PENGARUH PENAMBAHAN WATER REDUCING AND RETARDING ADMIXTURES TERHADAP KUAT TEKAN BETON.

PENGARUH PENAMBAHAN WATER REDUCING AND
RETARDING ADMIXTURES TERHADAP KUAT TEKAN
BETON

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Prodi D-3 Teknik Sipil

Oleh:

EVIE DWI LABORA BANCIN
NIM: 5133210003

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016


ABSTRAK
Evie Dwi Labora Bancin ,NIM 5133210003, “PENGARUH PENAMBAHAN
WATER REDUCING AND RETARDING ADMIXTURES TERHADAP
KUAT TEKAN BETON”. Medan : Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik
Untuk mencapai kekuatan beton yang direncankan maka para ahli konstruksi
beton menemukan bahan tambahan. Salah satunya adalah admixture kimia yang
dapat mempercepat pengerasan beton, menambah kuat tekan beton dan juga
mengurangi penggunaan air.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bahan
tambahan Water Reducing Retarding Admixtures (Plastocrete® RT6 Plus) sebagai
bahan tambahan pada pembuatan beton. sebelum melakukan pembuatan benda uji
berbentuk kubus 15cmx15cmx15cm terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
material (pasir dan batu pecah) untuk mengetahui mutu dari material yang dipakai
untuk mix design. Setelah melakukan pengujian material maka dapat dilakukan
pengadukan dan pencetakan benda uji sesuai dengan campuran yang
direncanakan. Bahan admixture Water Reducing Retarding Admixtures
(Plastocrete® RT6 Plus) dicampurkan dengan variasi penambahan sebesar 0,3%
dan 0,5% dari berat semen yang digunakan dan akan dibandingkan kuat tekannya
terhadap beton normal (beton tanpa penambahan admixture).
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuat tekan beton

seiring dengan bertambahnya kadar admixture Plastocrete® RT6 Plus. Kuat tekan
beton masing- masing variasi benda uji umur 7 hari mencapai 8,198MPa, 21 hari
mencapai 8,893MPa dan 28 hari mencapai 8,193MPa untuk penambahan
Plastocrete® RT6 Plus 0,3%. Dan benda uji 7 hari mencapai 7,934MPa, 21 hari
mencapai 7,652 MPa dan 28 hari mencapai 8,256MPa untuk penambahan
Plastocrete® RT6 Plus 0,5%. Sedangkan kuat tekan beton normal pada umur 7
hari mencapai 15,3MPa, 21 hari mencapai 16,8 MPa dan 28 hari mencapai
19,1MPa (tanpa penambahan Plastocrete® RT6 Plus).

Kata kunci: Beton, Plastocrete® RT6 Plus, Kuat Tekan Beton

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
karunia

dan penyertaanNya, sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “PENGARUH PENAMBAHAN WATER
REDUCING AND RETARDING ADMIXTURES TERHADAP KUAT TEKAN
BETON”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Teknik Sipil D III untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Terwujudnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupu tidak langsung. Oleh
karena itu ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Drs. Ronald Butar- Butar,M.Pd, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir
yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi
dorongan sampai Tugas Akhir ini terwujud.
2. Sutrisno, ST, MT, dan Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd, selaku dosen penguji
ujian meja hijau saya yang telah memberikan waktu dan masukan agar
tugas ahir saya menjadi lebih baik.
3. Prof. Harun Sitompul M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
4. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Medan dan juga selaku dosen Penasehat
ii


Akademik yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan .
5.

Irma Novrianty Nasution, ST. M.Ds, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil
Universitas Negeri Medan.

