13
BAB II LANDASAN TEORI
II. A. SIKAP II.A.1. Definisi Sikap
Allport dalam Hogg, 2004 mendefinisikan sikap sebagai sebuah kecendrungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam situasi sosial.
Sikap merujuk pada evaluasi individu terhadap berbagai aspek dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka individu
terhadap isu, ide, orang lain, kelompok sosial dan objek Baron, 2004
Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan. Fenomena sikap adalah mekanisme mental yang mengevaluasi,
membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang kita hadapi,
bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahui dan kesan kita terhadap apa
yang sedang kita hadapi saat ini Azwar, 2005. Morgan dalam Sukadji, 1993 menyatakan sikap adalah suatu evaluasi,
yang merupakan predisposisi perolehan belajar. Predisposisi mengarahkan prilaku yang evaluatif yang konsisten terhadap orang, sekelompok orang, suatu objek,
atau sekelompok objek. Pernyataan evaluatif dapat bermacam-macam, seperti senang-tidak senang, pro-anti, setuju-tidak setuju, positif-negatif, dan sebagainya.
Azwar 2005, menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
Universitas Sumatera Utara
14 memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
unfavorable pada objek tersebut. Kedua, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Ketiga skema
triadik triadic schema. Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi didalam
memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Berdasarkan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan
konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
II.A.2. Komponen Sikap
Sikap dibagi menjadi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan. Komponen
afektif, adalah komponen yang berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif. Komponen konatif, adalah komponen sikap
yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap dalam Azwar, 2005
.
Mann dalam Azwar, 2005 menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu.
Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan opini, terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanaya berakar
Universitas Sumatera Utara
15 paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau
bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
II.A.3 Ciri- Ciri Sikap
Walgito 1989 mengatakan sikap mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan faktor pendorong yang lain. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memiliki objek.
Objek sikap dapat berupa konsep abstrak seperti situasi, merk, maupun konsep abstrak seperti produk,kelompok atau individu. Sikap itu selain bertujuan
pada suatu objek juga dapat pada sekumpulan objek. 2.
Memiliki arah tertentu. Sikap seseorang menunjukkan bagaimana seseorang menangani suatu
objek sikap yang dinyatakan dengan menyetujui atau tidak, suka atau tidak suka, sejauh mana tingkat ketidaksukaan dan sejauh mana tingkat keyakinannya.
3. Memiliki struktur.
Sikap tidak berdiri sendiri tetapi berhubungan dengan bentuk-bentuk mekanisme psikologis yang lain, sehingga berbentuk suatu kesatuan psikologis
yang kompleks, akibatnya sikap memiliki sifat stabil, konstan dan membentuk generalisasi.
4. Sikap merupakan hasil belajar.
Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi individu memperolaehnya melalui pengalaman nyata seperti informasi dari teman, media massa, dan penjual. Sikap
sebagai hasil belajar cenderung bertambah kuat dan semakin sulit untuk dirubah.
Universitas Sumatera Utara
16
II.A.4. Karakteristik Sikap.
Sax 1980 menjelaskan beberapa karakteristik sikap yaitu: 1.
Arah. Sikap terpilah pada dua arah kesetujuan, yaitu setuju atau tidak setuju,
apakah mendukung atau tidak mendukung terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek.
2. Intensitas.
Kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu. Sua orang yang sama tidak sukanya terhadap sesuatu, yaitu sama-sama memiliki sikap yang berarah
negatif belum tentu memiliki sikap negatif yang sama intensitasnya. 3.
Keleluasan. Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu objek sikap dapat
mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang sama pada objek sikap.
4. Konsistensi.
Kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap termaksud.
5. Spontanitas
Menyangkut sejauhmana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dapat
dinyatakan secara trebuka tanpa harus melakukan pengungkapan atau desakan terlebih dahulu agar individu dapat mengemukakannya.
