KESIMPULAN Pengaruh Variasi Perbandingan Eceng Gondok dan Tempurung Kelapa serta Variasi Kadar Perekat Tapioka Terhadap Karakteristik Briket

55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kadar abu semakin rendah jika tempurung kelapa semakin banyak dan kadar perekat tapioka semakin sedikit di dalam briket. Kadar abu terendah diperoleh pada perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 5 yaitu 8,2118. 2. Kadar air akan semakin rendah dengan semakin meningkatnya jumlah tempurung kelapa dan semakin sedikitnya kadar perekat tapioka. Kadar air terendah terdapat pada briket perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 5 yaitu 1,2893. 3. Kadar zat volatil yang diperoleh akan semakin rendah dengan semakin sedikitnya tempurung kelapa dan perekat tapioka di dalam briket. Kadar zat volatil terendah terdapat pada briket perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:1 dengan perekat tapioka 5 yaitu 13,6459. 4. Nilai kalor semakin tinggi dengan semakin banyaknya jumlah tempurung kelapa didalam briket, nilai kalor tertinggi diperoleh pada perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 10 yaitu 6.879,5965 kalgr. 5. Nilai kerapatan semakin meningkat seiring semakin banyaknya tempurung kelapa dan perekat tapioka di dalam briket. Nilai kerapatan tertinggi pada perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 15 yaitu 1,0218. 6. Laju pembakaran semakin rendah dengan semakin banyaknya tempurung kelapa dan perekat tapioka di dalam briket. Laju pembakaran terendah diperoleh pada perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 15 yaitu 2,90x10 -3 grdetik. 7. Kuat tekan briket akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya perekat tapioka di dalam briket. Nilai kuat tekan tertinggi diperoleh pada Universitas Sumatera Utara 56 briket perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan perekat tapioka 15 yaitu 21,2314 kgcm 2 . 8. Perbandingan yang ideal terdapat pada variasi perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 menggunakan kadar perekat tapioka 10 yaitu kadar abu 9,7181, kadar air 1,3745, kadar zat volatil 14,8141, nilai kalor 6.879,5965 kalgr, nilai kerapatan 0,9836 grcm 3 , laju pembakaran 3,02x10 -3 grdetik dan kuat tekan 18,4006 grcm 2 . 9. Briket yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif sebab telah memenuhi SNI dan standar negara lainnya seperti Jepang, Amerika, dan Inggris sehingga dapat dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri. 10. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan total biaya produksi briket dari hasil penelitian yaitu sebesar Rp 11.689,24kg. Untuk pembuatan briket dalam jumlah yang besar diperkirakan dapat mengurangi biaya produksi, sehingga harga jual dapat ditekan. Pembuatan briket ini berpotensi untuk mengurangi limbah eceng gondok dan tempurung kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energialternatif.

5.1 SARAN