dalamnya banyak disisipkan syair-syair para pujangga dan ulama. Begitu besar perhatian al-Zarnûjî melalui kita
Ta’lîm-nya tersebut terhadap sifat- sifat yang harus dimiliki oleh anak didik, karena sifat-sifat tersebut bisa
mengantarkan anak didik menuju kesuksesan di dunia dan akhirat.
4. Materi pendidikan
Dalam Ta’lîm al-Muta’allim sebagaimana karya ulama‟ salaf
lainnya, al-Zarnûjî menempatkan ilmu dalam skala prioritas paling utama, sebab eksistensinya sangat menentukan pola pandang hidup, corak
berpikir, sikap dan prilaku seseorang. Beragamnya ilmu pengetahuan yang berkembang, menuntut seorang
pelajar harus berhati-hati dalam memilih dan memilah mana di antara buku-buku bacaan ilmiah yang bisa mengantarkannya ke jalan yang lebih
positif dan berpikir dengan benar terutama bila menyangkut teologis. Yang dimaksud dengan materi pengajaran di sini ialah ilmu yang
diberikan kepada anak didik yang telah disusun secara sistematis berencana.
Menurut al-Zarnûjî, ada beberapa macam ilmu yang perlu diberikan kepada orang Islam, yaitu:
a. Ilmu hal, maksudnya adalah ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Ilmu hal ini wajib dipelajari oleh setiap muslim wajib
‘ain. Wajib pula bagi setiap muslim mempelajari ilmu pengetahuan yang memadai, seperti
ilmu untuk mengenal Tuhan dan sifat-sifat Rasulnya, salat, puasa, zakat dan haji.
47
b. Ilmu-ilmu wa șilah atau ilmu-ilmu bantu. Menurut al-Zarnûjî
mempelajari pengetahuan tentang sesuatu yang berkaitan erat dengan pelaksanaan suatu kewajiban agama hukumnya wajib. Karena
menurut beliau sesuatu yang menjadi sarana untuk terlaksananya suatu yang fardu, maka sesuatu itu menjadi fardu pula. Contoh, belajar
47
Busyairi Madjidi, Konsep Pendidikan para Filosofi Muslim …, h. 111. Lihat juga Al-
Zarnûjî, Ta’lîm al-Muta’allim…, h. 4.
membaca Fatihah itu menjadi wajib hukumnya, sebab Fatihah itu menjadi sarana untuk terlaksananya kewajiban salat.
48
c. Ilmu ahwâl al-qulûb, yakni pengetahuan tentang kerohanian seperti tawakal, taubat, rida dan sebegainya. Ilmu ini wajib dipelajari
dikarenakan ilmu ini selalu dialami di setiap keadaan. d. Ilmu pengetahuan tentang kepribadian, baik yang terpuji maupun yang
tercela, seperti dermawan, kikir, takut, berani, kesombongan, rendah hati, iffah, israf berlebihan dan lain sebagainya. Sifat-sifat seperti
sombong, penakut, boros hukumnya haram. Dan kita tidak mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat tersebut tanpa mempelajari sifat-sifat
tersebut dan kebalikan-kebalikannya.
49
e. Ilmu ketabiban, termasuk ilmu tentang kesehatan, obat-obatan dan penyakit. Menurut al-Zarnûjî mempelajari ilmu ini diperbolehkan
sebagaimana halnya ilmu pengobatan sebagaimana pada umumnya.
50
Di samping ilmu pengetahuan yang wajib dipelajari dan yang boleh, al-Zarnûjî juga menunjuk beberapa ilmu yang haram untuk dipelajari,
seperti halnya mempelajari ilmu nujum meramalkan sesuatu berdasarkan ilmu perbintangan dan astrologi. Menurut beliau ilmu nujum tidak ada
manfaatnya justru membahayakan. Akan tetapi apabila ilmu ini dipelajari dan digunakan hanya sekedar untuk mengetahui arah kiblat dan waktu
salat maka hukumnya boleh.
51
5. Metode belajar