II.A.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Universitas Sumatera Utara
17 Azwar 2005 mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap
yaitu : 1.
Pengalaman pribadi Apa yang telah dan sedang dialami kita alami akan membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimullus sosial. 2.
Kebudayaan Kebudayaan Dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita. 3.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhib sikap kita. 4.
Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama.
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. 6.
Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
Universitas Sumatera Utara
18 semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk Mekanisme
pertahanan ego. II.A.6. Pembentukan Sikap
Sikap terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu. Sikap dibentuk sepanjang perkembangan hidup manusia. Melalui pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, seseorang membentuk sikap tertentu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu
yang satu dengan yang lain. Melalui interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya
Azwar, 2005.
II.A.7. Perubahan Sikap
Proses perubahan sikap selalu dipusatkan pada cara-cara manipulasi atau pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan perubahan sikap ke arah
yang dikehendaki. Dasar-dasar manipulasi diperoleh dari pemamahaman mengenai organisasi sikap, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
proses perubahan sikap. Kelman dalam Azwar, 2005 menunjukkan bagaimana sikap dapat
berubah melaui tiga proses yaitu kesediaan, identifikasi, dan internalisasi. Kesediaan terjadi ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau
dari kelompok lain dikarenakan individu berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut. Identifikasi terjadi saat individu meniru
perilaku atau sikap seseorang atau sikap sekelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggap individu sebagai bentuk hubungan yang
menyenangkan antara individu dengan pihak lain termaksud. Internalisasi terjadi
Universitas Sumatera Utara
19 saat individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu
dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dipercayai individu dan sesuai dengan sisterm nilai yang dianutnya.
Kelman dalam Azwar, 2005 selanjutnya mengatakan bahwa proses mana yang akan terjadi dari ketiga proses tersebut banyak bergantung pada sumber
kekuatan pihak yang mempengaruhi, berbagai kondisi yang mengendalikan masing-masing proses terjadinya pegaruh, dan implikasinya terhadap permanensi
perubahan sikap. II.A.8. Fungsi Sikap
Baron 2004 mengatakan; Pertama, sikap berfungsi sebagai skema kerangka kerja mental yang membantu individu untuk menginterpretasi dan
memproses berbagai jenis informasi. Kedua, sikap memiliki fungsi harga diri self-esteem function yang membantu individu mempertahankan atau
meningkatkan perasaan harga diri. Ketiga, sikap berfungsi sebagai motivasi untuk menimbulkan kekaguman atau motivasi impresi impression motivation function.
Menurut Kartz dalam walgito, 2002, sikap mempunyai empat fungsi: 1.
Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat. Fungsi ini berkaitan dengan sarana-tujuan-sikap merupakan sarana untuk
mencapai tujuan.individu memandang sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam rangka pencapaian tujuan. Bila objek sikap
dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap objek tersebut, sebaliknya bila objek sikap dalam pencapaian
tujuan,maka individu akan bersikap negatif terhadap objek sikap tersebut. Karena itu fungsi ini disebut dengan fungsi manfaat, yaitu sampai sejauh mana objek
Universitas Sumatera Utara
20 sikap bermanfaat dalam rangka pencapaian tujuan. Fungsi ini disebut juga fungsi
penyesuaian, karena dengan sikap yang diambil,seseorang dapat menyesuaikan diri dengan cara yang baik terhadap sekitarnya.
2. Fungsi pertahanan Ego.
Merupakan sikap yang diambil seseorang demi memppertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada saat orang tersebut terancam
keadaan dirinya atau egonya. Demi mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu.
3. Fungsi ekspresi nilai.
Sikap yang ada pada seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri
seseorang akan mendapat kepuasan, dapat menunjukkan keadaan dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap nilai tertentu. Ini menggambarkan
keadaan sistem nilai yang ada pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tersebut.
4. Fungsi pengetahuan.
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalama- pengalaman memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari pengalamnnya yang
tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau dirubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila
seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap sikap yang bersangkutan.
