Pendidikan dokter hewan praktisi paska kampus

fiogor, lndi>nesia,August 19"

lgkatkan produksi
Banyak

peran dari lembaga pemerintah
ini.

Junia

,kipun
,dapat

Dharrnojono
Direktur Rurnah Sakit Hewan Jakarta

untuk

Kata kunci: pendidikan, kompetensi, asesor, asese

pefianyaan

Ian.
non
pemerintah
anyakan

PENDlDlKAN DOKTER HfWAN PRAKTlSl PASKA KAMPUS

pemerintah

b~sa
saling rnengisi

non

srnergrs

Pustaka

Pendahuluan
Globalisasi dapat merupakan ancaman

sekaligus peluang tergantung kepada Dokter
H~wanmanyiapkan diri secara professional
dan memiliki kompetens~yang unggul

Aarker

S.D. et.al
Boesten,

J,

(2005)

Comnlunrty

Deltvery.
Unlversioty
Ian

Bowen. R


M

1mprov;ng

u
idukkan bersama

22d 2008

i

1998.

Standardisasi Kompetensi Dokter Hewan
Praktisi
Dokter Hewan tidak sekedar peke rjaan,
tetapi juga profesi. Dokter Hewan dihasilkan
oleh Lembaga Pendidikan Formal khusus
untuk itu yang akan melahirkan profesi yang

memiliki kompelensi tertentu. Kompetensi itu
adalah wewenann khas .vang
- tidak dapat I
boleh dialihkan k&da orang lain. Karena it"
profesi serta kompetensinya harus dilindungi
dan ber dasarkan peraturan perundangan.
Wewenang yang dilimpahkan kepada Dokter
Hewan praktisi adalah:
1. Memeriksa pasien
2. Menegakkan diagnosis
3. Menyusun tatalaksana terapi
Oleh karena itu Dokter Hewan praktisi
harus rnemiliki dan marnpu metaksanakan
ketiga kompetensi tersebut menurut standar
baku.
Kornpetensi tsb
didasari oleh
penguasaan ilmu pengetahuan yang karnplek.
Kedokteran Hewan adalah suatu ilmu yang
dinamis, selalu berubah rnenurut kemajuan

dan perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh
itarena itu standar kompetensi Dokter Hewan
praktisi harus juga terus berubah kearah lebih
bermutu kalau ingin 'bersaing global.
Kompetensr merupakan performances dari 6komponen yang kait-mengait, yaitu:
"A ttltude, knowledge, skill, experience,
responsibility and aec~untability"

ltulah juga sebabnya Dokter Hewan
praktisi d~tuntutberperilaku utama mengikuti
continuing education, atau belajar sepanjang
ha yat (lifelong education)
Yang memiliki kewenangan Pengawasan
Peraturan Perun- dangan adalah Pernerintah,
c.4 Dinas Peternakan Setempat Oleh karena

itu Dokter Hewan yang melakukan profesinya
harus memiliki lzin PraMek dari Dinas
Peternakan Setempat.
Landasan Hukum

UU Rl No.13 1 2003 - Tentang Ketenagaan
kerja
Pasal 11
Setiap tenaga kerja berhak untuk
memperoleh dan atau meningkatkan dan atau
mengembangkan kompetensi kerja sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya
melalui latihan kerja.

Pasall8
(I) Tenaga
kerja
berhak memperoleh
pengakuan kompetensi kerja setelah
mengikuti
pelatihan
kerja
yang
diselenggarakan lembaga pelatihan kerja
pemerintah, lembaga pelatihan kerja

swasta atau pelatihan ditempat kerja
(2) Pengakuan
kompetensi
kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan melalui sertifikasi kornpetensi
kerja
(3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana
dimaksud dalarn ayat (2) dapat pula diikuti
oleh
tenaga
kerja
yang
telah
berpengalaman
Undang
Sistern
Pendidikan
Nasional No 2012003
BAB XVI: EVALUASI, AKREDlTASl DAN

