HUBUNGAN KADAR BAKTERI GRAM NEGATIF DI UDARA DAERAH PASAR HEWAN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN

(1)

1

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR BAKTERI GRAM NEGATIF DI UDARA DAERAH PASAR HEWAN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN

PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN

Oleh :

AYU SHELVIA REVIANI 08020062

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(2)

1

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

3 September 2012

Pembimbing I

dr. Bambang Mulyawan, Sp.A.

Pembimbing II

dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

1 Karya Tulis Akhir oleh Ayu Shelvia Reviani ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal : 3 September 2012

Tim Penguji,

dr. Bambang Mulyawan, Sp.A , Ketua

dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd. Ked. ,Anggota


(4)

4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan bantuan dari berbagai pihak. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkanpada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuangmembawaummatnyakepadakemenangan Islam.

Karya Tulis Akhir dengan judul “Hubungan Kadar Bakteri Gram Negatif Di Udara Daerah Pasar Hewan Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak Usia 0-12 Tahun” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas KedokteranUniversitasMuhammadiyah Malang.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran.

2. dr. MeddySetiawan, Sp.PD, selakuPembantu Dekan I FakultasKedokteran. 3. dr. FathiyahSafitri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II

FakultasKedokteran.

4. dr. Iwan Sis, Sp. Kj, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran. 5. dr. Bambang Mulyawan, Sp.A. selaku pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan mengoreksi demi kesempurnaan penelitian ini.

6. dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd. Ked. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan informasi mengenai penulisan usulan penelitian dan karya tulis akhir ini.


(5)

5

7. dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc., Sp.A. selaku penguji yang telah memberi tambahan ilmu dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini. 8. dr. Dyah Hermayanti, Sp. PK selaku dosen wali yang telah memberikan

banyak motivasi dan masukan bagi penulis.

9. Seluruh Staff Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Malang.

10.Seluruh Pedagang yang bertempat tinggal di Pasar Hewan Malang dan warga Rt.8 Rw.9 Kelurahan Kauman, Malang, yang telah memberikan segala bantuan untuk meluangkan waktu dan tenaga demi mendukung jalannya penelitian ini

11.Ayahanda H. Drh Suyadi, Ibunda Hj.Ir Maya Nuryanti Farida, Adinda Ahmad Fauzan , Kakanda Gita Molischa Agustina terimakasih atas segala doa, semangat, kasih sayang, pengorbanan dan ketulusan dalam

mendampingi penulis.

12.Mirzaulin Leonaviri terimakasih atas segala dukungan, semangat, pengorbanan, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. 13.Felicia Arnoldi terimakasih untuk selalu membantu dan memberikan

semangat disaat suka dan duka.

14.Adhe Pusparani, Farid Fachrudin, Yusnia, Prita, Ka Mimi, Masrida, Shanti, Putri Purnama Sari, Mega Ariani, Putri, Alfi, Ariyandi, Afif, Aziz, Isti, Asadullah dan seluruh teman – teman saya yang tidak dapat saya sebutkan, terimakasih untuk bantuan, kerjasama, dan pengorbanannya selama ini.


(6)

6

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan, serta kami mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua, serta bermanfaat untuk bidang kedokteran.

Malang, 04 September 2012


(7)

1 ABSTRAK

Reviani, Ayu Shelvia. 2012. Hubungan Kadar Bakteri Gram Negatif Di Udara Daerah Pasar Hewan Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak Usia 0-12 Tahun. Tugas akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Bambang Mulyawan (2) Gita Sekar Prihanti

Latar Belakang : Tingginya angka kejadian ISPA terutama pada anak-anak menyebabkan ISPA menjadi masalah kesehatan yang utama di Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya ISPA adalah bakteri gram negatif yang kadarnya ditemukan lebih tinggi pada lingkungan yang terdapat banyak hewan.

Tujuan : Mengetahui hubungan kadar bakteri gram negatif di udara daerah pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

Metode : Analitik observasional, dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Jumlah sampel 84 anak. Dianalisis dengan uji chi-square dan Koefisien Kontingensi.

Hasil Penelitian dan Diskusi : Dari hasil uji Chi-Square, didapatkan hubungan (nilai sig = 0,000 < α(0,01)) antara kadar bakteri gram negatif di udara daerah pasar hewan dengan terjadinya ISPA pada anak usia 0-12 tahun. Dari hasil penghitungan koefisien kontingensi didapatkan hubungan yang cukup erat (Value = 0,496) antara kadar bakteri gram negatif di udara daerah pasar hewan dengan terjadinya ISPA pada anak usia 0-12 tahun. Hasil penghitungan rasio prevalensi = 4.

