48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya. Untuk mengatur rekam medis ini agar selalu dapat
terjaga dan mudah ditemukan kembali dengan baik tentunya dibutuhkan suatu manajemen. Untuk mengetahui manajemen rekam medis pada suatu rumah sakit
peneliti melakukan penelitian dengan mengangkat judul Manajemen Rekam Medis Dalam Temu Kembali Dokumen di Rumah Sakit Haji Medan.
Berdasarkan data wawancara dan pengamatan yang diperoleh dari beberapa informan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pengadaan rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan memiliki dua prosedur yang berbeda yaitu rekam medis Pasien Rawat Jalan dan Pasien
Rawat Inap. Alur kerjanya pun sudah berdasarkan pada buku pedoman yang dikeluarkan Rumah Sakit Haji Medan
2.
Sistem penomoran rekam medis pada Rumah Sakit Haji Medan berdasarkan pada
unit numbering sistem,
yaitu setiap pasien memiliki satu nomor rekam medis yang berlaku untuk berobat jalan, rawat inap dan
gawat darurat. Setiap pasien memiliki satu nomor rekam medis yang
terdiri dari 6 enam digit dan berlaku untuk seterusnya.
3.
Sistem penyimpanan rekam medis pada Rumah Sakit Haji Medan dilakukan secara sentralisasi, dimana penyimpanan rekam medis seorang
pasien dalam satu kesatuan baik catatan rawat jalan, gawat darurat maupun rawat inap .
4.
Sistem penjajaran rekam medis pada Rumah Sakit Haji Medan menggunakan sistem angka langsung
straight numerical filling system ,
yaitu penyimpanan dengan mensejajarkan dokumen rekam medis berdasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya pada rak
penyimpanan. Kebijakan rumah sakit yaitu setiap rak penjajaran memuat 100 nomor rekam medis. Kenyataannya kebijakan ini sudah tidak
diterapkan lagi karena banyak pasien yang masuk perhari lebih dari 100
Universitas Sumatera Utara
49
pasien. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan pad arak penyimpanan.
5.
Jadi penyusunan rekam medis yang ada sekarang disusun hanya berdasarkan kronologis yaitu jenis pembayaran, bulan dan tahun pasien
datang berobat, kemudian berkas di tumpukkan di lantai. Tentunya hal ini menghambat sistem kerja pada sub unit rekam medis Rumah Sakit Haji
Medan.
6.
Sistem pengolahan rekam medis pada Rumah Sakit Haji Medan melalui langkah berikut :
a. Assembling Rekam Medis
yaitu pemilahan terhadap lembaran-lembaran rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan.
b. Koding Coding
yaitu klasifikasi penyakit dari pasien-pasien di Rumah Sakit Haji Medan yang dibuat berdasarkan buku ICD X.
c. Evaluasi
yaitu penilaian terhadap rekam medis agar kedepannya rekam medis lebih baik lagi.
7.
Pendistribusian rekam medis pada Rumah Sakit Haji Medan masih dilakukan secara manual.
8.
Tata cara pengambilan rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan yaitu dilakukan berdasarkan pada perundang-undangan Permenkes, dimana
rekam medis hanya menjadi hak milik rumah sakit dan pasien. Untuk peminjaman dilakukan secara tertutup, yaitu tidak boleh dibawa pulang
hanya dibaca dilingkungan rekam medis.
9.
Proses penemuan kembali rekam medis dilakukan berdasarkan panduan kartu berobat yang telah diberikan kepada pasien. Jika pasien lupa
membawa kartu maka petugas mencari data pasien yang sudah tersimpan dalam sistem komputer berdasarkan identitas pasien.
10.
Proses pemusnahan rekam medis dilakukan 10 tahun sekali untuk rekam medis pasien yang sudah tidak aktif lagi.
Universitas Sumatera Utara
50
5.2 Saran