Protein Kasar Uji Kimia Pakan

kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada bahan pakan. Namun pada penelitian ini analisis proksimat yang dilakukan terkhusus untuk kandungan protein dan serat.

1. Protein Kasar

Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan nitrogen N yang terkandung pada suatu bahan dikali dengan 6,25. Nilai kandungan protein kasar tepung kulit buah markisa yang difermentasi dengan Phanerocaete chrysosporium dan tanpa fermentasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan protein kasar tepung kulit buah markisa fermentasi Phanerocaete chrysosporium Dosis CFUg Lama Fermentasi Hari Rata-rata kgm 3 7 14 21 10 ⁴ 8,50 11,88 15, 06 16,30 12,94 b 10 ⁶ 8,50 13,02 17,91 18,03 14,37 a Rata-rata kgm 3 8,50 d 12,45 c 16,49 b 17,17 a Ket : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata P0,01 Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa faktor dosis, faktor lama fermentasi serta interaksi antar kedua faktor masing-masing memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata P0.01 terhadap kandungan protein kasar tepung kulit buah markisa. Kandungan protein kasar pada fermentasi hari ke-7 meningkat sebesar 46,47 dari hari ke-0, pada hari ke-14 meningkat sebesar 94 dari hari ke-0 dan pada hari ke-21 meningkat sampai 100 dari hari ke-0 dengan persentase kadar protein hari ke-0 tanpa fermentasi 8,50 menjadi 17,17 pada hari ke-21. 29 Universitas Sumatera Utara Pengaruh dosis yang terbaik terhadap kandungan protein kasar adalah 10 ⁶ CFUg dengan dengan nilai rata-rata 14,37 dan pada dosis 10 ⁴ CFUg. Sedangkan interaksi terbaik ditunjukan oleh dosis 10 ⁶ CFUg dengan lama fermentasi 21 hari dengan nilai rata-rata sebesar 18,03. Salah satu penyebab kandungan protein meningkat disebabkan biokonversi dari komponen anorganik menjadi bahan organik yaitu adanya kerja optimal kapang Phanerocaete chrysosporium yang mengubah komponen anorganik menjadi bahan organik, namun peningkatan kadar protein yang paling dominan selama proses fermentasi berlangsung juga dikarenakan adanya penambahan protein yang disumbangkan dari tubuh kapang fermentator itu sendiri atau juga disebut sebagai protein sel tunggal single cell protein. Hal ini sesuai dengan pernyataan Setiyarto 2011 yang menyatakan bahwa protein sel tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar murni yang berasal dari mikroorganisme bersel satu atau banyak , seperti bakteri, khamir, jamur, ganggang dan protozoa yang sederhana yang merupakan salah satu jalan untuk memperkaya kadar protein bahan dengan cara membudidayakan sel mikroba sebagai sumber protein protein sel tunggal. Oleh karena itu semakin lama proses fermentasi maka semakin banyak mikroba yang dihasilkan dan akan menyebabkan peningkatan protein yang semakin tinggi pula. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Wang et al. 1979, yang menyatakan bahwa selama proses fermentasi berlangsung, kadar protein media mengalami peningkatan, .karena adanya kenaikan jumlah massa mikroba. Nelson dan Suparjo 2011 juga menyatakan bahwa peningkatan kandungan protein terjadi karena biokonversi kandungan gula menjadi protein miselium atau 30 Universitas Sumatera Utara protein sel tunggal. Sekresi enzim ektraseluler oleh P. chrysosporium turut berperan dalam meningkatkan kandungan protein. Kandungan protein kasar tepung kulit buah markisa yang diuji dengan polinomial orthogonal dapat dilihat pada Gambar 4: Gambar 4. Dosis 10 4 cfug dan 10 6 cfug P.chrysosporium Terhadap Protein Kasar Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa kedua garis yang menyatakan dosis 10 ⁶ CFUg dan dosis 10 4 CFUg menbentuk kurva kuadratik dengan persamaan secara berurutan y = -0,022x 2 + 0,950x + 8,242 R² = 0,978 dan y = - 0,010x 2 + 0,608x + 8,413 R² = 0,995. Pada kurva dosis 10 ⁶ CFUg menunjukan peningkatan kadar protein yang lebih tinggi dibanding kurva dosis 10 4 CFUg. Dari hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test yang dilakukan menunjukan bahwa kadar protein kasar yang tertinggi terdapat pada dosis 10 ⁶ CFUg dengan lama fermentasi 21 hari. 10 4 cfug 10 6 cfug 31 Universitas Sumatera Utara

2. Serat Kasar

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Buah Markisa {Passiflora Edulis) Yang Difermentasi Dengan Aspergillus Niger Terhadap Karras Ayam Broiler Umur 8 Minggu

0 34 62

Pemanfaatan Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis) Fermentasi (Aspergillus niger) dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu

1 31 60

Kecernaan Kulit Buah Markisa (Pasiflora edulis sims F.edulis) Difermentasi Phanerochaete chrysosporium padaDomba Lokal Fase Pertumbuhan

0 32 61

Dosis dan Lama Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 44 66

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 12

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 2

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 3

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 8

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 4

Dosis dan Fermentasi Kulit Buah Markisa (Passiflora edulis var.edulis) oleh Phanerochaete chrysosporium Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Pakan

0 0 12