FIsiologi hewan (1)
SISTEM PENCERNAAN
“Makan Sebelum Lapar Berhenti Sebelum Kenyang” JAWABAN UAS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah : Fisiologe Hewan Dosen Pengampu : Djohar Maknun, M.si
Oleh
Izzatul Ma’wa (14111610024) Biologi A/6
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
(2)
SOAL UAS
1. Tentukan subtopik dari bahan diskusi kelompok yang sudah ditetapkan dalam kelas, berikan analisis proses fisiologis/mekanisme pada subtopik tersebut yang dikaitkan dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari anda.
2. Analisis yang anda utarakan pada nomor 1, berikan penguatan penjelasannya dihubungjan dengan hadist nabi atau ayat-ayat Al-Qur’an.
3. Jelaskan keajaiban subtopik yang anda pilih, baik dari tinjauan dari struktur, proses fisiologis, mekanik, maupun aspek lainnya.
(3)
Makan Sebelum Lapar Berhenti Sebelum Kenyang
1. Proses Fisiologis/Mekanisme Makan Sebelum Lapar Dan Berhenti Sebelum Kenyang
Rasa lapar sesungguhnya merupakan sinyal yang normal yang mengingatkan bahwa tubuh perlu menambah energi yang berkurang. Rasa lapar tersebut yang mendorong manusia untuk makan. Pada peradaban modern ini, dunia disinyalir bahwa semakin banyak orang yang tidak pernah lagi merasakan lapar karena berbagai faktor seperti karena gaya hidup dan pola makan yang berubah yang sedikit banyak terkait dengan makin banyaknya ragam makanan yang tersedia serta daya beli yang semakin meningkat seiring dengan kemakmuran dunia.
Manusia semakin banyak yang makan hanya karena sudah waktunya makan (sesuai jam makan yang teratur) meski belum merasakan lapar, karena godaan kelezatan makanan, dan alasan-alasan pendorong lain selain rasa lapar. Kenyataan seperti ini mungkin lazim terjadi pada masyarakat negara maju dan negara berkembang terutama pada masyarakatnya yang tergolong ekonomi menengah ke atas. Cukup beralasan mengapa jumlah orang yang kegemukan atau obesitas meningkat pada segmen masyarakat tersebut. Rasa lapar meskipun terasa tidak menyenangkan, ternyata perlu dirasakan dan dijadikan petunjuk utama kapan kita sebaiknya makan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl–, HCO3–, dan ion-ion bivalen. Ion K+ penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum.
(4)
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
Ada mekanisme fisiologis yang mengontrol asupan makanan. Kenyang adalah keinginan untuk berhenti makan lebih lanjut karena perasaan kepuasan. Hal ini dikendalikan oleh hipotalamus. Makan menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang sinyal ke hipotalamus untuk mengaktifkan mekanisme rasa kenyang. Distensi perut selama makan juga mengirimkan sinyal yang mengaktifkan kenyang. Gula darah tinggi dan kadar lemak tinggi juga dapat menyebabkan rasa kenyang. faktor-faktor emosional dan psikologis juga kontrol kenyang. Dalam keadaan normal mekanisme umpan balik negatif dapat menjaga konsumsi makanan dalam tingkat fisiologis diterima. Namun manusia akan mampu menolak mekanisme normal kontrol fisiologis. Tubuh mungkin mendambakan untuk makanan lebih tetapi akan bisa menolak itu.
Dengan cara yang sama akan dapat menyebabkan berhenti makan bahkan sebelum rasa kenyang tercapai. Lebih dari makan atau di bawah makan karena aksi manusia akan dapat menjadi dasar untuk malnutrisi dan penyakit manusia, tetapi yang mencegah rasa lapar. Namun itu dianjurkan untuk tidak makan sampai merasa penuh, shaba'u. Ibnu Qayim al didefinisikan tiga tingkat asupan makanan sebagai: dharurat, perlu, hajat, dibutuhkan; dan kelebihan, Fadhl. Jumlah yang diperlukan adalah asupan gizi minimal makanan adalah yang diperlukan untuk pemeliharaan hidup dan kesehatan di negara optimal. asupan yang berada di atas darurat untuk mencegah rasa lapar dan memenuhi keinginan psikologis untuk makanan. Namun itu dianjurkan untuk tidak makan sampai kepuasan penuh, shaba'u. Itu selalu lebih baik untuk merasa sedikit kelaparan. Hajat merupakan keseimbangan antara asupan yang berlebihan dan terlalu sedikit. Fadhl adalah kelebihan asupan melebihi kebutuhan. Selisih tersebut adalah apa yang berada di luar tubuh kebutuhan dan jelas berbahaya bagi kesehatan.
(5)
Manfaat makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang sangat banyak sekali, terutama pada kesehatan. Agama Islam tidak melarang mengkonsumsi makanan dan minuman yang lezat sepanjang halal dan baik. Namun lebih dari itu, Islam memandang kelezatan bukan tujuan. Sebab, jika tujuan manusia meraih kelezatan, maka apa bedanya dengan makhluk hidup lainnya ? terkait hal ini, Imam Ali berkata, "Jangan jadikan hidup untuk makan, tapi jadikanlah makan untuk hidup."
Ahlul Bait Rasulullah menekankan urgensi tidak makan berlebihan untuk kebaikan manusia sendiri. Imam Shadiq mengungkapkan pandangan positif makan cukup dari tinjauan lahir dan batin. Contohnya, memiliki postur yang seimbang merupakan salah satu manfaat makan cukup. Para psikolog berkeyakinan bahwa orang yang kebanyakan makan dan minum memiliki bentuk fisik yang tidak seimbang, hingga seringkali menyebabkan kurang percaya diri.
Pakar medis menilai penuaan dini salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi yang berlebihan yang berujung pada obesitas. Mereka menilai orang yang berlebihan dalam makan dan minum berusia lebih pendek karena saluran pencernaannya dipergunakan melebihi kapasitas sebenarnya. Terkait hal ini, Rasulullah bersabda, "Tidak ada wadah yang paling buruk yang dipenuhi oleh keturunan Adam selain perut, padahal untuk kelanjutan hidupnya hanya butuh beberapa suap saja.
