SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP).
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM
MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN
METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS
Nova Widyantoro
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang, 50131
E-Mail: [email protected]
Abstrak
Untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia, melalui direktorat
pembinaan SMK, pemerintah mengadakan Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Lomba
Kompetensi Siswa merupakan kompetisi tahunan antar siswa pada jenjang SMK sesuai
bidang keahlian yang diajarkan pada SMK peserta. SMK N 3 Semarang merupakan
sekolah menengah kejuruan di semarang yang selalu mengirimkan siswa setiap
tahunnya untuk mengikuti lomba kompetensi siswa (LKS) pada tingkat kabubaten/kota,
tetapi siswa yang dipilih di sekolah ini hanya berdasarkan nilai akademik saja dan
cenderung bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang berkualitas dan kurang
memenuhi standar. Karena permasalahan diatas, maka perlu dirancang suatu sistem
pendukung keputusan dengan metode AHP (Analytical Hierarkhi Process), karena
metode ini dapat merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif, sehingga
keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif. Dengan dilakukannya penelitian
bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan pemilihan siswa dalam
mengikuti lomba LKS di SMK N 3 Semarang dengan menggunakan metode AHP yang
diharapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Sehingga sistem ini dapat
digunakan untuk membantu kepala sekolah atau guru untuk melakukan pemilihan siswa
yang benar-benar tepat dalam mengikuti lomba kompetensi siswa tingkat kabupaten.
Kata Kunci: LKS, Seleksi, Sistem Pendukung Keputusan, AHP, Lomba
I. PENDAHULUAN
Dalam
dunia
pendidikan,
kepribadian. Pada setiap sekolah pasti
sekolah merupakan salah satu tempat
ingin mempunyai dan menghasilkan
efektif untuk mentransformasikan ilmu
siswa-siswa yang berprestasi, siswa
dan sebagai sarana pendidikan siswa.
berprestasi dapat didefinisikan sebagai
Disini siswa mendapat tambahan ilmu
siswa yang memiliki potensi dalam
pengetahuan dan pembinaan sikap atau
bidang
akademik
ataupun
non
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pendukung Keputusan (Decision
akademik.
pembinaan
Support System atau DSS) adalah
SMK, pemerintah mengadakan Lomba
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk
Kompetensi
Lomba
mendukung para pengambil keputusan
merupakan
manajerial dalam situasi keputusan semi
Melalui direktorat
Siswa
Kompetensi
(LKS).
Siswa
kompetisi tahunan antar siswa pada
terstruktur.
jenjang SMK sesuai bidang keahlian
Metode Analiytical Hierarkhi Process
yang diajarkan pada SMK peserta.
(AHP)
SMK Negeri 3 Semarang selalu
merupakan
sebuah
metode
memecah permasalahan yang komplek/
mengirimkan siswa setiap tahunnya
rumit
untuk mengikuti lomba kompetensi
terstruktur
menjadi
bagian-bagian
siswa
komponen.
Mengatur
bagian
(LKS)
kabubaten/kota,
pada
tetapi
tingkat
siswa
yang
dalam
situasi
yang
susunan
hierarki,
nilai akademik saja dan cenderung
memberikan
nilai
bersifat subyektif, sehingga hasilnya
penilaian
subjektif
kurang
kemudian
numerik
untuk
terhadap
dan
kurang
kepentingan relatif dari setiap variabel
Setiap
sekolah
dan
berkualitas
standar.
atau
variabel ini menjadi suatu bentuk
dipilih di sekolah ini hanya berdasarkan
memenuhi
tidak
mensintesis
penilaian
untuk
dalam menyeleksi siswa untuk lomba
variabel mana yang memiliki prioritas
seharusnya
tertinggi
dilakukan
berdasarkan
aspek akademik dan non akademik.
yang akan
mempengaruhi
penyelesaian dari situasi tersebut.
