Pembahasan Pemanfaatan Kulit Batang Jambu Biji (Psidium guajava) Untuk Menyerap Logam Krom Pada Air Limbah Industri Pelapisan Logam

Dengan demikian kadar logam krom Cr pada air limbah pelapisan logam dalam 2 gr sampel dengan suhu 45 o C adalah = 1,1470 ± 0,00325 mgL. 4.2.7. Penentuan Daya Serap Logam Krom Dengan Menggunakan Kulit Batang Jambu Biji Pada Air Limbah Pelapisan Logam Penentuan daya serap kulit batang jambu biji untuk menyerap logam krom dalam air limbah industri pelapisan logam pada pH 2 yaitu: x 100 Jumlah logam krom yang diserap kulit batang jambu biji dengan konsentrasi awal 2,7 mgL adalah: = x 100 = 23,6519 Hasil perhitungan daya serap kulit batang jambu biji dengan variasi waktu kontak dan suhu selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

4.3. Pembahasan

Pemanfaatan kulit batang jambu biji sebagai bahan alternatif untuk mengurangi kadar logam krom pada air limbah industri pelapisan logam telah dilakukan. Kandungan logam Krom Cr awal yang ada dalam air limbah pelapisan logam adalah 2,7 mgL. Pengamatan daya serap kulit batang jambu biji terhadap logam krom dengan variasi pH dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pada pH 2 kulit batang jambu biji dapat menyerap lebih baik. Hal ini disebabkan adanya mekanisme Universitas Sumatera Utara adsorpsi ion logam krom. Teori-teori yang dapat dipertimbangkan untuk menjelaskan mekanisme ini adalah pertukaran ion, adsorpsi permukaan, adsorpsi kimia, pertukaran ion dan kompleksasi kimia bila menganalisis pengaruh pH terhadap adsorpsi ion logam krom. Salah satu mekanisme yang paling umum yang diajukan adalah gaya elektrostatis secara tarik menarik atau tolak menolak antara adsorben dan adsorbat. Dengan demikian, seharusnya pola adsorpsi ion logam krom pada kondisi asam adalah akibat dari gaya elektrostatis tarik menarik antara bagian positif dari permukaan biosorben dan anion HCrO 4 - yang merupakan jenis paling dominan pada pH rendah. Selain itu, ketidakmampuan kulit batang jambu biji untuk menyerap ion logam krom pada pH netral dan basah diakibatkan oleh tidak adanya gaya elektrostatis tarik menarik antara biosorben dan adsorbat. Hal ini dapat dimungkinkan dengan kalah bersaingnya anion-anion krom HCrO 4 - dan CrO 4 2- dengan ion OH - dalam penyerapannya oleh daerah aktif dari biosorben. Pengaruh waktu kontak terhadap banyaknya jumlah krom teradsopsi dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Grafik perubahan konsentrasi krom yang teradsorpsi menunjukkan bahwa pada 15 menit pertama sudah terjadi pengurangan ion logam krom secara signifikan dari konsentrasi awal 2,7 mgL menjadi 2,3596 mgL berkurang sebesar 12,6074. Untuk rentang waktu kontak 15 menit hingga 45 menit masih terjadi penurunan konsentrasi ion logam krom yang signifikan. Dan pada waktu kontak 60 menit merupakan waktu kontak yang paling optimal dalam pengurangan konsentrasi ion logam krom sebesar 68,4037 menjadi 0,8531 mgL. Namun dari rentang waktu 60 menit sampai 90 menit pengurangan logam krom dapat dinyatakan sudah tidak signifikan lagi karena penambahan waktu kontak tidak terlalu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan konsentrasi ion logam krom. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Grafik Perbandingan Waktu Kontak dan Konsentrasi Pengaruh suhu terhadap banyaknya jumlah krom teradsopsi dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Grafik perubahan konsentrasi krom yang teradsorpsi lampiran menunjukkan bahwa pada suhu 25 C sudah terjadi pengurangan ion logam krom secara signifikan dari konsentrasi awal 2,7 mgL menjadi 2,4386 mgL berkurang sebesar 9,6815. Untuk suhu 30 o C sampai 40 o C masih terjadi penurunan konsentrasi ion logam krom yang signifikan. Dan pada suhu 45 o C merupakan suhu yang paling optimal dalam pengurangan konsentrasi ion logam krom sebesar 57,5185 menjadi 1,1470 mgL. Namun dari rentang suhu 45 o C sampai 50 o C pengurangan logam krom dapat dinyatakan sudah tidak signifikan lagi karena kemampuan adsorpsi ion logam krom oleh kulit batang jambu biji akan menurun seiring dengan peningkatan temperatur, karena adsorpsi berjalan secara eksotermis. 0,5 1 1,5 2 2,5 3 15 30 45 60 75 90 K o n se n tr a si m g L Waktu menit Grafik Perbandingan Waktu Vs Konsentrasi Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Grafik Perbandingan Suhu dan Konsentrasi 0,5 1 1,5 2 2,5 3 25 30 35 40 45 50 K o n se n tr a si m g L Suhu o C Grafik Perbandingan Suhu Vs Konsentrasi Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan