 7
1 8
Tinggi 2
5 12
19
Total 3
14 13
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 9 dapat terlihat bahwa responden yang memiliki kematangan pribadi rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang, responden yang
memiliki kematangan pribadi sedang dengan motivasi kerja rendah sebanyak 2 orang dan tidak ada responden yang memiliki kematangan pribadi tinggi dengan
motivasi kerja rendah. Tidak ada responden yang memiliki kematangan pribadi rendah dengan motivasi kerja sedang, responden yang memiliki kematangan
pribadi sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 7 orang dan responden yang memiliki kematangan pribadi tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1
orang. Responden yang memiliki kematangan pribadi rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 2 orang, responden yang memiliki kematangan pribadi sedang
dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 5 orang dan responden yang memiliki kematangan pribadi tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 12 orang.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar responden penyuluh pertanian PNS memiliki kematangan pribadi tinggi dengan motivasi kerja tinggi
12 orang. Hasil analisis hubungann faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja
penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 12.019
4
a
.017 Likelihood Ratio
13.667 4
.008 Linear-by-Linear
Association 5.459
1 .019
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 10 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 12,019 dengan signifikansi sebesar 0,017. Nilai Signifikansi lebih kecil dari
∝ 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada
hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo.
Hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Data Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kematangan Pribadi Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 8
8 Tinggi
3 12
4 19
Total 5
21 4
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 11 diatas dapat terlihat bahwa responden yang memiliki kematangan pribadi rendah dengan motivasi rendah sebanyak 2 orang,
responden yang memiliki kematangan pribadi sedang dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang dan tidak ada responden yang memiliki kematangan
pribadi tinggi dengan motivasi kerja rendah. Tidak ada responden yang memiliki kematangan pribadi rendah dengan motivasi kerja sedang,
responden yang memiliki kematangan pribadi sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 8 orang dan tidak ada responden yang memiliki kematangan
pribadi tinggi dengan motivasi kerja sedang. Responden yang memiliki kematangan pribadi rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 3 orang,
responden yang memiliki kematangan pribadi sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 12 orang dan responden memiliki kematangan pribadi tinggi
dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 4 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa kebanyakan responden Penyuluh Pertanian THL-TB PP yang
memiliki kematangan pribadi sedang dengan motivasi kerja tinggi 12 orang.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kematangan pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten
Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 9.890
a
4 .042
Likelihood Ratio 10.629
4 .031
Linear-by-Linear Association
2.998 1
.083
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 12 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 9,890 dengan
signifikansi sebesar 0,042. Nilai Signifikansi lebih kecil dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
THL-TB PP di Kabupaten Karo. Kematangan pribadi merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Kematangan pribadi banyak dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik, pengalaman kerja, keinginan belajar,
faktor lingkungan dan faktor sosial budaya setempat. Pada penelitian ini faktor kematangan pribadi mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian baik yang berstatus sebagai penyuluh pertanian PNS maupun yang berstatus sebagai penyuluh pertanian THL-TB PP, hal ini disebabkan karena
para penyuluh pertanian tersebut selalu dibekali dengan berbagai pengetahuan oleh petugas kabupaten pada pelaksanaan pelatihan setiap 2 minggu sekali di
Balai penyuluhan Pertanian BPP yang ada pada setiap kecamatan, pertemuan
Universitas Sumatera Utara
bulanan yang dilaksanakan setiap bulan di kabupaten serta pelatihan lainnya yang dilaksanakan oleh tingkat provinsi maupun tingkat pusat. Disamping hal
tersebut faktor sosial budaya setempat dan faktor lingkungan juga turut mempengaruhi kematangan pribadi penyuluh pertanian yang ditempatkan di
desa-desa di Kabupaten Karo. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Parmo 2013 dengan judul Pengaruh Kematangan Pribadi dan Kelelahan
terhadap Motivasi Kerja di Pemeliharaan Instrumen PT.Pupuk Kaltim, diperoleh hasil bahwa kematangan pribadi dan kelelahan berpengaruh secara
bersama-sama terhadap motivasi kerja karyawan Pemeliharaan Instrumen PT.Pupuk Kaltim.