Kesimpulan : Terdapat hubungan antara kadar bakteri gram negatif di udara daerah pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun.

Rasio prevalensi = 4 (>1) berarti kadar bakteri gram negatif merupakan faktor resiko terjadinya ISPA pada anak usia 0-12 tahun.


(8)

1 ABSTRACT

Reviani, Ayu Shelvia. 2012. The Correlation between Level of Gram-Negative Bacteria in Air at Animal Market with Incidence of Acute Respiratory Infection in 0-12 Years Old Children. Undergraduate Thesis, Faculty of Medical Science, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Bambang Mulyawan (2) Gita Sekar Prihanti

Background : The high level of sufferers of acute respiratory infection especially in children makes acute respiratory infection the major health problem in Indonesia. One of the etiology of acute respiratory infection is gram-negative bacteria which founded in high level at the environment that crowded with animal.

Objective : To investigate the correlation between level of gram-negative bacteria in air at animal market with incidence of acute respiratory infection in 0-12 years old children in Animal Market at Malang.

Method : Analytic observation with cross sectional approach. Sample was obtained with total sampling method. Sample number was 78 children. Analyzed with chi-square and contingency coefficient.

Results : Chi-square test revealed correlation (sig value=0,000 < α(0,01)) between level of gram-negative bacteria in air at animal market with incidence of acute respiratory infection in 0-12 years old children. Contingency coefficient showed strong enough correlation (Value = 0,496) between level of gram-negative bacteria in air at animal market with incidence of acute respiratory infection in 0-12 years old children. The prevalence ratio is 4.

Conclusions : There is a correlation between level of gram-negative bacteria in air at animal market with incidence of acute respiratory infection in 0-12 years old children.

The prevalence ratio is 4 (>1) means the level of gram-negative bacteria in air at animal market is the risk factor of incidence of acute respiratory infection in 0-12 years old children.

Key word : Gram-negative bacteria, air at animal market, acute respiratory infection, 0-12 years old children.


(9)

1 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1LatarBelakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ...3

1.3.1TujuanUmum ... 3

1.3.2TujuanKhusus ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 ManfaatAkademis ... 4

1.4.2 Manfaat Klinis ... 4

1.4.3 ManfaatMasyarakat ... 4


(10)

10

2.1 AnatomiSaluranPernapasanAtas ... 5

2.1.1 Hidung ... 5

2.1.2Faring ... 6

2.1.3Laring ... 7

2.1.4TrakheadanBronkus ... 8

2.1.5Alveolus ... 9

2.2ISPA ... 9

2.2.1 Pembagian ISPA ... 15

2.2.1.1Rhinitis... 16

2.2.1.2Faringitis, TonsilitisdanTonsilofaringitisAkut ... 20

2.2.1.3Otitis Media ... 24

2.2.1.4Rhinosinusitis ... 26

2.2.1.5Epiglotitis... 29

2.2.1.6CROUP (LaringotrakeobronkitisAkut) ... 30

2.2.1.7BronkhitisAkut ... 32

2.2.1.8Bronkiolitis ... 34

2.2.1.9Pneumonia ... 35

2.3Bakteri Gram Negatif ... 38

2.3.1 PatogenesisInfeksiBakteri ... 39

2.3.1 HubunganBakteriGram Negatif yang TerkandungPadaUdaraLingkungan Pasar HewanDengan ISPA PadaAnakUsia 0-12 Tahun ... 47

BAB 3KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 49


(11)

11

3.2Hipotesis ... 50

BAB 4 METODE PENELITIAN... 51

4.1 JenisPenelitian ... 51

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

4.3 Populasi dan Sampel ... 51

4.3.1 Populasi ... 51

4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel... 51

4.3.3Karakterstik Sampel Penelitian ... 51

4.3.3.1Kriteria Inklusi dan Eklusi ... 51

4.3.4Variabel Penelitian ... 52

4.3.4.1Variabel Bebas ... 52

4.3.4.2Variabel Tergantung... 52

4.3.4.3Variabel Perancu ... 52

4.3.5Definisi Operasional... 53

4.4AlatdanBahanPenelitian ... 54

4.5ProsedurPenelitian... 55

4.6Analisis Data ... 56

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 57

5.1 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA ... 57

5.2 Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Berdasarkan Usia ... 62

5.4 Distribusi Frekuensi Gejala Klinis Pasien ... 64

5.5 Kadar Bakteri Gram Negatif ... 65


(12)

