Hasil Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre Perhitungan Nilai LC

23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Daun Garcinia benthami Pierre

Ekstraksi dibuat dari daun Garcinia benthami Pierre yang diambil sebanyak 6 kg daun segar dari Kebun Raya Bogor. Pengeringan daun dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik BALITRO agar proses pengeringan berlangsung lebih cepat. Dari proses pengeringan didapatkan berat daun menjadi 3,5 kg. Daun juga telah diidentifikasi serta determinasi di Pusat Penelitian Biologi LIPI –Bogor. Proses pembuatan ekstraksi daun Garcinia benthami Pierre dilakukan dengan cara maserasi bertingkat, berdasarkan tingkat kepolaran dari masing-masing pelarut. Pelarut yang digunakan secara berurutan, yaitu n-heksan, etil asetat, dan methanol. Pada penelitian ini, pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Dari hasil proses maserasi didapatkan filtrat akhir pelarut n-heksan sebanyak 1100 ml. Hasil ekstrak kental dari daun Garcinia benthami Pierre yang didapat sebanyak 5 g. Hasil ekstrak kental yang telah didapat, ditimbang sebanyak 2 g kemudian dilakukan pengenceran pada konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm. Untuk melarutkan ekstrak n-heksan perlu ditambahkan DMSO sebanyak 2 ml. Penambahan DMSO pada ekstrak n-heksan sebelum ditambahkan aquades bertujuan untuk membantu kelarutan senyawa uji dalam aquades sehingga senyawa dapat terlarut secara merata.

