Analisa Keakuratan Kode Diagnosis Utama Neoplasma Yang Sesuai Dengan Kaidah Kode ICD-10 Pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Tugurejo Semarang Periode Triwulan I Tahun 2014.
ANALISA KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA NEOPLASMA YANG SESUAI
DENGAN KAIDAH KODE ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD
TUGUREJO SEMARANG PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014
DIII Study Program of Medical Record & Information Health
Of Health Faculty of Dian Nuswantoro University
Semarang
2014
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE ACCURACY OF PRIMARY DIAGNOSIS CODE OF NEOPLASMS
CORRESPONDING TO ICD-10 CODE RULE INPATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENT
IN RSUD TUGUREJO SEMARANG IN THE FIRST QUARTER OF 2014
HANAN ASMARATIH P
The primary diagnosis code is supposed to be right with the ICD-10 coding rule, it is
intended to generate good and appropriate code and health information. But on the practicem
coding officer for inpatient coding at Tugurejo Hospital Semarang, especially patient with
neoplasms cases sometimes still not appropriate in providing primary diagnosis code of disease
on patients. In the initial survey conducted by researches, the medical records of 10 dcouments
found 40% of them are not accurate while the remaining 60% are accurate. This research is to
know the level if accuracy of the main medical record code inpatient in RSUD Tugurejo
Semarang on the first quarter of 2014.
Type of this research is descriptive and the methods used namely observation method
with cross sectional approach. The population of this research is entire inpatient medical record
document with neoplasms as the primary diagnosis on the first quarter of 2014, amounting 261
medical record document and then the sample is take amounting 75 medical record document.
Based on the research resulted conducted in RSUD Tugurejo Semarang, that the code of
disease especially for neoplasms disease code given by officer of coding, 54,41% medical
record document is not accurate and 45,59% the remian is accurate. This is caused by failure to
apply the steps in coding neoplasms, especially the use of code to set the characteristic of
tumour morphology and also doesn’t anatomic pathology laboratory results used as one if
supporting form when coding officer set anatomic patology outcomes caused code that isn’t
come out when encoding. Results of this research is total of 68 sample documents medical
record with neoplasms as a primary diagnosis on the forst quarter of 2014 found 31 medical
record document which the code is inaccurate, while 37 the rest the code is accurate.
The conclusion of this research is the process of coding in Tugurejo Hospital Semarag
especially with neoplasms case as the primary diagnosis on the first quarter of 2014 hasn’t
accordance with the rules of excisting coding in ICD-10, therefore, to improve the accuracy of
primary diagnosis codes on medical record documents especially on patient with neoplasms as
the primary diagnosis need to xii
implement ICD-10 coding rules correctly is check it first the fifth character in ICD-10 and ICD-O
to determine the characteristic of tumour and then after the characteristic was revealed, it can
be encoded with the tables of neoplasm in the ICD-10 and good cooperation between clinicians,
anatomic pathology laboratory workers, coding officer so that resulting information in the
medical record document could be more specific so coding officer can give an accurate code
Key word : accuracy of primary diagnosis code neoplasms, ICD-10 coding rules
Literature : 15 (1997-2007)
A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah sebuah institusi
perawatanprofesional
biasanya
ditulis
dalam
bentuk
angka(2).
yang
Diagnosis adalah suatu penyakit
pelayanannya disediakan olehdan
atau keadaan yang diderita oleh
tenaga ahli kesehatan lainnya. Salah
seorang pasien yang menyebabkan
satu fungsi rumah sakit diantaranya
seorang pasien memerlukan atau
menyelenggarakan pelayanan medis
mencari
dan
menerima
asuhan
bagi masyarakat kurang mampu
medis atau tindakan medis (medical
dengan cara bekerja sama dengan
care). Diagnosis utama yang spesifik
(1)
pemerintah .
akan memudahkan petugas koding
Koding adalah mengklasifikasikan
dalam
data
dan
menunjuk
menentukan
kode
utama
suatu
yang sesuai dengan diagnosis yang
representasi
bagi
data
tersebut.
tertulis pada kolom diagnosis utama.