Sehingga perlu dirancang suatu
Secara umum langkah-langkah yang
sistem pendukung keputusan supaya
harus dilakukan dalam menggunakan
penyeleksian siswa benar-benar tepat
AHP untuk pemecahan suatu masalah
sesuai
adalah sebagai berikut:
dengan
kemampuan
siswa
sehingga mampu bersaing dengan siswa
1. Mendefinisikan
masalah
dan
dari Sekolah Menengah Kejuruan yang
menentukan solusi yang diinginkan,
lain.
lalu
menyusun
hierarki
permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen
dari
a. Langkah
pertama
menentukan
dalam
prioritas
Dalam
pembuatan
keputusan,
elemen
penting untuk mengetahui seberapa
adalah membuat perbandingan
baik konsistensi yang ada karena
pasangan, yaitu membandingkan
kita tidak menginginkan keputusan
elemen secara berpasangan sesuai
berdasarkan pertimbangan dengan
kriteria yang diberikan.
konsistensi yang rendah. Hal- hal
b. Matriks
perbandingan
yang dilakukan dalam langkah ini
berpasangan diisi menggunakan
adalah sebagai berikut:
bilangan
untuk
a. Kalikan setiap nilai pada kolom
kepentingan
pertama dengan prioritas relatif
relatif dari suatu elemen terhadap
elemen pertama, nilai pada kolom
elemen yang lainnya.
kedua dengan prioritas relatif
merepresentasikan
elemen kedua dan seterusnya.
3. Sintesis
b. Jumlahkan setiap baris
Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
c. Hasil dari penjumlahan baris
perbandingan berpasangan disintesis
dibagi dengan elemen prioritas
untuk
relatif yang bersangkutan
memperoleh
keseluruhan
prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
dengan banyaknya elemen yang
a. Menjumlahkan nilai- nilai dari
b. Membagi setiap nilai dari kolom
total
kolom
ada, hasilnya disebut λ maks
5. Hitung Consistency Index
setiap kolom pada matriks
dengan
d. Jumlahkan hasil bagi di atas
yang
bersangkutan untuk memperoleh
dengan rumus:
CI = (λ max-n)/n
Dimana CI: Consistensi Index
λmax: Eigen Value
normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan
nilai-nilai
n: Banyak elemen.
dari
setiap baris dan membaginya
6. Hitung
dengan jumlah elemen untuk
Consistency
mendapatkan nilai rata-rata.
rumus :
4. Mengukur Konsistensi
(CI)
Rasio
CR=CI/RC
Dimana :
Ratio
Konsistensi/
(CR)
dengan
CR : Consistency Ratio
CI : Consistency Index
1. Analisa Persyaratan
RC: Random Consistency
Pelayanan, batasan dan tujuan sistem
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika
ditentukan melalui konsultasi dengan
nilainya lebih dari 10% ,
maka
user sistem. Persyaratan ini kemudian
penilaian
harus
didefinisikan secara rinci dan berfungsi
Rasio
sebagai spesifikasi sistem.
diperbaiki.
data
judgment
Namun
jika
Konsistensi (CI/CR) kurang atau
2. Perancangan Sistem
sama
hasil
Dibagi menjadi desain sistem perangkat
perhitungan bisa dinyatakan benar.
keras dan perangkat lunak. kegiatan ini
(Kusrini. 2007)
menentukan arsitektur sistem secara
dengan
0.1,
maka
keseluruhan.
lunak
perancangan
melibatkan
perangkat
identifikasi
dan
III Metode Penelitian
deskripsi abstraksi sistem perangkat
Tahap Pengembangan Sistem
lunak yang mendasar dan hubungan.
Waterfall model adalah sebuah metode
pengembangan software yang bersifat
sekuensial dan terdiri dari 5 (lima) tahap
yang saling terkait dan mempengaruhi
seperti berikut:
3. Implementasi dan Pengujian unit
Pada tahap ini, perancangan perangkat
lunak
direalisasikan
sebagai
serangkaian program atau unit program.
pengujian unit melibatkan verifikasi
bahwa setian unit telah memenuhi
spesifikasinya.
