The Perception of Paddy Farmer Group Members on the Leadership of Farmers Group Leader in Kebumen, Central Java Province

PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI PADI TERHADAP
KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI
DI KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

SAPTORINI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Persepsi Anggota Kelompok
Tani Padi terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani di Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Saptorini
NRP. I351100081

1

Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

RINGKASAN
SAPTORINI. Persepsi Anggota Kelompok Tani Padi terhadap
Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Dibawah bimbingan: NINUK PURNANINGSIH dan BASITA GINTING SUGIHEN.

Pada umumnya perubahan perilaku kelompok sangat dipengaruhi oleh
perilaku pemimpinnya. Jika pemimpin efektif dalam mempengaruhi anggotanya
maka anggota akan berperilaku sesuai yang dikehendaki oleh pemimpin. Oleh
karena itu, kepemimpinan kelompok tani menjadi hal yang strategis untuk
diperhatikan pada upaya penyuluhan pertanian melalui pendekatan kelompok.

Pemimpin (ketua) kelompok tani dapat menampilkan berbagai fungsi dan figur
kepemimpinan dalam kelompok tani untuk menggerakkan anggota agar
melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok. Persepsi
berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus
yang akan berakibat terhadap motivasi, kemauan dan perasaan terhadap stimulus
tersebut. Persepsi yang benar terhadap suatu objek sangat diperlukan, karena
persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku. Dengan demikian,
apabila terdapat persepsi yang baik dari anggota terhadap kepemimpinan ketua
kelompok tani, maka dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pemimpin
dalam mewujudkan keberhasilan kelompok tani.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis persepsi anggota terhadap
kepemimpinan ketua kelompok tani, (2) Menganalisis hubungan faktor internal
petani anggota dengan persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok
tani tersebut, (3) Menganalisis hubungan faktor eksternal petani anggota dengan
persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, (4) Menganalisis
tingkat keberhasilan kelompok tani, dan (5) Menganalisis hubungan antara
persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani dengan
keberhasilan kelompok tani.
Rancangan penelitian menggunakan metode survei untuk menjelaskan
hubungan antar variabel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

petani yang menjadi anggota kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen,
Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan sampel petani anggota dilakukan dengan
teknik sampel acak stratifikasi (stratified random sampling) berdasarkan kelas
kemampuan (tipologi) kelompok tani versi Kementerian Pertanian, yaitu: Kelas
Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama. Jumlah kelompok tani yang diamati sebanyak
12 kelompok tani dengan rincian 3 kelompok tani pada masing-masing tipologi
kelompok tani, selanjutnya setiap kelompok diambil 10 petani anggota, sehingga
jumlah keseluruhan adalah 120 petani responden. Penelitian dilakukan dari bulan
Agustus sampai November 2012. Analisis data mencakup: (1) analisis deskriptif:
distribusi frekuensi dan uji beda non parametrik Kruskal-Wallis, serta (2) analisis
inferensial: korelasi Rank Spearman dengan software SPSS versi 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi anggota terhadap
kepemimpinan ketua kelompok tani tergolong tinggi, ketua telah menjalankan
fungsinya dengan baik sebagai pemimpin kelompok. Semakin tinggi kelas
kemampuan kelompok tani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua
kelompok tani cenderung semakin baik. Faktor internal petani anggota yaitu
umur, pendidikan formal, luas lahan, motivasi, dan kekosmopolitan mempunyai

korelasi positif nyata hingga sangat nyata dengan persepsi anggota terhadap
kepemimpinan ketua kelompok tani. Faktor eksternal petani anggota yaitu

ketersediaan informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan
kelompok, dan manfaat yang diperoleh dari kelompok mempunyai korelasi positif
sangat nyata dengan persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok
tani. Tingkat keberhasilan kelompok tani yang berupa mekanisme penghimpunan
dana dalam kelompok, pengetahuan anggota, produktivitas kelompok dan
semangat kelompok tergolong tinggi, sedangkan sarana untuk pengembangan
kelompok dan kepuasan anggota tergolong sedang. Semakin tinggi kelas
kemampuan kelompok tani, keberhasilan kelompok tani cenderung semakin
tinggi. Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani mempunyai
korelasi positif nyata hingga sangat nyata dengan keberhasilan kelompok tani.
Semakin baik persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani
maka semakin tinggi keberhasilan kelompok tani.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan hal-hal berikut: (1) Ketua
kelompok tani perlu mempertahankan unsur kedisiplinan, kemampuan
berkomunikasi, keaktifan mengarahkan struktur dan interaksi kelompok,
hubungan baik dengan anggotanya, upayanya dalam pencapaian tujuan kelompok,
kemampuan membuat dan mengambil keputusan, kemampuan memotivasi
tindakan nyata anggota, dan kejujurannya dalam memimpin kelompok; (2) Perlu
adanya penyelenggaraan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kelompok bagi
ketua kelompok tani kelas Pemula dan Lanjut untuk meningkatkan fungsi

kepemimpinan ketua kelompok tani; (3) Pengembangan kepemimpinan kelompok
tani perlu memperhatikan umur, tingkat pendidikan, motivasi dan kekosmopolitan
anggota kelompoknya dalam upaya menumbuhkan kader-kader pemimpin dalam
kelompok tani; (4) Penyuluh perlu meningkatkan peran aktifnya dalam membina
kelompok tani kelas Pemula dan Lanjut; (5) Unsur yang perlu ditingkatkan dalam
upaya meningkatkan keberhasilan kelompok tani khususnya kelas Pemula dan
Lanjut adalah sarana untuk pengembangan kelompok dan kepuasan anggota; (6)
Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keberhasilan
kelompok tani, untuk penelitian lebih lanjut selain variabel kepemimpinan ketua
kelompok tani, maka variabel dinamika kelompok tani dapat dijadikan sebagai
variabel tambahan.
Kata kunci: faktor eksternal, faktor internal, keberhasilan kelompok tani,
kepemimpinan, persepsi

