Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Instrumen Pengukuran Kinerja Pada PT. Unitex, Tbk

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD
SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA
PADA PT. UNITEX, Tbk

Oleh
KURNIA TRI PUSPITA
H24103031

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRAK
Kurnia Tri Puspita H24103031. Perancangan Balanced Scorecard Sebagai
Instrumen Pengukuran Kinerja Pada PT Unitex, Tbk di bawah bimbingan Wita
Juwita Ermawati, STP. MM
Peningkatan pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT)
membuat persaingan antar perusahaan dalam industri yang sama semakin
meningkat. Dalam upaya peningkatan daya saing, PT Unitex selalu meningkatkan
kemampuan kinerja perusahaan. Penilaian kinerja yang dilakukan PT Unitex

menggunakan ukuran keuangan untuk pengukuran keberhasilan perusahaan.
Laporan keuangan yang digunakan sebagai pengukuran kinerja hanya memuat
aspek keuangan. Sehingga aspek nonkeuangan yang tidak tertera dalam laporan
keuangan kurang diperhatikan dalam peningkatan kemampuan kinerja
perusahaan. Salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan yang mencakup
aspek keuangan dan nonkeuangan adalah Balanced Scorecard (BSC). Melihat
kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator yang selama
ini digunakan PT Unitex, memperoleh peta strategi BSC, memperoleh sistem
pengukuran kinerja yang sesuai dengan BSC, dan menganalisis kinerja yang telah
dicapai pada tahun 2005 dengan pendekatan BSC.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer, dan
sekunder. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis
SWOT, BSC, AHP, analisis kepuasan kerja dan motivasi karyawan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan indikator yang digunakan PT Unitex
dalam melakukan pengukuran kinerja adalah penjualan, analisis neraca, analisis
rugi laba, liquiditas, dan profitabilitas. Rancangan peta strategi BSC pada PT
Unitex diawali dengan perumusan sasaran strategis pada perspektif BSC. Sasaran
strategis perspektif keuangan yang akan dicapai adalah pertumbuhan
profitabilitas, melalui pertumbuhan penjualan dan keunggulan biaya. Sasaran
strategis dalam perspektif pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan

kepercayaan konsumen serta menjalin hubungan berkualitas dengan konsumen.
Sasaran strategis perspektif proses bisnis internal adalah pengembangan produk
diferensiasi, efisiensi dan efektifitas produksi, serta peningkatan proses layanan
pada pelanggan. Sasaran startegis dalam perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran, yaitu peningkatan kualitas dan kapabilitas karyawan, serta
komitmen karyawan. Penentuan ukuran hasil dalam perspektif BSC ditunjukkan
dengan ROI (return on investment), COGS per sales, tingkat pertumbuhan
penjualan, market share dan customer retention, jumlah pengembangan produk
diferensiasi, margin laba operasi, waste, dan service error rate, jumlah karyawan
yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, indeks kepuasan dan motivasi
karyawan dan turnover rate. Penentuan prioritas inisiatif strategik dalam BSC
dengan menggunakan AHP, diperoleh bahwa peningkatan kualitas produk dalam
perspektif pelanggan menjadi prioritas utama, sedangkan dalam keberhasilan
pencapaian sasaran strategis dibutuhkan inisatif strategi lainnya dari ketiga
perspektif BSC.
Secara keseluruhan, hasil pencapaian kinerja perusahaan dalam BSC
diperoleh skor sebesar 58,13 persen dari pencapaian target. Kondisi ini
menunjukkan kinerja perusahaan masih belum optimal.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD

SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA
PADA PT. UNITEX, Tbk

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertaniaan Bogor

Oleh
KURNIA TRI PUSPITA
H24103031

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD
SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA
PADA PT. UNITEX, Tbk

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertaniaan Bogor

Oleh
KURNIA TRI PUSPITA
H24103031
Menyetujui,

Maret 2007


Wita Juwita Ermawati, STP. MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 26 Februari 2007

Tanggal Lulus:

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Kurnia Tri Puspita, dilahirkan di Brebes pada 8
Desember 1985. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, putri dari
pasangan Bapak Drs. Titing Sumadji dan Ibu Susijanti.
Setelah menyelesaikan sekolah di bangku taman kanak-kanak pada tahun
1991 di TK Pertiwi Pasarbatang Brebes, kemudian penulis melanjutkan sekolah

dasar di SD Negeri Pasarbatang V Brebes. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan
sekolah ke SLTP Negeri II Brebes, setelah itu melanjutkan ke SMU Negeri I
Brebes pada tahun 2000. Setelah lulus SMU pada tahun 2003, penulis
melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI).
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi. Penulis
diamanahi sebagai Sekretaris Korporat 1 Centre of M@nagement (COM@)
periode 2004-2005, Bendahara Keluarga Pelajar Daerah Brebes (KPMDB)
Wilayah Bogor periode 2004-2005, Bendahara Departemen Politik Kajian
Strategi dan Advokasi BEM FEM IPB periode 2005-2006, Bendahara Rohis
Manajemen periode 2005-2006, Sekretaris Keluarga Ekonomi dan Manajemen
Pecinta Alam (KAREMATA) periode 2005-2007, Bendahara Umum KPMDB
Pusat periode 2006-2008 dan aktif bergabung di kepanitiaan kegiatan lainnya
seperti X Jobs (Rangakaian Dies Natalis FEM IPB Ke-4) tahun 2005, Banking
Goes To Campus (Rangkaian Dies Natalis FEM IPB ke-5) tahun 2006.

iv

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, hidayah
dan kesempurnaan cinta yang diberikan pada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perancangan Balanced Scorecard Sebagai
Instrumen Pengukuran Kinerja Pada PT Unitex, Tbk dengan baik.
Secara khusus, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan atas bantuan yang telah diberikan selama menjalani
penelitian maupun saat penyusunan skripsi ini kepada :
1.