Gambar 1 Waterfall model
4. Integrasi dan Pengujian sistem
ini merupakan fase siklus hidup paling
Unit program atau program individual
lama. sistem diinstal dan dipakai.
diintegrasikan dan diuji sebagai sistem
pemeliharaan mencakup koreksi dari
yang lengkap untuk menjamin bahwa
berbagai error yang tidak ditemukan
persyaratan
pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan
sistem
telah
dipenuhi.
setelah pengujian sistem, perangkat
atas implementasi unit sistem dan
lunak dikirim kepada pelanggan.
pengembangan pelayanan sistem ,
5. Operasi dan Pemeliharaan
sementara persyarata-persyaratan baru
Biasanya (walaupun tidak seharusnya),
ditambahkan.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Perancangan Sistem
0
Data Pembobotan
Data Penilaian
Data Kriteria
Kaur
Kesis waan
SPK
Pemilihan
sis wa
untuk
LKS
Hasil Perhitungan
Data Siswa
Siswa
Gambar 2 Diagram Konteks
1
Kaur
Kesis waan
Data Kriteria
Data Kriteria
Siswa
Data Siswa
Kriteria
Data Kriteria
Siswa
2
Data Pembobotan
Data Penilaian
Perhitungan
AHP
Data Prioritas
Data s iswa
Data Pembobotan
Pembobotan
Data Penilaian
Prioritas
Penilaian
3
Laporan Hasil
Perhitungan
Data Siswa
Pendataan
Data Penilaian
Pembuatan
Hasil
Perhitungan
Data Kriteria
Data Siswa
Siswa
Gambar 3 DFD Levelled
Kriteria
Implementasi Sistem
V Kesimpulan
Menu Utama
Berdasarkan
hasil
perancangan
analisa
sistem
dan
pendukung
keputusan ini menghasilkan kesimpulan
bahwa Sistem Pendukung Keputusan
pemilihan siswa dengan menggunakan
metode AHP (Analitycal Hierarchy
Process) yang telah dibangun ini dapat
digunakan untuk memecahkan masalah
Gambar 4 Menu Utama
penyeleksian siswa dalam mengikut
lomba di SMK Negeri 3 Semarang.
Penilaian analisa
Saran
1. Dengan
Pendukung
diterapkannya
Keputusan
Sistem
Pemilihan
Siswa dalam mengikuti Lomba LKS
pada SMK Negeri 3 Semarang, maka
sebaiknya pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan komputerisasi
Gambar 5 Gambar Penilaian
sistem dilakukan dengan serius guna
mendukung operasional sistem.
Rekomendasi Siswa
2. Perangkat lunak Sistem Pendukung
Keputusan
ini
sebaiknya
terus
dikembangkan agar dapat memenuhi
kebutuhan pengguna sistem yang
terus bertambah dan meningkatkan
kinerja sistem.
Gambar 6 Perangkingan
[6]. Kusrini, M.Kom. (2007). Konsep
VI DAFTAR PUSTAKA
[1]. Turban, E., J. E. Aronson, dan T.
Liang. (2005). Sistem Pendukung
Keputusan dan Sistem Cerdas.
Yogyakarta: Andi Offset.
Keputusan
Untuk
Memilih Siswa Berprestasi Di
Smk
Maxicom.
[8]. H.M, Jogiyanto. (2005). Analisis
dan Desain Sistem Informasi :
Jurnal.
STMIK
Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek
[3]. Saaty, T.L. (1994). Fundamental
Of Decision Making and Priority
With
The
Analytic
Hierarchy Process , University of
Pittsburgh, RWS publication.
[4]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/f
iles/tmp/KEGIATAN%20PENJU
RIAN%20LKS2.pdf,
diakses
[5]. Sommerville,
Ian.
Aplikasi
Bisnis.
Yogyakarta: Andi Offset.
[9]. Fathansyah,
Ir.
(2001).
(2003).
Engineering. Jakarta:
Basis
Data. Bandung: Informatika.
[10]. Suryadi Kadarsah, (2002). Sistem
Pendukung Keputusa. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
[11]. Kosasi, Sandy. (2002). Sistem
Penunjang Keputusan (Decision
Support System). Pontianak.
tanggal 08 April 2013.
Erlangga.
Untuk Orang Awam. Palembang :
Mlati
AMIKOM.
Software
[7]. Firdaus. (2005). Pemrograman
Pamungkas
Yogyakarta.
Theory
Keputusan. Yogyakarta : Andi.