6. Pegawai Administrasi di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Medan.
7. Dr. Sarwa, MT, selaku kepala Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Negeri Medan dan kepada asisten laboratorium kak Fanny Purba, ST., dan
bg Aryanto yang sudah membantu dan memberi izin untuk menggunakan
Laboratorium serta banyak memberi arahan selama melakukan penelitian.
8. Teristimewa kepada orangtua saya tercinta, Ayahanda Muara Bancin dan
Ibunda R. Solin, yang selalu ada serta mendukung saya baik dalam bentuk
doa, semangat maupun materi dan kepada saudara saya abang Leonardo
Frans H. Bancin, SH., abang Lowyis Arswendo Bancin, AmKep., abang
Reyn Robhetli Bancin, SP., kakak Shinta Gloria S. Bancin, AmKeb., dan
adik saya Ennanda Oktareza Bancin, yang selalu ada untuk saya dan
memberi banyak dorongan serta motivasi yang sangat membangun.

9. Kepada teman- teman prodi Teknik Sipil 2013 dan Adik Stambuk Teknik
Sipil 2014 terkhusus kepada Horas Situmorang, Indri simanjuntak, Noni
Anggriani, Doresli Marbun, Solafide Sitompul, July Siregar, yang sudah
banyak membantu selama melakukan penelitian ini. Dan juga kepada Ilmil
Siagian, Eki Sembiring , Chandra Hutabarat, dan Juliati Hasibuan yang
juga memberi semangat dalam melakukan penelitian ini.

iii

10. Kepada yang terkasih David Fernando Silaban, ST., yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan juga membantu dalam mengerjakan
penelitian ini.
Sangat disadari bahwa Tugas akhir ini masih belum sempurna sehingga kritik
dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini agar kelak
bermanfaat bagi pembaca dimasa yang akan datang.Akhir kata terimakasih
kepada seluruh pihak atas bantuannya dalam penyusunan Tugas akhir ini, semoga
dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan terkhusus untuk Fakultas
Teknik.

Medan,


2016

Penulis

Evie Dwi Labora Bancin
5133210003

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belankang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Batasan Masalah.............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat penelitian ............................................................................ 7

v

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Umum Beton .................................................................. . 8
B. Kelebihan dan Kekurangan Beton.................................................... 9
C. Kinerja Beton.................................................................................... 10
D. Sifat – sifat Beton............................................................................ 11
E. Karakteristik Bahan .......................................................................... 17
F. Spesifikasi Teknis ............................................................................ 27
G. Hipotesis Pengujian.......................................................................... . 29
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Pengujian............................................................ 31

B. Sampel Pengujian ............................................................................. 31
C. Metode Pengujian............................................................................. 33
D. Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton ............................................... 33
E. Pembuatan Benda Uji ....................................................................... 45
F. Perawatan Benda Uji......................................................................... 47
G. Pembebanan Benda Uji/ Uji Kuat Tekan ........................................ . 47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengujian Agregar......................................................... .49
B. Perencanaan Mutu Beton K-175 ...................................................... 56
C. Analisa Data ..................................................................................... 64
D. Pembahasan Hasil ........................................................................... 70

vi

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 72
B. Saran................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 74

vii


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Faktor Air Semen...................14
Tabel 2.2 Penetapan NIlai Slump Adukan Beton ...............................................15
Tabel 2.3 Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur (Hari) ...16
Tabel 2.4 perbandingan Kuat Tekan Antara silinder Dan Kubus .......................17
Tabel 2.5 Syarat Mutu Semen Menurut Sifat Kimia Berdasarkan
ASTM C-150 ......................................................................................18
Tabel 2.6 Batas Gradasi Agregat Halus ..............................................................20
Tabel 2.7 Gradasi Saringan Ideal Agregat Kasar................................................21
Tabel 2.8 Batas Gradasi Agregat ........................................................................22
Tabel 3.1 Volume Agregat Kasar per 1m3 Volume Beton..................................38
Tabel 4.1 Perhitungan Berat Volume Agregat Pasir Halus Dengan Cara
Gembur...............................................................................................49
Tabel 4.2 Perhitungan Berat Volume Agregat Pasir Kasar Dengan Cara
Gembur...............................................................................................49
Tabel 4.3 Perhitungan Berat Volume Agregat Kerikil Dengan Cara
Gembur ................................................................................................50
Tabel 4.4 Perhitungan Berat Volume Agregat Pasir Halus Dengan Cara