Wita Juwita Ermawati, STP., MM selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bantuan, saran dan pengarahan yang berarti.

2.

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA dan Farida Ratna Dewi,
SE. MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan pengarahan serta saran.

3.


Ir. Sukoco selaku pembimbing lapang dan seluruh karyawan PT Unitex, Tbk
yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam memperoleh
data, saran, masukan yang berarti bagi penelitian ini.

4.

Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, semangat dan
doa yang tak pernah henti untuk keberhasilan penulis. Dan Kakak-kakak ku,
Mas Yayan, Mas Didie serta Mba Ocha atas kasih sayang, doa, bantuan, dan
saran.

5.

Imam Nur Sidhik atas, kesabaran, motivasi dan doanya.

6.

Keluarga di KAREMATA, Kochang, Cilok, Japun, JW, Abrol, Bajul, Nenen,
K’Indra, K’Dono, K’Tunggul, Buray, Uchi, Sedheng, Menyeng, K’ Maul,
K’Achong, K’Baskom, dan semua keluarga ku terima kasih atas

persaudaraan, bantuan, doa, dan motivasinya.

7.

Mas Yame yang udah mau dengerin keluh kesah penulis dan atas doa, saran,
serta motivasinya.

8.

Sony, Yenni, Indras, Melly, Irma, Whina, Rae, Adit, Ian, Irwan, T’Yunia,
Tika, Lely, Eva, Linda, Evi, Vica, Dedy, Sansa, dan temen-temen manajemen
40 lainnya tercinta atas persahabatan, doa, dan motivasinya.

v

9.

Teman satu bimbingan skripsi Kania, Ruslan, dan Amie, atas semangat dan
doanya.


10. Mas Dedi, Mas Hadi, Pak ‘Cep, Mba Dina, Mas Iwan, dan seluruh Staff
Departemen Manajemen FEM IPB lainnya atas bantuannya.
11. Keluarga ku di Fricy, Mba Ian, Sita, Nica, Ami, Restu, Lia, Mbo Tika, Nien,
Ririe, Dina, Sari, Sarah, Mba Wanda, Teh Nung atas persaudaraan, motivasi
dan doa.
12. Chaer for being my best friend.
13. Mba Tintan dan De Ary atas doa dan motivasinya.
14. K’Denden dan K’ Eko Rendro atas referensi, masukan, bantuan, saran, dan
doanya.
15. Rekan-rekan di KPMDB Pusat, Mas Hendrik, Mba Alif, Mas Imam, Mas
Haris, Mas Irwan, Mas Darwanto, Mas Arwan atas pengertiaan, kerjasama
dan kesempatannya untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada
dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi sempurnanya karya ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi semuanya.

Bogor, Maret 2007


Penulis

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD
SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA
PADA PT. UNITEX, Tbk

Oleh
KURNIA TRI PUSPITA
H24103031

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRAK
Kurnia Tri Puspita H24103031. Perancangan Balanced Scorecard Sebagai
Instrumen Pengukuran Kinerja Pada PT Unitex, Tbk di bawah bimbingan Wita
Juwita Ermawati, STP. MM
Peningkatan pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT)
membuat persaingan antar perusahaan dalam industri yang sama semakin
meningkat. Dalam upaya peningkatan daya saing, PT Unitex selalu meningkatkan
kemampuan kinerja perusahaan. Penilaian kinerja yang dilakukan PT Unitex
menggunakan ukuran keuangan untuk pengukuran keberhasilan perusahaan.
Laporan keuangan yang digunakan sebagai pengukuran kinerja hanya memuat
aspek keuangan. Sehingga aspek nonkeuangan yang tidak tertera dalam laporan
keuangan kurang diperhatikan dalam peningkatan kemampuan kinerja
perusahaan. Salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan yang mencakup
aspek keuangan dan nonkeuangan adalah Balanced Scorecard (BSC). Melihat
kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator yang selama
ini digunakan PT Unitex, memperoleh peta strategi BSC, memperoleh sistem
pengukuran kinerja yang sesuai dengan BSC, dan menganalisis kinerja yang telah
dicapai pada tahun 2005 dengan pendekatan BSC.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer, dan
sekunder. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis
SWOT, BSC, AHP, analisis kepuasan kerja dan motivasi karyawan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan indikator yang digunakan PT Unitex
dalam melakukan pengukuran kinerja adalah penjualan, analisis neraca, analisis
rugi laba, liquiditas, dan profitabilitas. Rancangan peta strategi BSC pada PT
Unitex diawali dengan perumusan sasaran strategis pada perspektif BSC. Sasaran
strategis perspektif keuangan yang akan dicapai adalah pertumbuhan
profitabilitas, melalui pertumbuhan penjualan dan keunggulan biaya. Sasaran
strategis dalam perspektif pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan
kepercayaan konsumen serta menjalin hubungan berkualitas dengan konsumen.
Sasaran strategis perspektif proses bisnis internal adalah pengembangan produk
diferensiasi, efisiensi dan efektifitas produksi, serta peningkatan proses layanan
pada pelanggan. Sasaran startegis dalam perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran, yaitu peningkatan kualitas dan kapabilitas karyawan, serta
komitmen karyawan. Penentuan ukuran hasil dalam perspektif BSC ditunjukkan
dengan ROI (return on investment), COGS per sales, tingkat pertumbuhan
penjualan, market share dan customer retention, jumlah pengembangan produk
diferensiasi, margin laba operasi, waste, dan service error rate, jumlah karyawan
yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, indeks kepuasan dan motivasi
karyawan dan turnover rate. Penentuan prioritas inisiatif strategik dalam BSC
dengan menggunakan AHP, diperoleh bahwa peningkatan kualitas produk dalam
perspektif pelanggan menjadi prioritas utama, sedangkan dalam keberhasilan
pencapaian sasaran strategis dibutuhkan inisatif strategi lainnya dari ketiga
perspektif BSC.
Secara keseluruhan, hasil pencapaian kinerja perusahaan dalam BSC
diperoleh skor sebesar 58,13 persen dari pencapaian target. Kondisi ini
menunjukkan kinerja perusahaan masih belum optimal.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD
SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA
PADA PT. UNITEX, Tbk

