7 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
0,67 0,64
-4,477 8
PT Ades Waters Indonesia Tbk 1,18
0,68 -42,372
9 PT Cahaya Kalbar Tbk
0,58 0,73
25,862 10
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1,29
1,48 14,728
11 PT Mayora Indah Tbk
1.08 1,17
8,333 12
PT Ultrajaya Milk Tbk 0,42
0,57 35,714
13 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
1,50 1,36
-9,333 Sumber : Lampiran 1.A, 1B.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki perubahan negatif adalah PT Siantar Top Tbk, PT Davomas Abadi Tbk,
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Ades Waters Indonesia Tbk, dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami
penurunan Total Asset Turnover. Perusahaan yang memiliki perubahan positif adalah PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT
Mayora Indah Tbk, PT Ultrajaya Milk Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan food and beverages tersebut dalam menggunakan aktiva
yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan semakin baik, karena semakin tinggi rasio perputaran total aktiva akan semakin baik.
4.2.2. Perubahan Return On Investment X
2
Return On Investment menunjukkan kemampuan aktiva dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak. Berikut ini data perubahan Return On
Investment tahun 2004 sampai dengan 2005
Tabel 4.2 : Data Perubahan Return On Investment tahun 2004 sampai dengan 2005
X
2
No Nama Perusahaan
2004 2005 Perubahan
1 PT Siantar Top Tbk
6,08 2,23
-63,322
2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
2,47 0,84
-65,991 3
PT Sekar Laut Tbk -37,93
96,94 -355,576
4 PT Delta Djakarta Tbk
8,50 10,49
23,411 5
PT Aqua Golden Mississippi Tbk 13,65
8,79 -35,604
6 PT Davomas Abadi Tbk
6,27 5,16
-17,703 7
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,03
0,01 -66,666
8 PT Ades Waters Indonesia Tbk
-126,18 -56,77
-55,008 9
PT Cahaya Kalbar Tbk -8,37
-6,58 -21,385
10 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
15,79 15,12
-4,243 11
PT Mayora Indah Tbk 6,65
3,13 -52,932
12 PT Ultrajaya Milk Tbk
0,34 0,36
5,882 13
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 0,44
41,65 9365,909
Sumber : Lampiran 2.A, 2.B.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki perubahan negatif adalah PT Siantar Top Tbk, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT Ades Waters
Indonesia Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk. Hal ini mengakibatkan kemampuan perusahaan Food and
Beverages tersebut dalam menghasilkan keuntungan dari setiap satuan rupiah aktiva yang digunakan akan menurun.
Perusahaan yang memiliki perubahan positif adalah PT Delta Djakarta Tbk, PT Ultrajaya Milk Tbk, dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami kenaikan Return On Investment. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik, karena dapat
mengetahui kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan operasi perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan.
4.2.3. Perubahan Inventory Turnover X
3
Inventory Turnover
untuk menunjukkan efektivitas atau efisiensi pengelolaan investasi kedalam persediaan yang dilakukan perusahaan yang
tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun. Berikut ini adalah Perubahan Inventory Turnover tahun 2004 sampai dengan 2005.
Tabel 4.3 : Data Perubahan Inventory Turnover tahun 2004 sampai dengan 2005
X
3
No Nama Perusahaan
2004 2005 Perubahan
1 PT Siantar Top Tbk
6,23 5,79
-7,062 2
PT Indofood Sukses Makmur Tbk 5,83
5,33 -8,576
3 PT Sekar Laut Tbk
6,91 7,17
3,762 4
PT Delta Djakarta Tbk 4,75
4,82 1,473
5 PT Aqua Golden Mississippi Tbk
50,79 59,94
18,015 6
PT Davomas Abadi Tbk 9,79
11,37 16,138
7 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
4,08 3,72
-8,823 8
PT Ades Waters Indonesia Tbk 13,71
5,49 -59,956
9 PT Cahaya Kalbar Tbk
2,64 2,21
-16,287 10
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 5,58
6,73 20,609
11 PT Mayora Indah Tbk
5,61 7,74
37,967 12
PT Ultrajaya Milk Tbk 2,48
2,93 18,145
13 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
5,48 5,06
-7,664 Sumber : Lampiran 3.A, 3.B.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki perubahan negatif adalah PT Siantar Top Tbk, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan Inventory Turnover. Perusahaan yang memiliki perubahan positif adalah PT Sekar Laut Tbk,
PT Delta Djakarta Tbk, PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Mayora Indah Tbk, dan PT Ultrajaya
Milk Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan Food and Beverages tersebut dalam mengelola persediaan semakin baik, karena semakin
tinggi rasio ini maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.