Seorang dokter Mesir, sekitar 3600 tahun lalu pernah berseloroh, "Manusia rakus hidup dengan seperempat makanan yang dikonsumsinya, dan tiga perempat lainnya menjadi jatah dokter untuk mencari nafkah. Mengenai keutamaan tidak makan berlebihan, Rasulullah mengungkapkan cerita menarik dari Nabi Isa: "Suatu hari saudaraku Isa berjalan melewati sebuah kota. Ketika itu beliau melihat lelaki dan perempuan yang saling memaki. Lalu Isa mendekati keduanya dan bertanya, Apa yang menimpa kalian? lelaki itu menjawab, Wahai Nabi Allah, ia adalah istriku dan aku tidak memiliki masalah dengan dirinya. Ia adalah perempuan baik, tapi aku ingin berpisah dengannya.
Imam Ali berkata,"Orang yang sedikit makan, pikirannya lebih bersih." Petuah singkat ini memuat berbagai kebijaksanaan yang menjulang. Ketika lapar, afeksi manusia lebih halus dan kesadarannya semakin meningkat. Salah satu faktor yang menjegal pertumbuhan pemikiran adalah kebanyakan makan dan minum. Kini petuah Imam Ali itu terbukti secara ilmiah. Jadi manfaat dalam kehidupan sehari-harinya adalah kita bisa belajar dengan konsentrasi dengan tidak makan secara berlebih-lebihan dan Rasulullah pun menganjurkan berhenti makan sebelum kenyang.
(6)
Pakar medis berkeyakinan bahwa konsumsi melebih kapasitas lambung akan menyebabkan meningkatnya tingkat keasaman lambung. Dampaknya, darah semakin deras mengalir di saluran pencernaan yang menyebabkan aliran darah ke otak semakin sedikit. Padahal otak lebih membutuhkan darah yang mengandung oksigen dan bahan makanan melebihi anggota badan lainnya. Dengan demikian, kebanyakan makan menyebabkan berkurangnya aktivitas aktif otak yang menyebabkan berkurangnya menurunnya kemampuan berpikir.
Selain itu, berbagai riwayat menjelaskan dampak mental dan moral kebanyakan makan. Redupnya hati, meningkatnya kecenderungan seksual, hilangnya ketakwaan dan arogan merupakan deretan akibat buruk dari kebanyakan makan. Sebaliknya, Rasulullah menjelaskan sejumlah keutamaan sedikit makan seperti badan yang sehat dan hati yang terang.
2. Ayat Al-Qur’an Atau Hafist Yang Berkaitan Dengan Makan Sebelum Lapar Dan Berhenti Sebelum Kenyang
ععببششنب لب انبلشكبأب اذبإإوب عبوشجعنب ىتتبحب لعكعأشنب لب مموشقب نعحشنب
“Kami adalah suatu kaum yang tidak akan makan sampai kami lapar, dan apabila kami makan maka kami berhenti sebelum kenyang”.Perkataan ini diriwayatkan dari sebagian utusan, namun pada sanadnya ada kelemahan. Diriwayatkan bahwa mereka berkata, dari Nabi shollallahu alaihi wa sallam: “Kami adalah suatu kaum yang tidak akan makan sampai kami lapar, dan apabila kami makan maka kami berhenti sebelum kenyang”, yang mereka maksudkan adalah bahwa mereka kaum yang hemat, dan makna ini adalah benar, akan tetapi pada sanadnya adalah kelamahan. Maknanya benar, namun sanadnya dhaif, silakan periksa di Zaadul Ma’ad dan Al Bidayah Wan Nihayah. Faidahnya, bahwa seseorang baru makan sebaiknya jika sudah lapar atau sudah membutuhkan. Dan ketika makan, tidak boleh berlebihan sampai kekenyangan. Adapun rasa kenyang yang tidak membahayakan, tidak mengapa. Karena orang-orang di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan masa selain mereka pun pernah makan sampai kenyang. Namun mereka menghindari makan sampai terlalu kenyang. Terkadang RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam mengajak para sahabat ke sebuah jamuan makan. Kemudian beliau menjamu mereka dan meminta mereka makan. Kemudian mereka makan sampai kenyang. Setelah itu barulah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam makan beserta para sahabat yang belum makan.
(7)
Terdapat hadits, di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ketika sedang terjadi perang Khandaq, Jabir bin Abdillah Al Anshari mengundang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam untuk memakan daging sembelihannya yang kecil ukurannya beserta sedikit gandum. Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengambil sepotong roti dan daging, kemudian beliau memanggil sepuluh orang untuk masuk dan makan. Mereka pun makan hingga kenyang kemudian keluar. Lalu dipanggil kembali sepuluh orang yang lain, dan demikian seterusnya. Allah menambahkan berkah pada daging dan gandum tadi, sehingga bisa cukup untuk makan orang banyak, bahkan masih banyak tersisa, hingga dibagikan kepada para tetangga.
Dan suatu hari, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menyajikan susu pada Ahlus Shuffah (salah satunya Abu Hurairah, pent). Abu Hurairah berkata: “Aku minum sampai puas”. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ayo minum lagi, Abu Hurairah“. Maka aku minum. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ayo minum lagi“. Maka aku minum lagi. Kemudian NabiShallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ayo minum lagi“. Maka aku minum lagi, lalu aku berkata “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, tidak lagi aku dapati tempat untuk minuman dalam tubuhku”. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengambil susu yang tersisa dan meminumnya. Semua ini adalah dalil bolehnya makan sampai kenyang dan puas yang wajar, selama tidak membahayakan.
