Analisis Tingkat Absensi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

42 Tabel 11. Lanjutan INDIKATOR STS 1 TS 2 S 3 SS 4 Rataan Skor Kategori Kemampuan bonus dalam mengkompensasi keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan. 3 43 6 9 2,34 Tidak baik Lingkungan atau suasana kerja yang baik rekan kerja, pekerjaan yang menyenangkan. 6 20 35 3,48 Sangat baik Dimensi produktivitas kerja 4 74 156 132 3,14 Baik Keterangan Rataan Skor: 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik

4.4.3 Analisis Tingkat Absensi

Indikator absensi menyatakan tingkat kesadaran karyawan untuk berada di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktujam kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban responden, didapatkan total dari rata-rata nilai jawaban sebesar 2,79. Nilai tersebut apabila mengacu pada Tabel 12, maka dikategorikan baik. Hal ini menunjukan bahwa sistem absensi yang diterapkan oleh perusahaan sudah baik. Kebijakan penambahan atau pengurangan jumlah bonus yang akan diterima oleh karyawan pada akhir tahun, sudah sangat baik memotivasi karyawan untuk tetap hadir pada waktu kerja perusahaan. Namun, sebagian besar karyawan tidak setuju dengan kebijakan perusahaan yang memotong jumlah bonus karyawan yang jarang masuk kerja dengan alasan sakit. Dilihat dari pandangan perusahaan, kebijakan ini diperlukan 43 untuk mengontrol tingkat kehadiran karyawan, sehingga kestabilan produktivitas perusahaan dapat terjaga. Namun jika dilihat dari pandangan karyawan, karyawan merasa terpaksa melakukan izin sakit yang lebih sering karena karyawan merasa kesulitan mendapatkan hak cuti tahunan mereka. Efek buruk lainnya akibat prosedur cuti yang rumit, karyawan juga cenderung mencari kesempatan untuk dapat meninggalkan pekerjaan demi terpenuhinya kepentingan pribadi. Pendapat tersebut selaras dengan pendapat Gomes 2003, yang menjelaskan bahwa bila seorang pekerja dibayar pada waktu tidak bekerja maka hal yang negatif ini sungguh berpengaruh terhadap produktivitas. Waktu absen yang terlampau banyak tidak saja memakan banyak biaya, tetapi juga berpengaruh negatif bagi perusahaan jika orang-orang yang tidak terlatih harus menggantikan mereka yang berpengalaman; waktu menunggu yang terlampau lama bisa mencetuskan keluhan; para supervisor bahkan bisa memikul beberapa kewajiban dari para karyawan yang absen dan ketinggalan di hal-hal lainnya. Gomes 2003 pun juga menjelaskan, ketika karyawa merasa tidak merasa puas dengan pekerjaan maupun perangkat peraturan perusahaan tempatnya bekerja sekarang, dan ternyata ia juga gagal mendapatkan alternatif-alternatif pekerjaan baru, maka akan berakibat terjadinya keabsenan dan perasaan kecewa secara mendalam yang pada akhirnya menyebabkan loyalitas karyawan menjadi rendah. Tabel 12. Penilaian rataan skor dimensi tingkat absensi INDIKATOR STS 1 TS 2 S 3 SS 4 Rataan Skor Kategori Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktujam kerja yang telah ditentukan. 15 22 24 3,15 Baik 44 Tabel 12. Lanjutan INDIKATOR STS 1 TS 2 S 3 SS 4 Rataan Skor Kategori Pandangan karyawan tentang perilaku tidak etis meninggalkan jam kerja demi kepentingan pribadi. 8 38 6 9 2,26 Tidak baik Pandangan karyawan tentang anggapan karyawan yang sering sakit harus dipotong bonusnya oleh perusahaan. 41 8 12 2,52 Baik Prosedur cuti perusahaan yang mudah. 10 39 8 4 2.10 Tidak baik Penghargaan perusahaan terkait dengan absensi karyawan. 6 33 22 3,26 Sangat baik Hukuman terkait dengan absensi karyawan. 7 20 34 3,44 Sangat baik Dimensi tingkat absensi 18 146 97 105 2.79 Baik Keterangan Rataan Skor: 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik

4.4.4 Analisis Tingkat Turn Over