Dinding Tembok I I KONSTRUKSI DI NDI NG BATU BATA

Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 25 Transraam adalah pasangan bata paling bawah yang kedap air untuk mencegah naiknya air dari bawah secara kapiler ke atas. Transraam dipasang setinggi 40 cm, yaitu 20 cm di bawah lantai dan 20 cm di atas lantai. Gambar 3.6 Transraam ½ batu dan 1 batu Di atas fondasi batu kali sering dijumpai adanya pasangan bata yang bata-batanya disusun berdiri. Susunan pasangan bata berdiri ini disebut Rollag , gunanya sebagai dasar pasangan bata untuk menjamin ikatan yang lurus dan rata. Dewasa ini rollag sudah jarang dipakai, sebagai gantinya dipakai Balok Sloof dari konstruksi beton bertulang.

3.4 Dinding Tembok

Kadang-kadang pekerjaan pasangan bata tidak dapat diselesaikan dalam satu waktu, maka menghentikan pekerjaan pasangan bata harus memenuhi beberapa cara. Gambar di bawah ini adalah gambar tampak muka pasangan bata pada dinding tembok. 1. ½ setengah Batu Gambar 3.7 Pandangan Muka Pasangan Bata ½ batu a b Siar Tegak Siar Datar ½ batu Lantai Lantai 1 batu 20 cm 20 cm Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 26 3. 1 satu Batu dan lebih Gambar 3.8 Pandangan Muka Pasangan Bata 1 batu Catatan : a = Gigi Berdiri, digunakan untuk pertemuan dengan pilar atau kolom, atau perhentian pekerjaan dinding tembok b = Miring Bertangga, digunakan untuk penghentian pekerjaan dinding tembok Perhatian Khusus : Untuk dinding Tembok tebal setengah batu seluas 12 m 2 , harus dibatasi dengan kolom beton bertulang kolom praktis atau pilar batu bata . 3. Potongan Dinding Tembok A – A satu batu Gambar 3.9 Potongan A – A posisi spesi dan plesteran pada pasangan bata Siar diisi dengan spesi setebal 1 – 1 ½ cm x x x = spesi plesteran dinding tembok = 1 – 1 ½ cm Siar Tegak a b Siar Datar A A Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 27 3.5 Bentuk Susunan Batu Bata Pandangan Muka Pandangan Atas Gambar 3.10 Bentuk Susunan Bata Pandangan Muka dan Atas 1. Susunan ½ setengah Batu Yang perlu diperhatikan dalam membuat susunan batu bata dengan tebal setengah batu adalah selisih siar tegak antara lapisan 1, lapisan 2, lapisan 3 dst. adalah ½ setengah batu ke arah memanjang batu bata. a. Memanjang Lapisan 1 Lapisan 2 Gambar 3.11 Bentuk Susunan ½ setengah Batu Memanjang b. Satu Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 dst Lap. 2 Lap. 1 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 28 Gambar 3.12 Bentuk Susunan ½ setengah Batu Satu Sudut c. 2 dua Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 1 Lapisan 2 Gambar 3.13 Bentuk Susunan ½ setengah Batu Dua Sudut d. Sudut Silang Lapisan 1 Lapisan 2 1 3 2 1 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 29 Lapisan 1 Lapisan 2 Gambar 3.14 Bentuk Susunan ½ setengah Batu Sudut Silang 2. Susunan Satu Batu Yang perlu diperhatikan dalam membuat susunan batu bata dengan tebal 1 satu batu adalah selisih siar tegak antara Lapisan 1, Lapisan 2, Lapisan 3 dst. adalah boleh ¼ sepermpat batu ke arah memanjang. Gambar 3.15 Pandangan Muka Susunan I katan Berdiri Gambar 3.16 Pandangan Muka Susunan I katan Silang 2 Dst Lap. 2 Lap. 1 Dst Lap. 4 Lap. 3 Lap. 2 Lap. 1 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 30 a. Memanjang. Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 4 Lapisan 3 Gambar 3.17 Bentuk Susunan Satu Batu Memanjang b. 1 satu Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.18 Bentuk Susunan Satu Batu Satu Sudut Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 31 c. 2 dua Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.19 Bentuk Susunan Satu Batu Dua Sudut d. Sudut Silang Lapisan 1 Lapisan 2 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 32 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.20 Bentuk Susunan Satu Batu Sudut Silang 3. Susunan 1 ½ satu setengah Batu a. Memanjang. Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 4 Lapisan 3 Gambar 3.21 Bentuk Susunan Satu Setengah Batu Memanjang b. 1 satu Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 33 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.22 Bentuk Susunan Satu Setengah Batu Satu Sudut b. 2 dua Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.23 Bentuk Susunan Satu Setengah Batu Dua Sudut Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 34 c. Sudut Silang Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.24 Bentuk Susunan Satu Setengah Batu Sudut Silang 3. Susunan ½ + 1 Batu a. 1 satu Sudut Lapisan 1 Lapisan 3 Lapisan 2 Lapisan 4 Gambar 3.25 Bentuk Susunan ½ + 1 Batu Satu Sudut Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 35 b. 2 dua Sudut Lapisan 1 Lapisan 3 Lapisan 2 Lapisan 4 Gambar 3.26 Bentuk Susunan ½ + 1 Batu Dua Sudut c. Sudut Silang Lapisan 1 Lapisan 3 Lapisan 2 Lapisan 4 Gambar 3.27 Bentuk Susunan ½ + 1 Batu Sudut Silang 4. Susunan ½ + 1 1 2 Batu d. 1 satu Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.28 Bentuk Susunan ½ + 1 ½ Batu Satu Sudut Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 36 e. 2 dua Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.29 Bentuk Susunan ½ + 1 ½ Batu Dua Sudut f. Sudut Silang Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 37 Lapisan 4 Gambar 3.30 Bentuk Susunan ½ + 1 ½ Batu Sudut Silang 5. Susunan 1 + 1 ½ Batu a. 1 satu Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.31 Bentuk Susunan 1 + 1 ½ Batu Satu Sudut b. 2 dua Sudut Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 38 Lapisan 4 Gambar 3.32 Bentuk Susunan 1 + 1 ½ Batu Dua Sudut c. Sudut Silang Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Gambar 3.33 Bentuk Susunan 1 + 1 ½ Batu Sudut Silang Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 39 6. Tiang-Tiang Tembok Pilar 1 satu Batu Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 1 Lapisan 2 Gambar 3.34 Bentuk Susunan Tiang Tembok Pilar Satu Batu 7. Susunan VLAAM Gambar 3.35 Bentuk Susunan Vlaar 1 2 A Dst. Lap. 2 Lap. 1 B Dst Lap. 4 Lap. 3 Lap. 2 Lap. 1 Menggambar Rekayasa_Novitasari,ST.,MT. 40 a. 1 satu Batu Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 1 Lapisan 2 Gambar 3.36 Bentuk Susunan Vlaar Satu Batu b. 1 ½ Batu Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 1 Lapisan 2 Gambar 3.38 Bentuk Susunan Vlaar Satu Setengah Batu 1 2 1 2