Dalam artian makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang ini menganjurkan umat manusia untuk tidak makan berlebih-lebihan
ننعع ككللامع انعرعبعخنأع ىسعيعل ننبن قنحعسنإل انعثعددعحع ععفلارع ننبن دنمدعحعمن ينلثعددعحع و
هنلدعلا ىلدعصع هللدعلا لعوسنرع ندعأع ةعرعينرعهن يبلأع ننعع هليبلأع ننعع حعللاصع يبلأع نلبن للينهعسن
هلينلععع هنلدعلا ىلدعصع هللدعلا لنوسنرع هنلع رعمعأعفع ركفلاكع وعهنوع فكينضع هنفعاضع معلدعسعوع هلينلععع
هنبعرلشعفع ىرعخنأن مدعثن هنبعرلشعفع ىرعخنأن مدعثن اهعبعالعحل بعرلشعفع تنبعللحنفع ةعاشعبل معلدعسعوع
هللدعلا لنوسنرع هنلع رعمعأعفع معلعسنأعفع حعبعصنأع هنندعإل مدعثن هعايعشل علبنسع بعالعحل بعرلشع ىتدعحع
اهعمدعتلتعسنيع منلعفع ىرعخنأنبل رعمعأع مدعثن اهعبعالعحل بعرلشعفع ةعاشعبل معلدعسعوع هلينلععع هنلدعلا ىلدعصع
دعحلاوع ىععمل يفل بنرعشنيع ننملؤنمنلنا معلدعسعوع هلينلععع هنلدعلا ىلدعصع هللدعلا لنوسنرع لعاقعفع
ءعاععمنأع
ةلععبنسع
يفل
بنرعشنيع
رنفلاكعلناوع
37.184/3843.”Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi'; Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin 'Isa; Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Suhail bin Abu Shalih dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kedatangan tamu orang kafir. Lalu
(8)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh pembantunya memerah susu seekor kambing untuk tamu, lalu diminum habis oleh tamu tersebut. Kemudian beliau menyuguhkan lagi, dan habis pula diminumnya. Di suguhkannya lagi, ia pun masih tetap meminumnya, sehingga akhirnya dia meminum habis susu perahan tujuh ekor kambing. Beberapa waktu kemudian dia masuk Islam. Rasulullah memerintahkan supaya diperah seekor kambing untuknya. Susu itu diminumnya habis. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh supaya diperah seekor lagi lalu diberikan pula kepadanya, tetapi dia tidak sanggup menghabiskannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin minum dengan satu usus (perut), dan orang kafir minum dengan tujuh usus (perut). (HR.MUSLIM : 3843).
Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika seorang kafir yang hadir atas undangan Rasulullah yg dihidangkan dengan perahan susu kambing. Tamu tersebut minum perahan itu lalu meminta tambah, lalu diperahkan lagi untuknya. Dia minum dan meminta tambah lagi, begitulah seterusnya sehingga perahan ke tujuh. Pada keesokan harinya dia memeluk Islam lalu Rasulullah menjamu dia dengan perahan susu kambing. Dia minum sehingga habis namun apabila di jamu dengan perahan kedua, dia tidak meminumnya. Melihat itu Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Orang mukmin makan dengan satu usus manakala orang kafir makan dengan 7 usus. Kisah di atas tidaklah membatasi maksud hadist karena mengikut kaedah, suatu hadis yang memiliki lafadz umum tetap tidak terikat dengan sebab-sebab yang melatarbelakanginya. Justru sabda Rasulullah: Orang mukmin, dia makan dengan satu usus manakala orang kafir dia makan dengan 7 usus tidaklah terikat kepada tamu yang minum 7 perahan susu kambing di atas.Maksud Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam membedakan antara satu dan tujuh usus bukanlah bertujuan memberi pengertian dari sudut sains (biologi) tetapi adalah satu kiasan (majaz) bahwa orang Islam makan sedikit sedangkan orang bukan Islam makan banyak. Angka tujuh atau tujuh puluh lazimnya digunakan oleh masyarakat Arab untuk menyatakan jumlah yang banyak. Disini juga terdapat tiga ayat Al-Qur’an berikut yang berkaitan dengan jangan terlalu banyak makan, jika makan hanya seadanya saja tidak boleh berlebih-lebihan.
ععبنسع تنتعبعننأع ةعبدعحع للثعمعكع هللدعلٱ لليبلسع ىفل منهنلعوعومنأع نعوقنفلنين نعيذللدعٱ لنثعمدع
عكسلوعو هنلدعلٱوع ءناشعيع نمعلل فنعلضعوين هنلدعلٱوع نعةبدعحع ةنئعاامدل نعةلعبنننسن لدلكن ىفل لعبلانعسع
مكيللعع
(9)
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.Al-Baqarah:261)
نعرحنبنأع ةنععبنسع ۦهلدلعنبع ننمل ۥهنددنمنيع رنحنبعلنٱوع مكملعوقنأع ةعرعجعشع نمل ضلرنأعلنٱ ىفل امعندعأع ونلعوع
مكميكلحع زكيزلعع هعلدعلٱ ندعإل هللدعلٱ تنمعوللكع تندعفلنع امدع
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.Lukman:27)
هنلدعلٱ رعفلغنيع نلعفع معةردعمع نعيعلبنسع منهنلع رنفلغنتعسنتع نإل منهنلع رنفلغنتعسنتع الع ونأع منهنلع رنفلغنتعسن
نعيقلسلفعولنٱ معونقعلنٱ ىدلهنيع الع هنلدعلٱوع ۦهلللوسنرعوع هللدعلٱبل ااورنفعكع منهنندعأعبل كعللذعو منهنلع
“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS.At-Taubah:80)
Jadi hadist itu sama sekali tidak bermaksud mengatakan orang kafir memiliki tujuh buah usus tetapi ia bermaksud bahwa orang kafir makan dan minum dalam jumlah yang banyak. Berbeda halnya dengan orang mukmin, mereka makan dan minum dengan penuh hemat dan disiplin. Mereka makan hanya apabila lapar dan berhenti sebelum kenyang. Mereka juga memberi keutamaan untuk berbagi makanan dan tidak mencela makanan yg tidak mereka suka.
(10)
3. Keajaiban Makan Sebelum Lapar Dan Berhenti Sebelum Kenyang
Makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang merupakan cara Rasulullah untuk menjaga jesehatan sakah satunya, banyak cara Rasulullah dalam menjaga kesehatan. Rasulullah saw tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturanya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas).