5.2. Hubungan Faktor Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor tingkat pendidikan dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Data Hubungan Faktor Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Tingkat Pendidikan Total
Rendah Tinggi
Rendah 1
2 3
Sedang 8
8 Tinggi
4 15
19
Total 5
25 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 13 dapat terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang, responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja rendah
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 2 orang. Tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan motivasi kerja sedang, responden yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 8 orang. Responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan motivasi kerja tinggi
sebanyak 4 orang dan responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 15 orang. Dari Tabel tersebut terlihat
bahwa sebahagian besar responden Penyuluh Pertanian PNS memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja tinggi 15 orang.
Hasil analisis hubungan faktor tingkat pendidikan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Analisis Hubungan Faktor Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 2.463
2
a
.292 Likelihood Ratio
3.658 2
.161 Linear-by-Linear
Association .057
1 .811
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 14 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 2,463 dengan
signifikansi sebesar 0,292. Nilai Signifikansi lebih besar dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungann faktor tingkat pendidikan dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian PNS di Kabupaten Karo. Hubungan faktor tingkat pendidikan dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Data Hubungan Faktor Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Tingkat Pendidikan Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 1
2 3
Sedang 8
8 Tinggi
5 2
12 19
Total 6
2 22
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 15 dapat terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang, tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidikan sedang dengan motivasi kerja
rendah dan responden memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja rendah sebanyak 2 orang. Tidak ada responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah dengan motivasi kerja sedang, tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidikan sedang dengan motivasi kerja sedang dan
responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 8 orang. Responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah
dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 5 orang, responden yang memiliki tingkat pendidikan sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 2 orang dan
responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 12 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar
responden Penyuluh Pertanian THL-TB PP memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan motivasi kerja tinggi 12 orang.
Hasil analisis hubungan faktor tingkat pendidikan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel
16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Hasil Analisis Hubungan Faktor Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten
Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 4.466
4
a
.347 Likelihood Ratio
6.589 4
.159 Linear-by-Linear
Association .710
1 .399
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 16 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 4,466 dengan signifikansi sebesar 0,347. Nilai Signifikansi lebih besar dari
∝ 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak
hubungan faktor tingkat pendidikan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo.
Tingkat pendidikan para penyuluh pertanian baik penyuluh pertanian PNS maupun THL-TB PP di Kabupaten Karo didominasi oleh tingkat pendidikan
yang tamat S-1 76,67. Berdasarkan uji Chi-Square ternyata tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh pertanian baik
yang berstatus sebagai penyuluh pertanian PNS maupun THL-TB PP, hal ini disebabkan karena didalam pelaksanaan tugas di lapangan pengalaman kerja
dan kemampuan berkomunikasi dengan petani yang menjadi sasaran penyuluhan lebih diutamakan. Pemberian fasilitas kerja dan kompensasi belum
mempertimbangkan faktor tingkat pendidikan tetapi berdasarkan prestasi kerja yang dicapai oleh masing-masing penyuluh pertanian.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Hubungan Faktor Kelelahan dan Kebosanan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor kelelahan dan kebosanan dengan motivasi kerja
penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Data Hubungan Faktor Kelelahan dan Kebosanan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kelelahan dan Kebosanan Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 2
6 8
Tinggi 5
11 3
19
Total 7
19 4
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 17 dapat terlihat bahwa tidak ada responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan rendah dengan motivasi kerja rendah, sebanyak 2
orang responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan yang sedang dengan motivasi kerja rendah dan sebanyak 1 orang responden yang memiliki
kelelahan dan kebosanan tinggi dengan motivasi kerja yang rendah. Sebanyak 2 orang responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan rendah dengan
motivasi kerja sedang, sebanyak 6 orang responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan sedang dengan motivasi kerja sedang dan tidak ada responden
yang memiliki kelelahan dan kebosanan tinggi dengan motivasi kerja sedang. Sebanyak 5 orang responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan rendah
dengan motivasi kerja tinggi, sebanyak 11 orang responden yang memiliki kelelahan dan kebosananan sedang dengan motivasi kerja tinggi dan sebanyak
3 orang responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan tinggi dengan motivasi kerja tinggi. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar
Universitas Sumatera Utara
responden Penyuluh Pertanian PNS memiliki tingkat kelelahan dan kebosanan sedang dengan motivasi kerja yang tinggi 11 orang.
