a Prilaku yang mengganggu perkembangannya, antara lain kurang
percaya diri, sulit konsentrasi dalam belajar, malas, dan lain sebagainya.
b Prilaku yang mengarah pada psikosis, antara lain stress, depresi,
dan lain sebagainya.
D. Hambatan dan Solusi dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim Melalui
Bimbingan Islam di Panti Asuhan YAKIIN
1. Hambatan dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim Melalui Bimbingan
Islam di Panti Asuhan YAKIIN Setiap kegiatan dalam mencapai tujuannya pasti mengalami
banyak hambatan, begitu juga yang dialami oleh panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN. Adapun hambatan yang
dihadapi oleh panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN, yaitu:
a Keadaan anak asuh yang datang dari berbagai latar belakang yang
berbeda terkadang membuat para pengasuh mendapat kesulitan dalam menghadapi prilaku anak asuh yang sulit diberi pengarahan pada awal
mereka tinggal di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN.
5
b Kurangnya kesadaran pada diri anak asuh, keluarga maupun
masyarakat akan pentingnya bimbingan dan penyuluhan yang
5
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Sirri Dzamhuri, Pengurus Panti Asuhan YAKIIN Bidang Pendidikan. Tangerang. 14 September 2007.
diterapkan di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN.
c Belum adanya tenaga pengajar professional yang memiliki spesialisasi
dalam bidang bimbingan dan penyuluhan.
6
d Kurangnya dana untuk memenuhi kebutuhan anak asuh, karena pada
dasarnya kegiatan yang dijalankan di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN ini tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya tanpa adanya dana yang mencukupi.
7
2. Solusi dalam Menghadapi Hambatan
Dalam menghadapi hambatan yang terjadi, maka ada beberapa solusi yang dapat dijalankan sebagai tindakan perbaikan, yaitu:
a Memberikan bimbingan Islam dengan metode individual melalui
teknik wawancara untuk menggali informasi berkenaan dengan permasalahan anak asuh tersebut. Hal ini dimaksudkan agar apabila
anak asuh mengalami tekanan dalam kejiwaanya dapat ditangani sesegera mungkin oleh pembimbing sehingga masalah tersebut tidak
akan mempengaruhi kepribadian mereka. b
Memberikan seminar tentang pentingnya bimbingan dan penyuluhan yang tidak hanya menyertakan anak asuh namun juga orangtua dan
masyarakat sekitar.
6
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Yani. Pengurus Panti Asuhan YAKIIN Bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Tangerang. 19 September 2007.
7
Wawancara Pribadi dengan KH. Rahmani. Pendiri Panti Ashan YAKIIN. Tangerang. 14 September 2007.
c Meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar dan menghadirkan
tenaga professional yang memiliki spesialisasi psikologi anak agar perkembangan anak asuh lebih terarah dengan baik.
d Mencari sumber dana dari para dermawan di sekitar lingkungan panti
asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN untuk ikut peduli terhadap anak yatim, baik dana yang diperoleh dari donatur
tetap atau tidak tetap, lembaga-lembaga sosial maupun pemerintah.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan penelitian penulis tentang metode bimbingan Islam dalam pembinaan akhlak anak yatim di panti asuhan Yayasan
Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Program pembinaan akhlak yang dilakukan oleh panti asuhan Yayasan
Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN terhadap anak asuhnya melalui beberapa bidang, diantaranya yaitu: pendidikan formal, pelatihan
keterampilan dan kerohanian. Bidang pendidikan formal terdiri dari madrasah ibtidaiyah MI, madrasah tsanawiyah MTS, dan Madrasah
Aliyah MA. Bidang Pelatihan Keterampilan, diantaranya yaitu latihan berpidato muhadharah, marawis, muhadatsah percakapan bahasa arab,
dan kursus komputer. Sedangkan Bidang Kerohanian dilakukan dengan berbagai kegiatan berikut, diantaranya perayaan hari besar agama aaislam,
pengajian kitab kuning, shalat berjamaah, qiro`atu al-Qur`an, serta yasin dan dzikir.
a Metode bimbingan Islam dalam pembinaan akhlak anak yatim dip anti
asuhan yayasan kesejahteraan umat islam Indonesia YAKIIN dilakukan dengan metode individual melalui beberapa teknik, yaitu
wawancara dan observasi kegiatan. Sedangkan metode kelompok