UPAYA PENANGANAN BULLYING MELALUI PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER Upaya Penanganan Bullying Melalui Penanaman Pendidikan Karakter (Studi Kasus di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 andangsapi Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017).

UPAYA PENANGANAN BULLYING MELALUI
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER
(Studi Kasus di Kelas IV SD Muhammadiyah
4 Kandangsapi Surakarta Tahun
Ajaran 2016/2017)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:
NURUL INAYAH
A510130039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

UPAYA PENANGANAN BULLYING MELALUI
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER
(Studi Kasus di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta

Tahun Ajaran 2016/2017)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Bentuk-bentuk bullying yang terjadi
di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta, 2. Faktor yang mempengaruhi
terjadinya bullying di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta, 3.
Pelaksanaan penanaman pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Surakarta, 4. Upaya penanganan bullying melalui penanaman pendidikan karakter di
kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan desain penelitian studi kasus ( case study). Nara sumber dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas IV A, guru kelas IV B, guru Agama,
guru Bahasa Inggris, dan siswa kelas IV. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara interaktif
yaitu mulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data
dilakukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian
menunjukkan adanya bentuk-bentuk bullying yang terjadi di kelas IV SD
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta. Bentuk-bentuk bullying yang terjadi di kelas
IV terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu bentuk bullying fisik diantaranya memukul,
menendang, mendorong, dan mempiting leher. Bentuk bullying verbal, diantaranya
mengejek, berkata kotor (misuh), menyoraki, dan memberi julukan. Sedangkan bentuk
bullying mental berupa pengucilan, dan mengancam. Pelaksanaan penanaman

pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta yang dilakukan
melalui tiga strategi yaitu pengintegrasian nilai karakter dalam KBM, melalui
ekstrakurikuler, dan melalui budaya sekolah. Upaya penanganan yang dilakukan guru
berupa memanggil, menasihati, menanamkan pendidikan karakter dengan
menumbuhkan rasa empati, dihadapkan kepada kepala sekolah bahkan memanggil orang
tua siswa yang terlibat bullying apabila masalah bullying sulit diatasi.
Kata kunci: bullying, penanganan, pendidikan karakter.
Abstract

This study aims to describe: 1. The forms of bullying that occur in the fourth grade of
elementary school Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta, 2. The factors that
influence the occurrence of bullying in the fourth grade of elementary school
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta, 3. Planting implementation of character
education in elementary school Muhammadiyah Surakarta 4 kandangsapi, 4. The efforts
to tackle bullying through the cultivation of character education in elementary school
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta. This research is a qualitative case study

1

design (case study). A resource in this research is the principal, IV A classroom teacher,

IV B grade teacher, a teacher of Religion, an English teacher, and students of IV grade.
Data collection techniques uses an interviews, observation, and documentation. Data
analysis performs interactively on, data reduction, data display, and conclusion. The
validity of data is done through triangulation and triangulation techniques. The results
shows the existence of other forms of bullying that occur in the fourth grade of
elementary school Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta. The forms of bullying that
occur in the fourth grade is divided into three forms, forms of physical bullying include
hitting, kicking, pushing, and garroting neck. Forms of verbal bullying, taunting them,
saying gross, cheering, and surname. While the form of mental bullying form of
exclusion, and threatening. Planting implementation of character education in
elementary school Muhammadiyah Surakarta 4 Kandangsapi namely through the
integration of character values in teaching and learning activities, through
extracurricular activities, through the culture of the school. Efforts to tackle the teachers
in the form of call, advising, faced to the principal for students involve in bullying even
calling parents if bullying problems are difficult to overcome.
Keywords: bullying, character education, handling.