Hasil analisis hubungan faktor kelelahan dan kebosanan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kelelahan dan Kebosanan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten
Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 3.101
4
a
.541 Likelihood Ratio
4.585 4
.333 Linear-by-Linear
Association .394
1 .530
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 18 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 3,101 dengan
signifikansi sebesar 0,541. Nilai Signifikansi lebih besar dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungan faktor kelelahan dan kebosanan dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian PNS di Kabupaten Karo. Hubungan Faktor kelelahan dan kebosanan dengan motivasi kerja
penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19. Data Hubungan Faktor Kelelahan dan Kebosanan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di
Kabupaten Karo Motivasi
Kerja Kelelahan dan Kebosanan
Total Rendah
Sedang Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 2
6 8
Tinggi 2
13 4
19
Total 4
21 5
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 19 terlihat bahwa tidak ada responden yang memiliki
kelelahan dan kebosanan rendah dengan motivasi kerja rendah, responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan yang sedang dengan motivasi kerja
rendah sebanyak 2 orang dan responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan tinggi dengan motivasi kerja yang rendah sebanyak 1 orang.
Responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan rendah dengan motivasi kerja sedang sebanyak 2 orang, responden yang memiliki kelelahan dan
kebosanan sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 6 orang dan tidak ada responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan tinggi dengan motivasi
kerja sedang. Responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 2 orang, responden yang memiliki
kelelahan dan kebosananan sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 13 orang dan responden yang memiliki kelelahan dan kebosanan tinggi dengan
motivasi kerja tinggi sebanyak 4 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar responden Penyuluh Pertanian THL-TB PP memiliki
tingkat kelelahan dan kebosanan sedang dengan motivasi kerja yang tinggi 13 orang.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis hubungan faktor kelelahan dan kebosanan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada
Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kelelahan dan Kebosanan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di
Kabupaten Karo
Value Df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 3.422
4
a
.490 Likelihood Ratio
4.864 4
.302 Linear-by-Linear
Association .052
1 .819
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 20 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 3,422 dengan signifikansi sebesar 0,490. Nilai Signifikansi lebih besar dari
∝ 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak
ada hubungan faktor kelelahan dan kebosanan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo.
Kelelahan dan kebosanan pada umumnya dapat disebabkan karena meningkatnya jam kerja dinas dan luar dinas, pekerjaan yang bersifat rutinitas,
hasil kerja yang kurang dihargai serta kebijakan pimpinan yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan pekerjaan. Dari hasil uji Chi-Square ternyata
faktor kelelahan dan kebosanan tidak mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian baik yang berstatus sebagai penyuluh pertanian PNS
maupun yang berstatus sebagai penyuluh pertanian THL-TB PP. Hal ini disebabkan karena jam kerja sebagai penyuluh pertanian tidak terlalu mengikat
dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan petanikelompok
Universitas Sumatera Utara
tanigapoktan, pekerjaan sebagai penyuluh pertanian tidak terlalu bersifat rutinitas karena didukung oleh dinamika yang terjadi pada kelompok sasaran
penyuluhan serta kebijakan pimpinan yang cukup respon terhadap pelaksanaan tugas penyuluh di lapangan.