Database dengan Visual Basic 6.0
[2]. Apriyani, Kartika.(2010). Sistem
Pendukung
dan Aplikasi Sistem pendukung
MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN
METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS
Nova Widyantoro
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang, 50131
E-Mail: [email protected]
Abstrak
Untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia, melalui direktorat
pembinaan SMK, pemerintah mengadakan Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Lomba
Kompetensi Siswa merupakan kompetisi tahunan antar siswa pada jenjang SMK sesuai
bidang keahlian yang diajarkan pada SMK peserta. SMK N 3 Semarang merupakan
sekolah menengah kejuruan di semarang yang selalu mengirimkan siswa setiap
tahunnya untuk mengikuti lomba kompetensi siswa (LKS) pada tingkat kabubaten/kota,
tetapi siswa yang dipilih di sekolah ini hanya berdasarkan nilai akademik saja dan
cenderung bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang berkualitas dan kurang
memenuhi standar. Karena permasalahan diatas, maka perlu dirancang suatu sistem
pendukung keputusan dengan metode AHP (Analytical Hierarkhi Process), karena
metode ini dapat merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif, sehingga
keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif. Dengan dilakukannya penelitian
bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan pemilihan siswa dalam
mengikuti lomba LKS di SMK N 3 Semarang dengan menggunakan metode AHP yang
diharapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Sehingga sistem ini dapat
digunakan untuk membantu kepala sekolah atau guru untuk melakukan pemilihan siswa
yang benar-benar tepat dalam mengikuti lomba kompetensi siswa tingkat kabupaten.
Kata Kunci: LKS, Seleksi, Sistem Pendukung Keputusan, AHP, Lomba
I. PENDAHULUAN
Dalam
dunia
pendidikan,
kepribadian. Pada setiap sekolah pasti
sekolah merupakan salah satu tempat
ingin mempunyai dan menghasilkan
efektif untuk mentransformasikan ilmu
siswa-siswa yang berprestasi, siswa
dan sebagai sarana pendidikan siswa.
berprestasi dapat didefinisikan sebagai
Disini siswa mendapat tambahan ilmu
siswa yang memiliki potensi dalam
pengetahuan dan pembinaan sikap atau
bidang
akademik
ataupun
non
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pendukung Keputusan (Decision
akademik.
pembinaan
Support System atau DSS) adalah
SMK, pemerintah mengadakan Lomba
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk
Kompetensi
Lomba
mendukung para pengambil keputusan
merupakan
manajerial dalam situasi keputusan semi
Melalui direktorat
Siswa
Kompetensi
(LKS).
Siswa
kompetisi tahunan antar siswa pada
terstruktur.
jenjang SMK sesuai bidang keahlian
Metode Analiytical Hierarkhi Process
yang diajarkan pada SMK peserta.
(AHP)
SMK Negeri 3 Semarang selalu
merupakan
sebuah
metode
memecah permasalahan yang komplek/
mengirimkan siswa setiap tahunnya
rumit
untuk mengikuti lomba kompetensi
terstruktur
menjadi
bagian-bagian
siswa
komponen.
Mengatur
bagian
(LKS)
kabubaten/kota,
pada
tetapi
tingkat
siswa
yang
dalam
situasi
yang
susunan
hierarki,
nilai akademik saja dan cenderung
memberikan
nilai
bersifat subyektif, sehingga hasilnya
penilaian
subjektif
kurang
kemudian
numerik
untuk
terhadap
dan
kurang
kepentingan relatif dari setiap variabel
Setiap
sekolah
dan
berkualitas
standar.
atau
variabel ini menjadi suatu bentuk
dipilih di sekolah ini hanya berdasarkan
memenuhi
tidak
mensintesis
penilaian
untuk
dalam menyeleksi siswa untuk lomba
variabel mana yang memiliki prioritas
seharusnya
tertinggi
dilakukan
berdasarkan
aspek akademik dan non akademik.
yang akan
mempengaruhi
penyelesaian dari situasi tersebut.
