Sumberdaya Current Coef.
Allowable Increase
Allowable Decrease
Air Mineral 2000.000000
INFINITY 200,00
Jam Tenaga Kerja Produksi
96.000000 25.689999 32,63
Mesin Pengaduk 24.000000
INFINITY 19,95
Mesin Pembagi adonan
24.000000 INFINITY 20,40
Mesin Oven 16.000000
INFINITY 11,04
X1 384.000000 115.000000
384.000000 X2 185.000000
115.000000 185.000000
X3 300.000000 115.000000
300.000000 X4 253.000000
115.000000 253.000000
X5 345.000000 115.000000
345.000000 X6 373.000000
115.000000 373.000000
X7 338.000000 115.000000
INFINITY X8 207.000000
115.000000 207.000000
4.6. Implikasi Manajerial
Optimasi yang dilakukan pada Marbella Bakery menghasilkan tingkat produksi yang tidak jauh berbeda dari kondisi aktualnya dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 14. Perbandingan aktual produksi, aktual penjualan, dan optimal produksi
Jenis Roti Aktual
Produksi a
Aktual Penjuala
n b Selisih gap
produksi dengan
penjualan a-b
Produksi optimal
c Selisih gap
produksi optimal
dengan penjualan c-b
Rasa Cokelat 400
384 16
384 Rasa
Strawberry 200 185
15 185
Lanjutan Tabel 14
Jenis Roti Aktual
Produksi a
Aktual Penjuala
n b Selisih gap
produksi dengan
penjualan a-b
Produksi optimal
c Selisih gap
produksi optimal
dengan penjualan c-b
Rasa Keju 300
300 300
Rasa Mocca 270
253 17
253 Sobek Bulat 3
Rasa 360 345
15 345 Sobek Bulat 4
Rasa 400 373
27 373 Sobek Kotak 3
Rasa 360 338
22 453 115
Sobek Kotak 4 Rasa
210 207 3
207 Total 2500
2385 115 2500 115 1.
Dari hasil optimasi produksi terlihat adanya sisa roti yang terjual ketika perusahaan berproduksi pada kondisi aktual, hal tersebut menujukkan produksi
roti melebihi permintaan akan roti di Marbella Bakery, maka sebaiknya Marbella bakery berproduksi pada tingkat produksi optimalnya agar sisa roti
yang diproduksi tidak menjadi kerugian bagi perusahaan. 2.
Ketika Marbella Bakery berproduksi pada tingkat produksi optimal juga terlihat adanya sisa roti yaitu pada roti sobek kotak 3 rasa sebesar 115 unit,
namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan strategi pemasaran yang menarik untuk menjual kelebihan akan produk roti tersebut, yaitu dengan
menggunakan strategi penjualan bundling. Strategi penjualan bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan beberapa produk menjadi satu paket
penjualan. Sebagai contoh, untuk pembelian roti rasa coklat dengan harga Rp. 1000,00 ditambah dengan pembelian roti sobek kotak 3 rasa dengan harga Rp.
6000,00, konsumen hanya membayar dengan total harga Rp. 6500,00 yang seharusnya total harga kedua produk sebesar Rp. 7000,00. Dengan
menggunakan strategi penjualan bundling, konsumen mendapatkan potongan harga ketika membeli roti coklat ditambah dengan roti sobek kotak 3 rasa.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil optimasi, produk aktual hampir mendekati kondisi
optimalnya, dimana hasil produksi optimal dengan kondisi aktual tidak jauh berbeda.Apabila Marbella bakery ingin berproduksi sesuai dengan
kondisi optimalnya, sebaiknya memproduksi roti rasa cokelat, rasa strawberry, roti rasa keju , rasa mocca, roti sobek bulat 3 rasa, roti sobek
bulat 4 rasa, roti sobek kotak 3 rasa dan roti sobek kotak 4 rasa di produksi masing-masing 384 unit, 185 unit, 300 unit, 253 unit, 345 unit,
373 unit, 453 unit dan 207 unit. Dengan berproduksi secara optimal Marbella Bakery dapat memperoleh tambahan keuntungan.
b. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Marbella Bakery dalam upaya
memaksimalkan keuntungan adalah berupa proses produksi dalam bentuk sumber daya yang berlebih. Kelebihan sumber daya tersebut meliputi
bahan baku, jam tenaga kerja langsung, dan jam kerja mesin. Pada kondisi optimal penggunaan sumber daya tersebut masih belum
dimanfaatkan secara optimal. c.