Dalam bidang kesehatan, koding
Keakuratan kode diagnosis memiliki
berarti pemakaian pemakaian angka
peranan
untuk mewakili penyakit, prosedur
dan
alat/bahan
yang
pemberian
dalam
proses
pelaporan dan indeks penyakit(2).
digunakan
Dokter
dalam
penting
diharapkan
menulis
pelayanan
diagnosis yang tepat dan jelas di
kesehatan. Koding untuk penyakit
lembar
biasanya
ditulis
dalam
RM
dan
untuk
sehingga
bentuk
memudahkan
alfanumerik
1
petugas
koding
tindakan
melakukan pengkodean. Selain itu,
kemampuan
melakukan
petugas
dalam
pengkodean
terhadap
dijumpai kode-kode yang kurang
akurat
khususnya
pada
kasus
suatu diagnosis juga merupakan
penyakit neoplasma pasien rawat
salah satu faktor penting dalam
inap.Survei awal yang dilakukan
pengkodean. Oleh sebab itu petugas
peneliti menunjukkan dari 10 sampel
koding
mempunyai
acak DRM pasien dengan kasus
pengetahuan
penyakit neoplasma menunjukkan
tentang cara mengkoding diagnosis
ditemukan 40% kasus yang kodenya
utama yang sesuai dengan aturan
tidak
morbiditas.
pengkodean
kodenya akurat pada lembar RM 1.
neoplasma, ada 3 aspek yang harus
Hal ini disebabkan petugas koding
diperhatikan
tidak
harus
kemampuan
dan
Dalam
dalam
melakukan
akurat
dan
60%
menggunakan
sisanya
hasil
PA
pengkodean kasus atau penyakit
(patologi
neoplasma
tumor
menetapkan kode, diakibatkan hasil
(menunjukkan lokasi sel tumor), sifat
PA yang belum keluar pada saat
tumor (menggambarkan struktur dan
pengkodean penyakit. Padahal hasil
jenis sel atau jaringan dibawah
PA berguna untuk menetapkan kode
microskop),
morfologi neoplasma.
yaitu:
lokasi
perangai/perilaku
(ganas, jinak dan insitu).
Rumah
Sakit
Umum
anatomic)
ketika
B. TUJUAN PENELITIAN
Daerah
1. Tujuan Umum
Tugurejo adalah rumah sakit bertipe
Mengetahui tingkat keakuratan kode
B.
diagnosis
Dalam
Tugurejo
prakteknya
Semarang
RSUD
utama
pada
pasien
telah
dengan penyakit neoplasma pada
melaksanakan Standar Pengkodean
dokumen rekam medis rawat inap
dengan
menggunakan
berdasarkan aturan morbiditas ICD-
Dalam
pelaksanaannya
ICD-10.
masih
10 di RSUD Tugurejo Semarang
yaitu DRM pasien rawat inap
pada triwulan I tahun 2014.
dengan kasus penyakit
neoplasma pada triwulan I tahun
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui
dengan
jumlah
penyakit
pasien
neoplasma
pada triwulan I tahun 2014.
b. Mengidentifikasi
penulisan
diagnosis utama pada lembar
2014 yaitu berjumlah 261
dokumen.
Sedangkan jumlah sampel didapat dari
rumus berikut:
n=N
1 + N (d2)
RM1 pasien penyakit neoplasma
Keterangan
c. Mengidentifikasi kode diagnosis
n : besarnya sampel
utama penyakit neoplasma
N : besarnya populasi
d. Menganalisis keakuratan kode
d : tingkat kesalahan (0.1) atau
diagnosis
utama
penyakit
10 %
neoplasma berdasarkan aturan
Dengan tingkat penyimpangan
morbiditas ICD-10.
0.1 maka hasil kelemahan
e. Mengetahui
persentase
sampel sebesar 10%
keakuratan
kode
diagnosis
utama penyakit neoplasma.
C. METODOLOGI PENELITIAN
n = 261
1 + 261 (0.1)2
= 261
1 + 2.61
1. Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
deskriptif
= 261
3.61
dengan metode observasi dan
= 72.29 = 72
pendekatan cross sectional
Jadi sampel minimal yang harus
2. Populasi dan Sampel
diambil adalah 72 DRM. Peneliti
Populasi adalah jumlah
memutuskan untuk mengambil
keseluruhan obyek yang diteliti
75 DRM dengan metode
pengambilan sampel yaitu
Penyakit
metode acak atau random.
Neoplasmapasien rawat inap
3. Instrument Penelitian
pada triwulan I tahun 2014.
a. Check list
Untuk
Sedangkan kode diagnosis
memasukkan
kode
yang tertulis dalam DRM dan
menganalisis
kekauratan
kode yang dihasilkan
utama diperoleh dari lembar
RM1.
