HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN A DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PRIA USIA DEWASA

KARYA TULIS AKHIR

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN A DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA PRIA USIA DEWASA

OLEH:
EKA FITRI SARI NINGRUM
201210330311146

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

i

ii

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGUJIAN


iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul
“Hubungan Tipe Kepribadian A dengan Kejadian Hipertensi pada Pria Usia
Dewasa”.
Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan samapai pada
penyusunan penelitian ini, sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Saiful Karim, dan Ibunda Retno Tri Wahyuni yang telah
memberikan dukungan material dan moral.
2. dr.Irma Suswati, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.

3. dr.Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ., selaku pembimbing I dan dr.Nuryati,
selaku pembimbing II atas bimbingan, pelajaran, dukungan, kesabaran,
ketelitian dan saran yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir
ini.
4. dr.Sulistyo Mulyo Agustini, Sp.PK., selaku penguji atas saran, kritik dan
bimbingannya.
iv

5. Seluruh staff pegawai di Puskesmas Mojolangu, Malang.
6. Zakky Zamrudi yang selalu mendukung dan membimbing dengan penuh
kesabaran serta kasih sayang.
7. Semua teman-teman FK UMM 2012 (Abdomen 2012), serta Dosen dan
Staff FK UMM.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya tulis
akhir ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 23 Desember 2015

Penulis


v

ABSTRAK
Eka Fitri Sari Ningrum. 2015. Hubungan Tipe Kepribadian A dengan Kejadian
Hipertensi pada Pria Usia Dewasa. Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Iwan Sys Indrawanto, (II) Nuryati.
Latar belakang: Di Indonesia, angka kejadian hipertensi berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskedas) Departemen Kesehatan tahun 2013 mencapai 25,8%.
Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan bertambahnya usia.
Hipertensi dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor genetik, perilaku, bahkan
kepribadian. Pembagian tipe kepribadian pertama kali menurut Frieldman dan Ray,
yaitu tipe A dan tipe B. Kepribadian A merupakan faktor risiko independen dari
hipertensi.
Tujuan: Mengetahui hubungan tipe kepribadian A dengan kejadian hipertensi pada
pria usia dewasa di Puskesmas Mojolangu, Malang.
Metode: Desain penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan secara cross sectional, dengan pengambilan data secara simple random
sampling, dan besar sampel sebanyak 53 responden. Analisis data dengan
menggunakan statistik uji chi-square dengan α = 0,05.

Hasil penelitian dan diskusi: Dari 53 pasien, diketahui bahwa jumlah pasien yang
memiliki tipe kepribadian A sebanyak 38 orang pasien, sedangkan yang memiliki
tipe kepribadian non-A sebanyak 15 orang pasien. Terdapat 12 orang pasien (22,6
%) dalam kategori hipertensi stage 1, dan terdapat 14 orang (26,4 %) dalam kategori
hipertensi stage 2. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa hubungan antara tipe
kepribadian A dengan hipertensi adalah bermakna (p90 mmHg untuk diastolic (Depkes, 2014). Di Indonesia, angka
kejadian hipertensi berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Departemen
Kesehatan tahun 2013 mencapai sekitar 25,8%, sekitar 65.048.110 jiwa yang
menderita hipertensi (Depkes, 2014).
Penyakit dengan berbagai penyebab ini selain dipengaruhi faktor genetik, ada
juga yang menyebutkan berhubungan dengan faktor perilaku (Syukraini, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Ray Rosenman & Meyer Friedman, dua orang
ilmuan kardiologi, menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara tipe kepribadian yang
berdasarkan pola perilaku yaitu tipe A dan tipe B dengan penyakit kardiovaskuler
(Manalu, 2011). Pasien yang memiliki kepribadian tipe A mempunyai peningkatan
kerja sistem saraf simpatis dan hemodinamik tubuh yang memengaruhi denyut
jantung dan tekanan darah (Chitrayana dkk., 2014). Dari sebuah penelitian
dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara tipe kepribadian orang dengan
penyakit hipertensi pada kelompok usia 45-54 tahun di Puskesmas Tlogosari Kulon
Kota Semarang. Orang yang memiliki tipe kepribadian A mempunyai resiko lebih

besar untuk terkena hipertensi dari pada orang yang memiliki kepribadian B. Pada
penelitian ini riwayat keluarga juga berpengaruh pada tipe kepribadian dan
hipertensi (Puspitarini, 2011).

