BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam tulisan ini, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Posisi dominan merupakan suatu keadaan dimana pelaku usaha tidak
mempunyai pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan dalam kaitannya dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha
mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitannya dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada
pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu. Posisi dominan ini diatur dalam
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 yaitu dari Pasal 25 sampai dengan Pasal 29 dan diatur dengan pendekatan rule of reason. Posisi dominan
dilarang karena setiap pelaku usaha yang ingin memperoleh keuntungan lebih besar akan cenderung menggunakan berbagai cara untuk
mempertahankan posisi dominan serta menyalahgunakan posisi dominan yang dimilikinya untuk menyingkirkan para pesaingnya. Ada beberapa
jenis dari Posisi Dominan, dalam hal ini jenis Posisi Dominan menunjukkan bagaimana bentuk-bentuk dari Posisi Dominan sehingga
mengakibatkan Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat, antara lain; Kegiatan Posisi Dominan yang bersifat umum Pasal 25 Undang-undang
No. 5 Tahun 1999; Memiliki jabatan baik sebagai direksi maupun
Universitas Sumatera Utara
komisaris di beberapa perusahaan yang bergerak di dalam pasar yang sama Pasal 26 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999; Memiliki saham secara
mayoritas di beberapa perusahaan yang bergerak di dalam pasar yang sama Pasal 27 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999; Melakukan
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan badan usaha Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999.
2. PT. Carrefour Indonesia telah melakukan penyalahgunaan posisi dominan
dan persaingan usaha tidak sehat, hal tersebut tampak dari pemberlakuan traiding terms oleh perusahaan ini kepada para pemasok barang kedalam
perusahaan retail ini. Data yang diperoleh oleh KPPU sangat jelas menunjukkan adanya pemberlakuan traiding term, serta perusahaan ini
mengakui hal tersebut. Namun Putusan KPPU No. 02KPPU-L2005, tidak menjelaskan bahwa perusahaan ini melakukan monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat melalui Posisi Dominan yang perusahaan ini miliki. KPPU hanya menyebutkan kalau PT. Carrefour Indonesia hanya
melakukan traiding terms, dalam pasal 25 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 dijelaskan bahwa setiap pelaku usaha dilarang untuk menetapkan
syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang jasa yang bersaing dalam
harga kualitas, maka jelaslah PT. Carrefour Indonesia telah melakukan penyalahgunaan posisi dominan. Mungkin pada saat ini belum terbentuk
monopoli namun kita harus pahami bahwa perbuatan ini memiliki indikasi yang kuat akan memunculkan tindakan monopoli dan persaingan usaha
Universitas Sumatera Utara
tidak sehat. Pasal 25 merupakan salah satu bentuk pasal yang menggunakan konsep rule of reason, maka akan terlihat susah untuk
menetapkan perusahaan yang melakukan tindakan ini telah melakukan monopoli. Ini lah yang terjadi pada putusan KPPU No. 02 KPPU-L2005.
B. Saran