SUMMARY
SAPTORINI. The Perception of Paddy Farmer Group Members on the
Leadership of Farmers Group Leader in Kebumen, Central Java Province. Under
supervision of: NINUK PURNANINGSIH and BASITA GINTING SUGIHEN.
In general, the behaviour of farmer group leaders strongly influences the
changes in his group behaviour. If the leader is effectively influencing his

members, they will behave as desired. Therefore, the leadership of farmer groups
becomes a strategic issue on agricultural extension methodology through group
approach. The farmer group leader could act for some leadership functions and
figures to motivate and mobilize members to perform various activities to achieve
the group goals. Perceptions related to the individual's opinions and judgments of
a stimulus that will lead to motivation, willingness and feelings toward the
stimulus. The correct perception of an object is necessary, because the perception
is the basis of the formation of attitudes and behaviour. Thus, a good perception of
the group members on the leadership of their group leaders is one of the main
indicators of the success of a leader in bringing about the success of his farmer
groups.
This research aims to: (1) analyse the perception of group members on the
leadership of farmer group leaders, (2) analyse the correlation between internal
factors in the group members and their perceptions on the leadership of their
group leader, (3) analyse the correlation between external factors in the group
members and their perceptions on the leadership of their group leader, (4) analyse
the success of farmer groups, and (5) analyse the correlation between perceptions
of group members on the leadership of their group leader and the success of
farmer groups.
The design of this research is using methodology of survey to explain the

correlation among the variables of this research. The population in this research
are all farmers who are members of paddy farmer groups in Kebumen, Central
Java Province. The respondent recruited by using stratified random sampling
method based on class (typology) of abilities of farmer groups set by the Ministry
of Agriculture, namely: Beginners, Intermediates 1, Intermediate 2, and Advanced
(Pemula, Lanjut, Madya and Utama). The number of farmer groups (respondents)
observed were 12 groups with details of three farmer groups in each typology of
farmer groups, then 10 members from each group selected, so the total number of
respondents was 120 farmers. The research was conducted from August to
November 2012. The data analysis includes: (1) descriptive analysis: the
frequency distribution and different test of non-parametric Kruskal-Wallis, and (2)
inferential analysis: Rank Spearman correlation. Analysis helped by SPSS
software version 20.0.
The result of this research shows that the perception of members on the
leadership of the farmer groups’ leader is high; the group leader has performed his
function as a group leader well. The higher the grade of ability of the farmer
groups, the perception of members on the leadership of their group leaders tends
to become better. Internal factors of the group members that consist of age, formal
education, land owned, motivation, and a cosmopolitan issue of the area have real


positive correlation to the perception of members on the leadership of the farmer
groups’ leaders. The external factors of the group members that consist of the
availability of information, the role of agriculture extension worker, member’s
involvement in group activities, and the benefits derived from the group, has
highly significant positive correlation with the perception of members on the
leadership of the farmer groups’ leaders. The success rate of farmer groups in the
form of the fund-raising mechanism in group members, the members’ knowledge,
the productivity and group spirit, is high, while the means for the development of
the group and member satisfaction is considered intermediate. The higher the
grade of ability of farmer groups, the success rate of the farmer groups tends
higher. A perception of members on the leadership of farmer group leader has a
real positive correlation with the success of farmer groups. The better perception
of members on the leadership of the farmer groups’ leaders brings the higher
success of farmer groups.
Some recommendations offered based on the results of the research: (1)
The farmer groups’ leaders need to retain an element of discipline,
communication skills, actively directing the structure and interaction of groups,
relationships with his members, his efforts in achieving the group's goals, and the
ability to make decisions, motivate members to do real action, and honesty in the
lead group; (2) There is a need for leadership and management training for the

farmer groups’ leaders in the level of Beginners (kelas Pemula) and Intermediate
1 (kelas Lanjut) to improve their function as the farmer groups’ leaders; (3) There
is a need to develop the leadership of farmer groups’ leaders with considers the
age, education level, motivation, and cosmopolitan issue of the group members in
creating the next leaders; (4) The agriculture extension worker need to increase
their active role in fostering farmer groups, especially in the level of Beginners
(kelas Pemula) and Intermediate 1 (kelas Lanjut); (5) There are elements that need
to be improved in order to increase the success of farmers' groups, especially the
level of Beginners (kelas Pemula) and Intermediate 1 (kelas Lanjut), namely
group members capacity development and member satisfaction; and (6) For
further research, there is a need to determine other factors associated with the
success of farmer groups, other than the leadership of the farmer groups’ leaders
variable, and the variable of farmer groups dynamics can be used as an additional
variable.
Keywords: external factors, internal factors, leadership, perception, the success
of farmers groups

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

1

PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI PADI TERHADAP
KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI
DI KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

SAPTORINI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

1

2

Penguji
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Ir Aida Vitayala S Hubeis
(Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor)

3

Judul Tesis

:

Nama
NRP

:
:

Persepsi Anggota Kelompok Tani Padi terhadap
Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani di Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah
Saptorini
I351100081

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Ninuk Purnaningsih, MSi
Ketua

Dr Ir Basita G Sugihen, MA
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Siti Amanah, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 26 Maret 2013

Tanggal Lulus:

3

4

5

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus sampai dengan
November 2012 ini ialah Persepsi Anggota Kelompok Tani Padi terhadap
Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan,
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penghargaan dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Basita Ginting
Sugihen, M.A., sebagai Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan pikiran dalam memberikan bimbingan selama ini.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S Hubeis yang telah bersedia menjadi Penguji
Luar Komisi Pembimbing dalam Ujian Tesis, dan memberikan saran-saran
perbaikan.
3. Ibu Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc. selaku Ketua Program Mayor Ilmu
Penyuluhan Pembangunan (PPN) IPB atas saran dan masukan terhadap draft
tesis.
4. Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, dan Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis mengikuti
pendidikan S2 di IPB.
5. Seluruh dosen PPN yang telah membimbing penulis selama mengikuti
perkuliahan.
6. Staf Program Studi PPN IPB (Ibu Desiar Ismoyowati) atas kerjasamanya.
7. Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Bapak Dr.
Ir. Edi Abdurachman, MS, M.Si), dan Kepala Pusat Pendidikan, Standarisasi,
dan Sertifikasi Profesi Pertanian (Bapak Ir. Heri Suliyanto, M.BA) yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program S2 di IPB.
8. Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (Bapak Ir. Zahron Helmy, MP) yang telah
meluangkan waktu untuk berdiskusi dan memberikan sumbangan pemikiran
kepada penulis.
9. Kepala Bagian Umum Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang (Ir. Mas Iski
Suharno, M.Si), Kepala Subbagian Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan (Drs. Syamsudin, MM), dan teman-teman Subbagian Pelaporan
dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang telah memberikan dorongan moril
kepada penulis.
10. Bapak Prof. Dr. Sumardjo dan Ibu Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc yang telah
memberikan rekomendasi kepada penulis, sebagai syarat pendaftaran pada
Sekolah Pascasarjana IPB.
11. Bupati Kabupaten Kebumen, dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Kebumen, yang telah memberikan izin penelitian.

5

6
12. Koordinator Penyuluh Kabupaten Kebumen (Bpk Rasyid) dan Penyuluh di
Kabupaten Kebumen (Bapak Sarwedi) atas dampingannya selama
pelaksanaan penelitian di lapangan.
13. Kepala UPTD Dinas Pertanian dan Peternakan Buayan (Bapak Solihin),
koordinator penyuluh Kecamatan Buayan (Bapak Puryadi), koordinator
penyuluh Kecamatan Rowokele (Bapak Rachmat), koordinator penyuluh
Kecamatan Ayah (Bapak Cipwiyadi) atas penerimaan dan dampingannya
selama penulis di lapangan.
14. Bapak dan Ibu Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
(THL-TBPP) Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah yang telah membantu
enumerasi dalam kegiatan penelitian ini.
15. Para petani responden dari Kelompok Tani Mitra Agro, Pakarti Saribumi,
Candi Wulan, Rukun Santoso, Kismorahayu, Tani Maju, Karya Utama, Eling
Jaya, Kedung Jaya, Sri Mulyo, Pulungsari, dan Pucung yang telah
memberikan data dan informasi pada penelitian ini.
16. Keponakan tercinta (Ririn Setyaningsih) yang telah membantu entry data
dalam kegiatan penelitian ini.
17. Bapak S. Kartoharsono (alm), Ibu Lasirah (alm), Kakak dan Saudara-saudara
atas do’a, dorongan dan semangat selama penulis menempuh dan
menyelesaikan studi di IPB.
18. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada suami
(I.
Susetiyo) dan puteri tercinta (Nadhira Dzakia Setyorini) atas segala dorongan
semangat, do’a dan kasih sayangnya.
19. Rekan-rekan mahasiswa S2 PPN-IPB 2010 khususnya Ristianasari, Sri
Ramadoan dan Roy Daniel Samboh yang telah meluangkan waktu untuk
berdiskusi, memberikan sumbangan pemikiran dan motivasi kepada penulis.
20. Rekan-rekan mahasiswa S2, S3 PPN-IPB 2010 dan 2009 yang memberikan
do’a dan dorongan kepada penulis.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Bogor,

Mei 2013
Saptorini

7

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
PENDAHULUAN .......................................................................................
Latar Belakang ...............................................................................
Masalah Penelitian .........................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Manfaat Penelitian .........................................................................

1
1
3
4
5

TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok Tani
Kemampuan Kelompok Tani
Persepsi, Sikap, dan Perilaku
Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan
Faktor Internal Petani
Faktor Eksternal Petani
Pemimpin dan Kepemimpinan
Keberhasilan Kelompok

6
6
7
8
11
11
15
16
20

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Berpikir
Hipotesis Penelitian

23
23
25

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Pengembangan Instrumen Penelitian
Jenis Data
Variabel Penelitian
Konseptualisasi
Pengukuran Variabel Penelitian
Instrumentasi
Kisi-Kisi Instrumen
Uji Validitas Instrumen
Uji Reliabilitas Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Analisis Data

26
26
26
26
28
28
28
29
31
42
43
44
44
46
47

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Letak Geografi
Topografi Wilayah

49
49
49
49

7

8

DAFTAR ISI (lanjutan)

Pola Usahatani
Penduduk
Sarana prasarana
Kelembagaan formal dan informal
Perilaku berkelompok
Review Kelompok Tani di Kabupaten Kebumen
Penilaian Kelas Kemampuan Kelompok Tani
Faktor Internal Petani Anggota Kelompok Tani ...........................
Umur ..................................................................................
Pendidikan formal .............................................................
Luas lahan ..........................................................................
Motivasi .............................................................................
Pengalaman berusahatani
Jumlah tanggungan keluarga
Kekosmopolitan
Faktor Eksternal Petani Anggota Kelompok Tani
Ketersediaan informasi
Peran penyuluh
Keterlibatan anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani
Manfaat yang diperoleh dari kelompok tani
Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok
Tani
Keberhasilan Kelompok Tani
Hasil Uji Beda Kruskal-Wallis terhadap Kelompok Responden
Korelasi Faktor Internal Petani Anggota dengan Persepsi
Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani
Korelasi Faktor Eksternal Petani Anggota dengan Persepsi
Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani
Korelasi Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua
Kelompok Tani dengan Keberhasilan Kelompok Tani

Halaman
50
50
51
51
51
52
57
59
59
60
61
62
63
64
65
67
67
69
71
72
73
87
96
100
104
108

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

113
113
113

DAFTAR PUSTAKA

114

LAMPIRAN

120

RIWAYAT HIDUP

129

9

DAFTAR TABEL

Halaman
1.

