Pengkoordinasian Coordinating F. Stoner dan Charles Wankel dalam H. B. Siswanto 2006:2 mengatakan

commit to user xxxvi sarana dan prasarana perkeretaapian apabila sudah terbentuk dan terlaksana dengan baik pengorganisasiannya, dengan begitu akan mempermudah dalam pelaksanaan program yang telah dirumuskan dalam perencanaan.

3. Pengkoordinasian Coordinating

Koordinasi merupakan tugas pimpinan yang dilakukan dengan mengusahakan agar semua kegiatan dapat selaras dan anggota-anggotanya dapat bekerja sama dengan baik sehingga tujuan dapat tercipta dengan efisien. Menurut Ibnu Syamsi, koordinasi adalah proses penarikan semua bagian organisasi, sehingga pengambilan keputusan, tugas-tugas, kegiatan- kegiatan yang dilakukan orang-orang dan unit-unit terarah pada pencapaian tujuan secara optimal. Ibnu Syamsi, 1994:113 James AF Stowner dalam Ibnu Syamsi 1994:113 mendefinisikan pengkoordinasian yaitu coordinating is the of integrating the activities and objectives of the separate units of organization in order to effectively achieve organization goals. Koordinasi adalah mengintegrasi aktivitas dan objek dari unit-unit organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efektif. Jadi koordinasi merupakan aktivitas mengusahakan terjadinya kerja sama diantara anggota-anggotanya agar semua kegiatan organisasi dapat selaras sehingga tercipta dengan efisien. commit to user xxxvii Dengan demikian, maka pengkoordinasian merupakan aktivitas dan fungsi manajemen yang dilakukan untuk mengusahakan terjadinya kerja sama yang selaras dan tertib mengarah pada tercapainya tujuan organisasi secara menyeluruh. Jika koordinasi berjalan baik, maka tidak akan terjadi kesemrawutan, kekacauan, tumpang tindih atau kekosongan kerja. Macam-macam koordinasi yaitu: 1. Koordinasi Vertikal Yaitu koordinasi yang dilakukan oleh atasan kepada para bawahannya. Dengan adanya koordinasi tersebut diharapkan kegiatan-kegiatan dalam unit kerja yang bersangkutan dapat tercapai dengan efisien. 2. Koordinasi Horizontal Yaitu koordinasi yang dilakukan dalam unit-unit yang sederajat atau antar instansi yang sederajat. 3. Koordinasi Diagonal Koordinasi diagonal dapat terjadi dalam organisasi yang pengelolaan bidangnya atau fungsinya secara sentralisasi. Ibnu Syamsi, 1994:115-116 Pengkoordinasian merupakan kegiatan penggerakan pegawai, dalam organisasi PT Kereta Api Indonesia Daop VII kegiatan ini dilakukan supaya terjadinya kerjasama diantara pegawai tersebut dalam melaksanakan penanganan terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian. Koordinasi yang terjadi adalah koordinasi internal vertikal yaitu menggambarkan bagaimana hubungan antara atasan dengan bawahan dalam lingkup organisasi Daop VII, commit to user xxxviii koordinasi internal horizontal menggambarkan hubungan antar unit kerja yang kedudukannya sama dalam satu lingkup organiasai Daop VII. Koordinasi eksternal vertikal menggambarkan bagaimana hubungan antara PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dengan organisasi diluar Daop VII yang kedudukannya lebih tinggi, dan juga koordinasi eksternal horizontal yaitu hubungan antara unit kerja di Daop VII dengan unit kerja di luar Daop VII yang kedudukannya sejajar dalam hierarki organisasi. Artinya dari pernyataan di atas, koordinasi dalam organisasi PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi antar setiap unit kerja yang telah diprogram sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja. Akhirnya, jika fungsi koordinasi terlaksana dengan baik maka pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi menjadi lebih mudah.

4. Pengawasan Controlling