4.2.4. Perubahan Laba Y
Perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan laba tahun 2005-2006. Perubahan laba diproduksi dengan Earning After Tax yang merupakan laba usaha
setelah dikurangi pajak.berikut ini adalah data Perubahan Laba tahun 2005 sampai dengan 2006
Tabel 4.4 : Data Perubahan Laba tahun 2004 sampai dengan 2005 Y
No Nama Perusahaan
2005 2006 Perubahan
1 PT Siantar Top Tbk
10.637 14.426
35,62 2
PT Indofood Sukses Makmur Tbk 124.018
661.210 433,16
3 PT Sekar Laut Tbk
91.549 4.637
-94,93 4
PT Delta Djakarta Tbk 56.405
43.284 -23,26
5 PT Aqua Golden Mississippi Tbk
64.350 48.854
-24,08 6
PT Davomas Abadi Tbk 90.069
196.277 117,92
7 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
35 130
271,43 8
PT Ades Waters Indonesia Tbk -119.256
-128.794 8,0
9 PT Cahaya Kalbar Tbk
-21.594 15.291
-170,81 10
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 87.014
73.581 -15,44
11 PT Mayora Indah Tbk
45.730 93.576
104,63 12
PT Ultrajaya Milk Tbk 4.528
14.732 225,35
13 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
118.433 11.847
-90,00 Sumber : Lampiran 4.A, 4.B.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki perubahan negatif adalah PT Sekar Laut Tbk, PT Delta Djakarta Tbk,
PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut mengalami penurunan laba.
Perusahaan yang memiliki perubahan positif adalah PT Siantar Top Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk, PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Mayora Indah Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
mengalami kenaikan laba.
4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis
4.3.1 Hasil Uji Normalitas
Suatu data dikatakan mengikuti sebaran normal apabila nilai signifikansi nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Berikut ini adalah hasil uji normalitas
dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Tahap 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
52 .0000000
3216.533535 .385
.385 -.253
2.775 .000
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 5.A Dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data tidak memiliki distribusi yang normal. Oleh karena itu data yang tidak terdistribusi normal dapat ditransformasi agar menjadi normal.
4.3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.3.2.1. Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinear dapat dilakukan dengan cara menghitung variance inflation factor VIF, dengan ketentuan jika
nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas Suliyanto,2005:75
Tabel 4.6: Hasil Uji Multikolinearitas Tahap 1
Coefficients
a
658.269 1145.530 .575
.568 -259.237
970.105 -.046
-.267 .790
-.039 .663
1.508 23.709
20.585 .171
1.152 .255
.164 .882
1.133 39.958
30.448 .216
1.312 .196
.186 .721
1.387 Constant
TAT X1 ROI X2
IT X3 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Partial Correla
tions Tolerance
VIF Collinearity
Statistics
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba Y a.
Sumber : Lampiran 5.C Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel Perubahan
Total Aset Turnover X
1
, Perubahan Return On Investment X
2
, Perubahan Inventory TurnoverX
3
kurang dari angka 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda yang dihasilkan tidak terjadi multikolinearitas
4.3.2.2. Heteroskedastisitas
Suatu model regresi dikatakan terdapat heteroskedastisitas jika varians variabel dalam model tidak sama konstan. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara
menghitung korelasi rank spearman.
Berikut ini adalah hasil pengujian heteroskedastisitas dengan korelasi rank spearman :
Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas Tahap 1
Correlations
1.000 -.122
-.441 -.281
. .194
.001 .022
52 52
52 52
-.122 1.000
.403 .467
.194 .
.000 .000
52 65
65 65
-.441 .403
1.000 .232
.001 .000
. .032
52 65
65 65
-.281 .467
.232 1.000
.022 .000
.032 .
52 65
65 65
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Unstandardized Residual TAT X1
ROI X2 IT X3
Spearmans rho Unstandardiz
ed Residual TAT X1
ROI X2 IT X3
Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. .
Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed. .
Sumber : Lampiran 5.D Berdasarkan tabel diatas Hasil Uji Heteroskedastisitas pada nilai residual
variabel bebas penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel X2 dan X3 0,05; berarti terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi
heteroskedastisitas tidak dapat dipenuhi. Perbaikan hetroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melakukan transformasi pada model regresi
4.3.2.3. Autokorelasi
Penelitian yang menggunakan data time series, kemungkinan terjadinya autokorelasi relative besar. Untuk menguji apakah variabel-variabel
yang diteliti terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson. Hasil pengujian Durbin Watson adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 : Hasil Uji Durbin Watson Tahap 1
Model Summary
b
.249
a
.062 .003
3315.52688 2.172
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, IT X3, ROI X2, TAT X1 a.