3

Prevalensi hipertensi lebih besar ditemukan pada pria, daerah perkotaan dan
orang gemuk. Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak
menyerang pria daripada wanita, umumnya usia >40 tahun (Depkes, 2012).
Prevalensi hipertensi pada penduduk berumur 18 tahun ke atas di Indonesia tahun
2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, dan pengukuran
tekanan darah sebesar 25,8% (Depkes, 2014). Dari beberapa laporan penelitian dan
studi terkait lain telah dibuktikan tentang hubungan tipe kepribadian A dan
hipertensi dengan kelompok umur berbeda serta tanpa membedakan kelompok jenis
kelamin, sehingga peniliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kedua variabel
dengan lebih memperjelas kelompok umur, yaitu usia dewasa (antara 26-45 tahun)
dan hanya meniliti jenis kelamin laki-laki. Penelitian akan dilaksanakan di
Puskesmas Mojolangu, Malang karena berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Malang tahun 2013, didapatkan kejadian hipertensi tertinggi pada Puskesmas
Mojolangu diantara beberapa Puskesmas di Kota Malang. Selain itu, menurut

Depkes prevalensi hipertensi lebih besar di perkotaan, perbedaannya bisa dilihat
dari letak geografis serta kehidupan sosial masyarakatnya.
1.2.

Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara tipe kepribadian A dengan kejadian hipertensi

pada pria usia dewasa?
1.3. Tujuan
1.3.1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian A dengan kejadian
hipertensi pada pria dewasa.

4

1.3.2.

Tujuan Khusus

2.1.Untuk mengetahui berapa banyak pasien hipertensi derajat 1 dan
derajat 2 di Puskesmas Mojolangu, Malang.
2.2.Untuk mengetahui berapa banyak pasien yang memiliki tipe
kepribadian A di Puskesmas Mojolangu, Malang.

1.4. Manfaat Penelitiaan
1.4.1.

Manfaat Akademis

1.4.1.1. Memperdalam wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan
kedokteran, terutama di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Psikiatri
yang berkaitan dengan hipertensi dan tipe kepribadian A.
1.4.1.2. Sebagai pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan tipe kepribadian A dengan kejadian
hipertensi, dengan memperhitungkan mekanisme koping terhadap
stress.
1.4.2.

Manfaat Klinis

Sebagai pedoman untuk mewaspadai orang-orang yang memiliki
tipe kepribadian A menjadi factor resiko terjadinya hipertensi
sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan disesuaikan
dengan tipe kepribadian masing-masing dalam upaya peningkatan
kesehatan pada masyarakat.

1.4.3.

Manfaat untuk Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kecenderungan
dan kewaspadaan memiliki tipe kepribadian A terhadap munculnya
hipertensi dengan menjaga pola hidup atau mengenali kepribadian

5

sebagai upaya prevensi atau pencegahan sebelum terjadinya
hiperensi.

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Kepribadian merupakan suatu pola yang mengatur tingkah laku individu yang
bersifat cenderung menetap dalam waktu yang relatif lama, bersifat unik, individual
dan kompleks (Manalu, 2011). Kepribadian meliputi keseluruhan perilaku seorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian situasi dan digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
rangsangan, sehingga tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan yang khas bagi
individu tersebut (Florence, 2010).
Dalam dunia psikologi, pembagian tipe kepribadian pertama kali
diperkenalkan oleh Frieldman dan Ray, yaitu tipe A dan tipe B (Manalu, 2011).
Kepribadian tipe A adalah orang yang sangat kompetitif dan berorientasi pada
pencapaian, merasa waktu selalu mendesak, sulit untuk bersantai dan menjadi tidak
sabar dan marah jika berhadapan dengan keterlambatan atau dengan orang yang
dipandang tidak kompeten (Manalu, 2011). Kepribadian tipe B memiliki ciri-ciri,
tidak pernah mengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran, merasa tidak
perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian atau prestasi mereka kecuali
atas tuntutan situasi, lebih memilih bersenang-senang dan bersantai daripada
berusaha menunjukkan keunggulan mereka (Robbins, 2007).
Kepribadian individu yang bermacam-macam ini juga mempengaruhi

sikapnya dalam menghadapi stress. Selain itu, kepribadian merupakan salah satu
faktor yang berperan pada mekanisme koping individu terhadap stres (Taat, 2011).