Tingkat keuntungan yang dihasilkan dari proses optimasi adalah sebesar Rp 1.300.800,00 dan aktualnya Rp 1.269.000,00 sehingga selisih yang
diperoleh sebesar Rp 31.800,00 dalam satu hari produksi, hal ini menunjukkan tingkat keuntungan yang tidak jauh berbeda antara tingkat
keuntungan pada kondisi optimal dan kondisi aktualnya.
2. Saran
a. Dari hasil optimasi produksi terlihat adanya sisa roti yang terjual ketika
perusahaan berproduksi pada kondisi aktual, hal tersebut menujukkan produksi roti melebihi permintaan pasar akan roti pada Marbella Bakery,
jika Marbella Bakery ingin meningkatkan keuntungan maka Marbella bakery harus memproduksi pada kondisi optimalnya.
b. Ketika Marbella Bakery berproduksi pada tingkat produksi optimal juga
terlihat adanya sisa roti yaitu pada roti sobek kotak 3 rasa sebesar 115 unit, namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan strategi
pemasaran yang menarik untuk menjual kelebihan akan produk roti tersebut, yaitu dengan menggunakan strategi penjualan bundling. Strategi
penjualan bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan beberapa produk menjadi satu paket penjualan. Untuk pembelian roti apa
saja ditambah dengan pembelian roti sobek kotak 3 rasa, maka konsumen akan mendapatkan harga yang lebih murah dari harga normal yang
sebenarnya per satuan. Sehingga perusahaan dapat menjual habis seluruh produksi optimalnya dan mencegah kerugian yang timbul akibat
kelebihan dari roti yang diproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Jumlah industri roti di Jakarta periode 2008-2012. Badan Pusat Statistik, Jakarta. [November,2012]
Daud, D. 2003. Strategi Pemasaran PT. Bogor Indah Untuk Meningkatkan PangsaPasar Roti. Tesis pada Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor,Bogor. Departemen Koperasi. Undang-undang No.9 tahun 1995 mengenai Usaha
KecildanMenengah.http:www.depkop.go.idindex.php?option=com_docm ant s
k=doc_downloadgid=554itemid=21mode=view. [Juni 2012]
Handoko, T. H. 1997. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta.
Heizer, J. dan B. Render. 2005. Manajemen Operasi Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta.
Lestari, S. 2009. Optimasi Produksi Adenium dan Aglaonema di PT. Istana Alam Dewi Tara, Sawangan, Depok. Skripsi pada Departemen Manajemen
Agribisnis,Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mulyono, S. 2007. Riset Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta. Nasendi, B.D.E. dan Anwar. 1985. Program Linear dan Variasinya. PT.
Gramedia, Jakarta. Sembiring, R.T. 2005. Analisis Formulasi Strategi Usaha Perusahaan Cabe
Gilingdan Bumbu Gerak Tani studi kasus pada Perusahaan Gerak Tani, Jakarta. Skripsi pada Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Siswanto. 2007. Operation Research. Erlangga, Jakarta. Soekartawi. 1992. Linear Programming : Teori dan Aplikasinya Khususnya dalam
Bidang Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Taha, H. A. 1996. Riset Operasi. Binarupa Aksara, Jakarta.