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertaniaan Bogor

Oleh
KURNIA TRI PUSPITA
H24103031

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD
SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA
PADA PT. UNITEX, Tbk

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertaniaan Bogor

Oleh
KURNIA TRI PUSPITA
H24103031
Menyetujui,

Maret 2007

Wita Juwita Ermawati, STP. MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 26 Februari 2007

Tanggal Lulus:

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Kurnia Tri Puspita, dilahirkan di Brebes pada 8
Desember 1985. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, putri dari
pasangan Bapak Drs. Titing Sumadji dan Ibu Susijanti.
Setelah menyelesaikan sekolah di bangku taman kanak-kanak pada tahun
1991 di TK Pertiwi Pasarbatang Brebes, kemudian penulis melanjutkan sekolah
dasar di SD Negeri Pasarbatang V Brebes. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan
sekolah ke SLTP Negeri II Brebes, setelah itu melanjutkan ke SMU Negeri I
Brebes pada tahun 2000. Setelah lulus SMU pada tahun 2003, penulis
melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI).
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif di berbagai organisasi. Penulis
diamanahi sebagai Sekretaris Korporat 1 Centre of M@nagement (COM@)
periode 2004-2005, Bendahara Keluarga Pelajar Daerah Brebes (KPMDB)
Wilayah Bogor periode 2004-2005, Bendahara Departemen Politik Kajian
Strategi dan Advokasi BEM FEM IPB periode 2005-2006, Bendahara Rohis
Manajemen periode 2005-2006, Sekretaris Keluarga Ekonomi dan Manajemen
Pecinta Alam (KAREMATA) periode 2005-2007, Bendahara Umum KPMDB
Pusat periode 2006-2008 dan aktif bergabung di kepanitiaan kegiatan lainnya
seperti X Jobs (Rangakaian Dies Natalis FEM IPB Ke-4) tahun 2005, Banking
Goes To Campus (Rangkaian Dies Natalis FEM IPB ke-5) tahun 2006.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, hidayah
dan kesempurnaan cinta yang diberikan pada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perancangan Balanced Scorecard Sebagai
Instrumen Pengukuran Kinerja Pada PT Unitex, Tbk dengan baik.
Secara khusus, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan atas bantuan yang telah diberikan selama menjalani
penelitian maupun saat penyusunan skripsi ini kepada :
1.

Wita Juwita Ermawati, STP., MM selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bantuan, saran dan pengarahan yang berarti.

2.

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA dan Farida Ratna Dewi,
SE. MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan pengarahan serta saran.

3.

Ir. Sukoco selaku pembimbing lapang dan seluruh karyawan PT Unitex, Tbk
yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam memperoleh
data, saran, masukan yang berarti bagi penelitian ini.

4.

Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, semangat dan
doa yang tak pernah henti untuk keberhasilan penulis. Dan Kakak-kakak ku,
Mas Yayan, Mas Didie serta Mba Ocha atas kasih sayang, doa, bantuan, dan
saran.

5.

Imam Nur Sidhik atas, kesabaran, motivasi dan doanya.

6.

Keluarga di KAREMATA, Kochang, Cilok, Japun, JW, Abrol, Bajul, Nenen,
K’Indra, K’Dono, K’Tunggul, Buray, Uchi, Sedheng, Menyeng, K’ Maul,
K’Achong, K’Baskom, dan semua keluarga ku terima kasih atas
persaudaraan, bantuan, doa, dan motivasinya.

7.

Mas Yame yang udah mau dengerin keluh kesah penulis dan atas doa, saran,
serta motivasinya.

8.

Sony, Yenni, Indras, Melly, Irma, Whina, Rae, Adit, Ian, Irwan, T’Yunia,
Tika, Lely, Eva, Linda, Evi, Vica, Dedy, Sansa, dan temen-temen manajemen
40 lainnya tercinta atas persahabatan, doa, dan motivasinya.

v

9.

Teman satu bimbingan skripsi Kania, Ruslan, dan Amie, atas semangat dan
doanya.

10. Mas Dedi, Mas Hadi, Pak ‘Cep, Mba Dina, Mas Iwan, dan seluruh Staff
Departemen Manajemen FEM IPB lainnya atas bantuannya.
11. Keluarga ku di Fricy, Mba Ian, Sita, Nica, Ami, Restu, Lia, Mbo Tika, Nien,
Ririe, Dina, Sari, Sarah, Mba Wanda, Teh Nung atas persaudaraan, motivasi
dan doa.
12. Chaer for being my best friend.
13. Mba Tintan dan De Ary atas doa dan motivasinya.
14. K’Denden dan K’ Eko Rendro atas referensi, masukan, bantuan, saran, dan
doanya.
15. Rekan-rekan di KPMDB Pusat, Mas Hendrik, Mba Alif, Mas Imam, Mas
Haris, Mas Irwan, Mas Darwanto, Mas Arwan atas pengertiaan, kerjasama
dan kesempatannya untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada
dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi sempurnanya karya ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi semuanya.

Bogor, Maret 2007

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP .................................................................................

iii

KATA PENGANTAR..............................................................................

iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xi

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................
1.2. Perumusan Masalah .........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................
1.5. Batasan Penelitian ............................................................................