SERTIFIKASI

Undang

Pasal61
(1) Sertifikasi berbentuk ijazah dan sertifikasi
kompetensi
(2) ljazah diberikan kepada peserta didik
sebagai peng akuan terhadap prestasi
belajar dan atau pe-nyelesaian suatu
jenjang pendidikan setelah lulus ujian
yang di selenggarakan oleh satuan
pendidikan yang ter akreditasi
(3) Sertifikasi kompetensi diberikan oieh
penyelenggara pendidikan dan lembaga

I

Prweedings o f Kli,YAS 2008


pelatihan kepada peserta didik dan warga
masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi
(4) Ketentuan
mengenai
sertifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (I),
ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah

Mekanisme Pengajuan Pengakuan
Dokter Hewan adalah orang dewasa.
Pendidikan bagi Dokter Hewan Praktisi dapat
digolongkan kepada pendidikan orang dewasa
Yang
disebut
Andragogy,

Yaw
diselenggarakan
berdasarkan
kepada
Competency Based Training (CBT) dan
Competency Based Assessment (CBA).
Dokter
hewan
praktisi
karena
pekerjaannya
tidak
mungkin
akan
meninggalkan pekerjaannya itu terus-menerus
apalagi dalam waktu lama. Oleh karena itu
hasil pendidikan, latihan, pengalaman, dll, dari
mereka dapat di perlihatkan yang disebut
sebagai Penilaian Mandiri (Self Assessment).
Penilaian Mandiri dapat dibuat dan diunjukkan

dalam suatu daftar atau formulir yang
ditetapkan oleh Asesor. Mekanisme pengajuan
pengakuan kompetensi tersebut melibatkan
unsur-unsur sbb:
1. Dokter Hewan Praktisi ybs
Dokter Hewan Praktisi (asese) harus
dapat me-nunjukkan apa yang disyaratkan
oleh Asesor (penilai)
2. Organisasi Non Teritorial (ONT)
Membuat standardisasi kompetensi,
yang
meliputi
unsur-unsur
medical
performances
dan
non
medical
performances
(Competency
Based
Performances)

Profil kompetensi adalah persyaratan
kompetensi yang harus dipenuhi seseorang
dalam posisi profesinya. Profil kompetensi
mencerminkan batas minimum yang harus
dicapai - memang bukan kriteria ideal - tetapi
dapat dipakai sebagai acuan pembanding
antara kriteria persyaratan dengan hasil yang
dicapai kandidat (asese)
Kompetensi adalah apa yang harus dikiliki
seseorang dalam menjalankan profesinya
yang meliputi Pengetahuan (knowledge),

Hogor, Indonecia, August 19'"

22"d2008

Keterampilan (Ski//), perilaku (behavior),
kualitas pribadi dan tanggung jawab yang
dibutuhkan dalam rnenjalankan pekerjaan
tersebut.
Kompetensi harus rnempunyai standard
kompetensi, yaitu spesifikasi persyaratan
dasar yang harus dilakukan dalarn tingkat
pelaksanaan pekerjaan.

Sebagai contoh:
Kompetensi
Melakukan
Pemeriksaan
Pasien
Memeriksa pasien dilakukan dengan cara:
a. Anamnesis
Apa yang harus diperoleh dari
wawancara:
keluhan,
managemen
sehari-hari, makanan yang diberikan,
perilaku hewan, habitat, dsb
b. Pengamatanlobservasi
Apa yang menjadi objek pengamatan:
kondisi umum, kulitlbulu, mata, telinga,
lidahlmulut~gigi,hidung, dsb
c. Pembauan
Apa yang terbau: feses, urin, bau-rnulut,
dsb
d. Pendengaran
Apa yang harus didengar detaWsuara
jantung, respirasi, batuk, borborigmus,
dsb
e. Perabaan
Apa yang harus diraba: turgor kulit,
kuruslgemuk, nyerilsakit, kerasllembek,
daerah thorak, abdomen, urogenetalis,
dsb
f.
Pengukuran
Apa yang harus diukur: suhu badan,
berat badan, gula darah, hitunglkimia
darah, dsb

