2. Menurut pendapat Al Farabi, Ibnu SIna dan Ikhwan As Safa, kesempurnaan insan ini tidak akan terwujud kecuali dengan penyerasian antara ilmu agama dan ilmu eksakta.
3. Kecenderungan kepada pelajaran-pelajaran sastera dan ilmu keagamaan dan kemanusiaan
N. Prinsip yang Diperhatikan dalam Menyiapkan Kurikulum Pendidikan Islam
Bila kita perhatikan pendidikan Islam kita akan melihat bahwa dalam pembuatan kurikulum itu dipegang prinsip-prinsip berikut :
1. Pengaruh mata pelajaran itu dalam pendidikan jiwa serta kesempurnaan jiwa. Dari itu diberikan pelajaran-pelajaran keagamaan dan keTuhanan serta sifat-sifat yang pantas
pada Tuhan. Al Ghazali membagi ilmu pengetahuan ini kepada tiga bagian :
a. Bagian tercela, biar banyak atau sedikit, yaitu seperti ilmu sihir b. Bagian yang terpuji, biar banyak ataupun sedikit, terpuji sejauh mungkin yaitu ilmu
mengenai Allah, perbuatan Tuhan terhadap makhlukNya. c. Bagian yang dipuji secara sewajarnya saja, seperti ilmu perbintangan Ihya
Ulumuddin, jilid Islam hal 36. 2.
Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk, tuntunan, adalah dengan menjalani cara hidup yang mulia, sempurna, seperti dengan ilmu akhlak, hadits, fiqih.
Sebagian lainnya dari ulama-ulama Islam, menganggap bahwa mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan itu ilmu agama ataupun filsafat, semuanya membawa kepada
tujuan-tujuan rohaniah dan akhlak. Dari itu dengan sepenuh hati mereka mempelajarina, yaitu untuk mencapai tujuan-tujuan rohaniah dan akhlak sebelum
tujuan-tujuan yang lainnya.
3. Di samping itu ada lagi mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-orang Islam
karena mata pelajaran tersebut mengadung kelezatan ilmiah dan kelezatan teologi, yaitu apa yang oleh ahli-ahli pendidikan utama dewasa ini dinamakan menuntut ilmu
karena itu ilmu itu sendiri, selain itu ada lagi mata pelajaran yang oleh sarjana-sarjana Islam dianjurkan untuk dipelajari karena secara praktis dan langsung memberikan
manfaat di dalam hidup.
O. Metode Umum dalam Pengajaran 1. Metode mempelajaran Al Quran
Sebelum belajar membaca dan menulis, anak-anak menghafal surat-surat singkat dari Al Quran secara lisan, yaitu dengan jalan membacakan kepada mereka
surat-surat singkat dan merekapun membaca bersama-sama, hal ini diulang berkali-kali sampai merek hafal di luar kepala.
Salah satu syair berbunyi :
18
, رغصلا ىف تملعت ام سانب تنكو ربكلا ىف تملسام ىسنأ ىنارا
Saya lihat betapa saya lupa akan apa yang saya pelajari di waktu besar. 2. Pengajaran syair dan sajak bagi anak-anak
Pengajaran syair adalah suatu pendidikan langsung buat akhlak dan sebagai jalan menegakkan moral yang mulia. Para sarjana Islam telah membayangkan betapa
baiknya pengaruh irama syair itu dalam jiwa anak-anak dan kemungkinan penanaman akhlak yang tinggi melalui syair-syair tersebut.
3. Pelajaran para tingkat tinggi a. Memasuki institut-institut tinggi tanpa syarat
Pendidikan tingkat tinggi dalam pendidikan Islam mulai pada umur dewasa. Masa belajar tingkat tinggi mungkin 5 tahun dan mungkin juga lebih dari 10 tahun. Untuk
masuk institut-nstitut tinggi itu tidak ada ditentukan syarat-syarat khusus, akan tetapi institut-institut itu terbuka bagi setiap orang yang ingin belajar, yang haus
kepada ilmu pengetahuan dan mampu untuk belajar.
b. Mengembara untuk mencari ilmu Pendidikan Islam dalam tingkat ini terkenal dengan sistem pengembaraan. Yang
dimaksud dengan pengembaraan itu ialah bahwa seseorang mahasiswa itu mengembara dari satu ke lain negeri untuk mengambil ilmu pengetahuan secara
langsung dari guru besar dalam subyek-subyek tertentu. Ibnu Khaldun telah menjelaskan sebab-sebab kaum muslimin suka mengembara
ialah bahwa manusia memperoleh ilmu dan akhlak serta madzhab-madzhab yang mereka sukai, kadang-kadang dengan belajar, mengajar dan pidato, kadang-kadang
dengan bercerita dan pendidikan secara langsung.
c. Kebebasan mahasiswa dan mahaguru Dalam institut Islam di waktu dulu tidak ada kelas-kelas buat masing-masing
kelompok pelajaran dan tidak pula para siswanya berpindah dari satu ke lain kelas. Pelajar-pelajar bebas dating atau tidak ke sekolah, bebas memilih gurunya sendiri,
guru bebas pula menentukan tentang waktu-waktu kuliah, apakah itu sesudah sembahyang Subuh, waktu terbit matahari, sesudah Dhuhur, sesudah Ashar,
ataupun antara Maghrib dan Isyak.