12

5.5.2 Kadar Bakteri Gram Negatif Daerah Non Pasar Hewan ... 66

5.6 Hubungan Kadar Bakteri Gram Negatif Di Udara Daerah Pasar Hewan dengan Kejadian ISPA Pada anak Usia 0-12 Tahun ... 66

5.6.1 Rasio Prevalensi Kadar Bakteri Gram Negatif dan Kejadian ISPA Pada Anak Usia 0-12 Tahun ... 67

5.7 Analisis Data ... 68

5.7.1Uji Chi Square ... 68

5.7.2 Koefisein Kontingensi ... 69

BAB 6PEMBAHASAN ... 71

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

7.1Kesimpulan ... 78

7.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(13)

1

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Etiologi Rhinitis... 18

2.2 Etiologi Faringitis... 22

2.3 Perkiraan jumlah bakteri yang terkandung dalam udara di luar ruangan di lingkungan peternakan... 40

2.4 Perkiraan jumlah bakteri gram negatif pada isolasi udara di dalam ruangan lingkungan hewan... 41

2.5 Korelasi efek patologis dan konsentrasi endotoksin... 45

5.1 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan...

57

5.2 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Non Pasar Hewan...

58

5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah

Pasar Hewan dan Non Pasar Hewan BerdasarkanJenisKelamin. ... 60


(14)

14

5.4 Distribusi Frekuensi Penderita Yang Bertempat Tinggal Di Daerah

Pasar Hewan dan Non Pasar Hewan BerdasarkanUsia ... 62

5.5 Distribusi Frekuensi Gejala Klinis ISPA Yang Dialami Anak Yang

Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan... 64

5.6 Distribusi Frekuensi Gejala Klinis ISPA Yang Dialami Anak Yang

Tidak Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan... 65

5.7 Tabulasi Silang Hubungan Kadar Bakteri Gram Negatif Di Udara Dengan ISPA Pada Anak Usia 0-12 Tahun...

67

5.8 Uji Chi Square... 69

5.9 Koefisien Kontingensi... 69


(15)

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Anatomi Hidung... 6

2.2 Anatomi Faring... 7

2.3 Anatomi Laring... 8

5.1 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan... 58

5.2 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA Pada Anak Yang Tidak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan... 59

5.3 Distribusi Jenis Kelamin Kasus ISPA Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan Dan Non Pasar Hewan ... 61

5.4 Distribusi Frekuensi Penderita Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan Dan Non Pasar Hewan Berdasarkan


(16)

1

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome ASI : Air Susu Ibu

CD14 : Cluster of Differentiation 14 CFU : Colony Forming Units

HIV : Human Imunodeficiency Virus ICAM : Intercelullar Adhesion Molecule IL : Interleukin

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut KOM : Kompleks Osteomeatal

MAP : Mitogen Activated Protein MD2 : Myeloid Differentiation Factor 2

MYD88 : Myeloid Differentiation Primary Respond Gen 88 P13 : Protein 13

PMN : Polimorfonukleat

RANTES : Regulated by Activation Normal T Cell Expressed and Secreted RSV : Respiratory Syncytial Virus

TIRAP : Toll IL-1R Domain-containing Adaptor Protein TLR : Toll Like Receptor


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang utama di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada anak-anak. Selain itu, ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. ISPA menjadi suatu kelompok penyakit sebagai penyebab angka absensi masuk sekolah tertinggi bila dibandingkan dengan penyakit lain. Lebih 50% dari semua angka tidak masuk sekolah disebabkan oleh ISPA (WHO, 2003).

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari (Saftari, 2009). ISPA merupakan radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad renik atau bakteri,virus, maupun riketsia tanpa atau hanya disertai radang parenkim paru (Baum GL et al, 2009).

Infeksi saluran pernapasan akut paling sering terjadi pada anak. Kasus ISPA merupakan 50% dari seluruh penyakit pada anak dibawah 5 tahun dan 30% pada anak berusia 5-12 tahun. Anak berusia 1-6 tahun dapat mengalami episode ISPA sebanyak 7-9 kali per tahun. Sedangkan puncak Insiden terjadi pada usia 2-3 tahun (Wantania, 2009).

ISPA bagian atas merupakan penyakit yang selalu menempati urutan pertama penyebab morbiditas pada anak-anak, dan akan menimbulkan peningkatan biaya pengobatan keluarga terutama sinusitis


(18)

18

kronik. Di negara berkembang kesakitan dan kematian akibat ISPA bagian bawah mencapai 25% - 50%. Angka kesakitan ini lebih tinggi lagi pada daerah berpenduduk padat (Saftari, 2009).