Salah satu kewajiban dalam Islam adalah berpuasa. Mengenai manfaat medis berpuasa, Rasulullah bersabda, "Berpuasalah, maka kalian akan sehat." Hadis Rasulullah ini menginspirasi banyak pakar medis mengenai manfaat puasa bagi kesehatan. Pakar medis Iran, Akbar Ejraee mengungkapkan, "Sejumlah pakar kesehatan non-Muslim menemukan fakta bahwa menghindari konsumsi berlebihan dalam makan dan minum merupakan metode pengobatan terbaik bagi sejumlah penyakit.
Pakar kesehatan Iran ini menilai ganguan saluran pencernaan, tekanan darah tinggi, peningkatan gula dan kolesterol darah merupakan sejumlah penyakit yang bisa diatasi dan diminimalisasi dengan berpuasa. Berpuasa menyebabkan terjadinya pembakaran makanan yang berlebihan, sekaligus mencegah terjadinya kenaikan berat badan. Menurut Ejraee, puasa yang dijalankan selama sebulan penuh memberikan kesempatan kepada badan untuk membersihkan lemak berbahaya dan racun tubuh yang merusak kesehatan badan mansuai.
Terkait hal ini, seorang dokter Austria mengungkapkan, dalam pengobatan penyakit, mungkin saja manfaat lapar lebih baik dari pada obat." Senada dengan itu, dokter Helba menganjurkan kepada pasiennya untuk menghindari makan dan minum selama beberapa hari, kemudian memberikan makanan tertentu kepada mereka.
Dokter Ejraee menilai lapar bisa efektif untuk mengobati sejumlah penyakit. Sebab untuk menahan lapar, badan mengkonsumsi bahan makanan cadangan yng tersimpan di dalam tubuh. Ketika asupan bahan makanan dari luar berkurang, maka secara otomatis rezim makanan akan memimpin tubuh. Dengan demikian, hidup dimulai dengan mengkonsumsi makanannya sendiri. Pada tahap pertama yang dikonsumsi adalah cadangan gula dan kolesterol, kemudian bagian yang tidak terpakai.
(11)
Metode pengobatan dengan puasa ini dimulai dengan menggantikan sel-sel yang sakit dan rusak dengan sel-sel baru. Dengan demikian, sejumlah pakar medis bersimpulan bahwa puasa bisa mencegah penuaan dini dan mengembalikan peremajaan sel-sel tubuh. Selain manfaat fisik, puasa juga memiliki khasiat mental dan moral bagi manusia. Para tokoh agama menilai puasa bisa meningkatkan keutamaan moral seseorang mencapai puncak spiritual. Meski pengetahuan manusia yang terbatas masih belum mampu menemukan seluruh rahasia puasa, namun setiap ajaran memiliki tujuan bernilainya masing-masing. Dengan berjalannya waktu dan berkembangnya sains, manusia terus-menerus mencari dan menemukan hakikat dari ajaran langit itu.
Terdapat hadist nabi yang arinya ''Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah). Bila di analisis dari sisi kesehatan makan terlalu banyak dapat memberatkan kerja lambung, hati, usus besar dan ginjal, maka terjadi penurunan fungsi organ, dan pada akhirnya proses metabolisme terganggu.
Dari hadost tersebut kita dapat mengabbil beberapa manfaat, diantaranya: Makan dengan porsi besar membuat pH tubuh menjadi asam dan bila tubuh tidak bisa mengatasi keadaan asam yang terlalu lama, maka akan terjadi penumpukan karbondioksida sehingga kadar oksigen menurun yang dapat berakibat sulitnya bernafas / sel-sel tubuh akan rusak. Ketika lambung dipenuhi oleh makanan maka terjadi peningkatan aliran darah ke lambung yang berisi oksigen, menyebabkan oksigen di sel tubuh berkurang dan menyebabkan kelelahan.
Rasulullah saw mengajari agar kita tidak terjebak pada pola makan yang konsumtif, melainkan pola makan yang produktif. Makan bukan untuk hobi atau pun gaya hidup, melainkan untuk mendukung aktifitas kerja dan produktifitas tinggi. Pola makan produktif itu hanya bisa terjadi jika sejak dari niat atau motivasiya sudah benar. Yaitu, bahwa makan bukan diposisikan sebagai tujuan melainkan sekadar fasilitas atau bahkan cara mencapai tujuan. Namun demikian, bukan berarti kita tidak menikmati makanan dan suasana makan itu sendiri.
Pelajaran kedua, hadits tersebut mengajarkan kepada kita agar memahami dan menyadari kondisi tubuh kita sendiri. Bahwa tubuh kita ini sudah memiliki alarm yang sangat canggih, sebagaimana telah kita bahas di depan. Jika kondisi tubuh mengalami penurunan tertentu, maka ia akan 'membunyikan alarmnya'. Termasuk ketika kita kekurangan gizi dalam tubuh, maka badan akan
(12)
membunyikan 'alarm' lapar. Di sini Rasulullah saw mengajari kita bahwa makan yang baik adalah ketika badan telah membutuhkan. Jadi ukurannya adalah 'kebutuhan' bukan keinginan. Sebab kalau sekedar keinginan kita bakal terjebak pada hawa nafsu yang tidak pernah ada batasnya. Hawa nafsu mendorong kita menuju pada kehancuran dan penderitaan. Sedangkan pemenuhan 'kebutuhan' bakal membawa kita pada keseimbangan yang bersifat alamiah.
Pelajaran ketiga, Rasulullah menganjurkan agar kita berhenti makan sebelum kenyang. Disini sekali lagi beliau mengajari kita untuk memperhatikan ‘alarm’ tubuh. Meskipun masih ingin makan, kalau perut sudah terasa kenyang, hentikanlah. Sebab jika 'alarm kenyang' ini tidak kita gubris akibatnya bisa membahayakan kesehatan kita sendiri. Efeknya sama dengan yang telah kita bahas di depan, mulai dari tidak efisien dan tidak efektifnya pencemaan, lantas diikuti dengan metabolisme yang tidak sempuma, sampai akhimya terjadi penumpukan zat-zat racun di seluruh jaringan dalam tubuh.
