4 Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara
modal bank modal inti + modal pelengkap dan total ATMR. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut Harmono, 2009:
CAR = ATMR
Risiko Menurut
Tertimbang Aktiva
Bank Modal
x 100
Skala predikat kesehatan bank, rasio CAR untuk permodalan bank sebagai berikut Harmono, 2009 :
Tabel 2.1 Skala predikat
Capital Adequacy Ratio
No Predikat
Rasio CAR
1 2
Sehat Cukup sehat
8,00-9,00 7,90- 8,00
Setiap penurunan 0,1ditentukan dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9
Sumber : Harmono 2009
b. Efisiensi
Untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan
operasional BOPO. Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, terutama kredit, dimana sampai saat ini
pendapatan bank-bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya
lebih dari 1.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hal yang terpenting untuk mencapai keefisiensian operasional adalah meningkatkatn produktivitas perusahaan, menekan biaya,
sehingga menghasilka output yang maksimal dan akan mempengaruhi laba Koch, 2003. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut Harmon, 2009 :
BOPO -=
l Operasiona
Pendapatan l
Operasiona Beban
x 100
Kriteria nilai kredit BOPO dapat dihitung sebagai berikut Harmon, 2009:
1 Untuk rasio 100 atau lebih, nilai kredit = 0.
2 Untuk setiap penurunan sebesar 0,08, nilai kredit ditambah 1
dengan maksimum 100. Bobot CAMEL untuk rasio BOPO adalah 5.
Tabel 2.2 Skala predikat Beban Opeasional terhadap
Pendapatan Operasional No
Predikat Rasio
Nilai Kredit
1 Sehat
93,52 - 92 81-100
2 Cukup Sehat
94,72 - 93,53 66 - 81
3 Kurang Sehat 95,92 - 94,73
51- 66 4
Tidak Sehat 100 - 95,92
0 - 51 Sumber: Harmon 2009
c. Likuiditas
Ada beberapa rasio untuk mengukur likuiditas bank, dan salah satu rasio yang umum digunakan adalah Loan Deposit Ratio LDR.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank Dendawijaya, 2005. LDR dapat
dihitung dengan rumus Riyadi, 2004 :
LDR =
Modal DPK
diberikan yang
kredit Total
+
x 100
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima oleh bank adalah
sebagai berikut: 1
KLBI Kredit Likuiditas Bank Indonesia jika ada. 2
Giro, deposito, dan tabungan. masyarakat. 3
Pinjaman bukan dari bank yang bedangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak termasuk pinjaman. subordinasi.
4 Deposito dan pinjaman dari bank lain yang bedangka waktu lebih
dari 3 bulan. 5
Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang bedangka waktu lebih dari bulan.
6 Modal pinjaman
7 Modal inti
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam penilaian kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan nilai kredit LDR sebagai berikut Harmon, 2009 :
1 Untuk rasio LDR sebesar 110 atau lebih, nilai kredit = 0
2 Untuk setiap penurunan 1 mulai dari 115 diberi nilai kredit
ditambah 4, nilai maksimum 100. Bobot CAMEL untuk. LDR adalah 5.
Tabel 2.3 Skala predikat
Loan to Deposit Ratio No
Predikat Rasio
Nilai Kredit
1 Sehat
94,75 81-100
2 Cukup Sehat
94,76-98,5 66- 81
3 Kurang Sehat
98,51-102,25 51- 66
4 Tidak Sehat
100 0- 51
Sumber : Harmono 2009
d. Non Performing Loan NPL Performing