Yuliawan, F.A. 2009. Kajian Optimasi untuk Meningkatkan Profitabilitas pada PT. Pismatex, Pekalongan. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rata-rata jumlah produksi aktual per hari
Ket Hari
ke-1 hari
ke-2 hari
ke-3 hari
ke-4 hari
ke-5 hari
ke-6 hari
ke-7 hari
ke-8 hari
ke-9 hari
ke-10 rata2
X1 400 375 400 375 400 420 380 450 350 450 400
X2 200 250 150 120 200 200 200 230 250 200 200
X3 300 350 300 350 250 350 300 250 250 300 300
X4 300 250 300 300 250 300 200 250 250 300 270
X5 450 400 300 350 350 350 400 350 300 350 360
X6 300 350 300 400 400 450 350 400 500 550 400
X7 300 350 400 450 400 350 350 400 300 300 360
X8 200 210 300 200 200 200 160 200 200 230 210
Total 2450 2535 2450 2545 2450 2620 2340 2530 2400 2680 2500
Lampiran 2. Rata-rata jumlah penjualan per hari
Ket Hari
ke-1 hari
ke-2 hari
ke-3 hari
ke-4 hari
ke-5 hari
ke-6 hari
ke-7 hari
ke-8 hari
ke-9 hari
ke-10 rata2
X1 350 375 400 385 330 400 380 430 350 440 384 X2 200 200 150 120 200 180 200 200 220 180 185
X3 300 350 300 350 250 350 300 250 250 300 300 X4 250 250 300 250 250 280 200 220 230 300 253
X5 400 350 300 350 320 350 400 350 300 330 345 X6 300 330 300 350 350 400 350 400 450 500 373
X7 300 320 350 430 370 330 350 350 300 280 338 X8 200 210 300 200 200 200 160 200 200 200 207
Total 2300 2385 2400 2435 2270 2490 2340 2400 2300 2530 2385
Lampiran 3. Penggunaan bahan baku utama di Marbella Bakery
Jenis Roti Produksi
Aktual Unit
Tepung Terigu
gr Susu
Bubuk gr
Gula gr
Garam gr
Mentega gr
Ragi gr
Telur btr
Keju gr
Coklat gr
Selai Strawberry
gr Air
Mineral ml
Rasa Cokelat 400
350 15
80 6
30 10
2 -
15 -
100 Rasa
Strawberry 200 350 15 80 6 30 10 2 - -
10 100
Rasa Keju 300
350 15
80 6
30 10
2 75
- -
100 Rasa Mocca
270 350
15 80
6 30
10 2
- -
- 100
Sobek Bulat 3 Rasa
360 600 45 120 10 60 20 4 - 30
20 300
Sobek Bulat 4 Rasa
400 700 60 150 12 100 30 6 75 45 30
400 Sobek Kotak 3
Rasa 360 600 45 180 10
80 20 5 75 30 -
300 Sobek Kotak 4
Rasa 210 800 60 210 12 100 40 8 75 45
40 400
total 2500 4100 270 980 68
460 150 31 300 165 100
1800 koefisien fungsi tujuan :
1,64 0,11
0,39 0,03
0,18 0,06
0,01 0,12
0,07 0,04
0,72
Lampiran 4. Perhitungan kebutuhan jam tenaga kerja per unit
Variabel Jenis Roti
Total roti dalam 1x produksi
unit A
Jam Tenaga Kerja yang dibutuhkan dalam 1x produksi jam
b Koefisien Jam Tenaga Kerja
per unit jamunit
c = ba X
1
Roti isi
Cokelat 400
8,00 0,02
X
2
Roti isi
Strawberry 200
8,00 0,04
X
3
Roti isi Keju 300
8,00 0,03
X
4
Roti isi Mocca 270
8,00 0,03
X
5
Roti Sobek Bulat 3 Rasa 360
8,00 0,02
X
6
Roti Sobek Bulat 4 Rasa 400
8,00 0,02
X
7
Roti Sobek Kotak 3 Rasa 360
8,00 0,02
X
8
Roti Sobek Kotak 4 Rasa 210
8,00 0,04
Lampiran 5 . Perhitungan kebutuhan jam kerja mesin 1.