5. Pengolahan Data
Data yang telah didapat akan
b. ICD-10 Volume 1 dan 3
Untuk
Kasus
mengecek
diolah kembali dengan cara:
dan
1. Editing
mengoreksi apa kode yang
Yaitu
dihasilkan sudah sesuai atau
data yang ada dari hasil
belum
observasi
dengan
aturan
morbiditas ICD-10.
memeriksa
2. Cross check
4. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Yaitu melakukan cross check
atau pengecekan ulang kode
Yaitu data yang diperoleh
diagnosis
dengan
ditemukan
mengadakan
pengamatan secara langsung
terhadap proses pemberian
kode
kembali
diagnosis
utama
utama
pada
yang
dokumen
rekam medis rawat inap
3. Tabulasi
Membuat
tabel
neoplasma pada dokumen
pengumpulan
rekam medis rawat inap.
akurat dan tidak akurat untuk
kemudian
b. Data Sekunder
Data
diagnosis
utama
diperoleh berdasarkan Indeks
hasil
tersebut.
di
data
hasil
yang
deskripsikan
persentase
data
4. Calculating
dituliskan
Untuk
menghitung
persentase
kode
tingkat
penyakit
mengenai
lebih
letak
spesifik
sel
tumor,
akurasi
apakah letaknya di aerola, inner
neoplasma
(dalam), ataukah outer (luar).
pada dokumen rekam medis
6. Analisis Data
Penulisan diagnosis utama yang
tidak spesifik ini nantinya akan
Data yang terkumpul kemudian
berdampak
dianalisis secara deskriptif untuk
kurang akurat juga. Salah satu
mendapatkan
dampak yang terjadi jika kode
gambaran
dari
hasil penelitian
pada
kode
yang
tidak akurat adalah perbedaan
D. PEMBAHASAN
biaya yang nantinya akan di
Berdasarkan hasil pengamatan dan
kirimkan pihak rumah sakit ke
penelitian yang dilakukan di RSUD
pihak
Tugurejo
kepentingan
Semarang
didapatkan
informasi sebagai berikut:
1. Penulisan
pada
Diagnosis
Lembar
RM1
asuransi
untuk
klaim.
Semakin
ganas neoplasma yang diderita
Utama
maka akan semakin besar juga
Pasien
biaya yang akan di klaimkan
Penyakit Neoplasma
rumah sakit.
Pada penulisan diagnosis utama
2. Identifikasi
Kode
Diagnosis
pada lembar RM1 tahun 2014
Utama Penyakit Neoplasma
sudah baik sesuai aturan ICD-
Pada
10 namun masih ada beberapa
langkah koding untuk penyakit
diagnosis
yang
utama neoplasma yang ada di
kurang
spesifik
contohnya
mammae
penulisannya
penulisan
dextra
yang
prakteknya,
langkah-
seperti
RSUD Tugurejo adalah tidak
Tumor
diterapkannya
tidak
kode
morfologi
untuk menetapkan perangai atau
sifat tumor. Padahal, melalui
Dari
kode M yang terdapat di ICD-O
dilakukan oleh peneliti, dalam
kita dapat menentukan langkah
pelaksanaan
selanjutnya
neoplasma yang ada di RSUD
dengan
dalam
melihat
mengkode
angka
hasil
penelitian
pemberian
yang
kode
yang
Tugurejo
Semarang
terhadap
tertera pada digit ke lima setelah
diagnosis
utama
masih
tanda slash atau garis miring ( / )
ditemukan pemberian kode yang
untuk
kurang
menentukan
sifat
dari
akurat
terhadap
neoplasma sedangkan digit ke
diagnosis utama pasien rawat
enam untuk derajat histologi dan
inap. Pemberian kode yang tidak
differensiasi, lalu penunjukkan
akurat yaitu sejumlah 54,41 %
imunofenotip untuk lymphoma
sedangkan
untuk
dan
kode
akurat
berjumlah
Beberapa
penyebab
leukemia
(immunophenotype
designation
yang
45,59%.
for lymphoma and leukemias) .
banyaknya
Seperti contohnya pada kode
akurat yaitu:
M8170/3 untuk diagnosis utama
a. Tidak
kode
pemberian
yang
diterapkannya
Hepatoma dimana digit ke lima
langkah-langkah
berupa
mengkoding
angka
menunjukkan
3
sifat
(tiga)
malignant
atau ganas dengan primary site.
