concentration, deskripsi produk dan diferensiasi produk, syarat-syarat entry dan sebagainya Hammond dan Dahl 1997;27. Sruktur pasar dicirikan oleh
konsentrasi pasar, diferensiasi produk, dan kebebasan keluar masuk pasar. Dalam analisis sitem pemasaran, struktur pasar sangat diperlukan karena secara otomatis
akan dijelaskan bagaimana perilaku penjual dan pembeli yang terlibat market conduct dan selanjutnya akan menunjukan keragaan yang terjadi dari struktur dan
perilaku pasar market performance yang ada dalam sistem pemasaran tersebut. Hammond dan Dahl 1997;44, menetapkan empat faktor penentu dari
karakteristik struktur pasar, yaitu: jumlah atau ukuran perusahaan, kondisi atau keadaaan komoditas, kondisi keluar masuk perusahaan, dan tingkat pengetahuan
yang dimiliki oleh patisipan dalam pemasaran. Berdasarkan strukturnya, pasar digolongkan menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna. Pasar persaingan sempurna jika terdapat banyak pembeli dan penjual, setiap pembeli dan penjual hanya mengusai sebagian kecil dari barang
dan jasa, sehingga tidak dapat mempengaruhi harga pasar price taker, barang atau jasa homogeni serta pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar freedom
to entry and to exit. Sedangkan pasar persaingan tidak sempurna dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penjual dan pembeli. Dari sisi pembeli terdiri dari pasar
monopsoni, oligopsoni dan sebagainya. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan monopolipstik, monopoli, oligopoli dan sebagainya.
2.9 Farmer’s Share
Tomek dan Robinson 1990;114 menjelaskan bahwa bagian harga yang diterima petani farmer’s share adalah suatu nilai hasil perbandingan antara
harga jual di petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen dan dinyatakan dalam persentase. Tomek dan Robinson 1990;116 menambahkan bahwa
farmer’s share dan harga di tingkat petani memiliki kecenderungan untuk bergerak naik atau turun bersama-sama, saat harga di tingkat petani menurun
maka farmer’s share akan menghasilkan persentase yang rendah, ini berarti pemasaran terselenggara kurang baik. Farmer’s share mempunyai hubungan
negatif dengan marjin pemasaran maka bagian yang akan diperoleh petani semakin rendah
2.1.10 Efisiensi Pemasaran
Setiap pelaku pemasaran menginginkan proses pemasaran dapat berjalan seefisien mungkin, sedangkan terjadinya proses pemasaran yang tidak efisien
dikarenakan panjangnya saluran pemasaran, tingginya biaya pemasaran dan kegagalan pasar Anindita, 2004:22. Ada dua pengukuran efisiensi pemasaran
yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Menurut Hanafiah Saefuddin 2006:100, efisiensi teknis adalah upaya
pengendalian fisik produk dengan tujuan mengurangi kerusakan produk, mencegah merosotnya mutu produk, dan menghemat tenaga kerja sehingga
mengakibatkan pengurangan biaya pemasaran. Efisiensi ekonomis bertujuan penggunaan biaya yang serendah mungkin untuk memperoleh keuntungan.
Ditambahkan pula bahwa banyaknya lembaga perantara yang terlibat dalam
saluran pemasaran yang secara vertikal akan menambah biaya pemasaran dans ebaliknya makin sedikit perantara maka pendistribusian makin cepat, makin
murah dan makin efisien produk.
2.2. Studi Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai kayu sengon Paraserianthes falcataria, kayu gergajian dan sistem pemasaran produk pertanian pernah dilakukan
sebelumnya. Beberapa judul penelitian yang pernah diteliti adalah: Firman, N.S 1998, melakukan penelitian mengenai Analisis Efisiensi
Tataniaga Mangga Cengkir, Arumanis dan Gedong. Hasil penelitian menunjukan marjin pemasaran di lokasi penelitian tidak merata dengan marjin terbesar pada
pengumpul dan Pedagang Antar Kota PAK. Struktur pasar di tingkat petani, tengkulak dan PAK dari sisi pembeli termasuk ke pasar oligopsoni. Sedangkan
sistem pasar di tingkat pengepul dan pedagang grosir dari sisi penjual adalah pasar oligopoli. Dari hasil analisis marjin pemasaran dan keterpaduan pasar disimpulkan
sistem pemasaran di lokasi penelitian belum efisien. Maryatun 1999, melakukan penelitian mengenai Analisis Biaya dan
Pemasaran Marketing Marjin kayu gerjgajian di DKI dengan studi kasus di daerah Kalibaru. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tentang profil perdagangan yang berada di wilayah Kalibaru, mengidentifikasi lembaga-lembaga yang terlibat dan menentukan efisiensi saluran pemasarannya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kayu gergajian di Kalibaru adalah; distributor, pedagang besar dan
pengecer. Tingkat pengecer pada kayu Borneo Kalimantan merupakan tingkat pemasaran yang efisien secara ekonomi, sedangkan kayu Keruing pada tingkat
distributor adalah jenis kayu yang efisien secara operasional
2.3 Kerangka Pemikiran