1
4
5
5
6

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Strategi ................................................................................
2.1.1. Manajemen Strategik ..............................................................
2.2.2. Analisis Internal dan Eksternal (SWOT) ................................
2.1.2.1. Analisis Lingkungan Internal ....................................
2.1.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal .................................
2.2. Pengukuran Kinerja..........................................................................
2.3. Konsep Balanced Scorcard..............................................................
2.3.1. Aspek-Aspek Pengukuran dalam BSC ...................................
2.3.2. Keunggulan Balanced Scorecard............................................
2.3.3. Penyelarasan ukuran BSC dan Strategi...................................
2.4. Analytical Hierarchy Process (AHP) ..............................................
2.5. Penelitian Terdahulu ........................................................................

7
7
9
9
10
10
12
14
20
21
23
26

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran......................................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data..................................................................
3.3.1. Data Primer ..........................................................................
3.3.2. Data Sekunder ......................................................................
3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................

28
30
30
30
30
30
31
32

vii

3.6.1. Analisis SWOT ....................................................................
3.6.2. Balanced Scorecard .............................................................
3.6.3. Analytical Hierarchy Process (AHP) .................................
3.6.4. Analisis Kepuasan dan Motivasi Kerja................................

33
33
34
34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan........................................................
4.1.1. Sejarah Perkembangan PT Unitex, Tbk...............................
4.1.2. Keadaan Umum Perusahaan ................................................
4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan.....................................................
4.1.4. Struktur Organisasi ..............................................................
4.1.5. Sumber Daya Manusia ........................................................
4.2. Pengukuran Kinerja yang Digunakan PT Unitex, Tbk ..................
4.3. Analisis SWOT ..............................................................................
4.4. Peta Strategi Balanced Scorecard PT Unitex, Tbk........................
4.4.1. Sasaran Strategik Perspektif Keuangan ...............................
4.4.2. Sasaran Strategik Perspektif Pelanggan...............................
4.4.3. Sasaran Strategik Perspektif Proses Bisnis Internal.............
4.4.4. Sasaran Strategik Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran........................................................................
4.5. Perancangan Balanced Scorecard PT Unitex, Tbk.......................
4.5.1. Penentuan Ukuran Pencapaian Sasaran Strategik BSC .......
4.5.2. Penetapan Target..................................................................
4.5.3. Penentuan Inisiatif Strategik ................................................
4.6. Pengukuran Kinerja Tahun 2005 dengan BSC .............................
4.6.1. Pembobotan Perspektif BSC................................................
4.6.2. Kinerja PT Unitex, Tbk Tahun 2005 ...................................
4.6.3. Penilaian Kinerja PT Unitex, Tbk dengan Perspektif BSC .

36
36
36
39
40
42
42
46
49
49
50
52
54
58
58
63
68
77
78
81
101

KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ......................................................................................
2. Saran.................................................................................................

104
105

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

106

LAMPIRAN..............................................................................................

108

viii

DAFTAR TABEL

No

Halaman

1. Pertumbuhan ekspor industri TPT Indonesia....................................

1

2. skala banding berpasangan................................................................

24

3. Proporsi jumlah responden...............................................................

31

4. Jumlah tenaga kerja PT Unitex .........................................................

42

5. Analisis SWOT PT Unitex, Tbk .......................................................

47

6. Sasaran, ukuran strategik dan target PT Unitex, Tbk
dalam perspektif BSC .......................................................................

68

7. Bobot dan prioritas elemen kriteria ..................................................

69

8. Bobot dan prioritas inisiatif strategik perspektif keuangan ..............

70

9. Bobot dan Prioritas inisiatif strategik perspektif proses
bisnis internal ....................................................................................

73

10. Pembobotan perspektif BSC .............................................................

79

11. Jumlah karyawan PT Unitex yang mengikuti pelatihan di dalam
lingkungan perusahaan (on the job training) ....................................

87

12. Jumlah karyawan PT Unitex yang mengikuti pelatihan
di luar lingkungan perusahaan (public training) ..............................

88

13. Identitas responden berdasarkan usia................................................

89

14. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin.................................

89

15. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan ........................

90

16. Identitas responden berdasarkan penglaman kerja di PT Unitex......

90

17. Identitas responden berdasarkan pengeluaran...................................

91

18. Skor kepuasan responden terhadap kompensasi ...............................

91

19. Skor kepuasan responden terhadap pekerjaan yang
ditekuni karyawan .............................................................................

92

20. Skor kepuasan responden terhadap kondisi kerja .............................

93

21. Skor kepuasan responden terhadap promosi.....................................

94

22. Skor kepuasan responden terhadap hubungan dengan atasan...........

94

23. Skor kepuasan responden terhadap hubungan denga rekan kerja.....

95

24. Skor kepuasan responden terhadap motivasi ....................................

96

ix

25. Skor kepuasan responden..................................................................

97

26. Persentase turnover tahun 2001 – 2005 ............................................

97

27. Pengukuran kinerja PT Unitex, Tbk dengan BSC ............................

99

x

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1. Grafik rugi bersih (loss) PT Unitex, Tbk tahun pada 2001-2005 .....

3

2. Mental Creation and Physical Creation Process sebagai
bagian dari manajemen strategik.......................................................

8

3. Kerangka kerja BSC..........................................................................

14

4. Tolak ukur utama dalam perspektif pelanggan .................................

16

5. Model rantai nilai genetik pada proses bisnis internal......................

19

6. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan .......................................

19

7. Model hubungan sebab akibat...........................................................

22

8. Kerangka pemikiran..........................................................................

29

9. Logo PT Unitex, Tbk ........................................................................

40

10. Struktur organisasi PT Unitex, Tbk ..................................................

41

11. Penjualan bersih (net sales) pada tahun 2001 – 2005 .......................

48

12. Peta Strategi PT Unitex, Tbk ............................................................

57

13. Penentuan inisiatif strategik BSC pada PT Unitex, Tbk...................

77

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1. Neraca PT Unitex, Tbk pada 31 Desember 2005 dan 2004..............