3. Tingkat
Keakuratan
Kode
Diagnosis Utama Pasien Rawat
Inap Periode Triwulan I tahun
2014
tidak
dalam
neoplasma
terutama penggunaan kode
morfologi
menetapkan
untuk
perangai
tumor.
b. Tidak digunakannya hasil
laborat Patologi Anatomik
dalam
membantu
penetapan kode penyakit
Berdasarkan hasil penelitian dan
neoplasma
pembahasan yang tercantum dalam
dikarenakan
keterlambatan
Bab IV maka dapat disimpulkan
diperolehnya
hasil
PA
pasien
beberapa hal sebagai berikut :
1. Jumlah pasien dengan kasus
4. Tingkat Prosentase Keakuratan
penyakit neoplasma di RSUD
Kode Diagnosis Utama
Tugurejo
Persentase untuk kode yang
triwulan I tahun 2014 berjumlah
akurat
261 pasien.
di
RSUD
Tugurejo
Semarang
pada
Semarang berjumlah 45,59 %
2. Penulisan diagnosa utama pada
sedangkan 54,41% sisanya tidak
lembar RM 1 pada pasien rawat
akurat.
menunjukkan
inap sudah baik dan sesuai
bahwa pada periode triwulan I
dengan aturan ICD-10 namun
tahun 2014 di RSUD Tugurejo
masih ada yang penulisannya
Semarang untuk kode diagnosis
kurang
utama neoplasma masih banyak
menyebabkan
kode yang tidak akurat bahkan
dihasilkan tidak akurat.
Hal
ini
spesifik
kode
sehingga
yang
melebihi jumlah yang akurat.
3. Kode diagnosis utama penyakit
Dengan demikian maka masih
neoplasma pada pasien rawat
perlu
inap periode triwulan I tahun
adanya
peningkatan
keakuratan kode pada RSUD
2014
Tugurejo Semarang khususnya
Semarang hanya menggunakan
untuk
kode letak dari ICD-10 dan tidak
pasien
neoplasma.
E. KESIMPULAN
dengan
kasus
di
RSUD
Tugurejo
menggunakan kode morfologi.
4. Kode penyakit neoplasma pada
diagnosis utama pasien rawat
inap periode triwulan I tahun
5. Depkes RI Direktorat Jendral
2014 sebanyak 37 dokumen dari
Pelayanan
68
dokumen
memiliki
kode
medis
Pedoman Pengelolaan Rekam
tidak
akurat
Medis Rumah Sakit di Indonesia
memiliki kode yang akurat.
diagnosis
utama
neoplasma pasien rawat inap
triwulan
I
di
Revisi I. Jakarta.
6. Kresnowati,
5. Tingkat prosentase keakuratan
periode
1997.
rekam
sedangkan 31 dokumen sisanya
kode
Medik.
RSUD
Tugurejo Semarang yaitu 45,59
% kodenya akurat dan 54,41 %
kodenya tidak akurat.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Ruma
h_sakit
2. Kresnowati, Lily. 2005. Hand
Out ICD-10. Semarang. Tidak
dipublikasikan.
3. http://rekamkesehatan.wordpres
s.com/2009/02/25/definisi-danisi-rekam-medis-sesuai-
Lily.
Modul
Pembelajaran KPT 1 General
Coding. Percetakan Udinus.
7. Kresnowati,
Lily.
Pembelajaran
Modul
KPT
2.
Percetakan Udinus.
8. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/arc
hieve/matkul/Agama/TUMOR_JI
NAK_MUSKULOSKELETALAyly_Soekanto.pdf
9. http://neoplasma-ahmadakhyar.blogspot.com/
10. Soejaga. Kebijakan Departemen
Kesehatan
Pengembangan
Terhadap
Program
Rekam Medis di Indonesia.
11. Untorosis. Mempersiapkan SDM
permenkes-no-
bagi Profesi dan Rekam Medis
269menkesperiii2008/
Informas Kesehatan. Semarang.
4. http://medicalrecord.webs.com/d
efinisirekammedis.html
1998.
12. WHO.
2004.
International
Classification of Disease and
Related Health Problems (ICD-
Oncology (ICD-O) Third Edition.
2000. Geneva.
15. Deny
Kartika
10) Volume 1 Tenth Revision
Keakuratan
Second Edition. Geneva.
Utama
13. WHO.
2004.
International
Sari.
Kode
Neoplasma
Kandungan
(Non
2007.
Diagnosis
Penyakit
Persalinan)
Classification of Disease and
Pada Dokumen Rekam Medis
Related Health Problems (ICD-
Rawat Inap Berdasarkan ICD-10
10) Volume 3 Alphabetical Index
di RSUD Tugurejo Semarang
Tenth Revision Second Edition.