II.B. Hukuman Cambuk
Universitas Sumatera Utara
21 Hukuman cambuk merupakan jenis hukuman badan. Alat cambuk atau
pemukul terbuat dari rotan berdiameter 0,75 cm hingga 1 cm, dengan panjang 1 meter. Pemukul tidak mempunyai ujung ganda dan pada pangkalnya ada tempat
pegangan. Untuk terpidana pria akan dicambuk dalam posisi berdiri, sementara terpidana wanita dicambuk dalam posisi duduk. Pelaksanaan hukuman cambuk ini
merupakan pelaksanaan Syariat Islam di Aceh sebagaimana yang diatur dalam undang undang nomor 13 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional pasal 13. Di jelaskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang untuk Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dengan Qanun
Mahkamah syari’ah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2003. Pada masa awal Islam, cambuk menjadi bentuk hukum pidana ta’zîr
ketentuan hukum yang ditetapkan penguasa, namun para ulama berbeda pendapat soal jumlah cambukan. Menurut Abu Hanifah, Syafi’iyah, dan
Hanabilah, hukum cambuk untuk pidana ta’zir tidak boleh melebihi sanksi paling rendah dalam hudûd tindak pidana yang batasan hukumannya sudah ditentukan
Alquran atau hadis, yaitu 40 kali bagi peminum khamr. Menurut Abu Yusuf, sanksi cambuk pidana ta’zir tidak boleh melewati 75 kali. Menurut Malikiyah,
tidak ada batasan jumlah cambukan ta’zir dan sepenuhnya terserah imam pemerintahpembuat qanunpengadilan, sehingga imam bisa menetapkan ta’zir
di bawah, setara, atau melebihi sanksi hudûd Rumadi, 2005. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam batasan penetapan jumlah
hukuman cambuk diatur dalam peraturan Daerah Qanun Propinsi NAD Nomor 13 Tahun 2004 tentang perjudian maisir, minuman keras Khamr, dan zina
khalwat. Dalam qanun disebutkan, setiap orang dilarang melakukan perjudian
Universitas Sumatera Utara
22 maisir, minuman keras Khamr, dan zina khalwat Bagi yang melanggar
diancam sanksi cambuk di muka umum sebanyak 6-12 kali Rumadi, 2005.
II.C. Masyarakat Aceh
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau
semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut Bintarto, 2008.
Masyarakat Aceh adalah sebuah komunitas yang terdiri dari orang-orang Aceh sebagai sebuah entitas etnis dan wilayah tertentu yang sangat berbeda
dengan etnis atau wilayah lainnya di Indonesia. Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang pluralistis dan “terbuka memiliki hubungan kekerabatan yang
telah terbina sejak beberapa abad yang lalu. Masyarakat Aceh tunduk dan taat kepada Islam serta memperhatikan fatwa ulama.
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan suatu wilayah Pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, saat ini terdiri atas 16
enam belas Pemerintahan Kabupaten yaitu kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireun, AcehUtara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Jaya, Aceh Barat
Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil Aceh Tenggara Dan Gayo Lues. Dan 4 empat Pemerintah Kota yaitu Pemerintahan Kota Banda Aceh, Sabang, Lhoksumawe
dan Langsa. Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam didiami secara turun temurun oleh
suku Aceh, Suku Gayao, Suku Alas, Suku Tamiang, Suku Aneuk Jame, Suku Kluet,Suku Seumelu dan Suku Singkil serta Suku Lainnya. Suku Aceh dan suku
lainnya merupakan pemeluk agama Islam dan pendukung kebudayaan yang
Universitas Sumatera Utara
23 meliputi bahasa, adat istiadat dan corak kesenian tersendiri yang tidak terlepas
dari nilai-nilai ajaran agama Islam yang dianut Qanun Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam nomor 12 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB III METODE PENELITIAN