4. Pendidikan Islam ternyata lebih cenderung kepada segi-segi kerohanian bukan kepada segi-segi kebendaan dan keuntungan-keuntungan materi, suatu hal yang tidak lagi
diragukan, bagi seorang yang membolak-balik buku-buku lama tentang pendidikan Islam walaupun segi-segi kebendaan tidak dilupakan.
5. Pendidikan kejuruan, teknik, industrialisasi buat mencari penghidupan. Pendidikan Islam mengutamakan segi-segi kerohanian, keagamaan dan moral, hal ini dapat
dirasakan oleh orang-orang yang membaca buku-buku yang ditulis oleh filosof-filosof
19
dan ulama-ulama Islam, tetapi sementara itu pendidikan Islam tidak mengesampingkan pemberian tuntunan kepada para siswa untuk mempelajari subyek atau latihan-latihan
kejuruan mengenai beberapa bidang pekerjaan teknik, dan perindustrian segera setelah mereka selesai dari menghafal Al Quran dan pelajaran-pelajaran agama, dengan
maksud mempersiapkan mereka untuk mencari kebutuhan hidup.
6. Islam atau tarbiyah Islamiyah mengutamakan pendidikan agama, akhlak dan kerohanian. Setelah itu barulah pelajaran-pelajaran mengenai kebudayaan. Perbedaan
penting antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum sekarang ini ialah bahwa tujuan utama pendidikan Islam ialah segi kerohanian dan segi akhlak danmoral.
Bila pendidikan Islam lebih mengutamakan nilai-nilai ilmiah yang bersifat kerohanian, Islam juga tidak mengabaikan subyek-subyek kebudayaan, kejurua serta latihan-latihan
praktis dan pemikiran-pemikiran dalam menghadapi kebutuhan hidup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah.
. ,
ادغ تومت كناك كترخل لمعاو ادبا شيعت كناك كايندل لمعا
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan meninggal besok
20
KESIMPULAN
Pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam. Tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani atau akal atau ilmu ataupun segi-
segi praktis lainnya tetapi artinya ialah bahwa kita memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya itu.
Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Ghazali berpendapat : tujuan dari pendidikan ialah mendekatkan
diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megahan dengan kawan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari pendidikan akhlak
Menurut pendapat Al Farabi, Ibnu Sina, Ikhwan As Safa, kesempurnaan manusia itu tidak akan tercapai kecuali dengan menyerasikan antara agama dan ilmu.
Dalam bidang lain beliau berkata : Tujuan dari belajar bukanlah mencari rezeki di dunia ini, tetapi maksudnya ialah untuk sampai kepada hakekat, memperkuat akhlak,
dengan arti mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna.
21
TUGAS MAKALAH
“ PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
”
DI AJUKAN SEBAGAI TUGAS AKHIR MATA KULIAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing :
Drs. H. Sudiyono
Oleh :
Muhammad Thoha 02110008
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG 2006
22
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat taufiq hidayah-NYA kepada kita sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dalam lindungan-
NYA. Shalawat serta salam kami limpahkan kepda Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari jurang kebodohan menuju alam yang penuh dengan keintelektualan , sehingga kita dapat membedakan yang hak dan yang bathil.
Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H, Sudiyono selaku dosen pembimbing mata kuliah kapita selekta pendidikan yang selalu memberikan
banyak solusi untuk pengembangan keilmuan dan sebagai acuan dalam langkah untuk mengembangkan keintelektualan kami.
Juga teman-teman yang selalu memberikan masukan dan optimis dalam rangka diskusi bersama untuk menambah luasnya keilmuan dan menjunjung tinggi jalan yang
di ridhainya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan saran dan krtikan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan penulis berharap semoga dengan rahmat dan izin-NYA mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. AMIN
Malang, 3, Januari 2006
Penulis
23
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan alat penting bagi kehidupan manusia, tanpa adanya pendidikan maka manusia tidak akan pernah bisa memberikan definisi terhadap sesuatu
bahkan dalam konsep Islam tidak bisa membedakan yang hak dan yang bathil. Pendidikan merupakan satu-satunya tonggak kehidupan manusia untuk memberikan
kecermelangan hidupnya dan orang lain, bahkan saking penting pendidikan Nabi bersabda sebagai berikut:
Artinya: carilah ilmu sampai ke china
Statemen ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi kita dan orang-orang muslim yang lain sehingga Nabi sangat mewanti-wanti untuk menuntut
ilmu keluar daerah, dan tempat tinggal kita. Dengan sangat pentingnya pendidikan maka dalam makalah ini kami mencoba sedikit menjabarkan pendidikan dalam
perspektif Islam. Dalam makalah ini juga kami susun dengan sistematis dan beberapa poin sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan b. Pendidikan Islam ideal
c. Ilmu dan pengajaran dlm pendidikan Islam d. Dimana kaum muslim belajar
e. Pengajaran kelompok dan majelis-majelis sastera f. Pendidikan tingkat tinggi
g. Pengajaran di Darul kutub h. Pendidikan di kampung-kampung
i. Pendidikan dan moral Islam j. Islam dan Pendidikan Wanita