Tahun
Geneva.
dipublikasikan. Semarang.
14. WHO.
Classification of
International
Disease for
2007.
Tidak
DENGAN KAIDAH KODE ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD
TUGUREJO SEMARANG PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014
DIII Study Program of Medical Record & Information Health
Of Health Faculty of Dian Nuswantoro University
Semarang
2014
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE ACCURACY OF PRIMARY DIAGNOSIS CODE OF NEOPLASMS
CORRESPONDING TO ICD-10 CODE RULE INPATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENT
IN RSUD TUGUREJO SEMARANG IN THE FIRST QUARTER OF 2014
HANAN ASMARATIH P
The primary diagnosis code is supposed to be right with the ICD-10 coding rule, it is
intended to generate good and appropriate code and health information. But on the practicem
coding officer for inpatient coding at Tugurejo Hospital Semarang, especially patient with
neoplasms cases sometimes still not appropriate in providing primary diagnosis code of disease
on patients. In the initial survey conducted by researches, the medical records of 10 dcouments
found 40% of them are not accurate while the remaining 60% are accurate. This research is to
know the level if accuracy of the main medical record code inpatient in RSUD Tugurejo
Semarang on the first quarter of 2014.
Type of this research is descriptive and the methods used namely observation method
with cross sectional approach. The population of this research is entire inpatient medical record
document with neoplasms as the primary diagnosis on the first quarter of 2014, amounting 261
medical record document and then the sample is take amounting 75 medical record document.
Based on the research resulted conducted in RSUD Tugurejo Semarang, that the code of
disease especially for neoplasms disease code given by officer of coding, 54,41% medical
record document is not accurate and 45,59% the remian is accurate. This is caused by failure to
apply the steps in coding neoplasms, especially the use of code to set the characteristic of
tumour morphology and also doesn’t anatomic pathology laboratory results used as one if
supporting form when coding officer set anatomic patology outcomes caused code that isn’t
come out when encoding. Results of this research is total of 68 sample documents medical
record with neoplasms as a primary diagnosis on the forst quarter of 2014 found 31 medical
record document which the code is inaccurate, while 37 the rest the code is accurate.
The conclusion of this research is the process of coding in Tugurejo Hospital Semarag
especially with neoplasms case as the primary diagnosis on the first quarter of 2014 hasn’t
accordance with the rules of excisting coding in ICD-10, therefore, to improve the accuracy of
primary diagnosis codes on medical record documents especially on patient with neoplasms as
the primary diagnosis need to xii
implement ICD-10 coding rules correctly is check it first the fifth character in ICD-10 and ICD-O
to determine the characteristic of tumour and then after the characteristic was revealed, it can
be encoded with the tables of neoplasm in the ICD-10 and good cooperation between clinicians,
anatomic pathology laboratory workers, coding officer so that resulting information in the
medical record document could be more specific so coding officer can give an accurate code
Key word : accuracy of primary diagnosis code neoplasms, ICD-10 coding rules
Literature : 15 (1997-2007)
A. PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah sebuah institusi
perawatanprofesional
biasanya
ditulis
dalam
bentuk
angka(2).
yang
Diagnosis adalah suatu penyakit
pelayanannya disediakan olehdan
atau keadaan yang diderita oleh
tenaga ahli kesehatan lainnya. Salah
seorang pasien yang menyebabkan
satu fungsi rumah sakit diantaranya
seorang pasien memerlukan atau
menyelenggarakan pelayanan medis
mencari
dan
menerima
asuhan
bagi masyarakat kurang mampu
medis atau tindakan medis (medical
dengan cara bekerja sama dengan
care). Diagnosis utama yang spesifik
(1)
pemerintah .
akan memudahkan petugas koding
Koding adalah mengklasifikasikan
dalam
data
dan
menunjuk
menentukan
kode
utama
suatu
yang sesuai dengan diagnosis yang
representasi
bagi
data
tersebut.
tertulis pada kolom diagnosis utama.