Sehingga perlu dirancang suatu
Secara umum langkah-langkah yang
sistem pendukung keputusan supaya
harus dilakukan dalam menggunakan
penyeleksian siswa benar-benar tepat
AHP untuk pemecahan suatu masalah
sesuai
adalah sebagai berikut:
dengan
kemampuan
siswa
sehingga mampu bersaing dengan siswa
1. Mendefinisikan
masalah
dan
dari Sekolah Menengah Kejuruan yang
menentukan solusi yang diinginkan,
lain.
lalu
menyusun
hierarki
permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen
dari
a. Langkah
pertama
menentukan
dalam
prioritas
Dalam
pembuatan
keputusan,
elemen
penting untuk mengetahui seberapa
adalah membuat perbandingan
baik konsistensi yang ada karena
pasangan, yaitu membandingkan
kita tidak menginginkan keputusan
elemen secara berpasangan sesuai
berdasarkan pertimbangan dengan
kriteria yang diberikan.
konsistensi yang rendah. Hal- hal
b. Matriks
perbandingan
yang dilakukan dalam langkah ini
berpasangan diisi menggunakan
adalah sebagai berikut:
bilangan
untuk
a. Kalikan setiap nilai pada kolom
kepentingan
pertama dengan prioritas relatif
relatif dari suatu elemen terhadap
elemen pertama, nilai pada kolom
elemen yang lainnya.
kedua dengan prioritas relatif
merepresentasikan
elemen kedua dan seterusnya.
3. Sintesis
b. Jumlahkan setiap baris
Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
c. Hasil dari penjumlahan baris
perbandingan berpasangan disintesis
dibagi dengan elemen prioritas
untuk
relatif yang bersangkutan
memperoleh
keseluruhan
prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
dengan banyaknya elemen yang
a. Menjumlahkan nilai- nilai dari
b. Membagi setiap nilai dari kolom
total
kolom
ada, hasilnya disebut λ maks
5. Hitung Consistency Index
setiap kolom pada matriks
dengan
d. Jumlahkan hasil bagi di atas
yang
bersangkutan untuk memperoleh
dengan rumus:
CI = (λ max-n)/n
Dimana CI: Consistensi Index
λmax: Eigen Value
normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan
nilai-nilai
n: Banyak elemen.
dari
setiap baris dan membaginya
6. Hitung
dengan jumlah elemen untuk
Consistency
mendapatkan nilai rata-rata.
rumus :
4. Mengukur Konsistensi
(CI)
Rasio
CR=CI/RC
Dimana :
Ratio
Konsistensi/
(CR)
dengan
CR : Consistency Ratio
CI : Consistency Index
1. Analisa Persyaratan
RC: Random Consistency
Pelayanan, batasan dan tujuan sistem
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika
ditentukan melalui konsultasi dengan
nilainya lebih dari 10% ,
maka
user sistem. Persyaratan ini kemudian
penilaian
harus
didefinisikan secara rinci dan berfungsi
Rasio
sebagai spesifikasi sistem.
diperbaiki.
data
judgment
Namun
jika
Konsistensi (CI/CR) kurang atau
2. Perancangan Sistem
sama
hasil
Dibagi menjadi desain sistem perangkat
perhitungan bisa dinyatakan benar.
keras dan perangkat lunak. kegiatan ini
(Kusrini. 2007)
menentukan arsitektur sistem secara
dengan
0.1,
maka
keseluruhan.
lunak
perancangan
melibatkan
perangkat
identifikasi
dan
III Metode Penelitian
deskripsi abstraksi sistem perangkat
Tahap Pengembangan Sistem
lunak yang mendasar dan hubungan.
Waterfall model adalah sebuah metode
pengembangan software yang bersifat
sekuensial dan terdiri dari 5 (lima) tahap
yang saling terkait dan mempengaruhi
seperti berikut:
3. Implementasi dan Pengujian unit
Pada tahap ini, perancangan perangkat
lunak
direalisasikan
sebagai
serangkaian program atau unit program.
pengujian unit melibatkan verifikasi
bahwa setian unit telah memenuhi
spesifikasinya.