108

2. Laporan laba rugi pada tahun 2005 dan 2004 ..................................

110

3. Laporan arus kas pada tahun 2005 dan 2004 ....................................

111

4. Susunan hierarki penentuan prioritas inisiatif strategik BSC ...........

112

5. Hasil analisis penentuan prioritas inisiatif strategik .........................

113

6. Uji validitas kuesioner kepuasan dan motivasi karyawan ................

118

7. Uji realibilitas kuesioner kepuasan dan motivasi karyawan .............

120

8. Kuesioner penentuan prioritas inisiatif strategik ..............................

121

9. Kuesioner kepuasan karyawan..........................................................

127

10. System four point sebagai klasifikasi grade produk PT Unitex ........

130

11. Formulir jawaban atas pertanyaan wawancara analisis SWOT ........

131

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara produsen tekstil dan garmen
terbesar di dunia. Pada tahun 2003 Indonesia menempati posisi urutan ke 11
dengan kontribusi sebesar 1,7 persen pada perdagangan tekstil dunia.
Sedangkan dalam perdagangan garmen di dunia, Indonesia menempati posisi
urutan ke -9 dengan kontribusi sebesar 1,8 persen. Secara keseluruhan, tekstil
dan garmen Indonesia memberikan kontribusi sebesar 1,78 persen (Asosiasi
Pertekstilan Indonesia, 2004).
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia menjadi penyumbang
devisa ekspor terbesar untuk komoditi nonmigas. Pada tahun 2004 industri
TPT menyumbang sebesar 14 persen terhadap total devisa ekspor Indonesia.
Tabel 1 dibawah ini menunjukkan peningkatan devisa ekspor yang
diperoleh dari industri TPT, dipengaruhi oleh kenaikan volume ekspor industri
TPT dan rata-rata harga satuan pada tahun 2004.
Tabel 1. Pertumbuhan ekspor industri TPT Indonesia
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004

Volume (Kg)
1.774.132.074
1.721.312.031
1.758.674.720
1.555.919.726
1.626.460.813

Nilai (USD)
8.377.396.706
7.678.421.751
6.888.558.751
7.052.180.749
7.647.440.862

Rata-rata Harga
Satuan (USD/Kg)
4,72
4,46
3,92
4,53
4,70

Sumber : BPS, 2004
Peningkatan pertumbuhan industri TPT membuat persaingan antar
perusahaan dalam industri yang sama semakin meningkat. Berbagai langkah
strategis digunakan perusahaan untuk bertahan di lingkungan bisnis yang
kompetitif dan kompleks, sehingga menuntut kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sebagian besar perusahaan TPT
masih menggunakan ukuran keuangan untuk menilai keberhasilan kinerjanya.
Salah satu alasan yang mendasari penggunaan ukuran ini adalah faktor

2

kemudahan pemahaman secara kuantitatif melalui rasio keuangan. Mengacu
pada kondisi tersebut, perusahaan memerlukan sistem pengukuran kinerja
yang tepat untuk ditetapkan. Pengukuran kinerja yang komprehensif dengan
mencakup aspek keuangan dan nonkeuangan.
Ukuran keuangan pada umumnya digunakan untuk memprediksi tujuan
jangka pendek, sehingga hasilnya adalah pemikiran jangka pendek yang
tujuannya hanya meningkatkan angka-angka keuntungan perusahaan seperti
tertera dalam laporan keuangan. Pengukuran kinerja keuangan hanya
menunjukkan apa yang telah dicapai perusahaan dan dimana posisi
perusahaan saat ini berada sehingga tidak mencerminkan indikator
keberhasilan jangka panjang (Kaplan dan Norton ,1996).
Kebutuhan

perusahaan

akan

sistem

pengukuran

kinerja

yang

mengikutsertakan aspek nonkeuangan semakin mendesak, terutama pada masa
transformasi dari abad industri menuju abad informasi seperti saat ini. Selama
abad industri, keberhasilan perusahaan ditentukan oleh teknologi baru dan
sistem pengendalian keuangan untuk memantau alokasi modal keuangan dan
fisik. Pada abad informasi ini, penciptaan nilai tambah (value added) dicapai
dengan menggunakan komponen sumberdaya manusia. Disamping itu, dasar
persaingan difokuskan dalam hal mobilisasi dan mengeksploitasi aset tidak
berwujud yang sulit diukur dalam dimensi keuangan (Kaplan dan Norton,
1996).
PT Unitex, Tbk merupakan salah satu perusahaan patungan IndonesiaJepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated textile
manufacture) yang mengolah bahan baku kapas dan polyester menjadi benang
kemudian diolah menjadi bahan jadi kain. Perusahaan menjual produknya di
dalam negeri, ekspor langsung dan ekspor tidak langsung. Dalam kurun waktu
2001-2005, PT Unitex mengalami penurunan income yang menyebabkan
perusahaan

mengalami

rugi

bersih

pada

tahun

2004

sebesar

Rp.

98.987.458.372, sedangkan pada tahun 2005 perusahaan mengalami rugi
bersih sebesar Rp. 13.725.335.782 (Gambar 1).

3

Grafik Rugi Bersih (Loss) dalam Milyar
Rupiah
0
-7.35

-20

-13.9

-13.73

-40
-60
-55.79
-80
-100
2001

2002

2003

2004

-98.99
2005

Gambar 1. Grafik rugi bersih (loss) PT Unitex, Tbk Tahun 2001-2005
(Laporan Tahunan PT Unitex, Tbk, 2005)
Kondisi diatas banyak disebabkan oleh faktor eksternal perusahaan
seperti keadaan perekonomian Indonesia yang menghambat laju pergerakan
pemulihan kondisi perusahaan karena meningkatnya secara tajam biaya listrik,
bahan baku, bahan pembantu, dan upah minimum akibat kenaikan harga
minyak internasional pada tahun 2005. Sedangkan penjualan total yang
menurun pada tahun yang sama sebesar 10,5 persen atau 10,48 juta meter dari
11,71 juta meter pada tahun 2004, disebabkan persaingan yang semakin ketat
dengan produk-produk tekstil China di pasar global. Untuk pasar domestik, PT
Unitex mengalami penurunan serius sebesar 23,9 persen akibat situasi pasar
yang tertekan dengan banyaknya produk China yang harganya lebih rendah
dan lemahnya mata uang Indonesia.
Konsekuensi dari kondisi yang dialami perusahaan adalah bahwa PT
Unitex harus dapat menentukan strategi yang tepat dan diikuti dengan
perbaikan pihak manajemen perusahaan untuk dapat memulihkan dan
bertahan

dalam

persaingan

yang

semakin

kompleks

dan

turbulen.