5.4. Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Data Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Keinginan Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 5
1 2
8 Tinggi
1 15
3 19
Total 8
17 5
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 21 dapat terlihat bahwa responden yang memiliki keinginan
rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 2 orang, responden yang memiliki keinginan sedang dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang dan
tidak ada responden yang memiliki keinginan tinggi dengan motivasi kerja rendah. Responden yang memiliki keinginan rendah dengan motivasi kerja
sedang sebanyak 5 orang, responden yang memiliki keinginan sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1 orang dan responden yang memiliki
keinginan tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 2 orang. Responden yang memiliki keinginan rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 1
Universitas Sumatera Utara
orang, responden yang memiliki keinginan sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 15 orang dan responden yang memiliki keinginan tinggi dengan
motivasi kerja tinggi sebanyak 3 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar responden Penyuluh Pertanian PNS memiliki keinginan
sedang dengan motivasi kerja tinggi 15 orang. Hasil analisis hubungann faktor keinginan dengan motivasi kerja
penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Hasil Analisis Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 14.465
4
a
.006 Likelihood Ratio
16.098 4
.003 Linear-by-Linear
Association 5.318
1 .021
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 22 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 14,465 dengan
signifikansi sebesar 0,006. Nilai Signifikansi lebih kecil dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di
Kabupaten Karo. Hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 23.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23. Data Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Keinginan Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 5
3 8
Tinggi 5
14 19
Total 2
11 17
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 23 dapat terlihat bahwa responden yang memiliki keinginan yang rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 2 orang, responden yang
memiliki keinginan sedang dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang dan tidak ada responden memiliki keinginan tinggi dengan motivasi kerja rendah.
Tidak ada responden yang memiliki keinginan rendah dengan motivasi kerja sedang, responden yang memiliki keinginan sedang dengan motivasi kerja
sedang sebanyak 5 orang dan responden memiliki keinginan tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 3 orang. Tidak ada responden yang memiliki
keinginan rendah dengan motivasi kerja tinggi, responden yang memiliki keinginan sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 5 orang dan
responden yang memiliki keinginan tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 14 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar
responden Penyuluh Pertanian THL-TB PP memiliki keinginan tinggi dengan motivasi kerja tinggi 14 orang.
Hasil analisis hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 24. Hasil Analisis Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 23.210
4
a
.000 Likelihood Ratio
15.912 4
.003 Linear-by-Linear
Association 11.985
1 .001
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 24 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 23,210 dengan
signifikansi sebesar 0,000. Nilai Signifikansi lebih kecil dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB
PP di Kabupaten Karo. Keinginan merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap
peningkatan motivasi kerja. Semakin tinggi keinginan maka motivasi kerja untuk mewujudkannya juga akan semakin tinggi. Keinginan yang sering
menjadi dambaan setiap orang adalah penghasilan yang mencukupi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan, keinginan untuk memperoleh perlengkapan
rumah tangga, keinginan mendapatkan fasilitas kerja yang memadai, keinginan akan rasaa aman, keinginan untuk memperoleh jaminan pekerjaan dan
keinginan untuk memperoleh penghargaan dari orang lain. Dari hasil uji Chi- Square ternyata faktor keinginan mempunyai hubungan dengan motivasi kerja
penyuluh pertanian baik yang berstatus sebagai penyuluh pertanian PNS maupun sebagai penyuluh pertanian THL-TB PP, hal ini berkaitan dengan
belum terpenuhinya keinginan yang diharapkan oleh penyuluh pertanian seperti keinginan untuk mendapatkan penghasilan yang layak yang mampu memenuhi
Universitas Sumatera Utara
seluruh kebutuhan keluarga serta keinginan yang tinggi dari penyuluh pertanian THL-TB PP untuk menjadi penyuluh pertanian yang berstatus PNS. Menurut
Saydan dalam Sayuti 2007 seseorang mau bekerja keras bila ada keinginan dan harapan pribadi yang hendak diwujudkan menjadi kenyataan.