Gambar 1 Waterfall model
4. Integrasi dan Pengujian sistem
ini merupakan fase siklus hidup paling
Unit program atau program individual
lama. sistem diinstal dan dipakai.
diintegrasikan dan diuji sebagai sistem
pemeliharaan mencakup koreksi dari
yang lengkap untuk menjamin bahwa
berbagai error yang tidak ditemukan
persyaratan
pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan
sistem
telah
dipenuhi.
setelah pengujian sistem, perangkat
atas implementasi unit sistem dan
lunak dikirim kepada pelanggan.
pengembangan pelayanan sistem ,
5. Operasi dan Pemeliharaan
sementara persyarata-persyaratan baru
Biasanya (walaupun tidak seharusnya),
ditambahkan.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Perancangan Sistem
0
Data Pembobotan
Data Penilaian
Data Kriteria
Kaur
Kesis waan
SPK
Pemilihan
sis wa
untuk
LKS
Hasil Perhitungan
Data Siswa
Siswa
Gambar 2 Diagram Konteks
1
Kaur
Kesis waan
Data Kriteria
Data Kriteria
Siswa
Data Siswa
Kriteria
Data Kriteria
Siswa
2
Data Pembobotan
Data Penilaian
Perhitungan
AHP
Data Prioritas
Data s iswa
Data Pembobotan
Pembobotan
Data Penilaian
Prioritas
Penilaian
3
Laporan Hasil
Perhitungan
Data Siswa
Pendataan
Data Penilaian
Pembuatan
Hasil
Perhitungan
Data Kriteria
Data Siswa
Siswa
Gambar 3 DFD Levelled
Kriteria
Implementasi Sistem
V Kesimpulan
Menu Utama
Berdasarkan
hasil
perancangan
analisa
sistem
dan
pendukung
keputusan ini menghasilkan kesimpulan
bahwa Sistem Pendukung Keputusan
pemilihan siswa dengan menggunakan
metode AHP (Analitycal Hierarchy
Process) yang telah dibangun ini dapat
digunakan untuk memecahkan masalah
Gambar 4 Menu Utama
penyeleksian siswa dalam mengikut
lomba di SMK Negeri 3 Semarang.
Penilaian analisa
Saran
1. Dengan
Pendukung
diterapkannya
Keputusan
Sistem
Pemilihan
Siswa dalam mengikuti Lomba LKS
pada SMK Negeri 3 Semarang, maka
sebaiknya pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan komputerisasi
Gambar 5 Gambar Penilaian
sistem dilakukan dengan serius guna
mendukung operasional sistem.
Rekomendasi Siswa
2. Perangkat lunak Sistem Pendukung
Keputusan
ini
sebaiknya
terus
dikembangkan agar dapat memenuhi
kebutuhan pengguna sistem yang
terus bertambah dan meningkatkan
kinerja sistem.
Gambar 6 Perangkingan
[6]. Kusrini, M.Kom. (2007). Konsep
VI DAFTAR PUSTAKA
[1]. Turban, E., J. E. Aronson, dan T.
Liang. (2005). Sistem Pendukung
Keputusan dan Sistem Cerdas.
Yogyakarta: Andi Offset.
Keputusan
Untuk
Memilih Siswa Berprestasi Di
Smk
Maxicom.
[8]. H.M, Jogiyanto. (2005). Analisis
dan Desain Sistem Informasi :
Jurnal.
STMIK
Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek
[3]. Saaty, T.L. (1994). Fundamental
Of Decision Making and Priority
With
The
Analytic
Hierarchy Process , University of
Pittsburgh, RWS publication.
[4]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/f
iles/tmp/KEGIATAN%20PENJU
RIAN%20LKS2.pdf,
diakses
[5]. Sommerville,
Ian.
Aplikasi
Bisnis.
Yogyakarta: Andi Offset.
[9]. Fathansyah,
Ir.
(2001).
(2003).
Engineering. Jakarta:
Basis
Data. Bandung: Informatika.
[10]. Suryadi Kadarsah, (2002). Sistem
Pendukung Keputusa. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
[11]. Kosasi, Sandy. (2002). Sistem
Penunjang Keputusan (Decision
Support System). Pontianak.
tanggal 08 April 2013.
Erlangga.
Untuk Orang Awam. Palembang :
Mlati
AMIKOM.
Software
[7]. Firdaus. (2005). Pemrograman
Pamungkas
Yogyakarta.
Theory
Keputusan. Yogyakarta : Andi.
Database dengan Visual Basic 6.0
[2]. Apriyani, Kartika.(2010). Sistem
Pendukung
dan Aplikasi Sistem pendukung