Salah satu penyebab ISPA adalah akibat infeksi bakteri gram negatif. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kadar bakteri gram negatif udara lebih dari 300 cfu/m3 berpotensi menyebabkan infeksi saluran pernapasan. (Wheeler PA, et al, 2007). Bakteri gram negatif akan mengeluarkan toksin berupa endotoksinyang dilepaskan dari sel-sel yang rusak atau mengalami lisis. Endotoksin memiliki sifat sama pada semua bakteri gram negatif. Dalam kadar tertentu endotoksin diduga memiliki efek patologis yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan. Udara di lingkungan yang banyak terdapat hewan misalnya peternakan, pasar hewan, ataupun laboratorium hewan. Tempat- tempat tersebut mengandung bakteri gram negatif yang lebih tinggi 102-105 kali dibandingkan sekolah dan tempat penitipan anak (Balow A, et al, 2008).

Dari penelitian yang dilakukan di Jerman, banyak peternak yang mengeluh mengalami masalah pernapasan saat bekerja dan setelah bekerja di peternakan. Sebuah penelitian dilakukan pada 1861 peternak di Jerman, 22% peternak babi, 17% petani, 13% peternak unggas terbukti dilaporkan mengalami astma, astma like syndrom, dan iritasi membran saluran pernapasan (Nowak, 2010; Radon et al, 2002). Data tersebut menunjukan bahwa sangat tingginya konsentrasi polusi udara yang mengandung mikroorganisme dan endotoksin di peternakan binatang (Saleh M, et al, 2000).


(19)

19

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian di kecamatan Klojen kota Malang, karena di daerah tersebut terdapat pasar hewan terbesar di kota Malang yang udaranya berpotensi mengandung bakteri gram negatif yang tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA pada anak di daerah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah udara pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah udara pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui prevalensi ISPA pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

b. Mengetahui distribusi frekuensi usia dan jenis kelamin pada anak penderita ISPA usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

c. Mengetahui kadar bakteri gram negatif di lingkungan udara Pasar Hewan Kota Malang.

d. Mengetahui prevalensi gejala ISPA terbanyak pada anak yang berusia 0-12 tahun di Klojen Malang.


(20)

20

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

a. Menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan kedokteran tentang hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah pasar hewan terhadap permasalahan saluran pernapasan anak.

b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah pasar hewan terhadap penyakit saluran pernapasan lainnya.

1.4.2 Manfaat Klinis

Sebagai pengetahuan tentang bahaya bakteri gram negatif yang terkandung di daerah hewan di lingkungan.

1.4.3 Manfaat Masyarakat

Memberi informasi kepada masyarakat tentang hubungan kadar bakteri gram negatif yang terkandung dalam udara di lingkungan hewan terhadap ISPA pada anak.


(1)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Anatomi Hidung... 6

2.2 Anatomi Faring... 7

2.3 Anatomi Laring... 8

5.1 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan... 58

5.2 Distribusi Frekuensi Kasus ISPA Pada Anak Yang Tidak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan... 59

5.3 Distribusi Jenis Kelamin Kasus ISPA Pada Anak Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan Dan Non Pasar Hewan ... 61

5.4 Distribusi Frekuensi Penderita Yang Bertempat Tinggal Di Daerah Pasar Hewan Dan Non Pasar Hewan Berdasarkan


(2)

1

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome

ASI : Air Susu Ibu

CD14 : Cluster of Differentiation 14 CFU : Colony Forming Units

HIV : Human Imunodeficiency Virus ICAM : Intercelullar Adhesion Molecule

IL : Interleukin

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut KOM : Kompleks Osteomeatal

MAP : Mitogen Activated Protein

MD2 : Myeloid Differentiation Factor 2

MYD88 : Myeloid Differentiation Primary Respond Gen 88

P13 : Protein 13

PMN : Polimorfonukleat

RANTES : Regulated by Activation Normal T Cell Expressed and Secreted RSV : Respiratory Syncytial Virus

TIRAP : Toll IL-1R Domain-containing Adaptor Protein TLR : Toll Like Receptor


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang utama di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada anak-anak. Selain itu, ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. ISPA menjadi suatu kelompok penyakit sebagai penyebab angka absensi masuk sekolah tertinggi bila dibandingkan dengan penyakit lain. Lebih 50% dari semua angka tidak masuk sekolah disebabkan oleh ISPA (WHO, 2003).