Kekenyangan juga berakibat pada tidak efisiennya proses berpikir. Kecenderunganya adalah ngantuk dan tidak produktif. Islam, sekali lagi, mengajak kita untuk berperilaku produktif. Dalam konteks itulah, ngobrol ngalor ngidul dilarang oleh Allah. Ngerasani alias membicarakan kejelekan orang juga tidak boleh. Bermalas-malasan, apalagi! Kita mesti kerja keras untuk menuju progresivitas yang tinggi menuju kepada Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang Maha Tinggi. Kita harus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya karena Allah adalah Dzat yang Maha Berilmu. Kita juga harus menjadi orang-orang yang semakin bijak, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Bijaksana. Kita mesti menjadi orang yang semakin mencintai dan Mengasihi, karena Dia adalah Dzat Yang Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan seterusnya, Allah menghendaki kualitas kita sebagai manusia terus meningkat menuju pada kesempurnaan hidup. Karena kita memang bakal kembali kepada Allah Yang Maha Sempuma.
Tatacara makan dan minum yang ada dalam ajaran Agama Islam bertujuan agar manusia itu senantiasa sehat dalam hidupnya. Kondisi senantiasa sehat merupakan dambaan semua orang, semua manusia di dunia ini. Terbukti, tidak ada manusia yang mau sakit. Namun, banyak orang (manusia) yang belum mengetahuinya dan bagi manusia yang sudah mengetahuinya masih kurang mau melaksanakannya dengan baik dan benar. Hal ini karena sifat dari manusia yang kurang menghargai kesehatan. Akan tetapi ketika kesehatan telah terganggu baru manusia merasakan betapa mahalnya harga sebuah kesehatan.
Bila ajaran Agama Islam tentang menjaga kesehatan dilaksanakan dengan baik dan benar maka manusia itu akan terhindar dari berbagai penyakit. Konsep
(13)
ajaran Agama Islam ini sejalan dengan konsep klinis atau medis yang menekankan jauh lebih baik mencegah datangnya penyakit dari pada harus mengobati penyakit.
Bersumber dari Makanan Begitu banyak ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang isinya tentang menjaga kesehatan, satu diantaranya Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya, "Makanlah sebelum lapar dan berhenti makanlah sebelum kenyang"
Hadist ini memiliki makna yang sangat besar dan konsep dari menjaga kesehatan karena sesungguhnya penyakit itu pintu masuknya dari sumber makanan dan tatacara makan yang baik dan benar. Manusia untuk sehat harus makan, akan tetapi harus makan yang baik dan benar, tidak bisa sembarang makan. Hal ini karena makan yang berhubungan erat dengan masalah perut dan ternyata secara klinis atau medis perut merupakan sumber penyebab berbagai penyakit apa bila tidak dikelola dengan baik dan benar.
Makan dan minum agar manusia itu sehat, akan tetapi aturan dari makan dan minum itu harus benar. Artinya, tidak sembarang makan dan kondisi perut harus dikelola dalam kondisi baik. Pengelolaan perut agar senantiasa baik maka ummat Islam diwajibkan berpuasa karena dengan melaksanakan ibadah puasa maka kondisi perut dapat terpelihara dengan baik.
Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya,"Berpuasalah Kamu supaya sehat." Hadist ini sangat tegas dinyatakan berpuasa itu agar sehat maka ketika ummat Islam melaksanakan puasa sesungguhnya sedang memperbaiki perutnya agar senantiasa sehat. Penegasan Nabi Muhammad SAW ini sangat tepat dengan konsep medis yang mana perut agar dijaga kondisinya. Dalam ajaran Agama Islam masalah perut sangat diatur karena dengan teraturnya perut maka kondisi kesehatan ummat Islam itu dapat terpelihara dengan baik, terhindar dari berbagai penyakit.
Saat ini berbagai keluhan klinis atau medis yang dikeluhkan manusia pada bagian perut yang berhubungan dengan berbagai penyakit. Kembali kepada Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya,"Makanlah sebelum lapar dan berhenti makanlah sebelum kenyang" ternyata bisa menjawab berbagai keluhan pada perut manusia. Hadist Nabi Besar Muhammad SAW itu telah terbukti dan teruji secara medis sebab secara medis juga diakui semua penyakit yang ada pada diri manusia itu dapat dicegah.
Konsep ini juga diakui dari segi konsep medis dan terus disosialisasi kepada masyarakat bahwa pencegahan penyakit atau tindakan preventif dalam
(14)
menjaga kesehatan sangat penting karena jauh lebih murah dan mudah bila dibandingkan dengan tindakan pengobatan yang disebut kuratif. Hadis Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya, "Berpuasalah Kamu supaya sehat," dapat mencegah berbagai penyakit dan itu dapat dibuktikan secara medis. Ketika berpuasa jumlah asam lambung yang tinggi di dalam lambung dapat dinetralisir. Jumlah asam lambung bisa meningkat ketika manusia makan dan ketika tidak makan (berpuasa) produksi asam lambung kembali normal.
Hebatnya, secara medis asam lambung harus diproduksi lambung karena sangat penting dalam proses pencernaan makanan sebab tanpa asam lambung, makanan tidak dapat dicerna dengan baik dan yang paling penting zat-zat gizi pada makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh jika tidak tersedia asam lambung.
Akar masalahnya adalah produksi asam lambung yang diproduksi lambung harus dalam jumlahnya seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, tidak boleh berlebihan dan jika berlebihan mendatangkan penyakit. Menyeimbangkan jumlah asam lambung dalam lambung dapat dilakukan dengan berpuasa maka tepat Hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya "Berpuasalah Kamu supaya sehat,"
Hasil dari Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya, "Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang," terbukti secara medis dapat menstabilkan jumlah asam lambung yang diproduksi lambung untuk proses pencernaan dan menyerap zat-zat gizi oleh tubuh pada setiap harinya. Kondisi lambung yang belum kosong lantas sudah diisi dengan makanan dan lambung yang tidak dalam keadaan penuh membuat jumlah produksi asam lambung stabil.