Mesin pengaduk
Jenis Roti Variabel
Total roti dalam 1x produksi
unit A
Jam Kerja Mesin yang dibutuhkan dalam 1x produksi jam
b Jam Kerja Mesin
per unit jamunit
c = ba Roti isi Cokelat
X
1
400 0,50
0,0013 Roti isi Strawberry
X
2
200 0,50
0,0025 Roti isi Keju
X
3
300 0,50
0,0017 Roti isi Mocca
X
4
270 0,50
0,0019 Roti Sobek Bulat 3 Rasa
X
5
360 0,50
0,0014 Roti Sobek Bulat 4 Rasa
X
6
400 0,50
0,0013 Roti Sobek Kotak 3 Rasa
X
7
360 0,50
0,0014 Roti Sobek Kotak 4 Rasa
X
8
400 0,50
0,0013
Lanjutan Lampiran 5. 2.
Mesin Pembagi Adonan
Jenis Roti Variabel
Total roti dalam 1x produksi
unit A
Jam Kerja Mesin yang dibutuhkan dalam 1x produksi jam
b Jam Kerja Mesin
per unit jamunit
c = ba Roti isi Cokelat
X
1
400 0,33
0,0008 Roti isi Strawberry
X
2
200 0,33
0,0017 Roti isi Keju
X
3
300 0,33
0,0011 Roti isi Mocca
X
4
270 0,33
0,0012 Roti Sobek Bulat 3 Rasa
X
5
360 0,33
0,0009 Roti Sobek Bulat 4 Rasa
X
6
400 0,33
0,0008 Roti Sobek Kotak 3 Rasa
X
7
360 0,33
0,0009 Roti Sobek Kotak 4 Rasa
X
8
210 0,33
0,0016
Lanjutan Lampiran 5 . 3.
Mesin Pemanggangan
Jenis Roti Variabel
Total roti Jam Kerja Mesin yang dibutuhkan
Jam Kerja Mesin dalam 1x produksi
dalam 1x produksi jam per unit
unit b jamunit
a c = ba
Roti isi Cokelat X
1
400 0,50
0,0013 Roti isi Strawberry
X
2
200 0,50
0,0025 Roti isi Keju
X
3
300 0,50
0,0017 Roti isi Mocca
X
4
270 0,50
0,0019 Roti Sobek Bulat 3 Rasa
X
5
360 0,66
0,0018 Roti Sobek Bulat 4 Rasa
X
6
400 0,83
0,0021 Roti Sobek Kotak 3 Rasa
X
7
360 0,66
0,0018 Roti Sobek Kotak 4 Rasa
X
8
210 0,83
0,0040
Lampiran 6. Laba kotor per unit roti Marbella Bakery pada kondisi aktual dan kondisi optimal
Variabel Jenis Roti
Produksi Aktual Unit
a Produksi Optimal
Unit b
Keuntungan per Unit Rpunit
c Total Laba
Kotor Aktual Rp
d= a x c Total Laba
Kotor Optimal
Rp e= b x c X
1
Rasa Cokelat
400 384
450 180000 172800
X
2
Rasa Strawberry
200 185
520 104000
96200 X
3
Rasa Keju
300 300 400 120000
120000 X
4
Rasa Mocca
270 253
600 162000 151800
X
5
Sobek Bulat 3 Rasa 360
345 300
108000 103500
X
6
Sobek Bulat 4 Rasa 400
373 400
160000 149200
X
7
Sobek Kotak 3 Rasa 360
453 800
288000 362400
X
8
Sobek Kotak 4 Rasa 210
207 700
147000 144900
Total 2500 2500
1269000 1300800
Lampiran 7. Formulasi model optimasi di Marbella Bakery
MAX 450X1 + 520X2 + 400X3 + 600X4 + 300X5 + 400X6 + 800X7 + 700X8 Subject to
BB 2
1.64X1 + 1.64X2 + 1.64X3 + 1.64X4 + 1.64X5 + 1.64X6 + 1.64X7 + 1.64X8 = 5000
3 0.11X1 + 0.11X2 + 0.11X3 + 0.11X4 + 0.11X5 + 0.11X6 + 0.11X7 +
0.11X8 = 300 4
0.39X1 + 0.39X2 + 0.39X3 + 0.39X4 + 0.39X5 + 0.39X6 + 0.39X7 + 0.39X8 = 1000
5 0.03X1 + 0.03X2 + 0.03X3 + 0.03X4 + 0.03X5 + 0.03X6 + 0.03X7 +
0.03X8 = 100 6
