Agita Brevy Hernovan PERBANDINGAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri
2
Masalah pendidikan yang sering muncul saat ini adalah masih rendahnya prestasi atau hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Sejalan dengan data dari
Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP 2010, bahwa hasil Ujian Nasional tahun pelajaran 20092010 baik pada sekolah negeri maupun swasta
pada ketiga mata pelajaran, pada tingkat SMAMA ketidaklulusan sebesar 10,12. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya keefektifan
proses pembelajaran yang selama ini belum mengarah pada konteks pembelajaran bermakna. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada
guru teacher oriented cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran yang
menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan kurang dioptimalkan Tjalla, 2011: 2.
Menurut Badan Nasional dan Standar Pendidikan BNSP terlihat bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan di Indonesia kurang optimal
sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena proses pembelajaran yang masih
didominasi oleh guru. Menurut Trianto, 2009: 108 pembelajaran yang baik seharusnya berpusat pada siswa student centered, guru tidak lagi
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3
Hal ini semakin diperkuat dari hasil observasi peneliti di SMA Negeri 2 Gadingrejo, diperoleh informasi bahwa pada tahun ajaran 20122013 hasil
belajar siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh masih rendah yaitu 60. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang
telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Rendahnya nilai rata-rata pelajaran Biologi di SMA tersebut karena guru masih sering menggunakan metode ceramah.
Siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berpikir maupun bertindak, siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru, akibatnya siswa
tidak dapat mengembangkan pengetahuannya secara mandiri sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Guru sangat jarang menggunakan
suatu model pembelajaran, hanya sesekali menerapkan model pembelajaran yaitu menggunakan model tipe TPS dalam pembelajarannya.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat
dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran diantaranya adalah model kooperatif tipe NHT dan tipe TPS. Kedua pembelajaran ini memiliki
keistimewaan tersendiri dalam penerapannya. Pada model pembelajaran kooperatif NHT proses pembelajarannya diawali dengan kerja kelompok dan
diakhiri dengan kerja individu. Aktivitas pembelajaran model NHT lebih mengandalkan kemampuan individu kelompoknya sedangkan untuk penilaian
dilakukan secara kelompok dan individu. Pada model kooperatif TPS proses pembelajaran diawali dengan kerja individu dan diakhiri dengan kerja
kelompok. Aktivitas pembelajaran model TPS hanya mengandalkan
4
kemampuan kelompok saja, dan untuk penilaiannya juga dilakukan secara kelompok Muzalifah, 2011: 27.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Model pembelajaran ini secara tidak langsung melatih
siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam
pembelajaran Kagen dalam Ibrahim, 2000: 28.
Model pembelajaran
tipe TPS
adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya mengutamakan siswa dalam berbuat
untuk menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam pembelajaran dengan jalan berpikir Think, berpasangan Pair, dan mengemukakan pendapat
Share. Pembelajaran tipe ini mengajarkan siswa untuk lebih mandiri dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan sehingga dapat membangkitkan rasa
percaya diri siswa. Siswa dapat bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok kecil yang heterogen Lie, 2002: 56. Penelitian pendukung
mengenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah hasil penelitian Prayoga 2010: 50 yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu penelitian Firdaus 2008: 44 menunjukkkan aktivitas dan hasil belajar yang
lebih baik.