Pengendalian biaya merupakan hal krusial yang harus dilakukan. Namun
untuk berkembang menjadi yang terbaik, perusahaan harus mampu mengelola
semua aspek dari operasi perusahaan menjadi kesatuan integrasi berdasarkan
strategi yang tepat.

4

1.2. Perumusan Masalah
Dewasa ini, kemajuan pesat di bidang industri dan informasi
mensyaratkan perusahaan untuk dapat berkembang sejalan dengan kemajuan
tersebut. Perusahaan dituntut untuk siap memasuki lingkungan bisnis yang
kompetitif. Peningkatan pertumbuhan industri TPT membuat persaingan antar
perusahaan dalam industri yang sama semakin meningkat. Persaingan yang
dihadapi oleh perusahaan tidak hanya dalam negeri akan tetapi juga
perusahaan harus siap bersaing di pasar global.
Dalam upaya peningkatan daya saing, PT Unitex selalu meningkatkan
kemampuan kinerja perusahaan. Penilaian kinerja yang dilakukan PT Unitex
menggunakan ukuran keuangan untuk pengukuran keberhasilan perusahaan.
Laporan keuangan yang digunakan sebagai pengukuran kinerja hanya memuat
aspek keuangan. Sehingga aspek nonkeuangan yang tidak tertera dalam
laporan keuangan kurang diperhatikan dalam peningkatan kemampuan kinerja
perusahaan. Salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan yang
mencakup aspek keuangan dan nonkeuangan adalah Balanced Scorecard
(BSC).
Kondisi PT Unitex pada periode 2001-2005 yang mengalami kerugian,
menuntut perusahaan untuk dapat memulihkan kondisi tersebut dan bertahan
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Berkaitan dengan kondisi tersebut,
manajemen perusahaan dalam melakukan perbaikan dan memulihkan
perusahaan dari kerugian, perusahaan harus mampu mengelola semua aspek
dari operasi perusahaan menjadi kesatuan integrasi berdasarkan strategi yang
tepat. Pengelolaan aset sumberdaya, baik sumberdaya berwujud (tangible)
maupun aset sumberdaya tidak berwujud (intangible) yang dimiliki oleh
perusahaan,

dapat

meningkatkan

kemampuan

perusahaan

dalam

meningkatkan kinerja keuangannya.
Sehubungan dengan uraian diatas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Indikator-indikator apa yang selama ini digunakan oleh PT Unitex dalam
melakukan pengukuran kinerja.

5

2. Bagaimana peta strategi Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi, misi
dan strategi pada PT Unitex.
3. Bagaimana rancangan sistem pengukuran kinerja yang sesuai dengan
konsep Balanced Scorecard pada PT Unitex.
4. Sejauh mana kinerja yang telah dicapai perusahaan pada tahun 2005
berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui indikator-indikator yang selama ini digunakan oleh PT
Unitex.
2. Mengetahui peta strategi Balanced Scorecard yang sesuai dengan visi,
misi dan strategi pada PT Unitex.
3. Memperoleh rancangan sistem pengukuran kinerja yang sesuai dengan
konsep Balanced Scorecard pada PT Unitex.
4. Menganalisis kinerja yang telah dicapai perusahaan pada tahun 2005
berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan, yaitu
dalam pengambilan keputusan serta memberikan solusi terbaik bagi
perusahaan, terutama sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan menentukan arah kebijakan menuju kondisi yang lebih
baik demi tercapainya tujuan perusahaan.
2. Bagi Penulis
Bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam
mengidentifikasi masalah, menganalisis, dan menemukan solusi bagi
permasalahan tersebut, serta berguna untuk menambah wawasan,
pengalaman, pengetahuan dan diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh khususnya di bidang manajemen.

6

3. Bagi Akademisi
Memberikan pengetahuan mengenai Balanced Scorecard sebagai
salah satu pengukuran kinerja dalam organisasi.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini diarahkan pada bagaimana perusahaan melakukan
pengukuran kinerja dengan pengaplikasian Balanced Scorecard (BSC).
Penelitian ini difokuskan pada penggunaan BSC sebagai persiapan penerapan,
sehingga hanya pada tahap perumusan dan perancangan BSC. Pembatasan
ruang lingkup penelitian ini disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan yang
ingin dihasilkan oleh penelitian, yaitu BSC sebagai instrumen pengukuran
kinerja dibandingkan dengan indikator pengukuran kinerja yang telah
digunakan perusahaan selama ini. Pada tahap penentuan target dalam
perancangan BSC, sepenuhnya menjadi wewenang perusahaan disesuaikan
dengan data terdahulu dan kebijakan perusahaan. Sedangkan proses
pengambilan keputusan terhadap strategi, pelaksanaan tahapan manajemen
strategis mulai dari perumusan strategi, perancangan strategi, penyusunan
program, dan penyusunan anggaran yang akan diterapkan sepenuhnya berada
pada wewenang perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data pada tahun 2005 sebagai data utama
dan tahun 2004 sebagai data pendukung. Keterbatasan ini dikarenakan data
perusahaan tahun 2006 belum dapat dipublikasikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Strategi
Menurut Mulyadi (2001), strategi diartikan sebagai pola tindakan
utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Strategi
dirumuskan untuk menggalang berbagai sumberdaya organisasi dan
mengarahkannya ke pencapaian visi organisasi. Dalam lingkungan yang
kompetitif, strategi memainkan peranan penting dan menentukan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup serta pertumbuhan perusahaan.
Strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan, dalam perkembangannya,
konsep mengenai strategi terus berkembang. Menurut Chandler dalam
Rangkuti (2003), strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumberdaya yang
penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemahaman yang baik mengenai
konsep strategi sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep
-konsep strategi, diantaranya adalah ;
a. Distinctive