0.18X1 + 0.18X2 + 0.18X3 + 0.18X4 + 0.18X5 + 0.18X6 + 0.18X7 + 0.18X8 = 450
7 0.06X1 + 0.06X2 + 0.06X3 + 0.06X4 + 0.06X5 + 0.06X6 + 0.06X7 +
0.06X8 = 150 8
0.01X1 + 0.01X2 + 0.01X3 + 0.01X4 + 0.01X5 + 0.01X6 + 0.01X7 + 0.01X8 = 35
9 0.12X3 + 0.12X6 + 0.12X7 + 0.12X8 = 350
10 0.07X1 + 0.07X5 + 0.07X6 + 0.07X7 + 0.07X8 = 170
11 0.04X2 + 0.04X5 + 0.04X6 + 0.04X8 = 150
12 0.72X1 + 0.72X2 + 0.72X3 + 0.72X4 + 0.72X5 + 0.72X6 + 0.72X7 +
0.72X8 = 2000 TKL
13 0.02X1 + 0.04X2 + 0.03X3 + 0.03X4 + 0.02X5 + 0.02X6 + 0.02X7 +
0.04X8 = 96 MESIN
14 0.0013X1 + 0.0025X2 + 0.0017X3 + 0.0019X4 + 0.0014X5 + 0.0013X6 +
0.0014X7 + 0.0024X8 = 24 15
0.0008X1 + 0.0017X2 + 0.0011X3 + 0.0012X4 + 0.0009X5 + 0.0008X6 + 0.0009X7 + 0.0016X8 = 24
16 0.0013X1 + 0.0025X2 + 0.0017X3 + 0.0019X4 + 0.0018X5 + 0.0021X6 +
0.0017X7 + 0.0040X8 = 16 PERMINTAAN
17 X1 = 384
18 X2 = 185
19 X3 = 300
20 X4 = 253
21 X5 = 345
22 X6 = 373
23 X7 = 338
24 X8 = 207
END
Lampiran 8. Hasil optimasi dengan LINDO
LP OPTIMUM FOUND AT STEP 9 OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1 1300800. VARIABLE VALUE REDUCED COST
X1 384.000000 0.000000 X2 185.000000 0.000000
X3 300.000000 0.000000 X4 253.000000 0.000000
X5 345.000000 0.000000 X6 373.000000 0.000000
X7 453.000000 0.000000 X8 207.000000 0.000000
ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2 900.000000 0.000000
3 25.000000 0.000000 4 25.000000 0.000000
5 25.000000 0.000000 6 0.000000 4444.444336
7 0.000000 0.000000 8 10.000000 0.000000
9 190.039993 0.000000 10 46.660000 0.000000
11 105.599998 0.000000 12 200.000000 0.000000
13 32.630001 0.000000 14 19.948700 0.000000
Lanjutan Lampiran 8
15 21.396900 0.000000 16 11.045200 0.000000
17 0.000000 -350.000000 18 0.000000 -280.000000
19 0.000000 -400.000000 20 0.000000 -200.000000
21 0.000000 -500.000000 22 0.000000 -400.000000
23 115.000000 0.000000 24 0.000000 -100.000000
NO. ITERATIONS= 9 RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
OBJ COEFFICIENT RANGES VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
COEF INCREASE DECREASE X1 450.000000 350.000000 INFINITY
X2 520.000000 280.000000 INFINITY X3 400.000000 400.000000 INFINITY
X4 600.000000 200.000000 INFINITY X5 300.000000 500.000000 INFINITY
X6 400.000000 400.000000 INFINITY X7 800.000000 INFINITY 100.000000
X8 700.000000 100.000000 INFINITY RIGHTHAND SIDE RANGES
ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE
2 5000.000000 INFINITY 900.000000 3 300.000000 INFINITY 25.000000
Lanjutan Lampiran 8
4 1000.000000 INFINITY 25.000000 5 100.000000 INFINITY 25.000000
6 450.000000 0.000000 20.700001 7 150.000000 INFINITY 0.000000
8 35.000000 INFINITY 10.000000 9 350.000000 INFINITY 190.039993