Padat.....................................................................................................50
Tabel 4.5 Perhitungan Berat Volume Agregat Pasir Kasar Dengan Cara
Padat....................................................................................................50

viii

Tabel 4.6 Perhitungan Berat Volume Agregat Kerikil Dengan Cara
Padat....................................................................................................51
Tabel 4.7 Tabel Pemeriksaan Susunan Butir Pasir Halus ...................................51
Tabel 4.8 Tabel Pemeriksaan Susunan Butir Pasir Kasar ...................................52
Tabel 4.9 Tabel Pemeriksaan Susunan Butir Kerikil ..........................................52
Tabel 4.10 Fineness Modulus (FM) ......................................................................53
Tabel 4.11 Pengujian Berat Jenis Dan Absorbsi Pasir Halus................................55
Tabel 4.12 Pengujian Berat Jenis Dan Absorbsi Kerikil.......................................56
Tabel 4.13 Menentukan Persentase Berat Agregat Campuran Lewat Saringan ...60
Tabel 4.14 Data Nilai Slump.................................................................................64
Tabel 4.15 Data Penambahan Benda Uji Beton Tanpa Penambahan Plastocrete® RT6
Plus (beton normal).............................................................................65
Tabel 4.16 Data Penambahan Benda Uji Beton Dengan Penambahan Plastocrete®
RT6 Plus 0,3% ....................................................................................65

Tabel 4.17 Data Penambahan Benda Uji Beton Dengan Penambahan Plastocrete®
RT6 Plus 0,5% ....................................................................................66
Tabel 4.18 Analisa Tekan Beton Tanpa Penambahan Plastocrete® RT6 Plus (Beton
Normal ................................................................................................66
Tabel4.19 Analisa Tekan Beton dengan Penambahan 0,3%
Plastocrete® RT6 Plus .........................................................................68
Tabel 4.20. Analisa Tekan Beton dengan Penambahan 0,5% Plastocrete® RT6 Plus
.............................................................................................................68
Tabel 4.21. Kuat Tekan Beton ..............................................................................70

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Keseragaman pembuatan Beton............................................11
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Nilai Slump I terhadap variasi penambahan
Plastocrete® RT6 Plus .......................................................................64
Gambar 4.2 Grafik hubungan Umur Beton dengan Kekuatan Tekan Beton pada
Beton Normal. ..................................................................................67
Gambar 4.3 Grafik hubungan Umur Beton dengan Kekuatan Tekan Beton pada
Beton Dengan Penambahan 0,3% Plastocrete® RT6 Plus ................68
Gambar 4.4 Grafik hubungan Umur Beton dengan Kekuatan Tekan Beton pada
Beton Dengan Penambahan 0,5% Plastocrete® RT6 Plus…………69
Gambar 4.5 Grafik Kuat Tekan Beton Akibat Penambahan Plastocrete®
RT6 Plus ...........................................................................................70

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
Lampiran 2. Surat Permohonan Judul
Lampiran 3. Surat Penugasan Dosen
Lampiran 4. Surat Permohonan Penggunaan Laboratorium
Lembar Asistensi
Dokumentasi

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Secara umum perkembangan teknologi semakin maju disegala bidang, termasuk

dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan
paling sering dipakai adalah beton. Penggunaan beton merupakan pilihan utama karena beton
merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan
dengan konstruksi lainnya.
Beton merupakan bahan campuran antara semen Portland, agregat kasar, agregat halus,
air dan dengan tanpa bahan tambahan (admixture) dengan perbandingan tertentu yang akan
membentuk beton segar. Pengerasan beton akan segera terjadi karena adanya peristiwa ikatan
antara air dengan semen, dimana massa beton akan bertambah kuat seiring dengan
bertambahnya umur beton.
Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu, diperoleh dengan membuat
suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir, koral atau agregat
lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai
dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Semen bereaksi secara kimiawi untuk
mengikat partikel agregat tersebut menjadi suatu masa yang padat (Winter, Nilson, 1993).
Bila dilihat secara sepintas, beton tampaknya sederhana. Namun kalau dilihat dengan
lebih detail, beton sebagai material komposit mempunyai banyak permasalahan. Campuran
beton tidak biasa langsung menjadi benda kaku, tapi proses reaksi hidrasi air dengan semen
memakan waktu. Ditinjau dari sudut estetika, beton hanya membutuhkan sedikit
pemeliharaan. Selain itu, beton tahan terhadap serangan api. Sifat- sifat beton yang kurang
disenangi adalah mengalami deformasi yang tergantung pada waktu dan disertai dengan
penyusutan akibat mengeringnya beton.