Competence,

adalah

tindakan

yang

dilakukan

oleh

perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan
dengan pesaingnya. Menurut Day dan Wensley dalam Rangkuti (2003),
identifikasi distinctive competente dalam suatu organisasi meliputi
keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumberdaya.
b. Competitive

Advantage,

merupakan

kegiatan

spesifik

yang

dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan
pesaingnya. Menurut Porter dalam Rangkuti (2003), ada tiga strategi
yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan
bersaing, yaitu, cost leadership, diferensiasi, dan fokus.
2.1.1. Manajemen Strategik
Menurut Mulyadi (2001), untuk memasuki lingkungan bisnis
yang kompetitif dan turbulen, perusahaan memerlukan tipe
perencanaan yang tidak sekedar untuk merespon perubahan yang

8

diperkirakan akan terjadi di masa depan, namun lebih dari itu.
Perusahaan memerlukan tipe perencanaan untuk menciptakan masa
depan perusahaan melalui perubahan-perubahan yang dilaksanakan
sejak sekarang. Konsensus dari berbagai personel diperlukan untuk
menggambarkan secara jelas kondisi masa depan dengan berbagai
sasaran yang akan diwujudkan oleh perusahaan.
Menurut Covey dalam Mulyadi (2001), terdapat dua tahapan
dalam sistem manajemen strategi, yaitu mental creation, dan
physical creation. Pada tahap pertama, personel dalam suatu
organisasi melakukan mental creation melalui empat tahap :
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategi
3. Penyusunan program
4. Penyusunan anggaran
Sedangkan pada tahap kedua, personel melaksanakan physical
creation melalui implementasi dan pemantauan (Gambar 2).
Perumusan
Strategi

Perencanaan
Strategi

Penyususan
Program

Penyususan
Anggaran

Hasil Analisis Lingkungan
Makro dan Industri, Misi,
Visi, Keyakinan Dasar, Nilai
Dasar, Tujuan, dan Strategi
Rencana Strategik
Sasaran Strategik
Inisiatif Strategik
Program

Mental
Creation

Anggaran
(Short Range Profit Plan)
Manajemen
Strategik

Implementasi

Pemantauan

Pelaksanaan Rencana

Umpan Balik

Physical
Creation

Gambar 2. Mental Creation and Physical Creation Process sebagai
bagian dari manajemen strategis
Sumber: Mulyadi, 2001

9

Tahapan perumusan strategi dihasilkan dokumen yang berisi
hasil analisis lingkungan makro, dan lingkungan industri, misi, visi,
keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan, dan strategi. Pada tahap
perencanaan strategi dihasilkan dokumen yang berisi sasaran
strategik, target, dan inisiatif strategik. Pada tahap penyusunan
program dihasilkan program atau rencana laba jangka panjang dan
tahap penyusunan anggaran atau rencana laba jangka pendek. Dalam
tahap physical creation dihasilkan dua keluaran, yaitu pelaksanaan
rencana yang dihasilkan oleh tahap implementasi dan umpan balik
yang dihasilkan oleh tahap pemantauan (Gambar 2).
2.1.2. Analisis Internal dan Eksternal (Analisis SWOT)
Pada tahap ini, menurut Mulyadi (2001) perumusan strategi
yaitu dengan melakukan analisis terhadap peluang (opportunities),
ancaman (threats), kekuatan (strength), dan kelemahan (weaknesses).
Analisis terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap
faktor-faktor yang berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis
kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor-faktor
internal perusahaan.
2.1.2.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis

lingkungan

internal

digunakan

untuk

mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan. Menurut
Umar (2003), aspek internal dapat diperoleh dari fungsional
perusahaan, yaitu :
1. Aspek organisasi atau manajemen
2. Aspek keuangan
3. Aspek sumber daya manusia
4. Aspek pemasaran
5. Aspek produksi dan operasi
6. Aspek sistem informasi

10

2.1.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis

lingkungan

eksternal

digunakan

untuk

mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Analisis eksternal dapat diperoleh dari analisis lingkungan
makro dan lingkungan industri.
Menurut

Umar

(2003),

lingkungan

makro

atau

lingkungan jauh terdiri dari empat kekuatan faktor utama
yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan,
yaitu faktor politik dan hukum, ekonomi, sosial, dan
teknologi. Perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
harus mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan-kekuatan
makro yang berdampak terhadap nilai yang dihasilkan oleh
perusahaan bagi konsumen.
Sedangkan lingkungan industri menurut Porter dalam
Umar (2003) yang mengemukakan konsep Competitive
Strategy dimana persaingan bisnis berdasarkan lima aspek
utama, yaitu :
1. Ancaman perusahaan baru yang memasuki industri
2. Kekuatan pemasok
3. Kekuatan pembeli
4. Dampak produk substitusi
5. Persaingan dalam industri
Perusahaan dapat menduduki posisi kompetitif dalam
industrinya dengan cara meminimumkan dampak kelima
aspek tersebut.
2.2. Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi (2001), pengukuran kinerja adalah penentuan secara
periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi, dan
karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan suatu bagian dari proses