Dalam bidang kesehatan, koding
Keakuratan kode diagnosis memiliki
berarti pemakaian pemakaian angka
peranan
untuk mewakili penyakit, prosedur
dan
alat/bahan
yang
pemberian
dalam
proses
pelaporan dan indeks penyakit(2).
digunakan
Dokter
dalam
penting
diharapkan
menulis
pelayanan
diagnosis yang tepat dan jelas di
kesehatan. Koding untuk penyakit
lembar
biasanya
ditulis
dalam
RM
dan
untuk
sehingga
bentuk
memudahkan
alfanumerik
1
petugas
koding
tindakan
melakukan pengkodean. Selain itu,
kemampuan
melakukan
petugas
dalam
pengkodean
terhadap
dijumpai kode-kode yang kurang
akurat
khususnya
pada
kasus
suatu diagnosis juga merupakan
penyakit neoplasma pasien rawat
salah satu faktor penting dalam
inap.Survei awal yang dilakukan
pengkodean. Oleh sebab itu petugas
peneliti menunjukkan dari 10 sampel
koding
mempunyai
acak DRM pasien dengan kasus
pengetahuan
penyakit neoplasma menunjukkan
tentang cara mengkoding diagnosis
ditemukan 40% kasus yang kodenya
utama yang sesuai dengan aturan
tidak
morbiditas.
pengkodean
kodenya akurat pada lembar RM 1.
neoplasma, ada 3 aspek yang harus
Hal ini disebabkan petugas koding
diperhatikan
tidak
harus
kemampuan
dan
Dalam
dalam
melakukan
akurat
dan
60%
menggunakan
sisanya
hasil
PA
pengkodean kasus atau penyakit
(patologi
neoplasma
tumor
menetapkan kode, diakibatkan hasil
(menunjukkan lokasi sel tumor), sifat
PA yang belum keluar pada saat
tumor (menggambarkan struktur dan
pengkodean penyakit. Padahal hasil
jenis sel atau jaringan dibawah
PA berguna untuk menetapkan kode
microskop),
morfologi neoplasma.
yaitu:
lokasi
perangai/perilaku
(ganas, jinak dan insitu).
Rumah
Sakit
Umum
anatomic)
ketika
B. TUJUAN PENELITIAN
Daerah
1. Tujuan Umum
Tugurejo adalah rumah sakit bertipe
Mengetahui tingkat keakuratan kode
B.
diagnosis
Dalam
Tugurejo
prakteknya
Semarang
RSUD
utama
pada
pasien
telah
dengan penyakit neoplasma pada
melaksanakan Standar Pengkodean
dokumen rekam medis rawat inap
dengan
menggunakan
berdasarkan aturan morbiditas ICD-
Dalam
pelaksanaannya
ICD-10.
masih
10 di RSUD Tugurejo Semarang
yaitu DRM pasien rawat inap
pada triwulan I tahun 2014.
dengan kasus penyakit
neoplasma pada triwulan I tahun
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui
dengan
jumlah
penyakit
pasien
neoplasma
pada triwulan I tahun 2014.
b. Mengidentifikasi
penulisan
diagnosis utama pada lembar
2014 yaitu berjumlah 261
dokumen.
Sedangkan jumlah sampel didapat dari
rumus berikut:
n=N
1 + N (d2)
RM1 pasien penyakit neoplasma
Keterangan
c. Mengidentifikasi kode diagnosis
n : besarnya sampel
utama penyakit neoplasma
N : besarnya populasi
d. Menganalisis keakuratan kode
d : tingkat kesalahan (0.1) atau
diagnosis
utama
penyakit
10 %
neoplasma berdasarkan aturan
Dengan tingkat penyimpangan
morbiditas ICD-10.
0.1 maka hasil kelemahan
e. Mengetahui
persentase
sampel sebesar 10%
keakuratan
kode
diagnosis
utama penyakit neoplasma.
C. METODOLOGI PENELITIAN
n = 261
1 + 261 (0.1)2
= 261
1 + 2.61
1. Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
deskriptif
= 261
3.61
dengan metode observasi dan
= 72.29 = 72
pendekatan cross sectional
Jadi sampel minimal yang harus
2. Populasi dan Sampel
diambil adalah 72 DRM. Peneliti
Populasi adalah jumlah
memutuskan untuk mengambil
keseluruhan obyek yang diteliti
75 DRM dengan metode
pengambilan sampel yaitu
Penyakit
metode acak atau random.
Neoplasmapasien rawat inap
3. Instrument Penelitian
pada triwulan I tahun 2014.
a. Check list
Untuk
Sedangkan kode diagnosis
memasukkan
kode
yang tertulis dalam DRM dan
menganalisis
kekauratan
kode yang dihasilkan
utama diperoleh dari lembar
RM1.