4.2 Perhitungan Nilai LC

50 Hasil potensi aktivitas antikanker dapat diketahui dari jumlah kematian larva Artemia salina Leach karena disebabkan adanya pengaruh dari pemberian ekstrak daun Garcinia benthami Pierre pada konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 500 ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm pada tabung 24 reaksi. Hal ini disebabkan karena adanya pengenceran akibat penambahan air laut 9 ml pada tabung reaksi. Tabel 4.1. Mortalitas Larva Artemia salina Leach dengan Ekstrak n-heksan Daun Garcinia benthami Pierre Ekstrak n-heksan daun Garcinia benthami Pierre Mortalitas larva Artemia salina Leach Konsentrasi Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan III mati 5 ppm 1 3,33 10 ppm 1 1 6,67 20 ppm 1 1 1 10 50 ppm 1 2 1 16,67 100 ppm 2 1 3 20 150 ppm 3 2 2 23,33 250 ppm 2 3 3 26,67 500 ppm 3 3 3 30 1000 ppm 4 3 3 33,33 1500 ppm 4 3 4 36,67 Kontrol negatif air laut 0,00 Hasil Artemia salina Leach yang mengalami kematian dengan penambahan ekstrak n-heksan yang telah dilakukan 3 kali pengulangan triplikat sehingga didapatkan persen kematian dari masing-masing konsentrasi sebagai berikut: 1. Pada konsentrasi 5 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 3, 33. 2. Pada konsetrasi 10 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 6,67. 3. Pada kosentrasi 20 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 10. 25 4. Pada konsentrasi 50 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 16,67. 5. Pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 20. 6. Pada konsentrasi 150 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 23,33 7. Pada konsentrasi 250 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 26,67 8. Pada konsentrasi 500 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 30 9. Pada konsnetrasi 1000 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 33,33 10. Pada konsnetrasi 1500 ppm menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 36,67 11. Pada kontrol negatif menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach sebesar 0,00 Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak n- heksan daun Garcinia benthami Pierre yang diberikan pada larva Artemia salina Leach maka semakin tinggi pula persen larva kematian Artemia salina Leach. Akan tetapi kematian 50 larva didapatkan pada konsentrasi 1000 ppm sehingga ekstrak n-heksan daun Garcinia benthami Pierre disimpulkan tidak mempunyai potensi toksik dengan uji BSLT. Berikut hasil analisis uji toksisitas ekstrak n-heksan daun Garcinia benthami Pierre dengan metode BSLT pada tabel di bawah ini. 26 Tabel 4.2 Data Hasil Uji Toksisitas Ekstrak n-heksan Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test BSLT Hasil Uji Hasil Perhitungan Konsentrasi ppm Log konsentrasi X mati Probit Y X 2 Y 2 XY 0,00 0,00 0,00 5 0,69 3,33 3,1616 0,48 9,99 2,18 10 1 6,67 3,5015 1 12,26 3,50 20 1,30 10 3,7184 1,69 13,83 4,83 50 1,69 16,67 3,8877 2,86 15,11 6,57 100 2 20 4,1684 4 17,38 8,34 150 2,18 23,33 4,2710 4,75 18,24 9,31 250 2,39 26,67 4,3781 5,71 19,17 10,46 500 2,69 30 4,4756 7,24 20,03 12,04 1000 3 33,33 4,5684 9 20,87 13,70 1500 3,18 36,67 4,6602 10,11 21,72 14,82 ∑ 20,12 40,79 46,84 168,6 85,75 Nilai slope m = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Intersep b = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Sehingga nilai slope m = – = = = 0,57 27 Intersep b = = = = 2,91 Sehingga persamaan garis lurus hubungan antara Y nilai probit dari kematian dengan X log dosis adalah Y = 0,57X +2,91 Y=0,57X+2,91 5=0,57X+2,91 2,09=0,57X X=3,6 Antilog 3,6= 3981, jadi LC 50 untuk zat uji diatas adalah 3981 ppm. Untuk memastikan kebenaran perhitungan, maka dilakukan perhitungan regresi linier dengan Microsoft Excel. Grafik 4.1 Grafik Regresi Linier ekstrak daun Garcinia benthami Pierre Sehingga didapatkan persamaan linier Y= 0,581x + 2,907 y = 0,5814x + 2,9075 R² = 0,9694 1 2 3 4 5 1 2 3 4 N il ai Pr o b it Log Konsentrasi Regresi Linier Ekstrak Daun Garcinia benthami Pierre Series1 Linear Series1 28 Berdasarkan persamaan linier tersebut didapatkan nilai LC 50 : Y= 0,581x + 2,907 5= 0,581x + 2,907 2,093 = 0,581x X= 3,6 Antilog 3,6 = 3981 Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan mempunyai nilai LC 50 sebesar 3981 ppm dapat dikatakan memiliki nilai LC 50 1000 ppm. Ekstrak dikatakan bersifat toksik jika harga LC 50 1000 ppm, sedangkan untuk senyawa murni jika LC 50 200 ppm berpotensi sebagai antikanker. 13 Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan memiliki nilai LC 50 1000 ppm bersifat non toksik terhadap larva Artemia salina Leach sehingga diperkirakan tidak memiliki potensi antikanker. Perhitungan nilai LC 50 juga dilakukan dengan menggunakan metode analisis probit dengan software SPSS 16. Melalui perangkat tersebut dapat ditentukan hubungan linearitas antara konsentrasi formula terhadap probit kematian dari larva udang. Berdasarkan pengujian menggunakan software SPSS 16 tersebut, diperoleh nilai LC 50 sebesar 4587,051 lampiran 7. Distribusi data juga sudah diuji menggunakan uji normalitas. Sampel yang digunakan 50, maka menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Nilai p-value yang diperoleh 0,05 artinya distribusi data normal lampiran 7. Untuk menguji apakah kematian larva Artemia salina Leach disebabkan karena pengaruh DMSO maka dilakukan pengujian BSLT dengan DMSO tanpa ekstrak. Hasil pengujian dengan DMSO dapat dilihat pada tabel 4.3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kadar DMSO yang tertinggi sebesar 2000 ppm, persentase kematian larva Artemia salina Leach hanya 13.33. Hal ini menunjukkan bahwa DMSO sebagai pelarut ekstrak tidak berefek signifikan pada kematian larva pada konsentrasi ekstrak 2000 ppm yang mengakibatkan kematian larva sebesar 90. Bila dihitung 2000 ppm DMSO setara dengan 0.2 kadar 29 DMSO dalam larutan. Hal ini masih sesuai dengan penelitian sebelumnya pada sel mast yang menyebutkan kadar DMSO 0.4 tidak menyebabkan eksositosis histamine dari sel mast. 25 Selain itu, pada penelitian lain juga menyebutkan penambahan DMSO tidak boleh lebih dari 50 μl, karena jika lebih akan dapat menyebabkan kematian pada larva udang. 26 Pada penelitian ini konsentrasi akhir terbesar pada ekstrak kadar DMSO nya 20 μl. Sedangkan kontrol negatif mortalitas 0 10 ml air laut tanpa pemberian ekstrak yang telah diberikan tidak memberikan kematian pada larva Artemia salina Leach sehingga larva yang mati merupakan pengaruh senyawa toksik dari ekstrak daun Garcinia benthami Pierre yang diuji bukan karena pengaruh faktor lainnya. Tabel 4.3 Mortalitas Larva Artemia salina Leach dengan Pemberian DMSO Sebagai Kontrol DMSO Mortalitas larva Artemia salina Leach Konsentrasi Pengulangan I Pengulangan II Pengulangan III mati Kontrol negatif air laut 0,00 5 ppm 0,00 10 ppm 0,00 20 ppm 0,00 50 ppm 0,00 100 ppm 0,00 150 ppm 0,00 250 ppm 0,00 500 ppm 1 3,33 1000 ppm 1 1 6,66 1500 ppm 1 1 1 10 2000 ppm 2 1 1 13,33 30

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 23 64

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Plantago lanceolata L. TERHADAP LARVA Artemia salina Leach. DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

0 0 14