11

manajemen strategi yang dapat memberikan informasi strategi yang
menyeluruh bagi para pembuat keputusan.
Pengukuran kinerja berada pada tahap implementasi, sedangkan hasil
pengukurannya

berada

pada

tahap

pemantauan,

yang

kemudian

dikomunikasikan untuk memberikan umpan balik dalam pengambilan
keputusan. Pengukuran kinerja berkaitan dengan penentuan strategi dan
langkah yang akan diambil oleh perusahaan, sehingga bila dasar pengukuran
yang dipakai tidak kuat maka strategi pengambil keputusan akan
menimbulkan berbagai kesalahan dan kerugian (Mulyadi, 2001).
Pengukuran kinerja yang efektif sudah seharusnya menjadi bagian dari
proses manajemen secara keseluruhan, sehingga setiap aspek dalam
perusahaan dapat diketahui dan dihubungkan agar tidak saling berbenturan
satu sama lain (conflict of interest). Tanpa adanya pengukuran kinerja maka
tindakan dalam pengambilan keputusan tidak akan efektif dan lambat
(Mulyadi, 2001).
Pengukuran kinerja adalah salah satu langkah dalam fungsi
pengendalian yang berperan untuk mengintegrasikan keragaman proses dan
output dari seluruh sumber daya agar menjadi satu kesatuan. Dengan
memperhatikan kinerja perusahaan setiap saat maka manajer dapat
mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan.
Menurut Yuwono dkk (2006) ada dua pendekatan dalam mengukur
kinerja perusahaan, yaitu :
1. Ukuran keuangan, yaitu ukuran kinerja yang berasal dari laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
2. Ukuran nonkeuangan, yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung
dari laporan keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran
keuangan, misalnya seperti market share, market growth, dan
technological capability.
Tolak ukur yang selama ini digunakan dalam ukuran keuangan dari
pengukuran kinerja seperti, Return on Investment (ROI), Return on Capital
Employed (ROCE), Economic Value Added (EVA), dan Return on Equity
(ROE) (Yuwono dkk, 2006).

12

Analisis keuangan dilakukan untuk memperkirakan kondisi keuangan
masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Hal ini bertujuan untuk
menentukan kekuatan keuangan perusahaan dan menemukan kelemahan
yang harus ditanggulangi. Pengukuran kinerja dengan ukuran keuangan
memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Relatif mudah karena menggunakan perhitungan sederhana.
2. Hasil ukuran kinerja dalam bentuk persentase.
3. Mudah dibandingkan baik dengan tahun sebelumnya atau dengan
industri sejenis.
Sedangkan ukuran keuangan juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja
keuangan perusahaan dapat mendorong manajer untuk mengambil
tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka
panjang.
2. Diabaikannya aspek pengukuran non-financial dan intangible asset pada
umumnya, baik dari sumber internal maupun eksternal akan memberikan
pandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa
sekarang terlebih lagi di masa datang.
3. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang
mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan ke arah tujuan
perusahaan (Yuwono dkk, 2006).
2.3. Konsep Balanced Scorecard (BSC)
Menurut Mulyadi (2001), Balanced scorecard (BSC) merupakan alat
manajemen kontemporer (contemporary management tool), yang memenuhi
kebutuhan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang sangat
kompetitif dan turbulen. Pada kondisi tersebut menuntut kemampuan
perusahaan untuk :
1. Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability.
2. Membangunan secara berkelanjutan dan memutakhirkan peta perjalanan
untuk mewujudkan masa depan perusahaan.
3. Menempuh langkah-langkah strategis dalam membangun masa depan
perusahaan.

13

4. Mengerahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh
personel dalam membangun masa depan perusahaan.
Pada awalnya, BSC diciptakan untuk mengatasi masalah tentang
kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek
keuangan. Selanjutnya, BSC mengalami perkembangan implementasinya,
tidak hanya sebagai alat untuk pengukur kinerja eksekutif, namun meluas
sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik (Mulyadi 2001).
Menurut Mulyadi (2001), pada awal perkembangannya tahun 1990,
Nolan Norton Institute, bagian riset kantor akuntan publik KPMG di USA
yang dipimpin oleh David Norton, mensponsori studi tentang ”Pengukuran
Kinerja Dalam Organisasi Masa Depan”. Studi ini didorong oleh kesadaran
bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan semua
perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. BSC
digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja
keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan jangka
panjang. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel berjudul
”Balanced Scorecard-Measures That Drive Pervormace” dalam Harvad
Review (Januari-Februari 1992). Hasil dari studi tersebut menyimpulkan
bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran
komprehensif yang mencakup empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,
pelanggan (customer), proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan
pembelajaran. Dengan BSC ukuran kinerja eksekutif memperluas ke kinerja
nonkeuangan, sehingga ukuran kinerja menjadi komprehensif .
Setelah mencatat keberhasilan penerapan BSC sebagai perluasan
kinerja eksekutif, BSC kemudian diterapkan ke tahap manajemen yang lebih
strategis sebelum penilaian kinerja. Dalam sistem perencanaan, pengukuran
kinerja terjadi pada tahap implementasi rencana. Personel tidak akan dapat
dimintai pertanggungjawaban atas kinerjanya jika pada tahap perencanaan,
personel tersebut tidak merencanakan kinerja yang akan diwujudkan di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, menyusul keberhasilan penerapan BSC
di tahun 1992, pendekatan BSC kemudian diterapkan dalam proses
perencanaan strategis (Mulyadi, 2001).

14

Pada awal tahun 2000 menurut Mulyadi (2001), BSC telah menjadi
inti sistem manajemen strategis, tidak hanya bagi eksekutif, namun bagi
seluruh personel perusahaan terutama dalam perusahaan yang telah
memanfaatkan inisiatif teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. Dengan
teknologi informasi, BSC dikomunikasikan ke seluruh personel untuk
berkoordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategis yang telah
ditetapkan dapat dilakukan. Tahap perkembangan yang terkini, membawa
BSC dimanfaatkan untuk