5. Pengolahan Data
Data yang telah didapat akan
b. ICD-10 Volume 1 dan 3
Untuk
Kasus
mengecek
diolah kembali dengan cara:
dan
1. Editing
mengoreksi apa kode yang
Yaitu
dihasilkan sudah sesuai atau
data yang ada dari hasil
belum
observasi
dengan
aturan
morbiditas ICD-10.
memeriksa
2. Cross check
4. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Yaitu melakukan cross check
atau pengecekan ulang kode
Yaitu data yang diperoleh
diagnosis
dengan
ditemukan
mengadakan
pengamatan secara langsung
terhadap proses pemberian
kode
kembali
diagnosis
utama
utama
pada
yang
dokumen
rekam medis rawat inap
3. Tabulasi
Membuat
tabel
neoplasma pada dokumen
pengumpulan
rekam medis rawat inap.
akurat dan tidak akurat untuk
kemudian
b. Data Sekunder
Data
diagnosis
utama
diperoleh berdasarkan Indeks
hasil
tersebut.
di
data
hasil
yang
deskripsikan
persentase
data
4. Calculating
dituliskan
Untuk
menghitung
persentase
kode
tingkat
penyakit
mengenai
lebih
letak
spesifik
sel
tumor,
akurasi
apakah letaknya di aerola, inner
neoplasma
(dalam), ataukah outer (luar).
pada dokumen rekam medis
6. Analisis Data
Penulisan diagnosis utama yang
tidak spesifik ini nantinya akan
Data yang terkumpul kemudian
berdampak
dianalisis secara deskriptif untuk
kurang akurat juga. Salah satu
mendapatkan
dampak yang terjadi jika kode
gambaran
dari
hasil penelitian
pada
kode
yang
tidak akurat adalah perbedaan
D. PEMBAHASAN
biaya yang nantinya akan di
Berdasarkan hasil pengamatan dan
kirimkan pihak rumah sakit ke
penelitian yang dilakukan di RSUD
pihak
Tugurejo
kepentingan
Semarang
didapatkan
informasi sebagai berikut:
1. Penulisan
pada
Diagnosis
Lembar
RM1
asuransi
untuk
klaim.
Semakin
ganas neoplasma yang diderita
Utama
maka akan semakin besar juga
Pasien
biaya yang akan di klaimkan
Penyakit Neoplasma
rumah sakit.
Pada penulisan diagnosis utama
2. Identifikasi
Kode
Diagnosis
pada lembar RM1 tahun 2014
Utama Penyakit Neoplasma
sudah baik sesuai aturan ICD-
Pada
10 namun masih ada beberapa
langkah koding untuk penyakit
diagnosis
yang
utama neoplasma yang ada di
kurang
spesifik
contohnya
mammae
penulisannya
penulisan
dextra
yang
prakteknya,
langkah-
seperti
RSUD Tugurejo adalah tidak
Tumor
diterapkannya
tidak
kode
morfologi
untuk menetapkan perangai atau
sifat tumor. Padahal, melalui
Dari
kode M yang terdapat di ICD-O
dilakukan oleh peneliti, dalam
kita dapat menentukan langkah
pelaksanaan
selanjutnya
neoplasma yang ada di RSUD
dengan
dalam
melihat
mengkode
angka
hasil
penelitian
pemberian
yang
kode
yang
Tugurejo
Semarang
terhadap
tertera pada digit ke lima setelah
diagnosis
utama
masih
tanda slash atau garis miring ( / )
ditemukan pemberian kode yang
untuk
kurang
menentukan
sifat
dari
akurat
terhadap
neoplasma sedangkan digit ke
diagnosis utama pasien rawat
enam untuk derajat histologi dan
inap. Pemberian kode yang tidak
differensiasi, lalu penunjukkan
akurat yaitu sejumlah 54,41 %
imunofenotip untuk lymphoma
sedangkan
untuk
dan
kode
akurat
berjumlah
Beberapa
penyebab
leukemia
(immunophenotype
designation
yang
45,59%.
for lymphoma and leukemias) .
banyaknya
Seperti contohnya pada kode
akurat yaitu:
M8170/3 untuk diagnosis utama
a. Tidak
kode
pemberian
yang
diterapkannya
Hepatoma dimana digit ke lima
langkah-langkah
berupa
mengkoding
angka
menunjukkan
3
sifat
(tiga)
malignant
atau ganas dengan primary site.