Ternyata proses produksi asam lambung yang normal sangat berkaitan erat dengan pola makan atau tatacara makan seseorang dan bahan makanan yang dimakannya. Pola makan kita (Anda) umumnya makan setelah lapar dan berhenti makan setelah kenyang sehingga jumlah produksi asam lambung oleh lambung tidak seimbang akibatnya jumlah asam lambung menjadi banyak atau berlebihan yang menyebabkan datangnya berbagai penyakit.
Betapa indah dan baiknya ajaran Agama Islam itu yang mengatur sangat lengkap tatacara kehidupan manusia di dunia ini dari tatacara kehidupan yang global sampai kepada tatacara yang kecil yakni pola makan yang sehat dan benar. Bila saja tatacara kehidupan yang Islami dilakukan ummat Islam maka pasti kehidupan ummat Islam itu akan teratur dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
(15)
Daftar Pustaka
Alfiansyah . 2011. Usus Halus Sebagai Organ Pencernaan. Diakses pada
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/anatomi-pencernaan-usus-halus.html#. U33e7tKSzf0. Pada tanggal 22 Mei 2014, pukul 18:50
Aminuddin. 2009. Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang? Mengapa kita perlu merasakan lapar. Diakses pada http://aminuddin01.wordpress.com/2009/09/24/ bagaimana-kita-merasa-lapar-dan-kenyang-mengapa-kita-perlu-merasakan-lapar/. Pada tanggal 31 Mei 2014, pukul 21:40
Anonim. 2012. Islam Gizi dan Kesehatan; Rahasianya, Berhenti Makan Sebelum Kenyang. Diakses pada http://indonesian.irib.ir/keluarga/-/asset_publisher/ aAd0/content/islam-gizi-dan-kesehatan-rahasianya-berhenti-makan-sebelum-kenyang pada tanggal 01 Juni 2014, pukul 09:04
Anonim. 2014. Ajaran Islam: Makan Sebelum Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang. Diakses pada http://hariansib.co/mobile/?open=content&id=15710 pada tanggal 01 Juni 2014, pukul 09:11
Hibban. 2012. Keajaiban Pola Makan dan Minum Ala Rasulullah SAW. Diakses pada
http://hezthyw.blogspot.com/2012/08/keajaiban-pola-makan-dan-minum-ala.html diakses pada tanggal 1 Juni 2014, pukul 07:03
Purnama. 2012. Berhenti Makan Sebelum Kenyang?. Diakses pada
http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/18/berhenti-makan-sebelum-kenyang/
pada tanggal 01 Juni 2014, pukul 09:16
QuranSains. 2007. Makan Kalau Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang. Diakses pada http: //quran-et-sains.blogspot.com/2007/03/makan-kalau-lapar-berhenti-sebelum. html diakses pada 1 Juni 2014, pukul 08:56
(1)
3. Keajaiban Makan Sebelum Lapar Dan Berhenti Sebelum Kenyang
Makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang merupakan cara Rasulullah untuk menjaga jesehatan sakah satunya, banyak cara Rasulullah dalam menjaga kesehatan. Rasulullah saw tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturanya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas).
Salah satu kewajiban dalam Islam adalah berpuasa. Mengenai manfaat medis berpuasa, Rasulullah bersabda, "Berpuasalah, maka kalian akan sehat." Hadis Rasulullah ini menginspirasi banyak pakar medis mengenai manfaat puasa bagi kesehatan. Pakar medis Iran, Akbar Ejraee mengungkapkan, "Sejumlah pakar kesehatan non-Muslim menemukan fakta bahwa menghindari konsumsi berlebihan dalam makan dan minum merupakan metode pengobatan terbaik bagi sejumlah penyakit.
Pakar kesehatan Iran ini menilai ganguan saluran pencernaan, tekanan darah tinggi, peningkatan gula dan kolesterol darah merupakan sejumlah penyakit yang bisa diatasi dan diminimalisasi dengan berpuasa. Berpuasa menyebabkan terjadinya pembakaran makanan yang berlebihan, sekaligus mencegah terjadinya kenaikan berat badan. Menurut Ejraee, puasa yang dijalankan selama sebulan penuh memberikan kesempatan kepada badan untuk membersihkan lemak berbahaya dan racun tubuh yang merusak kesehatan badan mansuai.
Terkait hal ini, seorang dokter Austria mengungkapkan, dalam pengobatan penyakit, mungkin saja manfaat lapar lebih baik dari pada obat." Senada dengan itu, dokter Helba menganjurkan kepada pasiennya untuk menghindari makan dan minum selama beberapa hari, kemudian memberikan makanan tertentu kepada mereka.
Dokter Ejraee menilai lapar bisa efektif untuk mengobati sejumlah penyakit. Sebab untuk menahan lapar, badan mengkonsumsi bahan makanan cadangan yng tersimpan di dalam tubuh. Ketika asupan bahan makanan dari luar berkurang, maka secara otomatis rezim makanan akan memimpin tubuh. Dengan demikian, hidup dimulai dengan mengkonsumsi makanannya sendiri. Pada tahap pertama yang dikonsumsi adalah cadangan gula dan kolesterol, kemudian bagian yang tidak terpakai.
(2)
Metode pengobatan dengan puasa ini dimulai dengan menggantikan sel-sel yang sakit dan rusak dengan sel-sel baru. Dengan demikian, sejumlah pakar medis bersimpulan bahwa puasa bisa mencegah penuaan dini dan mengembalikan peremajaan sel-sel tubuh. Selain manfaat fisik, puasa juga memiliki khasiat mental dan moral bagi manusia. Para tokoh agama menilai puasa bisa meningkatkan keutamaan moral seseorang mencapai puncak spiritual. Meski pengetahuan manusia yang terbatas masih belum mampu menemukan seluruh rahasia puasa, namun setiap ajaran memiliki tujuan bernilainya masing-masing. Dengan berjalannya waktu dan berkembangnya sains, manusia terus-menerus mencari dan menemukan hakikat dari ajaran langit itu.