1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab pendidikan merupakan pondasi
utama untuk membentuk suatu bangsa yang maju. Bangsa yang maju memulai

pembangunan di bidang pendidikannya. Upaya dalam melaksanakan pendidikan di
sekolah dibutuhkan berbagai faktor pendukung diantaranya yaitu kondisi kelas yang
kondusif, baik kondusif fisik maupun non fisik. Kondusif fisik diantaranya meliputi
kondisi bangunan, fasilitas dan lingkungan yang mendukung pendidikan tersebut.
Sedangkan kondusif non fisik yaitu suasana dalam kelas, suatu sekolah dikatakan
kondusif non fisik apabila sekolah tersebut mampu menciptakan suasana yang damai
atau peaceful (Darmalina. 2014: 22). Namun pada kenyataanya, masih banyak sekolah
yang belum memiliki suasana yang damai.
Pemerintah sudah mencanangkan adanya pendidikan ramah anak yang tertuang
dalam UU No. 23 Tahun 2002 pasal 54 tentang perlindungan anak. Mengupas hak-hak
anak dan menganjurkan untuk tidak melakukan kekerasan pada anak atau yang sering
disebut bullying.menurut Kesuma (2014: 15) Bullying

2

merupakan “suatu perilaku

agresif yang bersifat negatif pada seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan sengaja untuk menyakiti orang lain baik secara fisik
ataupun mental karena adanya penyalahgunaan ketidakseimbangan kekuatan”. Senada

dengan pernyataan diatas, Glenn dan Shauna menjelaskan bahwa “ bullying

is

aggressive behavior that involves unwanted, negative actions, involves a pattern of
behavior repeated over time and involves an imbalance of power and strength”.

Berdasarkan pendapat diatas Bullying merupakan perilaku agresif tidak diinginkan yang
menyangkut tindakan negatif yang berulang-ulang dari waktu ke waktu dan melibatkan
ketidakseimbangan antara kekuasaan dan kekuatan. Apabila bullying terjadi terus
menerus dan tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif bagi dunia
pendidikan di Indonesia.
Penyebab kekerasan anak di sekolah kebanyakan datang dari teman sebaya atau
kakak tingkat yang melalui intimidasi terhadap pihak yang lemah. Menurut Priyatna
(2010: 6-8) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab bullying antara lain: Faktor
keluargadan lingkungan pergaulan. Apabila fenomena bullying terjadi terus menerus dan
tidak segera ditangani maka akan menimbulkan dampak negatif bagi dunia pendidikan
di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Putro (2016) yang berjudul “Bullying dan
Penanganannya pada Kelas Bawah di SD Muhammadiyah 5 Surakarta” dapat diambil
kesimpulan bahwa penanganan yang dilakukan guru dalam menangani bullying di kelas

bawah yaitu: 1) Memanggil siswa yang terlibat bullying, 2) Menelusuri permasalahan
yang sebenarnya terjadi, 3) Memberikan nasihat kepada siswa yang dihubungkan dengan
muatan-muatan pembelajaran, 4) Menumbuhkan jiwa empati, 5) Adanya penanaman
nilai-nilai agama, 6) Memiliki buku catatan kasus siswa, 7) Dihadapkan kepada kepala
sekolah dan bila perlu memanggil orang tua siswa jika kasus bullying sulit ditangani.
Mengingat bahaya dan pentingnya penanganan bullying yang dilakukan di sekolah
dasar, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penanganan Bullying
di Kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta Melalui Penanaman
Pendidikan Karakter”.

3

2. METODE
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian
studi kasus tunggal. Lokasi penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Surakartayang terletak pada Jl. Tentara Pelajar No. 1 Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.
Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas IV, guru Agama, guru
Bahasa Inggris, dan siswa kelas IV. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016
sampai bulan Maret 2017. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan cara

mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peneliti dalam menguji
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fenomena bullying harus segera ditangani sejak awal di sekolah dasar, mengingat
dampak dari bullying sangat mempengaruhi perkembangan anak. Berikut merupakan
hasil penelitian dan pembahasan dari bentuk-bentuk bullying dan penanganan melalui
penanaman pendidikan karakter di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Surakarta:
3.1 Bentuk-bentuk bullying di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Surakarta.
Perilaku yang menunjukkan bullying cukup banyak terlihat di kelas IV SD
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta yang tak disadari guru maupun siswa.
Menurut Sejiwa (2008:2) menyatakan bahwa ada tiga kategori perilaku bullying yaitu:
Bullying fisik, bullying verbal, dan bullying mental/psikis. Bentuk-bentuk bullying di

kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta sebagai berikut:
Bullying fisik, meliputi: memukul, menendang, mendorong, mempiting leher.
Bullying verbal, meliputi: mengejek, berkata kotor (Misuh), menyoraki, memberi

julukan.

Bullying mental, meliputi: Pengucilan terhadap siswa yang lain: tidak diikutkan

dalam diskusi kelompok, tidak diikutkan bermain bola, tidak mau duduk sebangku
dengan korban, mengancam dengan cara memelototi.
4

Penelitian yang dilakukan Abdullah (2013) mendukung hasil penelitian ini yaitu
menyebutkan bentuk-bentuk bullying menjadi tiga jenis, yaitu bullying fisik,
bullying verbal, dan bullying relasional. Masing-masing jenis bullying dapat

menimbulkan bencana sendiri-sendiri. Namun ketiganya kerap membentuk
kombinasi untuk menciptakan serangan yang lebih kuat.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying di kelas IV SD
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku bullying sangat beragam, berikut
merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus bullying di kelas IV, diantaranya
yaitu sebagai berikut: Faktor keluarga (broken home, kurang perhatian), Iklim sekolah,
(ketidakhadiran guru, kurang tegasnya guru, kurangnya pengawasan dari guru),
Kurangnya korban dalam berkomunikasi, Perasaan minder. Penelitian Ulfah dan Mira
(2010), semakin positif iklim sekolah semakin rendah kecenderungan perilaku bullying.

Sebaliknya semakin negatif iklim sekolah, semakin tinggi kecenderungan perilaku
bullying. Kebanyakan korban tidak berani melapor pada guru, bahkan ketika ada yang

melapor guru kurang bertindak tegas kepada pelaku bullying.
3.3 Pelaksanaan penanaman pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4
Kandangsapi Surakarta.
Pelaksanaan penanaman pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Surakarta dilakukan melalui tiga strategi dibawah ini: Pengintegrasian nilai-nilai
karakter pada proses KBM, melalui ekstrakurikuler, melalui budaya sekolah. Penelitian
dari Saputri (2013) mendukung penelitian ini, menjelaskan bahwa pelaksanaan
pendidikan karakter di SD Kasihan dilaksanakan melalui tiga cara yaitu melalui
pengintegrasian nilai-nilai karakter pada KBM, kegiatan ekstrakurikuler yang
mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter, dan pembiasaan/keseharian yang tercipta
melalui budaya sekolah.
3.4 Penanganan bullying melalui penanaman pendidikan karakter di kelas IV SD
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta..

5

Upaya penanganan bullying yang dilakukan guru sangatlah penting untuk memutus tali

bullying sejak usia sekolah dasar. Berikut merupakan upaua yang dilakukan guru dalam

menangani kasus bullying di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta
yaitu sebagai berikut: Guru akan memanggil siswa tang telibat kasus bullying, guru
menasihati melakukan pendekatan dengan siswa dengan berbicara dengan sabar, lembut
dan menunjukkan rasa keibuannya, menumbuhkan rasa empati, menghadapkan kepada
kepala sekolah, memanggil orang tua dan, menanamkan pendidikan karakter. Sesuai
dengan hasil penelitian dari Putro (2016) menyebutkan bahwa penanganan perilaku
bullying yang dilakukan siswa SD Muhammadiyah 5 Surakarta yaitu dengan

menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa, mencari tahu latar belakang siswa,
memanggil siswa yang bermasalah atau terlibat dalam kasus bullying, menelusuri
permasalahan yang sebenarnya terjadi, memberikan nasihat kepada siswa yang
dihubungkan dengan muatan dalam pembelajaran di kelas, menumbuhkan jiwa empati
sesama siswa, adanya