5.5. Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Data Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kepuasan Kerja Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 1
6 1
8 Tinggi
3 6
10 19
Total 6
13 11
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 25 dapat terlihat bahwa responden yang memiliki kepuasan
kerja rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 2 orang, Responden yang memiliki kepuasan kerja sedang dengan dengan motivasi kerja rendah
sebanyak 1 orang dan tidak ada responden memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja rendah. . Responden yang memiliki kepuasan kerja
rendah dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1 orang, responden yang memiliki kepuasan kerja sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 6
orang dan responden memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1 orang. Responden yang memiliki kepuasan kerja rendah
Universitas Sumatera Utara
dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 3 orang, responden yang memiliki kepuasan kerja sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 6 orang dan
responden yang memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 10 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar
responden Penyuluh Pertanian PNS memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja tinggi 10 orang.
Hasil analisis hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 9.881
4
a
.042 Likelihood Ratio
9.795 4
.044 Linear-by-Linear
Association 5.343
1 .021
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 26 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 9,881 dengan signifikansi sebesar 0,042. Nilai Signifikansi lebih kecil dari
∝ 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada
hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo.
Hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 27.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 27. Data Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kepuasan Kerja Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 3
3 Sedang
6 2
8 Tinggi
4 5
10 19
Total 4
14 12
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 27 dapat terlihat bahwa tidak ada responden yang memiliki
kepuasan kerja rendah dengan motivasi kerja rendah, responden yang memiliki kepuasan kerja sedang dengan dengan motivasi kerja rendah
sebanyak 3 orang dan tidak ada responden memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja rendah. . Tidak ada responden yang memiliki kepuasan
kerja rendah dengan motivasi kerja kerja sedang, responden yang memiliki kepuasan kerja sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 6 orang dan
tidak ada responden memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja sedang. Responden yang memiliki kepuasan kerja rendah dengan motivasi
kerja tinggi sebanyak 4 orang, responden yang memiliki kepuasan kerja sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 5 orang dan responden yang memiliki
kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 10 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar responden Penyuluh Pertanian
THL-TB PP memiliki kepuasan kerja tinggi dengan motivasi kerja tinggi 10 orang.
Hasil analisis hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel
28.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 28. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di
Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 9.615
4
a
.047 Likelihood Ratio
11.801 4
.019 Linear-by-Linear
Association .467
1 .495
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 28 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 9,615 dengan
signifikansi sebesar 0,047. Nilai Signifikansi lebih kecil dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
THL-TB PP di Kabupaten Karo. Kepuasan kerja sebagai penyuluh pertanian dapat terlihat dari kesesuaian
wilayah kerja, adanya dukungan dari rekan sekerja, terjalinnya hubungan yang harmonis di tempat kerja baik dengan petanikelompok tanigapaktan, dengan
tokoh masyarakat, aparat desa, kios saprodi dsb, adanya dampak positip pada masyarakat atas hasil penyuluhan yang telah dilakukan serta adanya
penghargaan dari pimpinan atas hasil kerja yang telah dicapai. Dari hasil uji Chi-Square ternyata faktor kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan
motivasi kerja penyuluh pertanian baik yang berstatus sebagai penyuluh pertanian PNS maupun sebagai penyuluh pertanian THL-TB PP.
Penelitian yang dilakukan oleh Maulidar, dkk 2012 dengan judul Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja dan
Dampaknya terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh, menghasilkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja berpengaruh positip terhadap motivasi kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Aceh.