Jumlah sampel kelompok tani dan petani anggota berdasarkan kelas
kelompok tani

27

Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
faktor-faktor internal

31

Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
faktor-faktor eksternal

34

Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
persepsi anggota kelompok tani terhadap kepemimpinan ketua
kelompok tani

36

Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel
keberhasilan kelompok tani

39

6.

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

43

7.

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian

45

8.

Distribusi kelompok tani di Kabupaten Kebumen

53

9.

Keadaan umum kelompoktani contoh berdasarkan kelas
kemampuan kelompok tani

54

10.

Distribusi responden berdasarkan umur

59

11.

Distribusi responden berdasarkan pendidikan formal

60

12.

Distribusi responden berdasarkan luas lahan

61

13.

Distribusi responden berdasarkan motivasi

63

14.

Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusahatani

64

15.

Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

65

16.

Distribusi responden berdasarkan kekosmopolitan

66

17.

Distribusi responden berdasarkan ketersediaan informasi

68

18.

Distribusi responden berdasarkan peran penyuluh

70

19.

Distribusi responden berdasarkan keterlibatan anggota

71

20.

Distribusi responden berdasarkan manfaat yang diperoleh dari
kelompok tani

73

Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap upaya
ketua meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya

75

2.
3.
4.

5.

21.

9

10

DAFTAR TABEL (lanjutan)
Halaman
22.

23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.

Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap
keaktifan ketua dalam menentukan dan mengarahkan struktur serta
interaksi kelompok
Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap upaya
ketua dalam pencapaian tujuan kelompok
Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap
kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan
Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap
kemampuan ketua memotivasi tindakan nyata anggota
Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap
kejujuran ketua kelompok
Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap
kemampuan ketua kelompok dalam berkomunikasi
Distribusi responden berdasarkan persepsi anggota terhadap
kedisiplinan ketua kelompok
Distribusi responden berdasarkan sarana untuk pengembangan
kelompok
Distribusi responden berdasarkan mekanisme penghimpunan dana
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan anggota
Distribusi responden berdasarkan produktivitas kelompok
Distribusi responden berdasarkan kepuasan anggota
Distribusi responden berdasarkan semangat kelompok
Keputusan uji beda Kruskal-Wallis pada variabel faktor internal
petani anggota
Keputusan uji beda Kruskal-Wallis pada variabel faktor eksternal
petani anggota
Keputusan uji beda Kruskal-Wallis pada variabel persepsi anggota
terhadap kepemimpinan ketua kelompok
Keputusan uji beda nonparametrik Kruskal-Wallis pada variabel
keberhasilan kelompok tani
Korelasi faktor internal petani anggota dengan persepsi anggota
terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani
Korelasi faktor eksternal petani anggota dengan persepsi anggota
terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani
Korelasi persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok
tani dengan keberhasilan kelompok tani

76
78
80
82
83
85
86
88
90
91
92
94
95
97
97
99
100
101
105
109

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.

Kerangka Berpikir Penelitian

25

2.

Struktur kepengurusan pada kelompok tani Kelas Pemula dan Kelas
Lanjut

55

Struktur kepengurusan pada kelompok tani Kelas Madya dan Utama

55

3.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1.

Nilai rata-rata (mean) faktor internal petani anggota pada kelas
kelompok tani

121

Nilai rata-rata (mean) faktor eksternal petani anggota pada kelompok
responden

122

Nilai rata-rata (mean) persepsi anggota terhadap kepemimpinan
ketua kelompotani pada kelompok responden

123

Nilai rata-rata (mean) keberhasilan kelompok tani pada kelompok
responden

125

5.

Peta lokasi penelitian di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

126

6.

Peta lokasi penelitian di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen

127

7.

Peta lokasi penelitian di Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen

128

2.
3.
4.