penanaman nilai-nilai agama dengan mengucapkan kalimat

istighfar, hadist dan doa-doa, memiliki buku catatan kasus siswa bagi guru kelas tiga,
dihadapkan kepada kepala sekolah dan bila perlu memanggil orang tua siswa jika

kasus bullying sulit ditangani. Senada dengan itu penelitian dari Mustikasari (2015)
menyebutkan bahwa salah satu upaya penanganan bullying di SD Manggung 3 yaitu
dengan pencegahan melalui menanamkan pendidikan karakter.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1

Bentuk-bentuk bullying di kelas IV SD Muhammadiyah 4 Kandangsapi
Surakarta sebagai berikut:
Bullying fisik, meliputi: a) Memukul, b) Menendang, c) Mendorong, d)

Mempiting leher.
Bullying verbal, meliputi: 1) Mengejek, 2) Berkata kotor (Misuh), 3)

Menyoraki, 4) Memberi julukan.

6

Bullying mental, meliputi: 1) Pengucilan terhadap siswa yang lain: tidak

diikutkan dalam diskusi kelompok, tidak diikutkan bermain bola, tidak mau
duduk sebangku dengan korban, mengancam dengan cara memelototi.
4.1.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying di kelas IV SD
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta, diantaranya yaitu sebagai berikut: a.
Faktor keluarga (broken home,

kurang perhatian), b. Iklim sekolah,

(ketidakhadiran guru, kurang tegasnya guru, kurangnya pengawasan dari guru),
c. Kurangnya korban dalam berkomunikasi, d. Perasaan minder.
4.1.3

Pelaksanaan penanaman pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 4
Kandangsapi
Pengintegrasian

Surakarta

dilakukan

nilai-nilai

melalui

karakter

pada

strategi
proses

dibawah
KBM,

b.

ini:

a.

Melalui

ekstrakurikuler, c. Melalui budaya sekolah
4.1.4

Penanganan bullying melalui penanaman pendidikan karakter di kelas IV SD
Muhammadiyah 4 Kandangsapi Surakarta yaitu sebagai berikut: a. Guru akan
memanggil siswa yang telibat kasus bullying, b. Guru menasihati melakukan
pendekatan dengan siswa dengan berbicara dengan sabar, lembut dan
menunjukkan rasa keibuannya, c. Menumbuhkan rasa empati, d. Menghadapkan
kepada kepala sekolah, e. Memanggil orang tua dan, f. Menanamkan pendidikan
karakter.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Nandiyah. 2013. “Meminimalisir Bullying di Sekolah”. Jurnal Psikologi, 83:
215-9511)
Darmalina, Bibit. 2014. Perilaku School Bullying Di SD N Grindang, Hargomulyo,
Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Glenn L. Koonce dan Shauna S. Mayo. 2013. Effects of Elementary School Students’
Gender and Grade Level on Bullying. American International Journal of Social
Science . Vol. 2 No. 7; October 2013.

7

Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah .
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Mustikasari, Dewi Rahmawati. 2015. Penanganan Bullying di SD Negeri 3 Manggung
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putro, Margiyanto Lingga. 2016. Bullying dan Penanganannya pada Kelas Bawah di SD
Muhammadiyah 5 Surakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Priyatna, Andi. 2010. Let’s End Bullying: Memahami, Mencegah & Mengatasi
bullying. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Saputri, Mellyana. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SD Kasihan Kabupaten
Bantul. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sejiwa. (2008). Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar
Anak. Jakarta: PT. Grasindo.
UU No. 23 Tahun 2002 pasal 54 tentang perlindungan anak.
Ulfah Magfirah & Mira Aliza R. (2010). Hubungan Antara Iklim Sekolah dengan
Kecenderungan Perilaku Bullying. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya.Skripsi. Universitas Islam Indonesia.

8