5.6. Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Data Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kompensasi Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 2
1 3
Sedang 1
7 8
Tinggi 2
7 10
19
Total 5
15 10
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 29 dapat terlihat bahwa responden yang menginginkan
kompensasi rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 2 orang, Responden yang menginginkan kompensasi sedang dengan dengan motivasi
kerja rendah sebanyak 1 orang dan tidak ada responden menginginkan kompensasi tinggi dengan motivasi kerja rendah. Responden yang
menginginkan kompensasi rendah dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1 orang, responden yang menginginkan kompensasi sedang dengan motivasi
kerja sedang sebanyak 7 orang dan tidak ada responden menginginkan kompensasi tinggi dengan motivasi kerja sedang. Responden yang
menginginkan kompensasi rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 2
Universitas Sumatera Utara
orang, responden yang menginginkan kompensasi sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 7 orang dan responden yang menginginkan kompensasi
tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 10 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar responden Penyuluh Pertanian PNS
menginginkan kompensasi tinggi dengan motivasi kerja tinggi 10 orang. Hasil analisis hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja
penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 13.877
4
a
.008 Likelihood Ratio
15.015 4
.005 Linear-by-Linear
Association 8.175
1 .004
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 30 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 13,877 dengan
signifikansi sebesar 0,008. Nilai Signifikansi lebih kecil dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di
Kabupaten Karo. Hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 31.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31. Data Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kompensasi Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 1
2 3
Sedang 8
8 Tinggi
12 7
19
Total 1
22 7
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 31 dapat terlihat bahwa responden yang menginginkan
kompensasi rendah dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1 orang, responden yang menginginkan kompensasi sedang dengan dengan motivasi kerja rendah
sebanyak 2 orang dan tidak ada responden yang menginginkan kompensasi tinggi dengan motivasi kerja rendah. Tidak ada responden yang menginginkan
kompensasi rendah dengan motivasi kerja sedang, responden yang menginginkan kompensasi sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 8
orang dan tidak ada responden menginginkan kompensasi tinggi dengan motivasi kerja sedang. Tidak ada responden yang menginginkan kompensasi
rendah dengan motivasi kerja tinggi, responden yang menginginkan kompensasi sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 12 orang dan
responden yang menginginkan kompensasi tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 7 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar
responden Penyuluh Pertanian THL-TB PP menginginkan kompensasi sedang dengan motivasi kerja tinggi 12 orang.
Hasil analisis hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel
32.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 32. Hasil Analisis Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 14.115
4
a
.007 Likelihood Ratio
11.996 4
.017 Linear-by-Linear
Association 7.296
1 .007
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 32 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 14,115 dengan
signifikansi sebesar 0,007. Nilai Signifikansi lebih kecil dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-
TB PP di Kabupaten Karo. Kompensasi merupakan salah satu alat motivasi yang cukup baik untuk
meningkatkan kinerja seseorang. Pemberian kompensasi harus dilaksanakan secara jujur dan adil. Kompensasi kepada penyuluh pertanian dapat diberikan
berdasarkan prestasi kerja dan berdasarkan jarak tempat tugas. Dari hasil analisis dengan uji Chi-Square ternyata faktor kompensasi mempunyai
hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian baik yang berstatus sebagai penyuluh pertanian PNS maupun sebagai penyuluh pertanian THL-TB PP.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hardi Pasaribu 2008 dengan judul Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja
Pegawai pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, bahwa pemberian insentif baik insentif finansial maupun insentif non finansial berpengaruh nyata
terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas penadapatan Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
5.7. Hubungan Faktor Peraturan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Hubungan faktor peraturan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Data Hubungan Faktor Peraturan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kelelahan dan Kebosanan Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 1
2 3
Sedang 1
1 6
8 Tinggi
5 2
12 19
Total 6
4 20
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 33 dapat terlihat bahwa tidak ada responden yang
menginginkan peraturan rendah dengan motivasi kerja rendah, responden yang menginginkan peraturan sedang dengan motivasi kerja rendah sebanyak 1
orang dan responden yang menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja yang rendah sebanyak 2 orang. Responden yang menginginkan peraturan
rendah dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1 orang, responden yang menginginkan peraturan sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1
orang dan responden yang menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 6 orang. Responden yang menginginkan peraturan
rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 5 orang, responden yang menginginkan peraturan sedang dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 2 orang
dan responden yang menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 12 orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar
Universitas Sumatera Utara
responden Penyuluh Pertanian PNS menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja yang tinggi 12 orang.