1

2
Dalam konstruksi bangunan sebelum melakukan pengecoran dilapangan, terlebih
dahulu dilakukan pengujian beton dilaboratorium yang meliputu uji slump test dan juga uji
kuat tekan beton. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kekuatan beton sudah
sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pengujian dilaboratorium dilakukan menggunakan
benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 150 mmx 150 mmx 150mm; 200mmx 200mm x
200mm, balok dengan ukuran 500mm x 100mm x 100mm; 600mm x 150mm x 150mm dan
silinder dengan ukuran diameter 50mm tinggi 100mm, dan diameter 150mm tinggi 30cm.
Pengujian dilakukan sesuai dengan mutu beton yang sudah direncanakan. Mutu beton terdiri
dari beberapa jenis yaitu K B-0, K-100, adalah mutu beton yag digunakan untuk non
struktural, K-125, K-150, K-175, K-200, K0225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton
yang digunakan untuk Konstruksi Struktural

(seperti; cor pelat lantai, pondasi, balok,

dinding struktur, kolom dan jalan) K-325, K-350, K-375, K-400, K-425, K-475, K-500
adalah mutu beton untuk konstruksi khusus atau pratekan.
Sebelum melakukan pengujian kuat tekan terlebih dahulu dilakukan pengujian material
untuk mendapatkan mutu beton yang baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian
material penyusun beton misalnya semen, agregat kasar, agregat halus ini meliputi uji analisis
saringan an modulus kehalusan, uji berat volume, uji berat jenis, uji kandungan organik, dan
uji kadar lumpur.
Bahan tambahan (admixture) adalah suatau bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan kedalam campuran adukan beton selama pengadukan dengan tujuan mengubah
sifat adukan atau betonnya. Berdasarkan ACI ( American Concrete Institute), bahan tambah
adalah material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau
mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Penambahan bahan
tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak mengubah komposisi yang besar dari
bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini cenderung merupakan pengganti atau

3
substitusi dari dalam campuran beton itu sendiri. Karena tujuannya memperbaiki atau
mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka
kecenderungan perubahan komposisi dalam berat volume tidak terasa secara langsung
dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah.
Penggunaan bahan tambah dalam sebuah campuran beton harus memperhatikan standar
yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional Indonesia), ASTM (American Society for Testing
and Materials), atau ACI (American Concrete Institute) dan yang paling utama
memperhatikan petunjuk manual produk dagang. Penggunaan bahan admixture yang tidak
sesuai dengan yang diinginkan maupun penggunaan dosis atau takaran tidak tepat akan
menyebabkan kerusakan dari campuran beton tersebut yang dapat mempengaruhi mutu dan
kualitas beton yang telah direncanakan.
Beragam jenis dan kegunaan admixture kimia yang telah banyak dipasarkan saat ini
telah membantu para ahli konstruksi dalam mengatasi masalah- masalah dilapangan seperti:


Mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau memperlambat), hal ini
biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton.
Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton
dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu
ditambahkan zat ini.



Mereduksi kebutuhan air dan memudahkan pengerjaan beton (meningkatkan
slump), hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, dengan
mengurangi kekentalannya atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama,
tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan penuangan.



Mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton.