11

12

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kepemimpinan kelompok merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi anggota kelompoknya, sehingga anggota kelompoknya bertingkah
laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin dalam upaya mencapai tujuan
kelompok. Pada umumnya perubahan perilaku kelompok sangat dipengaruhi oleh
perilaku pemimpinnya. Jika pemimpin efektif dalam mempengaruhi anggotanya
maka anggota akan berperilaku sesuai yang dikehendaki oleh pemimpin. Oleh
karena itu, kepemimpinan kelompok tani menjadi hal yang strategis untuk
diperhatikan pada upaya penyuluhan pertanian melalui pendekatan kelompok.
Pemimpin (ketua) kelompok tani dapat menampilkan berbagai fungsi
kepemimpinan dalam kelompok tani, khususnya menggerakkan anggota agar
melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok yang
direncanakan sebaik-baiknya. Kepemimpinan yang baik diharapkan dapat
membuat orang bergerak, bergiat dalam kesatuan kelompok sehingga kelompok
tersebut berhasil mencapai tujuannya.
Kepemimpinan ketua kelompok tani merupakan salah satu faktor penting
untuk mewujudkan kelompok tani yang berhasil mencapai tujuannya. Sills
(Mardikanto 1993) menyatakan bahwa efektifitas kelompok tani merupakan
keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat dilihat pada
tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan yang memuaskan anggotanya.
Kepemimpinan di dalam kelompok tani dianggap sangat penting dalam
upaya mencapai tujuan kelompok tani dan untuk mewujudkan kelompok tani yang
kuat dan mandiri. Pemerintah khususnya Kementerian Pertanian di dalam upaya
menumbuhkan kader-kader pemimpin dalam kelompok tani menetapkan
kebijakan berupa Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian No.168/Per/SM.170/J/11/11 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani, dimana aspek kepemimpinan
merupakan salah satu indikator dalam penilaian kemampuan kelas kelompok tani.
Kemampuan kelompok tani merupakan kapasitas yang dimiliki oleh kelompok
tani dalam menjalankan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan
unit produksi dalam mengembangkan usahatani (Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian 2011). Penilaian kemampuan kelompok tani
dirumuskan dengan pendekatan aspek manajemen dan aspek kepemimpinan,
meliputi: (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, (c) pelaksanaan, (d) pengendalian
dan pelaporan, (e) pengembangan kepemimpinan kelompok tani dari fungsifungsi kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.
Kemampuan kelompok tani merupakan kapasitas yang dimiliki oleh kelompok
tani dalam menjalankan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan
unit produksi dalam mengembangkan usahatani. Berdasarkan peringkat
kemampuannya dari terendah hingga tertinggi, kelompok tani diklasifikasikan
menjadi 4 (empat) kelas yaitu kelas Pemula, kelas Lanjut, kelas Madya dan kelas
Utama.
Setiap pemimpin khususnya pemimpin kelompok tani berkewajiban untuk
melaksanakan fungsi kepemimpinan dengan sebaik-baiknya sebagai upaya
1

2
menggerakkan kerjasama anggota dalam mencapai tujuan kelompok yang
telah direncanakan. Hubungannya dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
kepemimpinan, menurut Slamet (2003) pemimpin kelompok haruslah melakukan
hal-hal berikut ini agar kelompok atau organisasinya dapat dinamis atau efektif
mencapai tujuannya yaitu: (1) mengidentifikasi dan menganalisis kelompok
beserta tujuannya, (2) membangun struktur kelompok, (3) inisiatif, (4) pencapaian
tujuan, (5) mempermudah komunikasi dalam kelompok, (6) mempersatukan
kelompok (viscidity), (7) menciptakan suasana yang menyenangkan (hedonic
tone), (8) menciptakan keterpaduan kelompok (syntality), dan (9)
mengimplementasikan philosophy kelompok.
Kepemimpinan juga dapat dinilai dari figur seorang pemimpin.
Pengembangan kelembagaan petani yang efektif didukung oleh figur
kepemimpinan. Figur kepemimpinan yang utama di antaranya adalah memiliki
kejujuran, berhasil meraih kepercayaan masyarakat, memiliki kemampuan
berkomunikasi secara efektif, serta berkompeten (Sumardjo 2003).
Persepsi anggota dalam satu kelompok terhadap sesuatu hal adalah berbedabeda, termasuk persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok. Proses
pengambilan keputusan untuk terlibat dalam kegiatan kelompok sangat terkait
dengan persepsi seseorang terhadap kepemimpinan ketua kelompok.
Ketidaksukaan terhadap kepemimpinan ketua kelompok misalnya, menyebabkan
orang enggan berkelompok.
Persepsi merupakan proses psikologis yang berlangsung pada diri kita
sewaktu mengamati berbagai hal yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai proses, persepsi merupakan proses membangun kesan (forming
impressions) dan membuat penilaian (making judgements) (Biran 1998).
Langevelt dalam Harihanto 2001 juga mengatakan bahwa persepsi berhubungan
dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan
berakibat terhadap motivasi, kemauan dan perasaan terhadap stimulus tersebut.
Hal senada juga dikemukakan oleh Robbins (2008), sejumlah faktor dapat
berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Diantara
karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian,
motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan harapan. Sedangkan definisi
persepsi menurut Rakhmat (2007) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan, serta suatu proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu.
Pendekatan kelompok merupakan metode yang efektif digunakan dalam
penyuluhan pertanian. Hal ini sejalan dengan pendapat Van den Ban dan Hawkins
(1999), bahwa metode kelompok lebih menguntungkan daripada media massa
karena umpan balik yang dihasilkan mengurangi salah pengertian antara penyuluh
dan petani. Interaksi ini memberi kesempatan untuk bertukar pengalaman maupun
pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggota kelompok. Keuntungan
metode kelompok juga diungkapkan oleh Albrecht dkk. 1989 (Anantanyu 2009)
sebagai berikut: (a) Jumlah petani yang dapat dicapai jumlahnya lebih banyak, (b)
Menghemat waktu dibandingkan dengan metode individu, (c) Biaya per kapita
kelompok sasaran berkurang, (d) Memungkinkan partisipasi yang lebih besar dari
kelompok sasaran, (e) Adanya peningkatan penilaian kemampuan penyuluh oleh
petani, dan (f) Teknik-teknik dinamika kelompok dapat digunakan untuk