10 170.000000 INFINITY 46.660000 11 150.000000 INFINITY 105.599998
12 2000.000000 INFINITY 200.000000 13 96.000000 INFINITY 32.630001
14 24.000000 INFINITY 19.948700 15 24.000000 INFINITY 21.396900
16 16.000000 INFINITY 11.045200 17 384.000000 115.000000 384.000000
18 185.000000 115.000000 185.000000 19 300.000000 115.000000 300.000000
20 253.000000 115.000000 253.000000 21 345.000000 115.000000 345.000000
22 373.000000 115.000000 373.000000 23 338.000000 115.000000 INFINITY
24 207.000000 115.000000 207.000000
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri roti bakery merupakan bagian dari industri makanan jadi yang memanfaatkan tepung terigu sebagai bahan baku utama dalam proses
produksinya. Di dalam ilmu pangan, roti dikelompokkan dalam produk bakery, bersama dengan cake, donat, biskuit, roll, kraker, dan pie. Roti merupakan produk
bakery yang paling pertama dikenal dan paling populer. Roti yang semula dikenal sebagai makanan bule penjajah di Indonesia kini semakin populer dalam pola
konsumsi pangan penduduk Indonesia, terutama golongan menengah ke atas. Memang, mula-mula hanya pada kelompok masyarakat tertentu, sebatas sebagai
sarapan pagi, yang umumnya disajikan bersama-sama dengan telur dadar atau segelas susu. Kemudian berkembang menjadi pola makan masyarakat kota yang
sibuk. Kini roti seringkali digunakan sebagai sarapan, kudapan dan makanan siap santap ketika dibutuhkan.
Sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai satu- satunyamakanan pokok utama dan sebagian lagi mengkonsumsi berasbersama-
sama dengan makanan lainnya, seperti : jagung, ketela, ubi jalar dansagu. Preferensi masyarakat Indonesia terhadap beras demikian besarnya.Namun
demikian, adanya perubahan pendapatan dan harga akanmempengaruhi proporsi konsumsi dari beras. Merekatidak hanya menggunakan beras sebagai makanan
pokok, namun mulaimengkonsumsi makanan pokok pendamping sebagai pengganti nasi.Masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar, lebih
memilih rotisebagai makanan pokok pendamping dibandingkan jagung, ketela, ubi jalaratau sagu. Hal ini dikarenakan sebagai bahan makanan olahan, roti
memilikinilai gizi yang tinggi dan lebih lengkap dibanding yang lain. Selain itu, rotijuga lebih praktis untuk dikonsumsi, memiliki banyak variasi, harganya relatif
terjangkau, mudah diperoleh dan bisa mengenyangkan. Roti dibuat dari tepung, air dan berbagai bahan tambahan pangan, ragi atau
pengembang, garam atau gula, minyak atau mentega dan kadang telur tergantung jenis rotinya. Tepung yang biasa digunakan untuk membuat roti adalah tepung
terigu dengan protein yang tinggi. Meskipun tepung terigu bukan merupakan