Hasil analisis hubungan faktor peraturan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Hasil Analisis Hubungan Faktor Peraturan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 2.339
4
a
.674 Likelihood Ratio
2.678 4
.613 Linear-by-Linear
Association .673
1 .412
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah Pada Tabel 34 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 2,339 dengan
signifikansi sebesar 0,674. Nilai Signifikansi lebih besar dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungan faktor peraturan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS
di Kabupaten Karo. Hubungan Faktor peraturan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian
THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Data Hubungan Faktor Peraturan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Peraturan Total
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah 3
3 Sedang
1 7
8 Tinggi
4 1
14 19
Total 4
2 24
30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 35 dapat terlihat bahwa tidak ada responden yang menginginkan peraturan rendah dengan motivasi kerja rendah, tidak ada
responden yang menginginkan peraturan sedang dengan motivasi kerja rendah dan responden yang menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja yang
rendah sebanyak 3 orang. Tidak ada responden yang menginginkan peraturan rendah dengan motivasi kerja sedang, responden yang menginginkan peraturan
sedang dengan motivasi kerja sedang sebanyak 1 orang dan responden yang menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja sedang sebanyak 7
orang. Responden yang menginginkan peraturan rendah dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 4 orang, responden yang menginginkan peraturan sedang
dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 1 orang dan responden yang menginginkan peraturan tinggi dengan motivasi kerja tinggi sebanyak 14
orang. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa sebahagian besar responden Penyuluh Pertanian THL-TB PP menginginkan peraturan tinggi dengan
motivasi kerja yang tinggi 14 orang. Hasil analisis hubungan faktor peraturan dengan motivasi kerja penyuluh
pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 36.
Tabel 36. Hasil Analisis Hubungan Faktor Peraturan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Pearson Chi-Square 3.281
4
a
.512 Likelihood Ratio
4.729 4
.316 Linear-by-Linear
Association 1.974
1 .160
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 36 terlihat bahwa Nilai Chi-Square sebesar 3,281 dengan
Universitas Sumatera Utara
signifikansi sebesar 0,512. Nilai Signifikansi lebih besar dari ∝ 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungan faktor peraturan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-
TB PP di Kabupaten Karo. Peraturan yang dilaksanakan dengan baik dan tidak memihak merupakan
suatu hal yang dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang. Di dalam pelaksanaan kerja penyuluh pertanian perlu ditegakkan peraturan, dimana bagi
yang melanggar peraturan tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bagi yang melaksanakan peraturan dengan baik perlu
diberikan penghargaan, sehingga setiap penyuluh pertanian selalu berupaya untuk melaksanakan peraturan tersebut secara baik dan benar. Berdasarkan uji
Chi-Square ternyata faktor peraturan tidak mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian baik yang berstatus sebagi penyuluh
pertanian PNS maupun yang berstatus sebagai penyuluh pertanian THL-TB PP, hal ini disebabkan karena penegakan peraturan yang masih cukup lemah
pelaksanaannya. Kondisi ini pada umumnya terjadi karena kurangnya supervisi tugas-tugas penyuluh di lapangan.
5.8. Faktor yang Paling Erat Hubungannya dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL TB PP di Kabupaten Karo.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa faktor yang mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL TB PP di Kabupaten
Karo adalah faktor kematangan pribadi, faktor keinginan, faktor kepuasan kerja dan faktor kompensasi. Faktor yang paling erat hubungannya dengan motivasi
Universitas Sumatera Utara
kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37. Faktor yang Paling Erat Hubungannya dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo
Motivasi Kerja
Kematangan Pribadi
Keinginan Kepuasan
Kerja Kompensasi
PNS 53,50
57,00 49,80
56,20 THL-TB PP
49,80 66,00
49,30 56,60
Rata-rata 51,65
61,50 49,55
56,40
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Dari Tabel 37 terlihat bahwa dari keempat faktor yang mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP,
ternyata faktor yang paling erat hubungannya dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP adalah faktor keinginan 61,50, kemudian
disusul oleh faktor kompensasi 56,40, faktor kematangan pribadi 51,65 dan faktor kepuasan kerja 49,55.
Rincian tingkat keeratan hubungan masing-masing faktor dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat
pada uraian berikut ini.