3
meningkatkan perluasan informasi dan meningkatkan kesediaan petani membuat
keputusan.
Berdasarkan data kelembagaan petani di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten
Kebumen memiliki jumlah kelompok tani terbanyak kedua setelah Kabupaten
Magelang (Setbakorluh Provinsi Jawa Tengah 2011). Jumlah kelompok tani di
Kabupaten Kebumen sebanyak 1.934 kelompok tani dan berdasarkan kelas
kemampuannya, dibedakan menjadi empat kelas yaitu Pemula, Lanjut, Madya,
dan Utama (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen 2012). Dengan
jumlah kelompok tani yang ada, secara teoritis seharusnya kelompok tani dapat
menjadi media transformasi untuk peningkatan kualitas petani di Kabupaten
Kebumen. Namun dilihat dari kelas kemampuannya, sebagian besar kelompok
tani (1.682 kelompok tani atau sebesar 86,97%) masih merupakan kelompok tani
kelas Pemula dan Lanjut (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen
2012). Hal ini mencerminkan bahwa ketua kelompok tani sebagai pemimpin
kelompok belum menjalankan fungsinya dengan baik sehingga kelompok tani
belum berfungsi efektif sebagai media interaksi petani dalam meningkatkan
kesejahteraannya.
Beranjak dari hal-hal tersebut di atas, maka diperlukan adanya kajian
tentang persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani dalam
upaya mencapai tujuan kelompok tani. Persepsi yang benar terhadap suatu objek
sangat diperlukan, karena persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan
perilaku. Apabila terdapat persepsi yang baik dari anggota kelompok tani terhadap
kepemimpinan kelompok tani, maka dapat digunakan sebagai indikator
keberhasilan pemimpin dalam mencapai tujuan kelompok tani yang dipimpinnya.
Sebaliknya, bila terjadi persepsi yang buruk dari anggota kelompok tani, maka
dapat dijadikan sebagai kontrol untuk peningkatan kualitas kepemimpinan dalam
mewujudkan keberhasilan kelompok tani selanjutnya.
Masalah Penelitian
Proses kepemimpinan ketua kelompok tani diharapkan dapat mewujudkan
dan mempertahankan kelompok terutama dalam membimbing dan mengarahkan
petani anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Dalam upaya pencapaian
tujuan kelompok perlu kebersamaan dan kerjasama dari anggota kelompok tani
maupun pihak lain.
Langevelt sebagaimana diacu dalam Harihanto (2001) mendefinisikan persepsi
sebagai pandangan individu terhadap suatu objek (stimulus). Akibat adanya stimulus,
individu memberikan respon berupa penerimaan atau penolakan terhadap stimulus
tersebut. Persepsi yang benar terhadap suatu objek sangat diperlukan, karena
persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku (Gibson 1986 diacu
dalam Arey 2010). Dalam konteks persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua
kelompok tani, respon ini bisa digunakan sebagai indikator keberhasilan pemimpin
dalam mewujudkan keberhasilan kelompok tani mencapai tujuan kelompok tani yang
dipimpinnya.
Produktivitas kelompok tani dapat ditingkatkan apabila kelompok dapat
berjalan dengan efektif yaitu dapat mencapai tujuannya dan memuaskan
anggotanya. Sills (Mardikanto 1993) menyatakan bahwa efektifitas kelompok tani
merupakan keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat dilihat

4
pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan yang memuaskan
anggotanya.
Kepemimpinan dalam kelompok dianggap sangat penting dalam usaha
mencapai tujuan kelompok tani. Namun demikian, masih banyak ditemui ketua
kelompok tani yang belum dapat menampilkan fungsi kepemimpinannya. Artinya,
kepemimpinan ketua kelompok tani belum sepenuhnya berjalan sebagaimana
yang diharapkan sehingga tidak mampu menjaga keberhasilan kelompok. Dengan
demikian ada tuntutan yang harus dijawab, pemimpin yang bagaimana yang ideal
bagi keberhasilan kelompok tani berdasarkan faktor internal dan eksternal petani
anggota kelompok tani serta persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua
kelompok tani.
Dari uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
dapat dikaji, di antaranya:
1. Bagaimana persepsi anggota kelompok tani terhadap kepemimpinan ketua
kelompok taninya?
2. Bagaimana hubungan antara faktor internal petani anggota (umur, pendidikan
formal, luas lahan, motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan
keluarga, kekosmopolitan) dengan persepsi anggota terhadap kepemimpinan
ketua kelompok tani?
3. Bagaimana hubungan antara faktor eksternal petani anggota (ketersediaan
informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok,
manfaat yang diperoleh dari kelompok) dengan persepsi anggota terhadap
kepemimpinan ketua kelompok tani?
4. Bagaimana tingkat keberhasilan kelompok tani mencapai tujuan?
5. Bagaimana hubungan antara persepsi anggota kelompok tani terhadap
kepemimpinan ketua kelompok tani dengan keberhasilan kelompok tani?
Tujuan Penelitian
Keberadaan kepemimpinan ketua kelompok pada kelompok tani
diharapkan dapat bermanfaat pada kinerja kelompok tani, sehingga akan
terwujud kelompok tani yang berhasil mencapai tujuannya. Anggota kelompok
sebagai bagian dari fondasi kekuatan kelompok, diharapkan memiliki
kemampuan dalam membangun kerjasama dengan ketua, menciptakan suasana
yang kondusif, menjaga keutuhan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh sebab itu dirasa perlu dilakukan kajian-kajian ilmiah dalam membantu
pengayaan ilmu pengetahuan dalam hal kepemimpinan ketua kelompok.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani.
2. Menganalisis hubungan faktor internal petani anggota (umur, pendidikan
formal, luas lahan, motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan
keluarga, kekosmopolitan) dengan persepsi anggota terhadap kepemimpinan
ketua kelompok tani tersebut.
3. Menganalisis hubungan faktor eksternal petani anggota (ketersediaan
informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok,
manfaat yang diperoleh dari kelompok) dengan persepsi anggota terhadap
kepemimpinan ketua kelompok tani tersebut.
4. Menganalisis tingkat keberhasilan kelompok tani.

5
5. Menganalisis hubungan antara persepsi anggota terhadap kepemimpinan
ketua kelompok tani dengan keberhasilan kelompok tani.
Manfaat Penelitian

1.

2.
3.

