Jika arus beban I
L
= 0 beban nol, maka : V
Φ
= k
1
Jika tegangan terminal V
Φ
= 0 hubung singkat, maka :
cn Z
I cn
V I
s l
f
+ Φ
=
I
f
=………………. 2.36 Berikut ini merupakan gambar karakteristik luar generator sinkron dengan beban
induktif pada berbagai harga cos φ.
PF = 1 PF = 0,8
PF = 0,6
I
L
A V
Φ
V
Gambar 2.26 Karakteristik Luar Generator Beban Induktif
2.8.5 Karakteristik Pengaturan Generator Sinkron : I
f
= f I
L
Karakteristik ini menunjukkan hubungan antara perubahan arus beban I
L
dengan terhadap arus medan I
f
generator sinkron. Dimana, dalam karakteristik ini perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a. Tegangan terminal V
Φ
dijaga konstan b. putaran tetap
c. Faktor daya cos φ tetap
Persamaan untuk generator berbeban Gambar 2.24 : E
a
= V
Φ
+ I
a
R
a
+ jX
S
……………..2.37
Universitas Sumatera Utara
Pada generator berbeban : I
L
= Ia sehingga :
E
a
= V
Φ
+ I
L
R
a
+ jX
S
…………. 2.38 cnΦ = V
Φ
+ I
L
Z
S
cnI
f
= V
Φ
+ I
L
Z
S
I
f
= cn
Z I
cn V
S L
−
φ
………………..…. 2.39 karena nilai c, n, V
Φ, dan Z
s
konstan, maka : cn = k
1
V
Φ
= k
2
Zs = k
3
sehingga diperoleh : I
f
=
L
I k
k k
k
1 3
1 2
− ………………..…. 2.40
jika,
4 1
2
k k
k =
5 1
3
k k
k =
maka, I
f
= k
4
– k
5
I
L
……………….……. 2.41
Gambar 2.27 berikut menunjukkan karakteristik pengaturan generator sinkron untuk faktor daya cos
φ induktif lagging, kapasitif leading dan unity.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.27 Karakteristik Pengaturan Generator
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGARUH BEBAN RESISTIF, KAPASITIF, DAN INDUKTIF
TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR SINKRON 3 PHASA
3.1 Faktor Daya
Tegangan yang dibangkitkan pada generator sinkron adalah arus bolak- balik, maka biasanya digambarkan dalam bentuk phasor. phasor ini mempunyai
dua besaran yaitu besaran saklar magnitude dan besaran sudut, dimana hubungan keduanya harus digambarkan dalam dua dimensi. Bila E
Φ
V
t
, jX
S
I
a
dan I
a
R
a
digambar dalam satu gambar yang menunjukkan hubungan antara besaran- besaran tersebut, maka hasil dari gambar ini dinamakan Diagram Phasor.
Gambar 3.1.a menunjukkan hubungan, dimana generator melayani beban dengan faktor daya satu beban resistif murni. Gambar 3.1, total tegangan E
a
berbeda dengan tegangan Phasa V
b
ini disebabkan tegangan drop pada elemen resistif dan induktif pada mesin. Semua tegangan dan arus dari Gambar 3.1.a ini
direferensikan terhadap V
t
, V
t
sebagai referensi, ∠
=
t t
V V
. Diagram phasor ini dapat dibandingkan dengan diagram phasor untuk
generator yang melayani beban induktif dan kapasitif lagging dan leading, dimana diagram phasor untuk kedua beban ini masing-masing diperlihatkan pada
Gambar 3.1.b dan Gambar 3.1.c. Perlu dicatat bahwa arus jangkar dan tegangan phasa yang diberikan, bahwa E
a
yang dibutuhkan untuk beban langging beban induktif lebih besar dibandingkan dengan E
a
yang dibutuhkan untuk beban
Universitas Sumatera Utara