Dependent Variable: Pertum .
buhan Laba Y b
Sumber : Lampiran 5.B Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 2,172. Berdasarkan
table DW dengan jumlah sample n = 65 dan k = 3 diperoleh nilai d
L
= 1,505 dan d
U
= 1,696. Nilai DW 2,172 terletak antara d
U
1,696 dan 4-d
L
2,495 terletak di
daerah tidak ada autokorelasi; sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak
terjadi ka data tersebut
harus ditansformasi agar menjadi data yang terdistribusi normal.
4.3.3 Hasi
Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas Tahap 2
autokorelasi dapat dipenuhi. Karena data diatas tidak terdistribusi secara normal ma
l Uji Normalitas Setelah Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
28 .0000000
.95587923 .142
.142 -.096
.752 .624
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 6.A
Setelah data ditaransformasi, diketahui bahwa nilaisignifikansi sebesar 0,624 yang berarti bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data mengikuti sebaran normal.
4.3.4 Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah Ditransformasi
4.3.4.1. Multikolinearitas
Tabel 4.10: Hasil Uji Multikolinearitas Tahap 2
Coefficients
a
1.617 .574
2.816 .010
1.266 1.316
.249 .962
.346 .193
.536 1.867
.468 .422
.220 1.108
.279 .221
.913 1.096
-.015 .615
-.006 -.024
.981 -.005
.565 1.770
Constant TAT TrX1
ROI TrX2 IT TrX3
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Partial
Correla tions
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba TrY a.
Sumber : Lampiran 6.C Setelah data ditaransformasi, maka nilai VIF pada variabel Perubahan
Total Aset Turnover X
1
, Perubahan Return On Investment X
2
, Perubahan Inventory TurnoverX
3
kurang dari angka 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda yang dihasilkan tidak terjadi multikolinearitas
4.3.4.2. Heteroskedastisitas
Tabel 4.11: Hasil Uji Heteroskedastisitas Tahap 2
Correlations
1.000 -.041
-.065 -.230
. .419
.371 .120
28 28
28 28
-.041 1.000
.354 .467
.419 .
.004 .000
28 65
55 65
-.065 .354
1.000 .454
.371 .004
. .000
28 55
55 55
-.230 .467
.454 1.000
.120 .000
.000 .
28 65
55 65
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Unstandardized Residual TAT TrX1
ROI TrX2 IT TrX3
Spearmans rho Unstandardiz
ed Residual TAT TrX1 ROI TrX2
IT TrX3
Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. .
Sumber : Lampiran 6.D Setelah data ditransformasi, menunjukkan bahwa tingkat signifikan yang
dihasilkan oleh variabel Perubahan Total Aset Turnover X
1
, Perubahan Return On Investment X
2
, Perubahan Inventory TurnoverX
3
diatas 0,05 sig 5, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda yang dihasilkan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.4.3. Autokorelasi
Tabel 4.12: Hasil Uji Durbin Witson Tahap 2
Model Summary
b
.374
a
.140 .032
1.01386 1.566
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, IT TrX3, ROI TrX2, TAT TrX1 a.
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba TrY b.
Sumber : Lampiran 6.B Setelah data ditransformasi, hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW
sebesar 1,56. Berdasarkan tabel DW dengan jumlah sampel n = 65 dan k = 3 diperoleh nilai d
L
= 1,505 dan d
U
= 1,696. Nilai DW 1,566 terletak antara d
L
1,505 dan d
U
1,696 atau terletak di daerah keragu-raguan atau daerah tanpa kesimpulan. Sehingga dapat dianggap bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi
dapat dipenuhi.
4.3.5 Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara variabel bebas yaitu Total Aset Turnover X
1
, Return On Investment X
2
, Inventory TurnoverX
3
terhadap pertumbuhan laba Y.
Tabel 4.13 : Uji Hipotesis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
1.617 .574
2.816 .010
1.266 1.316
.249 .962
.346 .193
.536 1.867
.468 .422
.220 1.108
.279 .221
.913 1.096
-.015 .615
-.006 -.024
.981 -.005
.565 1.770
Constant TAT TrX1
ROI TrX2 IT TrX3
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Partial
Correla tions
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba TrY a.