Terdapat hadist nabi yang arinya ''Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah). Bila di analisis dari sisi kesehatan makan terlalu banyak dapat memberatkan kerja lambung, hati, usus besar dan ginjal, maka terjadi penurunan fungsi organ, dan pada akhirnya proses metabolisme terganggu.
Dari hadost tersebut kita dapat mengabbil beberapa manfaat, diantaranya: Makan dengan porsi besar membuat pH tubuh menjadi asam dan bila tubuh tidak bisa mengatasi keadaan asam yang terlalu lama, maka akan terjadi penumpukan karbondioksida sehingga kadar oksigen menurun yang dapat berakibat sulitnya bernafas / sel-sel tubuh akan rusak. Ketika lambung dipenuhi oleh makanan maka terjadi peningkatan aliran darah ke lambung yang berisi oksigen, menyebabkan oksigen di sel tubuh berkurang dan menyebabkan kelelahan.
Rasulullah saw mengajari agar kita tidak terjebak pada pola makan yang konsumtif, melainkan pola makan yang produktif. Makan bukan untuk hobi atau pun gaya hidup, melainkan untuk mendukung aktifitas kerja dan produktifitas tinggi. Pola makan produktif itu hanya bisa terjadi jika sejak dari niat atau motivasiya sudah benar. Yaitu, bahwa makan bukan diposisikan sebagai tujuan melainkan sekadar fasilitas atau bahkan cara mencapai tujuan. Namun demikian, bukan berarti kita tidak menikmati makanan dan suasana makan itu sendiri.
Pelajaran kedua, hadits tersebut mengajarkan kepada kita agar memahami dan menyadari kondisi tubuh kita sendiri. Bahwa tubuh kita ini sudah memiliki alarm yang sangat canggih, sebagaimana telah kita bahas di depan. Jika kondisi tubuh mengalami penurunan tertentu, maka ia akan 'membunyikan alarmnya'. Termasuk ketika kita kekurangan gizi dalam tubuh, maka badan akan
(3)
membunyikan 'alarm' lapar. Di sini Rasulullah saw mengajari kita bahwa makan yang baik adalah ketika badan telah membutuhkan. Jadi ukurannya adalah 'kebutuhan' bukan keinginan. Sebab kalau sekedar keinginan kita bakal terjebak pada hawa nafsu yang tidak pernah ada batasnya. Hawa nafsu mendorong kita menuju pada kehancuran dan penderitaan. Sedangkan pemenuhan 'kebutuhan' bakal membawa kita pada keseimbangan yang bersifat alamiah.
Pelajaran ketiga, Rasulullah menganjurkan agar kita berhenti makan sebelum kenyang. Disini sekali lagi beliau mengajari kita untuk memperhatikan ‘alarm’ tubuh. Meskipun masih ingin makan, kalau perut sudah terasa kenyang, hentikanlah. Sebab jika 'alarm kenyang' ini tidak kita gubris akibatnya bisa membahayakan kesehatan kita sendiri. Efeknya sama dengan yang telah kita bahas di depan, mulai dari tidak efisien dan tidak efektifnya pencemaan, lantas diikuti dengan metabolisme yang tidak sempuma, sampai akhimya terjadi penumpukan zat-zat racun di seluruh jaringan dalam tubuh.
Kekenyangan juga berakibat pada tidak efisiennya proses berpikir. Kecenderunganya adalah ngantuk dan tidak produktif. Islam, sekali lagi, mengajak kita untuk berperilaku produktif. Dalam konteks itulah, ngobrol ngalor ngidul dilarang oleh Allah. Ngerasani alias membicarakan kejelekan orang juga tidak boleh. Bermalas-malasan, apalagi! Kita mesti kerja keras untuk menuju progresivitas yang tinggi menuju kepada Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang Maha Tinggi. Kita harus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya karena Allah adalah Dzat yang Maha Berilmu. Kita juga harus menjadi orang-orang yang semakin bijak, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Bijaksana. Kita mesti menjadi orang yang semakin mencintai dan Mengasihi, karena Dia adalah Dzat Yang Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan seterusnya, Allah menghendaki kualitas kita sebagai manusia terus meningkat menuju pada kesempurnaan hidup. Karena kita memang bakal kembali kepada Allah Yang Maha Sempuma.
Tatacara makan dan minum yang ada dalam ajaran Agama Islam bertujuan agar manusia itu senantiasa sehat dalam hidupnya. Kondisi senantiasa sehat merupakan dambaan semua orang, semua manusia di dunia ini. Terbukti, tidak ada manusia yang mau sakit. Namun, banyak orang (manusia) yang belum mengetahuinya dan bagi manusia yang sudah mengetahuinya masih kurang mau melaksanakannya dengan baik dan benar. Hal ini karena sifat dari manusia yang kurang menghargai kesehatan. Akan tetapi ketika kesehatan telah terganggu baru manusia merasakan betapa mahalnya harga sebuah kesehatan.
Bila ajaran Agama Islam tentang menjaga kesehatan dilaksanakan dengan baik dan benar maka manusia itu akan terhindar dari berbagai penyakit. Konsep
(4)
ajaran Agama Islam ini sejalan dengan konsep klinis atau medis yang menekankan jauh lebih baik mencegah datangnya penyakit dari pada harus mengobati penyakit.
Bersumber dari Makanan Begitu banyak ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang isinya tentang menjaga kesehatan, satu diantaranya Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya, "Makanlah sebelum lapar dan berhenti makanlah sebelum kenyang"
Hadist ini memiliki makna yang sangat besar dan konsep dari menjaga kesehatan karena sesungguhnya penyakit itu pintu masuknya dari sumber makanan dan tatacara makan yang baik dan benar. Manusia untuk sehat harus makan, akan tetapi harus makan yang baik dan benar, tidak bisa sembarang makan. Hal ini karena makan yang berhubungan erat dengan masalah perut dan ternyata secara klinis atau medis perut merupakan sumber penyebab berbagai penyakit apa bila tidak dikelola dengan baik dan benar.