5.8.1. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di
Kabupaten Karo
Tingkat keeratan hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat
dilihat pada Tabel 38 dan 39.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 38. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di
Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .535
.017 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Tabel 39. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kematangan Pribadi
dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .498
.042 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 38 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di
Kabupaten Karo sebesar 53,5 , hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,535. Sedangkan pada Tabel 39 terlihat bahwa tingkat
keeratan hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 49,8 , hal ini dapat terlihat
dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,498. Dari Tabel 38 dan 39 tersebut dapat diketahui bahwa kematangan pribadi penyuluh pertanian PNS 53,5
mempunyai hubungan yang lebih erat dengan motivasi kerja dibandingkan dengan kematangan pribadi penyuluh pertanian THL-TB PP 49,8 di
Kabupaten Karo, hal ini disebabkan karena penyuluh pertanian PNS pada umumnya telah mempunyai masa kerja yang lebih tinggi diatas 10 tahun
daripada penyuluh pertanian THL-TB PP.yang masa kerjanya paling tinggi masih selama 6 tahun pada periode tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
5.8.2. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten
Karo
Tingkat keeratan hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP dapat dilihat pada Tabel 40 dan 41.
Tabel 40. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .570
.006 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Tabel 41. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi
Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .660
.000 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 40 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo sebesar 57
hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,570. Sedangkan pada Tabel 41 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor keinginan
dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 66, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,660.
Dari Tabel 40 dan 41 tersebut dapat diketahui bahwa faktor keinginan penyuluh pertanian yang berstatus THL-TB PP 66 mempunyai hubungan yang lebih
erat dengan motivasi kerja dibandingkan dengan keinginan penyuluh pertanian THL-TB PP 57 di Kabupaten Karo, hal ini disebabkan karena semua
Universitas Sumatera Utara
penyuluh pertanian THL-TB PP sangat menginginkan adanya jaminan pekerjaan untuk diangkat sebagai penyuluh pertanian yang berstatus PNS
5.8.3. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di
Kabupaten Karo
Tingkat keeratan hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP dapat dilihat pada Tabel 42 dan 43.
Tabel 42. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .498
.042 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Tabel 43. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten
Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .493
.047 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 42 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo sebesar
49,8 hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,498. Sedangkan pada Tabel 43 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor
kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 49,3, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien
kontingensi sebesar 0,493. Dari Tabel 42 dan 43 tersebut dapat diketahui bahwa faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian PNS 49,8 dan THL-TB PP
Universitas Sumatera Utara
49,3 mempunyai hubungan yang hampir bersamaan dengan motivasi kerja, hal ini disebabkan karena penyuluh pertanian tersebut didalam melaksanakan
tugasnya sama-sama mendapatkan kepuasan kerja melalui dukungan dari rekan sekerja, masyarakat, aparat desa, pengusaha kios saprodi, pimpinan serta
kepuasan atas keberhasilan masyarakat sebagai dampak dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
5.8.4. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten
Karo
Tingkat keeratan hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP dapat dilihat pada Tabel 44 dan 45.
Tabel 44. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kompensasi dengan
Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .562
.008 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Tabel 45. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kompensasi dengan
Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo
Value Approx. Sig
Nominal by Contingency Coefficient .566
.007 Nominal N of Valid Cases
30 Sumber : Hasil Penelitian 2013 Data Diolah
Pada Tabel 44 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo
sebesar 56,2 hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,562. Sedangkan pada Tabel 45 terlihat bahwa Tingkat keeratan hubungan
Universitas Sumatera Utara
faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 56,6, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien
kontingensi sebesar 0,566. Dari Tabel 44 dan 45 terlihat bahwa faktor kompensasi penyuluh pertanian PNS 56,2 dan THL-TB PP 56,6
mempunyai hubungan yang hampir bersamaan dengan motivasi kerja, hal ini disebabkan karena penyuluh pertanian tersebut sangat menginginkan adanya
kompensasi yang diberikan berdasarkan jarak tempat tugas, berdasarkan prestasi kerja dan pemberiannya dilaksanakan secara jujur dan adil.
Universitas Sumatera Utara
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan