Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah seperti yang dipaparkan Sugiono 2010: 246 yaitu: reduksi data,
display data, pengambilan simpulan dan verifikasi. Analisis data dilakukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian serta membandingkan antara data
yang diperoleh dengan konsep. Teknik pengolahan data tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1. Reduksi Data Data Reduction
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data
yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan mereduksi data akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data Data Display
Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah data direduksi. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan lain- lain. Dalam hal ini Miles dan Huberman Sugiyono, 2010: 249
mengungkapkan bahwa „yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks bersifat naratif, selain
itu dapat juga berupa grafik, matrik, network jejaring kerja dan chart ‟.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Conclusion Drawing and
Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman Sugiyono, 2010: 252 yaitu penarikan simpulan dan
verifikasi. Simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutny. Tetapi apabila
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
simpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka simpulan yang dikemukakan merupakan simpulan yang kredibel.
Dengan demikian simpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
F. Paradigma Penelitian
Moleong 2007: 49 menyatakan bahwa penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih
membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model
tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen Moleong, 2007: 49, adalah
„kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir
dan penelitian‟. Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu
distruktur bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu. Adapun
paradigma dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut.
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan beberapa teori yang berkaitan, pada tahap berikutnya penulis
memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan oleh rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitan mengenai peran
kepolisian dalam mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan geng motor di Kota Cirebon, dapat dirumuskan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang peneliti
temukan di lapangan dan saran-saran yang bersifat membangun yang dapat diungkapkan peneliti sebagai acuan bai penelitian berikutnya.
A. Kesimpulan
Peran kepolisian dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting adanya. kepolisian berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri. Tanpa adanya lembaga kepolisian maka hukum tidak akan berjalan sepenuhnya, sebab kepolisian merupakan suatu organ penting dalam tegaknya
hukum yang berlaku. Dalam menjalankan perannya, kepolisian mengemban tugas untuk
meminimalisir adanya tindak kriminal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang selalu meresahkan masyarakat. Termasuk diantaranya, geng
motor yang selalu membuat kerusuhan dalam aksinya yang tentunya menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Geng motor merupakan suatu
kumpulan atau komunitas remaja maupun anak muda yang menggunakan sepeda motor.
Adapun kesimpulan khusus yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Latar belakang suatu geng motor melakukan tindak kekerasan adalah
adanya sikap merasa paling berkuasa yang menyebabkan anggota geng tersebut tidak akan tinggal diam apabila ada geng lain yang mengusik
keberadaannya. Selain itu, adanya sifat balas dendam yang mengacu pada terjadinya aksi saling balas-membalas perbuatan yang mereka
terima. Terakhir yaitu adanya perintah dari ketua geng yang tidak bisa diacuhkan oleh para anggotanya.
2. Tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota geng motor termasuk
dalam kenakalan remaja. Kasus-kasus kriminal yang dilakukan geng motor antara lain seperti perang antargeng, melakukan pemalakan,
pengrusakan fasilitas umum, menjual obat-obat terlarang seperti narkoba, jambret, melakukan pemerkosaan, bahkan pembunuhan baik
itu secara tidak sengaja maupun disengaja. Faktor yang mempengaruhi anggota geng motor melakukan tindakan kriminal disebabkan oleh
adanya faktor intern dari masing-masing anggota seperti kontrol diri yang lemah. Faktor ekstern misalnya keluarga yang tidak harmonis,
tingkat pendapatan ekonomi yang rendah, lingkungan sosial yang kurang baik.
3. Upaya yang sudah dilakukan oleh kepolisian dalam mencegah
terjadinya tindak kekerasan geng motor di Kota Cirebon yaitu kepolisian melakukan patroli dan penyuluhan ke sekolah-sekolah yang
ada di Kota Cirebon. Patroli tersebut digelar setiap malam minggu untuk mencegah terjadinya benturan antargeng motor di jalanan.
Upaya pencegahan yang kedua yaitu penyuluhan, belum maksimal dilakukan oleh kepolisian, sebab tindakan penyuluhan mengenai
bahaya geng motor belum merata dan hanya ke beberapa sekolah saja. 4.
Kepolisian memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan atau preventif, sebab kepolisian tidak melarang adanya suatu geng atau
komunitas motor. Akan tetapi karena geng motor tersebut sering melakukan tindak kriminal maka kepolisian berupaya untuk
meminimalisir tindakan kriminal tersebut. Dengan kata lain, kepolisian
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
hanya akan bertindak apabila suatu tindak kriminal telah terjadi dalam hal ini dilakukan oleh anggota geng motor. Kemudian, tindakan
tersebut akan diproses menggunakan hukum pidana yang berlaku seperti pada umumnya dan sesuai dengan kasus yang dilakukannya.
5. Kendala yang dihadapi oleh pihak kepolisian yaitu adanya oknum
polisi nakal yang membocorkan jadwal dan rute patroli atau razia yang akan dilakukan sehingga anggota geng motor dapat merubah jadwal
dan rute kapan mereka beraksi. Inilah yang menyebabkan patroli atau razia yang dilakukan hasilnya sia-sia. Selain itu, peranan orangtua
dalam mendidik anak yang belum maksimal, peranan guru dalam menyampaikan nilai dan norma yang masih terbatas oleh jam
pelajaran, serta lingkungan sosial tempat dimana anggota geng motor itu tinggal. Ketiga kendala itu diluar wewenang kepolisian karena
kepolisian hanya akan bertindak apabia tindakan kriminal terjadi. 6.
Dalam mengatasi kendala yang menghambat kepolisian dalam mencegah dan menangani tindak kekerasan geng motor, kepolisian
melakukan kerjasama dengan pihak dari orangtua agar lebih memperhatikan anak-anaknya, kerjasama dengan masyarakat agar
segera melapor apabila terjadi kerusuhan yang diakibatkan geng motor, serta kerjasama dengan club-club motor untuk memberikan
informasi-informasi mengenai geng motor.
B. Saran
Dari kesimpulan dan temuan pada penelitian ini, dapat direkomendasikan beberapa saran oleh peneliti yaitu sebagai berikut.
1 Bagi Kepolisian
a. Kepolisian hendaknya lebih mendisiplinkan oknum-oknum nakal agar
tidak terjadi adanya kebocoran informasi. b.
Kepolisian hendaknya lebih meluangkan jadwal untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan ke sekolah mengenai bahaya geng motor.
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Dalam melakukan penjaringan geng motor, harus lebih tegas dalam
memberi hukuman agar menghasilkan efek jera bagi para pelakunya. 2
Bagi Anggota Geng Motor remaja dan pemuda a.
Tidak ada larangan untuk berkumpul-kumpul dengan komunitasnya, namun sebagai remaja, harus dapat mengetahui akibat baik-buruknya
sebuah perbuatan. b.
Untuk mendapatkan sebuah nama yang disegani oleh pihak lain, tidak hanya dengan melakukan perbuatan kriminal. Akan tetapi, banyak dengan
melakukan hal-hal positif, seperti meraih prestasi dalam bidang yang disukainya.
c. Hendaknya mempunyai keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Contohnya, apabila orangtua kita tidak seperti yang kita harapkan, minimalnya kita harus bisa lebih baik dari mereka.
3 Bagi Orangtua
a. Para orangtua hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya. Meskipun
waktu lebih banyak dipakai untuk pekerjaan, luangkanlah waktu pada saat hari libur. Setidaknya tanyailah kabar anak meskipun hanya lewat telepon
genggam. b.
Jangan selalu menggunakan uang untuk menyelesaikan semua masalah, karena perhatianlah yang mempunyai nilai lebih dimata anak
dibandingkan uang. c.
Apabila memang ada polisi nakal, hendaklah melaporkan polisi tersebut kepihak yang lebih bertanggungjawab dalam hal itu.
4 Bagi Guru
a. Setiap guru haruslah lebih mengenal anak-anak didiknya. Komunikasi
untuk hal-hal yang lebih pribadi mengenai masalah anak didiknya sangat diperlukan. Sebab dengan begitu anak merasa mempunyai tempat untuk
mengungkapkan semua bebannya. b.
Penanaman nilai moral disetiap sela-sela jam pelajarannya sangatlah penting. Karena dengan begitu, setidaknya mengingatkan anak didik
untuk selalu mematuhi nilai moral yang ada di kalangan masyarakat.
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Apabila salah seorang anak didiknya terlibat kasus kekerasan terhadap
geng motor, hendaklah melapor ke pihak yang berwajib. Jangan berpura- pura tidak tahu hanya karena agar reputasi sekolah tetap baik.
5 Bagi Jurusan PKn
a. Sebagai mahasiswa PKn yang mempunyai tujuan menjadikan masyarakat
yang baik seperti halnya tujuan dari peran kepolisian, hendaknya mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah mengenai bahaya geng
motor. b.
Hendaknya mengadakan suatu himpunan yang dapat menampung hobi mahasiswa yang menyukai touring dengan bersepeda motor dan tentunya
bersifat positif, misalnya melakukan bakti sosial. c.
Perlu adanya penanaman nilai moral bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa baru yang masih terbawa dengan masa sekolah menengahnya
agar menghindari tindakan kenakalan remaja seperti tindak kekerasan geng motor.
6 Bagi Masyarakat
a. Diperlukan adanya kegiatan-kegiatan positif dikalangan masyarakat untuk
memenuhi waktu luang para remaja dan pemudanya agar tidak melakukan hal yang negatif.
b. Hendaknya sebagai masyarakat merangkul para geng motor itu agar
merasa diakui. Jangan malah mencemooh mereka yang hanya akan membuat mereka merasa lebih kerasan berada dalam gengnya.
c. Hendaknya melaporkan anggota geng motor apabila ada yang melakukan
tindak kekerasan diwilayahnya kepada pihak yang berwajib.
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Anwar, Yesmil. dan Adang. 2010. Kriminologi. Bandung: Refika Aditama. Budimansyah, Dasim. 2009. Pengantar Kriminologi. Bandung: Laboratorium
PKn UPI. Danial, Endang. 2009. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan. Ganeswara, Ganjar M., Wilodati., dkk. 2008. Panduan Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek
Hanurawan, Fattah. 2012. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mutakin, Awan., Budimansyah, Dasim. dan Pasya, Gurniawan Kamil. 2004. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: Genesindo.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu- ilmu Sosial Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta.
Utomo, Warsito Hadi. 2005. Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tia Fitriani, 2013 PERAN KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN GENG MOTOR DI
KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Willis, Sofyan S. 2010. Remaja Masalahnya Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex, dan Pemecahannya. Bandung:
Alfabeta.
Wuryan, Sri. dan Syaifullah. 2009. Ilmu Kewarganegaraan CIVICS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Publikasi Departemen