Kerangka Pemikiran Dampak Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) Terhadap Kualitas Hidup Keluarga Miskin di Kelurahan Bandar Utama Tebing Tinggi Kota Kota Tebing Tinggi

36

2.7 Kerangka Pemikiran

Secara garis besar kebutuhan manusia dibagi dua, yaitu fisiologis-organis dan psikis-sosial. Kebutuhan fisiologis-organis atau kebutuhan material adalah kebutuhan yang terkait langsung dengan pertumbuhan fisik manusia. Termasuk di dalam kebutuhan ini, yaitu tempat tinggal rumah, sandang, pangan dan kesehatan. Sedangkan kebutuhan psikis-sosial adalah kebutuhan yang terkait dengan perkembangan psikis dan sosial manusia. Termasuk di dalam kebutuhan ini, yaitu kebutuhan relasi sosial, menyatakan diri, kasih sayang, dan rasa aman.Jika di kaitkan diatas maka kebutuhan tempat tinggal rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, yang sekaligus sebagai unsur di dalam konsep kesejahteraan sosial. Rumah merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan sekaligus sebagai unsur di dalam konsep kesejahteraan sosial. Rumah dalam pengertian ini tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhan Fisik-organis, yaitu terlindunginya orang dari ancaman dan gangguan yang berasal dari luar rumah, seperti panas, angin, dan hujan. Akan tetapi rumah juga terkait dengan pemenuhan kebutuhan sosial psikologis, seperti tempat yang menjamin kelangsungan hidup, pelembagaan nilai, norma dan pengembangan pola relasi sosial, memberikan rasa aman dan damai, dan meningkatkan harkat dan martabat, sehingga rumah merupakan kebutuhan yang mutlak untuk dipenuhi. Pada kenyataannya, tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni karena alasan ekonomi atau kemiskinan. Berbagai keterbatasan yang di timbulkan kemiskinan seperti keadaan melarat dan ketidak beruntungan, berkaitan dengan minimnya pendapatan, kelemahan fisik, terisolasi, Universitas Sumatera Utara 37 kerapuhan dan ketidakberdayaan menyebabkan mereka tidak mampu menempati rumah layak huni. Mereka hanya mampu membangun rumah tidak permanen dari bahan-bahan yang mudah rusak atau bahan-bahan bekas. Merespon kondisi fakir miskin yang dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan rumah layak huni serta melihat bahwa rumah merupakan tempat yang memiliki nilai yang sangat strategis, maka Kementerian Sosial RI mengembangkan kebijakan sosial melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH. RS-RTLH merupakan bantuan stimulan agar fakir miskin dapat memenuhi kebutuhan rumah layak huni sebagai unsur kesejahteraan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Untuk mengetahui peningkatan Kualitas Hidup yang dirasakan penerima bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, maka digunakan indikator Kualitas Hidup yang relavan dengan penelitian ini yaitu, evaluasi objektif dari Kesejahteraan Umum, Yaitu Kondisi pemenuhan kebutuhan rumah, Kondisi sosial dan Kondisi psikologis. Kelurahan Bandar Utama setelah Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH banyak memberi dampak terhadap masyarakat terutama bagi keluarga miskin penerima bantuan. Dampak tersebut dilihat dari sebelum dilakukannya Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan setelah dilakukannya Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni. Adapun dampak tersebut dilihat dari: 1. Dampak positif yaitu dampak yang berpengaruh positif bagi kualitas hidup masyarakat miskin yaitu peningkatan kualitas hidup keluarga miskin, hal Universitas Sumatera Utara 38 ini dapat dilihat dari aspek pemenuhan kebutuhan rumah, kondisi sosial, dan kondisi psikologis. 2. Dampak Langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung oleh keluarga miskin penerima bantuan RS-RTLH dan berkaitan dengan dampak positif yang dihasilkan misalnya dapat dilihat dari aspek pemenuhan kebutuhan rumah, aspek sosial, dan aspek psikologis yaitu kondisi kesehatan. 3. Dampak Tidak langsung yaitu dampak tidak langsung yang dirasakan oleh keluarga miskin penerima bantuan RS-RTLH misalnya dampak yang dilihat dari aspek psikologis yaitu meningkatnya prilaku hidup bersih keluarga penerima bantuan RS-RTLH. Skematisasi kerangka pemikiran merupakan transformasi narasi yang menerangkan hubungan atau konsep-konsep atau variabel-variabel penelitian menjadi sesuatu yang berbentuk skema, artinya yang ada hanyalah perubahan cara penyajian dari narasi menjadi skema. Untuk itu bagan kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 39 BAGAN I Bagan Kerangka Pemikiran Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni RS-RTLH Dampak: 1. Dampak Positif yaitu dampak yang berpengaruh positif terhadap kualitas hidup keluarga miskin. 2. Dampak Langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung oleh keluarga miskin penerima bantuan RS-RTLH dan berkaitan dengan dampak positif. 3. Dampak Tidak langsung yaitu dampak tidak langsung yang dirasakan oleh keluarga miskin penerima bantuan RS-RTLH Setelah RS- RTLH Sebelum RS- RTLH Indikator Kualitas Hidup: 1. Pemenuhan Kebutuhan Rumah 2. Kondisi Sosial 3. Kondisi Psikologis 4. Kondisi Kesehatan 5. Prilaku Hidup Bersih Universitas Sumatera Utara 40

2.8 Hipotesis.