Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.6. Rata-rata kenaikan gelombang amplitudo perokok dan bukan perokok saat stage 1- stage 2 Hasil uji t independent diperoleh rata-rata kenaikan gelombang amplitudo pada saat stage 1 ke stage 2 pada perokok -0,10 SD 1,029 dan bukan perokok - 0,13 SD 1,008. Hasil uji t = 0,127 dan p value 0,900. Berarti tidak ada perbedaan kenaikan gelombang amplitudo pada saat stage 1 ke stage 2 pada mahasiswa perokok dan bukan perokok. Tabel 5.7. Rata-rata kenaikan gelombang amplitude perokok dan bukan perokok saat satge 2-stage 3 Hasil uji t independent diperoleh rata-rata kenaikan gelombang amplitudo pada saat stage 2 ke stage 3 pada perokok -0,77 SD 0.817 dan bukan perokok - 0,70 SD 0,974. Hasil uji t = -0,619 dan p value 0.538. Berarti tidak ada perbedaan kenaikan gelombang amplitudo pada saat stage 2 ke stage 3 pada mahasiswa perokok dan bukan perokok.

5.2 Pembahasan

Pengertian VO 2 max adalah kapasitas pengambilan oksigen yang diambil atau diukur pada saat melakukan latihan. VO 2 max dapat dinyatakan dalam banyak cara dari liter oksigen per menit atau lebih dinormalisasi mililiter oksigen per kilogram berat badan per menit Hargreaves, 2003. Olahraga dan latihan dapat meningkatkan ventilasi, tetapi mekanisme yang berperan masih belum jelas. Ventilasi alveolus dapat meningkat sampai dua puluh kali lipat selama olahraga berat untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan Kenaikan gelombang stage 1 – stage 2 Mean Sig. Perokok -0,10 0.900 Bukan perokok -0,13 Kenaikan gelombang stage 2 – stage 3 Mean Sig. Perokok -0,77 0.538 Bukan perokok -0,70 Universitas Sumatera Utara akan penyerapan O 2 dan pengeluaran CO 2 . Penyebab peningkatan ventilasi selama olahraga masih bersifat spekulatif Guyton Hall, 2008. Rokok sangat berpengaruh terhadap fungsi pernafasan atau proses pengambilan oksigen. Ada beberapa faktor penyebab yaitu, pertama, nikotin menyebabkan konstriksi bronkiolus terminal paru-paru, yang meningkatkan resistensi aliran udara ke dalam dan ke luar paru-paru. Kedua, efek iritasi asap rokok itu sendiri menyebabkan peningkatan sekresi cairan ke dalam cabang- cabang bronkus, juga pembengkakakan lapisan epitel. Ketiga, nikotin melumpuhkan silia pada permukaan sel epitel pernapasan yang normalnya terus bergerak untuk memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran pernapasan . bahkan perokok ringan sekalipun sering merasakan adanya tahanan pernapasan selama latihan maksimum dan tingkat kinerjanya dapat berkurang Guyton Hall, 2008. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengambilan oksigen maksimal VO 2 max dalam waktu latihan 10 menit tabel 5.4. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena sebagian besar sampel perokok adalah perokok ringan tabel 5.2 dan usia sampel relatif muda , 18 – 23 tahun tabel 5.1. Sekitar separuh dari para perokok akan meninggal akibat kebiasaan merokoknya, dan separuh kematian ini akan terjadi pada usia pertengahan, pada saat dimana mereka sedang dalam puncak produktivitasnya. Secara umum mereka yang meninggal akibat kebiasaan merokok akan kehilangan 20 sampai 25 tahun kehidupannya akibat kebiasaan merokok. Semakin awal seseorang merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap akan semakin sulit umtuk berhenti merokok, sehingga efek rokok yang ditimbulkan pun semakin besar, oleh karena rokok mempunyai dose- respone effect. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, resiko terjadinya atherosclerosis juga semakin besar Bustan, 2007. jumlah rokok yang dihisap dinyatakan dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu: 1. Perokok Ringan: Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari. Universitas Sumatera Utara 2. Perokok Sedang: Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari. 3. Perokok Berat: Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang. Sistem pernapasan mencakup paru dan sistem saluran yang menghubungkan tempat berlangsungnya pertukaran gas dengan lingkungan luar, juga terdapat suatu mekanisme ventilasi, yang terdiri atas kerja rangka toraks dan otot pernafsan yang terekam dalam grafik gerakan pernasan. Tinggi amplitudo grafik inspirasi menunjukkan kedalaman pengambilan pernapasan. Kenaikan amplitudo gerakan bernapasan terlihat pada saat melakukan exercise stage 1. sedangkan pada saat memasuki stage 2 dan 3, rata-rata amplitudo inspirasi mengalami penurunan tabel 5.6, tabel 5.7. Ini berarti pernapasan menjadi lebih dalam dan cepat dalam pengambilan oksigen. Ini berhubungan dengan frekuensi berolahraga sampel yang sesekali berolahraga tabel 5.3 Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan gerakan pernapasan antara perokok dan bukan perokok selama latihan 10 menit. Namun didapat semakin tinggi stage latihan maka pernapasan semakin dangkal , yang ditunjukkan dengan terjadinya penurunan gelombang amplitudo inspirasi . Hasil uji yang tidak signifikan berhubungan dengan karakteristik usia, dan frekuensi olahraga sampel yang sama baik perokok maupun tidak perokok tabel 5.1, tabel 5.2, tabel 5.3. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tidak terdapat perbedaan vo2max antara perokok dengan bukan perokok saat latihan selama 10 menit. 2. Tidak terdapat perbedaan gerakan pernapasan antara perokok dengan bukan perokok. 3. Semakin tinggi stage latihan , maka pernapasan semakin dangkal.

6.2 Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengambilan oksigen maksimal dan gerakan pernapasan, yatu dengan menambah waktu latihan agar mencapai target yang maksimal. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Gambaran EKG dan Tekanan Darah antara Mahasiswa Perokok dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 42 69

Perbedaan Kesanggupan Berolahraga dan Masa Pemulihan Antara Mahasiswa Perokok dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

4 85 55

Gambaran Faal Paru pada Perokok Dikalangan Mahasiswa Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 10 93

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 12