Sumber : Lampiran 6.C Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
Y = 1,617 + 1,266X
1
+ 0,468X
2
– 0,015X
3
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
a. b
= Konstanta = 1,617 Konstanta ayang dihasilkan sebesar 1,617 hal ini menunjukkan
besarnya perubahan laba sebesar 1,617 jika variabel Perubahan Total Aset Turnover X
1
, Perubahan Return On Investment X
2
, Perubahan
Inventory TurnoverX
3
adalah nol atau dengan kata lain terjadi peningkatan laba laba tahun 2009 lebih besar dari tahun 2008 yaitu
1,617 walaupun tidak ada peningkatan Total Aset Turnover X
1
, Return On Investment X
2
, Inventory TurnoverX
3
. b.
b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= 1,266 Berdasarkan koefisien regresi variabel Total Aset Turnover X
1
diperoleh nilai 1,266 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel
terikat, artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Total Aset Turnover X
1
menyebabkan pertumbuhan laba Y meningkat sebesar 1,266, dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
c. b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= 0,468 Berdasarkan koefisien regresi variabel Return On Investment X
2
diperoleh nilai 0,468 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel
terikat, artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Return On Investment X
2
menyebabkan pertumbuhan laba Y meningkat sebesar 0,468, dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
d. b
3
= Koefisien regresi untuk X
3
= – 0,015 Berdasarkan koefisien regresi variabel Inventory TurnoverX
3
diperoleh nilai – 0,015 dan mempunyai koefisien regresi negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan
variabel terikat, artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
Inventory TurnoverX
3
menyebabkan pertumbuhan laba Y menurun sebesar 0,015, begitu pula sebaliknya bahwa setiap penurunan satu
satuan variabel Inventory TurnoverX3 menyebabkan pertumbuhan laba Y menngkat sebesar 0,015,dengan asumsi variabel bebas lainnya
adalah konstan.
4.3.6. Analisis Hasil Uji Hipotesis
4.3.6.1. Uji Kecocokan Model
Uji F dapat digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat Y. berikut ini hasil dari uji F :
Tabel 4.14 Hasil Uji F
ANOVA
b
4.012 3
1.337 1.301
.297
a
24.670 24
1.028 28.682
27 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, IT TrX3, ROI TrX2, TAT TrX1 a.
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba TrY b.
Sumber : Lampiran 6.B Nilai
F
hitung
yang dihasilkan sebesar 1,301 degan tingkat signifikansi sebesar 0,297 diatas 5 sig 0,05 yang artinya model regresi linear berganda
yang digunakan adalah tidak cocok atau tidak sesuai untuk mengetahui pengaruh perubahan Total Aset Turnover X
1
, perubahan Return On Investment X
2
, perubahan Inventory TurnoverX
3
terhadap Perubahan Laba Y, sehingga hipotesis penelitian ke-1 “Bahwa total asset turnover, return on investment,
inventory turnover berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” tidak
teruji kebenarannya.
4.3.6.2. Koefisien Determinasi R
2
Besarnya pengaruh variabel perubahan Total Aset Turnover X
1
, perubahan Return On Investment X
2
, perubahan Inventory TurnoverX
3
terhadap Perubahan Laba Y, dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R- squareR
2
. Berikut ini nilai koefisien determinasi R-squareR
2
:
Tabel 4.15 : Nilai Koefisien Determinasi R-squareR
2
Model Summary
b
.374
a
.140 .032
1.01386 1.566
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, IT TrX3, ROI TrX2, TAT TrX1 a.
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba TrY b.
Sumber : Lampiran 6.B Nilai koefisien determinasi R-squareR
2
yang dihasilkan sebesar 0,140 hal ini menunjukkan bahwa variabel perubahan Total Aset Turnover X
1
, perubahan Return On Investment X
2
, perubahan Inventory TurnoverX
3
tidak mampu menjelaskan perubahan variabel pertumbuhan Laba Y, dimana
pengaruhnya hanya sebesar 14 sedangkan sisanya sebesar 86 dipengaruhi oleh variabel lain selain Total Aset Turnover X
1
, Return On Investment X
2
, Inventory TurnoverX
3
yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini.
4.3.6.3. Analisis Secara Parsial
Anonim 2008: L-21 menyatakan bahwa uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Berikut ini adalah hasil dari uji t :
Tabel 4.16 : Hasil Uji t
Coefficients
a
1.617 .574
2.816 .010
1.266 1.316
.249 .962
.346 .193
.536 1.867
.468 .422
.220 1.108
.279 .221
.913 1.096
-.015 .615
-.006 -.024
.981 -.005
.565 1.770
Constant TAT TrX1
ROI TrX2 IT TrX3
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Partial
Correla tions
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Pertumbuhan Laba TrY a.