3. Tingkat
Keakuratan
Kode
Diagnosis Utama Pasien Rawat
Inap Periode Triwulan I tahun
2014
tidak
dalam
neoplasma
terutama penggunaan kode
morfologi
menetapkan
untuk
perangai
tumor.
b. Tidak digunakannya hasil
laborat Patologi Anatomik
dalam
membantu
penetapan kode penyakit
Berdasarkan hasil penelitian dan
neoplasma
pembahasan yang tercantum dalam
dikarenakan
keterlambatan
Bab IV maka dapat disimpulkan
diperolehnya
hasil
PA
pasien
beberapa hal sebagai berikut :
1. Jumlah pasien dengan kasus
4. Tingkat Prosentase Keakuratan
penyakit neoplasma di RSUD
Kode Diagnosis Utama
Tugurejo
Persentase untuk kode yang
triwulan I tahun 2014 berjumlah
akurat
261 pasien.
di
RSUD
Tugurejo
Semarang
pada
Semarang berjumlah 45,59 %
2. Penulisan diagnosa utama pada
sedangkan 54,41% sisanya tidak
lembar RM 1 pada pasien rawat
akurat.
menunjukkan
inap sudah baik dan sesuai
bahwa pada periode triwulan I
dengan aturan ICD-10 namun
tahun 2014 di RSUD Tugurejo
masih ada yang penulisannya
Semarang untuk kode diagnosis
kurang
utama neoplasma masih banyak
menyebabkan
kode yang tidak akurat bahkan
dihasilkan tidak akurat.
Hal
ini
spesifik
kode
sehingga
yang
melebihi jumlah yang akurat.
3. Kode diagnosis utama penyakit
Dengan demikian maka masih
neoplasma pada pasien rawat
perlu
inap periode triwulan I tahun
adanya
peningkatan
keakuratan kode pada RSUD
2014
Tugurejo Semarang khususnya
Semarang hanya menggunakan
untuk
kode letak dari ICD-10 dan tidak
pasien
neoplasma.
E. KESIMPULAN
dengan
kasus
di
RSUD
Tugurejo
menggunakan kode morfologi.
4. Kode penyakit neoplasma pada
diagnosis utama pasien rawat
inap periode triwulan I tahun
5. Depkes RI Direktorat Jendral
2014 sebanyak 37 dokumen dari
Pelayanan
68
dokumen
memiliki
kode
medis
Pedoman Pengelolaan Rekam
tidak
akurat
Medis Rumah Sakit di Indonesia
memiliki kode yang akurat.
diagnosis
utama
neoplasma pasien rawat inap
triwulan
I
di
Revisi I. Jakarta.
6. Kresnowati,
5. Tingkat prosentase keakuratan
periode
1997.
rekam
sedangkan 31 dokumen sisanya
kode
Medik.
RSUD
Tugurejo Semarang yaitu 45,59
% kodenya akurat dan 54,41 %
kodenya tidak akurat.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Ruma
h_sakit
2. Kresnowati, Lily. 2005. Hand
Out ICD-10. Semarang. Tidak
dipublikasikan.
3. http://rekamkesehatan.wordpres
s.com/2009/02/25/definisi-danisi-rekam-medis-sesuai-
Lily.
Modul
Pembelajaran KPT 1 General
Coding. Percetakan Udinus.
7. Kresnowati,
Lily.
Pembelajaran
Modul
KPT
2.
Percetakan Udinus.
8. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/arc
hieve/matkul/Agama/TUMOR_JI
NAK_MUSKULOSKELETALAyly_Soekanto.pdf
9. http://neoplasma-ahmadakhyar.blogspot.com/
10. Soejaga. Kebijakan Departemen
Kesehatan
Pengembangan
Terhadap
Program
Rekam Medis di Indonesia.
11. Untorosis. Mempersiapkan SDM
permenkes-no-
bagi Profesi dan Rekam Medis
269menkesperiii2008/
Informas Kesehatan. Semarang.
4. http://medicalrecord.webs.com/d
efinisirekammedis.html
1998.
12. WHO.
2004.
International
Classification of Disease and
Related Health Problems (ICD-
Oncology (ICD-O) Third Edition.
2000. Geneva.
15. Deny
Kartika
10) Volume 1 Tenth Revision
Keakuratan
Second Edition. Geneva.
Utama
13. WHO.
2004.
International
Sari.
Kode
Neoplasma
Kandungan
(Non
2007.
Diagnosis
Penyakit
Persalinan)
Classification of Disease and
Pada Dokumen Rekam Medis
Related Health Problems (ICD-
Rawat Inap Berdasarkan ICD-10
10) Volume 3 Alphabetical Index
di RSUD Tugurejo Semarang
Tenth Revision Second Edition.
Tahun
Geneva.
dipublikasikan. Semarang.
14. WHO.
Classification of
International
Disease for
2007.
Tidak