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan
dengan pengembangan kelompok tani dari aspek kepemimpinan dan
manajemen.
Memperluas pemahaman tentang pentingnya peranan pemimpin suatu
kelompok.
Salah satu acuan bagi penentu kebijakan dalam rangka penyusunan rencana
pembinaan ketua kelompok tani dan pembinaan kelompok tani, sehingga
nantinya dapat membantu kelompok-kelompok tani menjadi kelompok tani
yang maju dan mandiri dalam mendukung pembangunan ekonomi berbasis
pertanian.

6
TINJAUAN PUSTAKA

Kelompok Tani
Sebagai makhluk sosial yang memiliki tingkah laku sosial dan hidup dalam
satu medan sosial, maka setiap individu akan mengarahkan dirinya pada pribadi
lainnya, yaitu untuk bergabung dan berkelompok dengan orang-orang lain.
Dengan demikian individu tersebut akan menjadi anggota kelompok serta menjadi
bagian dari kelompok tersebut (Nuraini & Satari 2005). Menurut Iver dan Page
(Mardikanto 1993), kelompok adalah merupakan himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong.
Pengertian kelompok tani menurut Kementerian Pertanian (2007) adalah
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Keanggotaan
kelompok tani berjumlah 20-25 orang dan atau disesuaikan dengan kondisi
lingkungan masyarakat serta usahataninya. Ikatan dalam kelompok berpangkal
pada keserasian dalam arti mempunyai pandangan, kepentingan, dan kesenangan
yang sama. Diantara ketua kelompok tani dan anggota kelompok maupun diantara
sesama anggota terjalin hubungan yang luwes dan wajar. Berbagai bentuk dan
jenis kelompok tani pernah dibentuk dan dikembangkan di Indonesia.
Berdasarkan kemampuan, yang didasarkan pada sepuluh jurus kemampuan dalam
program BIMAS (Bimbingan Massal), kelompok tani dapat dibedakan menjadi
empat kelas, yaitu: kelas Pemula, kelas Lanjut, kelas Madya, dan kelas Utama
(Deptan 2002).
Penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok yang bersifat
informal yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan
penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin
terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan
pendapatan dari usahataninya. Kelompok tani juga dapat ditumbuhkan dari petani
dalam satu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih, dapat
berdasarkan domisili atau hamparan tergantung dari kondisi lingkungan
masyarakatnya dan usahataninya. Jumlah anggota kelompok tani 20 sampai 25
petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya.
Kegiatan kelompok tani yang dikelola tergantung pada kesepakatan anggotanya.
Kegiatan kelompok tani dapat berdasarkan jenis usaha, dan unsur-unsur subsistem
agribisnis, contohnya kelompok tani yang dikelola berdasarkan pengadaan sarana
produksi, produksi, pasca panen, dan pemasaran (Departemen Pertanian.2007).
Keuntungan dibentuknya kelompok tani, antara lain diungkapkan oleh
Torres (Mardikanto 1993), yaitu (1) semakin eratnya interaksi dalam kelompok
dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok, (2) semakin terarahnya
peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antarpetani, (3) semakin
cepatnya proses difusi penerapan inovasi, (4) semakin meningkatnya kemampuan
rata-rata pengembalian hutang petani, (5) semakin meningkatnya orientasi pasar,
baik yang berkaitan dengan masukan maupun produk yang dihasilkan, dan

7
(6) semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan
oleh petani sendiri.
Kelompok yang berfungsi efektif dalam lingkungan sosial menurut
Sumardjo (2003), mempunyai gejala-gejala sebagai berikut (1) keanggotaan dan
aktivitas kelompok lebih didasarkan kepada masalah, kebutuhan, dan minat
anggota, (2) kelompok tani berkembang mulai dari informal efektif dan berpotensi
serta berpeluang untuk berkembang ke formal sejalan dengan kesiapan dan
kebutuhan kelompok yang bersangkutan, (3) status kepengurusan yang dikelola
dengan motivasi mencapai tujuan bersama dan memenuhi kebutuhan dan
kepentingan bersama, cenderung lebih efektif untuk meringankan beban bersama
sesama anggota, dibandingkan bila pemecahan masalah dan pemenuhan
kebutuhan dilakukan secara sendiri-sendiri, (4) inisiatif anggota kelompok tinggi
untuk berusaha meraih kemajuan dan keefektivan kelompok karena adanya
keinginan kuat untuk memenuhi kebutuhannya, (5) kinerja kelompok sejalan
dengan berkembangnya kesadaran anggota, bila terjadi penyimpangan pengurus
segera dapat dikontrol oleh proses dan suasana demokratis kelompok, (6) agen
pembaharu cukup berperan secara efektif sebagai pengembang kepemimpinan dan
kesadaran kritis dalam masyarakat mengorganisir diri secara dinamis dalam
memenuhi kebutuhan kelompok, dan (7) kelompok tani tidak terikat harus
berbasis sehamparan, karena yang menentukan efektivitas dan dinamika
kelompok adalah keefektivan pola komunikasi lokal dalam mengembangkan
peran kelompok.
Berdasarkan berbagai pengertian mengenai kelompok tani, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok tani adalah kumpulan petani yang secara nonformal terbentuk atas dasar berbagai faktor seperti adanya kesamaan kebutuhan
dan tujuan bersama, kesamaan wilayah tempat tinggal atau kesamaan wilayah
hamparan (lahan) usahatani. Didalam kelompok tani, terjadi saling interaksi yang
mengatur upaya pemenuhan kebutuhan, pemecahan masalah dan pencapaian
tujuan bersama.
Kemampuan Kelompok Tani
Kemampuan kelompok tani merupakan kapasitas/kompetensi yang
dimiliki oleh kelompok tani dalam menjalankan fungsinya sebagai kelas belajar,
wahana kerjasama dan unit produksi dalam mengembangan usahatani.
Berdasarkan kemampuannya, kelompok tani diklasifikasikan ke dalam 4 (empat)
peringkat kelas yaitu kelas Pemula, kelas Lanjut, kelas, Madya, dan kelas Utama.
Penilaian kemampuan kelompok tani dirumuskan dengan pendekatan aspek
manajemen dan aspek kepemimpinan yang meliputi: (a) perencanaan, (b)
pengorganisasian, (c) pelaksanaan, (d) pengendalian dan pelaporan, (e)
pengembangan kepemimpinan kelompok tani dari fungsi-fungsi kelompok tani
sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi. Kelima aspek
penilaian tersebut dikenal dengan Panca Kemampuan Kelompok tani atau Pakem
Poktan (BPPSDMP 2011).
Klasifikasi
kemampuan kelompok tani diarahkan untuk memiliki
kemampuan sebagai berikut (BPPSDMP 2011):
(1) Kemampuan merencanakan, meliputi kegiatan merencanakan kebutuhan
belajar, merencanakan pertemuan/musyawarah, merencanakan pemanfaatan