3. PDHl Cabang
Memeriksa kelengkapan administratif,
terutama lzin Praktek, berapa lama telah
rnelakukan praktek dan catatan lainnya
rnengenai Dokter Hewan Praktisi tsb.
4. PB PDHl
Sebagai Asosiasi Profesi, bertindak
untuk mengklarifikasi perilaku professional
para anggotanya baik yang diajukan oleh
Dokter Hewan Praktisi ybs sendiri (self
assessments) rnaupun rekomendasi yang
diberikan oleh PDHl Cabang

Majelis
Hewan

-

er
didasarl

sudah

t

mefakukan
Hewan

menilai
kritikal

keberhasilan profesi

laporan

-

ditempat

Evaluasi (S

Tugas
seperti telattest

-

"membaca

atau membuat catatan
atas

diamati

Sertifihasi

Daftar Pustaka
Undang-undani

Undang-undanc
1

Melakukan klasifikasi
didat

(Bh

Bogor, Indonesia, August 19" - ??' 2DDE

3

dalarn
~tuan
mbaga sertifikasi

jawab
menjalankan

mempunyai
spesifikasi persyaralan

31

(I),
lebih

In

cara:

'gogY7
-kan

Yaw

keluhan,
rnakanan
hewan,
Pengamatanfobservasi

managemen

I

5. Asesor
Dibentuk oleh Majelis Pendidikan
Profea Kedokteran Hewan bersama ONT,
yaitu team yang melibatkan beberapa
penilai (asesar) yang sudah terlatih yang
kernudian melakukan observasi terhadap
perilaku peserta (Dokter Hewan asese)
untuk menilai kompetensi individu yang
dianggap kritikal bagi keberhasilan profesi
yang dianggap unggut.
Team Asesor ini juga bertugas membuat
laporan hasil peninjauan ditempat asese
bekerja.
Asesor rnelakukan Tugas ORCE

Observe
Melakukan

Evaluation
-

Melakukan evatuasi kemudian memberikan
rating didasarkan kepada apa yang diperoleh
dari R dan C
Asesor yang baik akan rnelakukan persiapan
secara menyeluruh, menjaga konsentrasi dan
perhatian ter hadap detail catatan. Asesor
harus fair dan objektif kepada setiap kandidat
dan focus kepada bukti-bukti perilakulrespons
dan menghilangkan perasaan subjektif
5. Evaluasl (Summative test)
Diselenggarakan oleh team
penguji
berunsurkan ONT
asesor dan Majelis
Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan
seperti telah disebutkan terdahulu

observasi, bukan melakukan
evaluasi atau
judgement, terhadap perilaku
beberapa jenis test dan "rnernbaca respons"
yang diajukan oleh kandidat (asese)

6. Keputusan
Sertifikasi oleh ?8 PDHI dan Majelis
Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan

I

kulitlbulu, mata,
lidahlmulutlgigi, hidung,
Pembauan
terbau:
bau-mulut,

~ l Assessment).
f
diunjukkan
formufir
isrne
'but

Becord
Melakukan recording atau membuat catatan
sedetait mungkin atas perilaku kandidat yang
diarnati dan di
respons secara benar

Daftar Pustaka
Undang-undang Republik Indonesia No. 13 1
2003 tentang Ketenaga Kerja an
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 12003
Naskah-naskah 8adan Nasional Sertifikasi

jantung,
dsb

didengar detaktsuara
borborigmus,

Classij.
Melakukan klasifikasi dan mengkatagorikan
perilaku kan didat kedalam negative atau
positive evidences

(CBT)
lnt (CBA).
Misi
ungkin

lg

31eh
alaman, dll,

e.

kulit,
kuruslgemuk, nyeriisakit, keradlernbek,
urogenetafis,
tng
Pengukuran

badan,

INT)
si
isur

berat badan, gula

hitunglklm~a

lncy

lzin
praktek
Hewan

1

fil
1

mengklarifikasi
I

Jan hasil

dikiliki
In

Hewan

catatan

-

Profesi (BNSP)