Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan

yang mereka dapatkan. Menurut Piageut dalam teori perkembangan kognitif, pada tahapan remaja akhir merupakan tahapan operasional Wong’s, 2001, dimana remaja mungkin mengalami kebingungan antara ideal dan praktik sama halnya seperti mahasiswa yang merupakan bagian dari usia remaja akhir. Mahasiswa perlu melakukan penyesuaian diri dan adaptasi atas tuntutan dan kewajiban yang diterima sebagai bagian dari akademisi. Dalam masa penyesuaian dan tantangan dalam mengembangkan mekanisme koping yang adaptif dapat menyebabkan mahasiswa menjadi stres. Walaupun mahasiswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan berpikir sebagai orang dewasa. Kenyataannya mahasiswa tidak mampu mencegah dampak buruk akibat stres yang dialami. Hal ini sesuai dengan penelitian Yemima Dayfiventy 2012 dalam penelitiannya “Stresor dan koping mahasiswa KBK Fakultas Keperawatan USU ”, menunjukkan bahwa stresor utama yang dikeluhkan mahasiswa KBK adalah mempersiapkan ujian Blok, jadwal kuliah yang padat, kelas yang penuh, mengikuti ujian Skill Lab dan ujian tertulis.

5.2.1.2 Mahasiswa Ekstensi

Hasil analisis karakteristik responden yaitu mahasiswa ekstensi tahun 2012 Fakultas Keperawatan USU yang aktif kuliah berjumlah 117 orang. Hasil analisis karakteristik responden Mahasiswa Ekstensi menunjukkan bahwa didominasi oleh usia 22 sampai 40 Tahun dengan jumlah 28 Orang 43.8 . Usia tersebut sesuai dengan pembagian usia menurut Hurlock yang merupakan bagian usia awal. Menurut Jean Piaget tahap perkembangan dewasa awal ini adalah tahap acquisitive dimana mereka berusaha mengetahui pengetahuan dan keterampilan melalui jalur pendidikan formal dan non formal guna mempersiapkan masa depannya. Dalam ini, mahasiswa cenderung lebih bersemangat dan mandiri. Masa pencapaian prestasi dianggap sebagai kemampuan untuk mempraktikan seluruh potensi intelektual, bakat, minat, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sebelumnya. Demikian pula mahasiswa yang memasuki masa dewasa awal, akan dituntut rasa tanggung jawabnya sebagai individu. Masa dewasa awal lebih mampu mengembangkan mekanisme kopingnya sehingga mampu mengatasi situasi emosi yang dapat mengakibatkan stres. Hal ini didukung oleh penelitian Oktavius 2008, dalam penelitiannya tentang tingkat kekebalan stres dengan tingkat kekebalan mahasiswa bernilai kurang dari 30 berjumlah 47, itu berarti mahasiswa memiliki tingkat kekebalan stres yang cukup baik. Pada masa dewasa ini, perkembangan emosi berkaitan berbagai macam perubahan dari masa sebelumnya yaitu masa remaja. Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana mahasiswa ekstensi dominan kebal terhadap stres dan tidak ada yang tidak kebal terhadap stres.