dalam usaha pengembangan wisata yang sedang dilakukan. Terdapatnya daya saing dengan objek wisata di daerah lain dapat di atasi seperti yang terjadi pada
masalah adanya atraksi pemotong wisata yaitu dengan cara menanamkan citra khaskesan tempat sense of place dan nilai keaslian authenticity yang dimiliki
kawasan wisata Pantai Cermin yang tidak mungkin dimiliki objek wisata lainnya di dalam diri wisatawan yang melakukan perjalanan ke Pantai Cermin.
Sedangkan untuk menghindari hilangnya kesan tempat dan nilai keaslian yang dimiliki kawasan wisata, maka dalam usaha pengembangan pariwisata harus
mampu mempertahankan karakteristik lokal daerah tujuan wisata tersebut.
2. Pola Pemikiran Masyarakat yang Kurang Mementingkan Perjalanan Wisata
Elemen ancaman yang satu ini berupa kondisi perekonomian yang sedang terjadi merupakan elemen ancaman yang mempunyai besar skor adalah 0,888. Seperti
halnya yang terjadi pada peningkatan pendapatan masyarakat, dengan kondisi perekonomian yang terjadi saat ini masyarakat pada umumnya pola pikirnya
cenderung memilih untuk memenuhi kebutuhan fisiknya terlebih dahulu kemudian memenuhi kebutuhan psikologisnya seperti kebutuhan untuk
melakukan perjalanan wisatan. Kondisi yang terjadi di atas pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara di kawasan
wisata Pantai Cermin. Berdasarkan ancaman yang ada, seharusnya para pelaku pengembangan
kawasan wisata Pantai Cermin melakukan upaya-upaya untuk meminimalisasikan ancaman yang terjadi. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi turunya jumlah
Universitas Sumatera Utara
kunjungan wisata akibat adalah dengan cara memberikan potongan harga seperti potongan harga tiket masuk ke lokasi ataupun potongan harga tempat penginapan
kepada wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke objek kawasan wisata Pantai Cermin. Dengan adanya upaya yang dilakukan untuk mengatasi ancaman
yang terjadi maka turunnya jumlah kunjungan wisata akibat kondisi pola pikir masyarakat tidak akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisata di kawasan wisata
Pantai Cermin.
3. Pemanfaatan ekosistem pantai yang berpengaruh pada kelestarian
lingkungan
Elemen ancaman selanjutnya adalah dampak kelestarian lingkungan pantai dari adanya upaya pemanfaatan sebagai objek wisata, sedangkan elemen ancaman
ini mempunyai skor sebesar 0,501. Dengan dimanfaatkannya ekosistem pantai sebagai objek wisata alam pantai maka akan mempengaruhi kelestarian
ekosistem lingkungannya apabila usaha pemanfaatan ekosistem pantai tersebut tanpa diimbangi oleh adanya usaha untuk meminimalisasi tindakan yang
menyebabkan terjadinya kerusakan pada ekosistem pantai. Dengan mempertimbangkan begitu pentingnya potensi ekosistem pantai sebagai modal
kepariwisataan maka tindakan pelestarian termasuk di dalamnya kegiatan pemeliharaan dan perlindungan menjadi masalah yang kritis.
Pelestarian ekosistem pantai kawasan wisata Pantai Cermin merupakan tindakan awal yang harus dilakukan secara berkelanjutan sebelum
dimanfaatkannya potensi alam pantai sebagai modal wisata atau dengan kata lain
Universitas Sumatera Utara
upaya pelestarian merupakan payung dari kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam pantai sebagai modal wisatanya.
Namun kegiatan pelestarian belum mendapatkan tempat yang memadai, kondisi tersebut dapat dicermati dari minimnya kebijakan yang ada, minimnya
dana yang tersedia untuk menujang kegiatan pelestarian serta perhatian yang cenderung lebih difokuskan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan masalah-
masalah yang lebih mendesak merupakan salah satu penyebab belum optimalnya upaya pelestarian yang dilakukan di kawasan wisata Pantai Cermin. Untuk
mengatasi semua dampak serta ancaman yang tidak diinginkan dari usaha pemanfaatan ekosistem pantai sebagai objek wisata alam pantai maka upaya
pelestarian yang merupakan payung dari usaha pemanfaatan potensi ekosistem pantai harus dilakukan secara berkesinambungan.
4. Perusakan hutan bakau di sepanjang pantai