8

(2)

(3)

(4)

(5)

sumberdaya (pelaksanaan rekomendasi teknologi), merencanakan kegiatan
pelestarian lingkungan, merencanakan definitif kelompok (RDK), Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan rencana kegiatan kelompok
lainnya, merencanakan kegiatan usaha (usahatani berdasarkan analisa usaha,
peningkatan usaha kelompok, produk sesuai permintaan pasar, pengolahan
dan pemasaran hasil, penyediaan jasa).
Kemampuan mengorganisasikan, meliputi kegiatan: menumbuhkembangkan
kedisiplinan kelompok, menumbuhkembangkan kemauan/motivasi belajar
anggota, mengembangkan aturan organisasi kelompok, mengorganisasikan
pembagian tugas anggota dan pengurus kelompok tani.
Kemampuan melaksanakan, meliputi kegiatan: melaksanakan proses
pembelajaran secara kondusif, melaksanakan pertemuan dengan tertib,
melaksanakan kerjasama penyediaan jasa pertanian, melaksanakan kegiatan
pelestarian lingkungan, melaksanakan pembagian tugas, menerapkan
kedisiplinan kelompok secara taat azas, melaksanakan dan mentaati
kesepakatan anggota, melaksanakan dan mentaati peratura/perundangan yang
berlaku, melaksanakan pengadministrasian/pencatatan kegiatan kelompok,
melaksanakan pemanfaatan sumberdaya secara optimal, melaksanakan RDK
dan RDKK, melaksanakan kegiatan usahatani bersama, melaksanakan
penerapan teknologi, melaksanakan pemupukan dan penguatan modal
usahatani, melaksanakan pengembangan fasilitas dan sarana kerja,
melaksanakan dan mempertahankan kesinambungan produktivitas.
Kemampuan melaksanakan pengendalian dan pelaporan, meliputi kegiatan:
mengevaluasi kegiatan perencanaan, mengevaluasi kinerja kelembagaan,
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan kelompok tani, menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan.
Kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani, meliputi
kegiatan: mengembangkan keterampilan dan keahlian anggota dan pengurus
kelompok tani, mengembangkan kader-kader pemimpin, meningkatkan
kemampuan anggota untuk melaksanakan hak dan kewajiban, meningkatkan
hubungan kerjasama dalam pengembangan organisasi, meningkatkan
hubungan kerjasama dalam pengembangan usahatani, mengembangkan usaha
kelompok, meningkatkan hubungan kerjasama dengan mitra.
Persepsi, Sikap, dan Perilaku

Persepsi. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon
terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus
masuk kedalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui
proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard
1991).
Sejumlah ahli sosial, telah mendefinisikan persepsi. Persepsi, menurut
Rakhmat (2007) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991) menjelaskan
bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang
individu. Persepsi mempunyai implikasi penting untuk tingkah laku seseorang,

9
dan akan menentukan cara ia akan bersikap dan berinteraksi dengan obyek (benda
lain, orang, maupun peristiwa) yang dipersepsi tersebut.
Persepsi, menurut Biran (1998) merupakan proses psikologis yang
berlangsung pada diri kita sewaktu mengamati berbagai hal yang kita temui alam
kehidupan sehari-hari. Sebagai proses, persepsi merupakan proses membangun
kesan (forming impressions) dan membuat penilaian (making judgements).
Langevelt sebagaimana diacu dalam Harihanto (2001), mendefinisikan
persepsi sebagai pandangan individu terhadap suatu objek (stimulus). Akibat
adanya stimulus, individu memberikan respon berupa penerimaan atau penolakan
terhadap stimulus tersebut. Dalam konteks persepsi anggota kelompok tani
terhadap kepemimpinan kelompok tani, respon ini bisa digunakan sebagai
indikator keberhasilan pemimpin dalam mengefektifkan kelompok tani yang
dipimpinnya. Langevelt (Harihanto 2001) juga mengatakan bahwa persepsi
berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus
yang akan berakibat terhadap motivasi, kemauan dan perasaan terhadap stimulus
tersebut. Hal senada juga dikemukakan oleh Robbins (2008), sejumlah faktor
dapat berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Diantara
karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian,
motivasi, kepentingan atau minat, pengalaman dan harapan.
Definisi lain tentang persepsi menurut Munir (Arimbawa 2004), terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor internal adalah (1) keturunan/hereditas, (2) kondisi dan tuntutan
biologis/fisiologis, (3) kecerdasan/pendidikan, (4) proyeksi diri (asumsi tentang
perilaku orang lain yang dikaitkan dengan nilai-nilai d