1

2

Secara tidak langsung, tipe kepribadian berpengaruh terhadap kekambuhan
hipertensi karena dilihat dari cara seseorang menggunakan koping stressnya
(Septiyani, 2010).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis, dimana tekanan darah berada di angka >140 mmHg untuk
sistolik dan >90 mmHg untuk diastolic (Depkes, 2014). Di Indonesia, angka
kejadian hipertensi berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Departemen
Kesehatan tahun 2013 mencapai sekitar 25,8%, sekitar 65.048.110 jiwa yang
menderita hipertensi (Depkes, 2014).
Penyakit dengan berbagai penyebab ini selain dipengaruhi faktor genetik, ada
juga yang menyebutkan berhubungan dengan faktor perilaku (Syukraini, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Ray Rosenman & Meyer Friedman, dua orang
ilmuan kardiologi, menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara tipe kepribadian yang

berdasarkan pola perilaku yaitu tipe A dan tipe B dengan penyakit kardiovaskuler
(Manalu, 2011). Pasien yang memiliki kepribadian tipe A mempunyai peningkatan
kerja sistem saraf simpatis dan hemodinamik tubuh yang memengaruhi denyut
jantung dan tekanan darah (Chitrayana dkk., 2014). Dari sebuah penelitian
dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara tipe kepribadian orang dengan
penyakit hipertensi pada kelompok usia 45-54 tahun di Puskesmas Tlogosari Kulon
Kota Semarang. Orang yang memiliki tipe kepribadian A mempunyai resiko lebih
besar untuk terkena hipertensi dari pada orang yang memiliki kepribadian B. Pada
penelitian ini riwayat keluarga juga berpengaruh pada tipe kepribadian dan
hipertensi (Puspitarini, 2011).

3

Prevalensi hipertensi lebih besar ditemukan pada pria, daerah perkotaan dan
orang gemuk. Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak
menyerang pria daripada wanita, umumnya usia >40 tahun (Depkes, 2012).
Prevalensi hipertensi pada penduduk berumur 18 tahun ke atas di Indonesia tahun
2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, dan pengukuran
tekanan darah sebesar 25,8% (Depkes, 2014). Dari beberapa laporan penelitian dan
studi terkait lain telah dibuktikan tentang hubungan tipe kepribadian A dan
hipertensi dengan kelompok umur berbeda serta tanpa membedakan kelompok jenis
kelamin, sehingga peniliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kedua variabel
dengan lebih memperjelas kelompok umur, yaitu usia dewasa (antara 26-45 tahun)
dan hanya meniliti jenis kelamin laki-laki. Penelitian akan dilaksanakan di
Puskesmas Mojolangu, Malang karena berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
Malang tahun 2013, didapatkan kejadian hipertensi tertinggi pada Puskesmas
Mojolangu diantara beberapa Puskesmas di Kota Malang. Selain itu, menurut
Depkes prevalensi hipertensi lebih besar di perkotaan, perbedaannya bisa dilihat
dari letak geografis serta kehidupan sosial masyarakatnya.
1.2.

Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara tipe kepribadian A dengan kejadian hipertensi

pada pria usia dewasa?
1.3. Tujuan
1.3.1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian A dengan kejadian
hipertensi pada pria dewasa.

4

1.3.2.

Tujuan Khusus
2.1.Untuk mengetahui berapa banyak pasien hipertensi derajat 1 dan
derajat 2 di Puskesmas Mojolangu, Malang.
2.2.Untuk mengetahui berapa banyak pasien yang memiliki tipe
kepribadian A di Puskesmas Mojolangu, Malang.

1.4. Manfaat Penelitiaan
1.4.1.

Manfaat Akademis

1.4.1.1. Memperdalam wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan
kedokteran, terutama di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Psikiatri
yang berkaitan dengan hipertensi dan tipe kepribadian A.
1.4.1.2. Sebagai pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan tipe kepribadian A dengan kejadian
hipertensi, dengan memperhitungkan mekanisme koping terhadap
stress.
1.4.2.

Manfaat Klinis
Sebagai pedoman untuk mewaspadai orang-orang yang memiliki
tipe kepribadian A menjadi factor resiko terjadinya hipertensi
sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan disesuaikan
dengan tipe kepribadian masing-masing dalam upaya peningkatan
kesehatan pada masyarakat.

1.4.3.

Manfaat untuk Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kecenderungan
dan kewaspadaan memiliki tipe kepribadian A terhadap munculnya
hipertensi dengan menjaga pola hidup atau mengenali kepribadian

5

sebagai upaya prevensi atau pencegahan sebelum terjadinya
hiperensi.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. SAYIDIMAN MAGETAN

0 6 20

Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Kejadian Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Sayidiman Magetan

0 4 19

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEJADIAN BULLYING PADA KELOMPOK USIA 13-16 TAHUN

0 3 74

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 4 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia Muda Di Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN LAMA KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Lama Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

3 7 16

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

1 3 15

Hubungan Konsumsi Tuak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Pria Dewasa di Desa Tegallinggah, Karangasem.

5 47 57