Secara umum bahan tambahan (admixture) yang digunakan dalam beton dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan

4
bahan tambah yang bersifat mineral (additive). Menurut standar ASTM, terdapat 7 jenis
bahan tambah kimia, yaitu:


Tipe A : Water Reducing Admixtures atau plasticizer,



Tipe B : Retarding Admixtures`



Tipe C : Accelerating Admixtures,



Tipe D : Water Reducing Retarding Admixtures,



Tipe E : Water Reducing And Accelerating Admixtures,



Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture (Superplasticizer),



Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding Admixtures
Penambahan admixture kimia tersebut kedalam campuran beton ternyata telah terbukti

meningkatkan kinerja beton hampir di semua aspeknya, yaitu kekuatan, kemudahan
pengerjaan, keawetan, dan kinerja- kinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi
konstruksi modern. Hal ini juga akan mempengaruhi kuat tekan beton jika ditinjau pada umur
beton.kekuatan tekn beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. kekuatan beton akan
naik secara cepat (linier) sampai umur 28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil.
Pada penelitian “Pengaruh Bahan Tambah Plastimen-VZ Terhadap Sifat Beton”
oleh (Shyama Maricar, Burhan Tatong, dan Hajatmi Hasan) mengkaji tentang pengaruh
penambahan admixture Type D yaitu Plastimen-VZ ke karatketr beton, dengan penambahan
dosis 0,20%, 0,40% dan 0,60% pada umur 28 hari. Penambahan Plastiment-VZ dengan
volume sebesar 0,60% dari berat semen yang digunakan,

dapat

menunda pencapaian

kekuatan tekan beton pada umur dini (1 - 7 hari) yaitu sebesar 29,54% dari kuat tekan beton
normal. Hasil pengujian menunjukkan untuk beton normal diperoleh kuat tekan beton sebesar
18,212 MPa (umur 7 hari) sedangkan untuk beton yang ditambahkan PlastimentVZ sebesar
0,60% diperoleh kuat tekan beton sebesar 12,833 MPa (umur 7 hari). Tetapi kekuatannya
meningkat dengan normal seiring bertambahnya umur hal ini ditunjukkan dengan diperoleh

5
kuat tekan beton pada umur 14 hari sebesar 24,251 MPa dan 32,083 MPa pada umur 28 hari.
Penambahan Plastiment-VZ dengan volume sebesar 0,20%, 040% dan 0,60% tidak memberi
pengaruh terhadap kuat tekan beton umur 28 hari. Hasil pengujian diperoleh untuk kuat tekan
beton umur 28 hari diperoleh masing-masing sebesar 29,948 MPa, 30,951 MPa dan 32,083
MPa sedangkan untuk beton normal sendiri diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 27,554
MPa. Dimana nilai-nilai kuat tekan tersebut tidak bisa mencapai nilai kuat tekan rata-rata
yang ditargetkan, f’cr = 37 MPa.
“Pengaruh Penambahan POZZOLITH 100 Ri Dengan Kuat Tekan Dan Kuat
Tarik Beton Dengan Pengurangan Faktor Air Semen” oleh (Sofyan J.P Manik, 2008)
mengkaji tentang penambahan POZZOLITH 100 Ri dengan kuat tekan yang direncanakan
yaitu K300 menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran Ø15cm dan tinggi
30cm dan meninjau kuat tekan serta kuat tarik dengan pengurangan nilai fas. Pozzolith 100
Ri yang digunakan berupa zat cair. Naham campuran ini dapat digunakan untuk semua jenis
beton serta mencapai mutu beton yang diharapkan. Pozzolith 100 Ri dapat digunakan dengan
bahan tambah manufaktur yang apat membentuk gelembung- gelembung udara. Dosis yang
disarankan untuk pemakaian bahan admixture ini adalah 300±100 ml per 100 kg semen untuk
semua

campuran

beton.

Variasi

pemakaian

zat

dalam

penelitian

ini

adalah

0%;0,2%;0,35;0,4%; dan 1% dengan fas tetap dan dibandingkan dengan pengurangan 5%;
10%; 15%; faktor air semen. Pada percobaan tahap I untuk pengujian kuat tekan beton,
diperoleh nilai kuat tekan maksimum pada penambahan admixture Pozzolith 100 Ri 0,4%
yaitu senesar 355,56 kg/cm2 dengan persentase peningkatan 17,603% sedangkan pada
penambahan admixture Pozzolith 100 Ri 1% nilai kuat tekan beton menurun.
Berdasarkan penelitian tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul tugas akhir
yaitu

“PENGARUH

PENAMBAHAN

WATER

ADMIXTURES TERHADAP KUAT TEKAN BETON”.