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari (Saftari, 2009). ISPA merupakan radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad renik atau bakteri,virus, maupun riketsia tanpa atau hanya disertai radang parenkim paru (Baum GL et al, 2009).

Infeksi saluran pernapasan akut paling sering terjadi pada anak. Kasus ISPA merupakan 50% dari seluruh penyakit pada anak dibawah 5 tahun dan 30% pada anak berusia 5-12 tahun. Anak berusia 1-6 tahun dapat mengalami episode ISPA sebanyak 7-9 kali per tahun. Sedangkan puncak Insiden terjadi pada usia 2-3 tahun (Wantania, 2009).

ISPA bagian atas merupakan penyakit yang selalu menempati urutan pertama penyebab morbiditas pada anak-anak, dan akan menimbulkan peningkatan biaya pengobatan keluarga terutama sinusitis


(4)

kronik. Di negara berkembang kesakitan dan kematian akibat ISPA bagian bawah mencapai 25% - 50%. Angka kesakitan ini lebih tinggi lagi pada daerah berpenduduk padat (Saftari, 2009).

Salah satu penyebab ISPA adalah akibat infeksi bakteri gram negatif. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kadar bakteri gram negatif udara lebih dari 300 cfu/m3 berpotensi menyebabkan infeksi saluran pernapasan. (Wheeler PA, et al, 2007). Bakteri gram negatif akan mengeluarkan toksin berupa endotoksinyang dilepaskan dari sel-sel yang rusak atau mengalami lisis. Endotoksin memiliki sifat sama pada semua bakteri gram negatif. Dalam kadar tertentu endotoksin diduga memiliki efek patologis yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan. Udara di lingkungan yang banyak terdapat hewan misalnya peternakan, pasar hewan, ataupun laboratorium hewan. Tempat- tempat tersebut mengandung bakteri gram negatif yang lebih tinggi 102-105 kali dibandingkan sekolah dan tempat penitipan anak (Balow A, et al, 2008).

Dari penelitian yang dilakukan di Jerman, banyak peternak yang mengeluh mengalami masalah pernapasan saat bekerja dan setelah bekerja di peternakan. Sebuah penelitian dilakukan pada 1861 peternak di Jerman, 22% peternak babi, 17% petani, 13% peternak unggas terbukti dilaporkan mengalami astma, astma like syndrom, dan iritasi membran saluran pernapasan (Nowak, 2010; Radon et al, 2002). Data tersebut menunjukan bahwa sangat tingginya konsentrasi polusi udara yang mengandung mikroorganisme dan endotoksin di peternakan binatang (Saleh M, et al, 2000).


(5)

19

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian di kecamatan Klojen kota Malang, karena di daerah tersebut terdapat pasar hewan terbesar di kota Malang yang udaranya berpotensi mengandung bakteri gram negatif yang tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya ISPA pada anak di daerah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah udara pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah udara pasar hewan terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui prevalensi ISPA pada anak usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

b. Mengetahui distribusi frekuensi usia dan jenis kelamin pada anak penderita ISPA usia 0-12 tahun di Pasar Hewan Kota Malang.

c. Mengetahui kadar bakteri gram negatif di lingkungan udara Pasar Hewan Kota Malang.

d. Mengetahui prevalensi gejala ISPA terbanyak pada anak yang berusia 0-12 tahun di Klojen Malang.


(6)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

a. Menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan kedokteran tentang hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah pasar hewan terhadap permasalahan saluran pernapasan anak.

b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan kadar bakteri gram negatif di daerah pasar hewan terhadap penyakit saluran pernapasan lainnya.

1.4.2 Manfaat Klinis

Sebagai pengetahuan tentang bahaya bakteri gram negatif yang terkandung di daerah hewan di lingkungan.

1.4.3 Manfaat Masyarakat

Memberi informasi kepada masyarakat tentang hubungan kadar bakteri gram negatif yang terkandung dalam udara di


Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih

2 48 18

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Napas Atas Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Terjadinya Otitis Media Akut Puskesmas Padang Bulan

0 38 74

Strategi Penanggulangan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Anak Balita Melalui Analisis Faktor Determinan di Tiga Kecamatan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan Tahun 2006

0 34 125

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA pada Bayi Usia 0-12 Bulan

0 62 71

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR USIA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1 BULAN - 5 TAHUN.

0 0 6

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) PADA BALITA USIA 2-5 Hubungan Lama Pemberian Asi Dengan Kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Pada Balita Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Kecamatan Kartasura.

0 2 15

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN - 5 TAHUN.

0 0 5