Sumber : Lampiran 6.C Berdasarkan tabel diatas dapat menunjukkan bahwa :
1. Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa tingkat signifikan rasio Total Asset
Turnover X
1
sebesar 0,346 lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung
variabel Total Asset Turnover X
1
adalah positif yaitu sebesar 0,962. Maka dapat disimpulkan bwa variabel Total Asset Turnover X
1
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba Y
2. Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa tingkat signifikan rasio Return On
Investment X
2
sebesar 0,279 lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung
variabel Return On Investment X
2
adalah positif yaitu sebesar 1,108.. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Investment X
2
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba Y.
3. Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa tingkat signifikan rasio Inventory
TurnoverX
3
, sebesar 0,981 lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung
variabel Total Asset Turnover X
1
adalah negatif yaitu sebesar - 0,024. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Total Asset Turnover
X
1
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Laba Y
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara parsial ketiga variabel bebas yang digunakan tidak terbukti berpengaruh terhadap Perubahan
Laba Y. Hipotesis ke-2 yang menyatakan “Bahwa perubahan Return on Investment yang mempunyai pengaruh dominan dalam memprediksi pertumbuhan
laba pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” tidak terbukti kebenarannya.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil kecocokan model menunjukkan bahwa model regresi linear berganda yang terdiri dari perubahan Total Aset Turnover X
1
, perubahan Return On Investment X
2
, perubahan Inventory TurnoverX
3
adalah tidak cocok atau tidak sesuai untuk memprediksi perubahan laba pada Perusahaan Food And
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, walaupun kemampuan prediksi ketiga variabel bebas yang digunakan sebesar 14 sedangkan sisanya sebesar 86
dijelaskan oleh variabel lain. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meriewaty dan Yuli, 2005,. Maka hipotesis “Bahwa total asset turnover, return on investment, inventory turnover
berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” tidak teruji kebenarannya.
Hasi uji t menunjukkan bahwa secara parsial ketiga variabel bebas yang digunakan tidak terbukti berpengaruh terhadap Perubahan Laba Y.
ketidakcocokan model regresi linear berganda yang dihasilkan kemungkinan disebabkan karena hal tersebut.
Berikut ini pembahasan pengaruh variabel perubahan Total Aset Turnover X
1
, perubahan Return On Investment X
2
, perubahan Inventory TurnoverX
3
terhadap Perubahan Laba Y.
1. Total Asset Turnover
Menurut Munawir 2002: 88, Total Aset Turnover merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan berapa kali asset berputar dalam suatu periode tertentu,namun rasio ini hanya menunjukkan hubungan antara penghasilan dengan
aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang diperoleh.
Total Aset Turnover yang tinggi dapat disebabkan oleh aktiva perusahaan yang sudah tua dan sudah habis disusut, jadi Total Aset Turnover yang tinggi ini
karena keadaan perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa Total Aset Turnover belum cukup memberikan gambaran yang pasti tentang keefektifan kegiatan
perusahaan, dan hal ini juga menjelaskan hasil penelitian yang menyatakan
penigkatan Total Aset Turnover akan meningkatkan laba dengan peningkatan yang tidak signifikan.
Uraian tersebut sesuai dengan koefisien regresi yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu variabel perubahan Total Aset Turnover memiliki koefisien
regresi bertanda positif Tabel 4.5. hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Dian dan Setyani 2005 bahwa Total Aset Turnover tidak mempunyai
pengaruh terhadap perubahan laba. Menurut Munawir 2002: 88, Total Aset Turnover yang tinggi
menunjukkan manajemen yang efektif. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbesar Total Aset Turnover adalah kebijaksanaan investasi dana dalam
berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
2. Return On Investment
Variabel perubahan Return On Investment berpengaruh positif terhadap variabel perubahan laba Tabel 4.5. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan
Return On Investment akan meningkatkan laba secara signifikan, hal ini kemungkinan disebabkan pengelolaan aktiva berjalan dengan efisien dan efektif.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Merza Yudhistira 2007 bahwa Variabel perubahan Return On Investment mempunyai pengaruh positif terhadap
perubahan laba. Menurut Munawir 2002: 89, semakin besar Return On Investment
semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva cukup tinggi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertinggi Return On Investment adalah