REDUCING

RETARDING

6
Dalam tugas ahir ini yang akan diteliti adalah Plastocrete® RT6 Plus yang berfungsi
memperlambat waktu ikat beton tanpa mengurangi mutu beton. bahan campurran (admixture)
ini dapat mengurangi kandungan air pada beton. Bahan tambah (admixture) Plastocrete® RT6
Plus adalah bahan tambah yang berfungsi sebagai Retarder and water Reducing dimana kita
dapat mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dan
memperlambat waktu pengikatan beton. adapun alasan kenapa saya menetapkan
permasalahan yang ingin saya teliti terhadap bahan tambah (admixture) Plastocrete® RT6
Plus adalah karena bahan tambahan (admixture) Plastocrete® RT6 Plus yang berfungsi
sebagai Water Reducing and Retarder ini dapat menjadi solusi bila temperature udara panas
serta jarak tempuh ke lokasi pengecoran cukup jauh, maka saya ingin mengetahui pengaruh
penambahan Plastocrete® RT6 Plus terhadap nilai kuat tekan beton. Pada penelitian ini
ditinjau pengaruh penambahan bahan campuran (admixture) terhadap kuat tekan beton. hasil
ini akan diperoleh dari perbandingan beton normal dengan menggunakan Plastocrete® RT6
Plus 0,3% dan 0,5% dan pengurangan air sebanyak 20%.

B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang dapat

diidentifikasi:
1.

Menurut standar ASTM, terdapat 7 jenis bahan tambah kimia (Admixture), yaitu: Tipe A
: Water Reducing Admixture atau plasticizer, Tipe B : Retarding Admixtures, Tipe C :
Accelerating Admixture, Tipe D : Water Reducing Retarding Admixtures, Tipe E : Water
Reducing Accelerating, Tipe F : High Range Water Reducing (Superplasticizer), Tipe G
: Water Reducing, High Range Adimture

2.

Pemakaian Admixture kimia dan ketetapan menggunakan dosis berpengaruh terhadap
mutu beton atau kuat tekan beton.

7
C.

Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka batasan masalah dalam penulisan ini adalah

sebagai berikut:
1.

Metode pencampuran beton harus memperhatikan standart seperti SNI atau ASTM
dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Medan.

2.

Menggunakan benda uji bebentuk kubus dengan ukuran 15x 15x 15 cm.

3.

Mutu beton yang direncanakan adalah K175.

4.

Admixture yang digunakan adalah Admixture Tipe D : Water Reducing and Retarding
Admixture dengan dosis penambahan Plastocrete® RT6 Plus 0,3% dan 0,5% dari berat
semen yang digunakan.

D.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

1.

Bagaimana hasil dari

pencampuran beton K-175 dengan menggunakan bahan

tambahan (admixture)Water Reducing Retarding Admixture.?
2.

Bagaimana perbandingan kuat tekan beton K-175 pada beton normal dan pada beton
dengan penambahan Water Reducing and Retarding Admixture?

E.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah:

1.

Untuk mengetahui hasil pencampuran beton K-175 dengan menggunakan bahan
tambahan Water Reducing Retarding Admixture.

2.

Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kuat tekan beton K-175 pada beton normal
dan pada beton dengan penambahan variasi 0,3% dan 0,5% Water Reducing Retarding
Admixture.

F.

Manfaat Penulisan

8
Adapun manfaat dalam penulisan ini adalah:
1.

Sebagai referensi dan pengetahuan bagi semua pembaca terutama mahasiswa
menambah wawasan ataupun informasi mengenai pengujian beton.

2.