Makan dan minum agar manusia itu sehat, akan tetapi aturan dari makan dan minum itu harus benar. Artinya, tidak sembarang makan dan kondisi perut harus dikelola dalam kondisi baik. Pengelolaan perut agar senantiasa baik maka ummat Islam diwajibkan berpuasa karena dengan melaksanakan ibadah puasa maka kondisi perut dapat terpelihara dengan baik.
Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya,"Berpuasalah Kamu supaya sehat." Hadist ini sangat tegas dinyatakan berpuasa itu agar sehat maka ketika ummat Islam melaksanakan puasa sesungguhnya sedang memperbaiki perutnya agar senantiasa sehat. Penegasan Nabi Muhammad SAW ini sangat tepat dengan konsep medis yang mana perut agar dijaga kondisinya. Dalam ajaran Agama Islam masalah perut sangat diatur karena dengan teraturnya perut maka kondisi kesehatan ummat Islam itu dapat terpelihara dengan baik, terhindar dari berbagai penyakit.
Saat ini berbagai keluhan klinis atau medis yang dikeluhkan manusia pada bagian perut yang berhubungan dengan berbagai penyakit. Kembali kepada Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya,"Makanlah sebelum lapar dan berhenti makanlah sebelum kenyang" ternyata bisa menjawab berbagai keluhan pada perut manusia. Hadist Nabi Besar Muhammad SAW itu telah terbukti dan teruji secara medis sebab secara medis juga diakui semua penyakit yang ada pada diri manusia itu dapat dicegah.
Konsep ini juga diakui dari segi konsep medis dan terus disosialisasi kepada masyarakat bahwa pencegahan penyakit atau tindakan preventif dalam
(5)
menjaga kesehatan sangat penting karena jauh lebih murah dan mudah bila dibandingkan dengan tindakan pengobatan yang disebut kuratif. Hadis Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya, "Berpuasalah Kamu supaya sehat," dapat mencegah berbagai penyakit dan itu dapat dibuktikan secara medis. Ketika berpuasa jumlah asam lambung yang tinggi di dalam lambung dapat dinetralisir. Jumlah asam lambung bisa meningkat ketika manusia makan dan ketika tidak makan (berpuasa) produksi asam lambung kembali normal.
Hebatnya, secara medis asam lambung harus diproduksi lambung karena sangat penting dalam proses pencernaan makanan sebab tanpa asam lambung, makanan tidak dapat dicerna dengan baik dan yang paling penting zat-zat gizi pada makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh jika tidak tersedia asam lambung.
Akar masalahnya adalah produksi asam lambung yang diproduksi lambung harus dalam jumlahnya seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, tidak boleh berlebihan dan jika berlebihan mendatangkan penyakit. Menyeimbangkan jumlah asam lambung dalam lambung dapat dilakukan dengan berpuasa maka tepat Hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya "Berpuasalah Kamu supaya sehat,"
Hasil dari Hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya, "Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang," terbukti secara medis dapat menstabilkan jumlah asam lambung yang diproduksi lambung untuk proses pencernaan dan menyerap zat-zat gizi oleh tubuh pada setiap harinya. Kondisi lambung yang belum kosong lantas sudah diisi dengan makanan dan lambung yang tidak dalam keadaan penuh membuat jumlah produksi asam lambung stabil.
Ternyata proses produksi asam lambung yang normal sangat berkaitan erat dengan pola makan atau tatacara makan seseorang dan bahan makanan yang dimakannya. Pola makan kita (Anda) umumnya makan setelah lapar dan berhenti makan setelah kenyang sehingga jumlah produksi asam lambung oleh lambung tidak seimbang akibatnya jumlah asam lambung menjadi banyak atau berlebihan yang menyebabkan datangnya berbagai penyakit.
Betapa indah dan baiknya ajaran Agama Islam itu yang mengatur sangat lengkap tatacara kehidupan manusia di dunia ini dari tatacara kehidupan yang global sampai kepada tatacara yang kecil yakni pola makan yang sehat dan benar. Bila saja tatacara kehidupan yang Islami dilakukan ummat Islam maka pasti kehidupan ummat Islam itu akan teratur dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
(6)
Daftar Pustaka
Alfiansyah . 2011. Usus Halus Sebagai Organ Pencernaan. Diakses pada http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/anatomi-pencernaan-usus-halus.html#. U33e7tKSzf0. Pada tanggal 22 Mei 2014, pukul 18:50
Aminuddin. 2009. Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang? Mengapa kita perlu merasakan lapar. Diakses pada http://aminuddin01.wordpress.com/2009/09/24/ bagaimana-kita-merasa-lapar-dan-kenyang-mengapa-kita-perlu-merasakan-lapar/. Pada tanggal 31 Mei 2014, pukul 21:40
Anonim. 2012. Islam Gizi dan Kesehatan; Rahasianya, Berhenti Makan Sebelum Kenyang. Diakses pada http://indonesian.irib.ir/keluarga/-/asset_publisher/ aAd0/content/islam-gizi-dan-kesehatan-rahasianya-berhenti-makan-sebelum-kenyang pada tanggal 01 Juni 2014, pukul 09:04
Anonim. 2014. Ajaran Islam: Makan Sebelum Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang. Diakses pada http://hariansib.co/mobile/?open=content&id=15710 pada tanggal 01 Juni 2014, pukul 09:11
Hibban. 2012. Keajaiban Pola Makan dan Minum Ala Rasulullah SAW. Diakses pada
http://hezthyw.blogspot.com/2012/08/keajaiban-pola-makan-dan-minum-ala.html diakses pada tanggal 1 Juni 2014, pukul 07:03
Purnama. 2012. Berhenti Makan Sebelum Kenyang?. Diakses pada http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/18/berhenti-makan-sebelum-kenyang/ pada tanggal 01 Juni 2014, pukul 09:16
QuranSains. 2007. Makan Kalau Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang. Diakses pada http: //quran-et-sains.blogspot.com/2007/03/makan-kalau-lapar-berhenti-sebelum. html diakses pada 1 Juni 2014, pukul 08:56