Sebagai sumbangan iformasi dan pengetahuan bagi mahasiswa ataupun pelaksana
dilapangan tentang penelitian beton menggunakan bahan tambah kimia ataupun dosis
penggunaan admixture yang tepat pada pengecoran beton dilapangan.

BAB V
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil pembahasan yang diperoleh maka

dapat diberi kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari pencampuran beton normal dengan beton yang menggunakan bahan tambah
(admixture) mengalami peningkatan kuat tekan beton karena menggunakan bahan yang
sesuai dengan standard dan juga kuat tekan beton maksimum terjadii pada penambahan
Plastocrete® RT6 Plus sebesar 0.5% dengan pengurangan air 20%.
2. Kuat tekan beton normal, beton dengan penambahan 0,3% Plastocrete® RT6 Plus, dan
beton dengan penambahan 0,5% Plastocrete® RT6 Plus mencapai kuat tekan dan lebih
besar dari kuat tekan beton yang direncanakan seperti pada beton normal yaitu 19,1
MPa>14,53MPa, pada beton dengan penambahan 0,3% Plastocrete® RT6 Plus yaitu
20,1MPa>14,3 dan pada beton dengan penambahan 0,5% Plastocrete® RT6 Plus
sebesar 20,19MPa > 14,53MPa. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya
penambahan admixture Plastocrete® RT6 Plus pada campuran beton maka kuat tekan
beton akan semakin meningkat sesuai dengan dosis pemakaiannya.
B.

Saran

1.

Pada pembuatan beton perlu diperhatikan kualitas bahan yang digunakan agar beton yang
direncanakan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan air pada campuran juga
sangat berpengaruh pada hasil pengecoran sehingga perlu diperhatikan perhitungan saat
perencanaan beton.

74

75
2.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi penambahan yang berbeda sebesar
0,2%; 0,4% dan 0,6% untuk menambah wawasan ataupun informasi yang lebih akurat
mengenai penambahan admixture Plastocrete® RT6 Plus pada pembuatan beton

76

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Hanafiah.1994. Merencanakan Komposisi Campuran Beton Struktural. Fakultas Teknik
Universitas Syah Kuala.
Butar-Butar, Ronald. 2014. Petunjuk Praktikum Merencanakan Komposisi Campuran Beton
Struktural.Unimed Press: Medan.
ASTM C 33-03. Standard Spesification for Concrete Aggregates. Badan Standarisasi Nasional:
Indonesia.
ASTM C 150. 1985. Standard Spesification for Portland cement. Badan Standarisasi Nasional:
Indonesia.
ASTM C 494-92. Standard Spesification for Chemical Admixture Type D. Badan Standarisasi
Nasional: Indonesia.
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi offset.
Mulyono,T. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi offset.
Murdock,L.,J.,M. Brock,,1986 Bahan dan Praktek Beton: Jakarta
Nawy, Edward. G.1990. Reinforce Concrete A fundamental Apporoach Terjemahan, Cetakan
Pertama. Bandung: PT. Eresco.
Nugraha, Paul. 2007. Teknologi Beton. Andi: Surabaya.
Penelitian Pembaharuan PBI.1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Badan Standarisasi
Nasional: Indonesia.
Paul N. dan Antoni,. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi offset.
SNI 03-1972-1990. Tentang Slump Test. Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.
SNI 03-2834-2000. Tentang Faktor Air Semen. Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.
SNI 03-6805-2002. Tentang Metode Pengujian Untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan Beton Pada
Umur Awal Dan Memproyeksikan Kekuatan Pada Umur Berikutnya. Badan Standarisasi
Nasional: Indonesia.
Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta : Granit.

77
Supartono,F.X. 1998. Mengenal dan Mengetahui Permasalahan pada Produksi Beton Berkinerja
Tinggi. artikel ilmiah, UI: Jakarta.
SNI S-18-1990-03. Tentang Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton. Badan Standarisasi
Nasional: Indonesia.
SNI T.15-1990-03. Tentang Kinerja Beton. Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.
Tjokrodimuldjo, Kardiono.2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit Teknik Sipil
Universitas Gadjah Mada.