Usaha dan Hambatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang Pada Tokoh Aurelia Dalam Novel A Husband’s Wicked Ways Karya Jane Feather

(1)

USAHA DAN HAMBATAN DALAM MEMENUHI

KEBUTUHAN CINTA DAN KASIH SAYANG PADA TOKOH

AURELIA DALAM NOVEL A HUSBAND

’S

WICKED WAYS

KARYA JANE FEATHER

EFFORTS AND CHALLENGES IN FULLFILLING LOVE AND

BELONGINGNESS NEEDS ON

AURELIA’S CHARACTER

IN A

HUSBAND

’S

WICKED WAYS NOVEL BY JANE FEATHER

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sastra pada Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

ANGGIT NUR ULFAH NIM. 63709009

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(2)

viii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN REVISI PERNYATAAN BUKTI KEPEMILIKAN DEDIKASI

ABSTRAK ABSTRACT

iv v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN viii x xi

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

1.4 Kegunaan Penelitian 1.5 Kerangka Pemikiran BAB II: KAJIAN TEORI

2.1 Pendekatan Psikologi Humanistik 2.2 Konsep Kebutuhan Abraham Maslow 2.3 Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

2.3.1 Usaha dan Hambatan dalam memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang 1 1 3 4 4 7 8 8 11 12 15


(3)

ix

2.3.1.1 Usaha dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang 2.3.1.2 Hambatan dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang 2.4 Unsur Intrinsik

2.4.1 Latar 2.4.2 Tokoh

2.5 Metode Langsung (Telling)

2.6 Metode Tidak Langsung (Showing)

BAB III: METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Pengumpulan Data 3.2.2 Teknik Analisis Data 3.3 Sinopsis

BAB IV: PEMBAHASAN

4.1 Usaha Aurelia untuk Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

4.2 Hambatan yang dihadapi Aurelia untuk Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN CURRICULUM VITAE 15 17 19 20 21 21 22 23 23 24 24 25 26 28 28 42 53 53 54 55 56 68


(4)

(5)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1976. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. Oxford: Oxford University Press.

Boeree. C. George. 2008. Personalities Theory: Melacak kepridian anda bersama psikologi dunia. Ed. Baru: Prismasophie

Feather, Jane. 2009. A Husband’s Wicked Ways. New York :Pocket Star Books. Jases Feist, Grogery Feist, 2009. Theorist of personality 7th edition, Teori

kepribadian Ed. 7, terjemahan Handriatno Jakarta: Salemba Humanika.

Joomis K, Martin D. 2007. Building Teachers: A Constructivist Approach to Introducing Education, Belmont, CA: Wadsworth, pp. 72–75.

Klarer, Mario. 1999. An introduction to literary studies. London Routledge.

Maslow, H. Abraham. 1954. Motivation and Personality. Copy right by Harper And Row publiser Inc. English

Meyer, Michael. 1990. The Bedford Introduction to Literature 2nd Edition. Boston: Bedford Book of St. Martin Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Perrine, Laurence. 1988. The Elements of Fiction5th Edition New York: Odyssey Press Inc.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra dan Cultural Studies Representasi fiksi dan Fakta ed.Revisi cetakan ke-2,Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra dan


(6)

Siagan, Sondang. P. 2012. Teori motivasi dan Aplikasinya,Jakarta:Rineka Cipta

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta

Wellek, Rene dan Warren Austin. 1989. Teori Kesusastraan, terjemahan Melani Budianto Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Websites

Cherry, Kendra, about.com guide. Hierarchy of Needs The Five Levels of Maslow's Hierarchy of Needs. E-Journal on-line. 5 January 2013

<http://psychology.about.com/od/theoriesofpersonality/a/hierarchyneeds.htm > Viperez, Danny.2012. Teori Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow. E-Journal

on-line. 22 January 2013

<

http://www.slideshare.net/viperenz02/ekonomi-teori-hirarki-kebutuhan-menurut-maslow>

Feather, Jane. Situs resmi Jane Feather. 9 September 2013 <http://www.jane-feather.com>


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyelesainnya, berbagai kesulitan turut mengiringi langkah penulis. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu. Ucapan terimakasih atas dukungan, bimbingan, bantuan dan doa penulis ucapakan kepada:

1. Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra UNIKOM.

2. Dr. Juanda, Selaku Ketua Prodi Sastra Inggis UNIKOM. Terima Kasih 3. Retno Purwani Sari S.S M. Hum, Selaku Koordinator Skripsi dan penguji

UPK. Terima kasih

4. M. Rayhan Bustam S.S.,M.Hum, selaku Dosen wali, koordinator proposal, dosen Pembimbing KKL dan Pembimbing II skripsi. Terima kasih banyak atas arahan, saran yang membangun, waktu, dukungan dan bantuan dalam proses pembimbingan dan pembelajaran selama ini.

5. Nenden Rikma Dewi, S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I skripsi dan koordinator jurnal. Terimakasih atas semua saran yang membangun, waktu, serta kesabaran dalam membimbing, serta membagi pengetahuan tentang kesusastraan kepada saya sehingga terselesaikan skripsi ini; 6. Nungki Heriyati, S.S., M.A, Tatan Tawami, S.S, M.Hum, dan Asih


(8)

7. Seluruh staf dan karyawan yang telah membantu. Khususnya Mba Nita selaku Sekertaris Sastra Inggris.

Penulis pun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran dan masukan sebagai kontribusi dalam penulisan skripsi ini. Penulis pun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Bandung, 12 Juli 2014


(9)

69

CURRICULUM VITAE

1. Profil

Nama : Anggit Nur Ulfah

Alamat : Gegerkalong Tengah, Gang Haji Ridho 2, No. 24 A. Bandung 44153

Tempatt/ Tanggal lahir : Garut, 22nd February 1991 Jenis Kelamin : Female

Agama : Islam

Phone : 08999487722

E-mail : anggitnurulfahss@yahoo.co.id

2. Latar Belakang Pendidikan 2.1 Pendidikan Formal

No Year Institutions

1. 2009- Sekarang Universitas Komputer Indonesia 2. 2006-2009 SMA Negeri 2 Tarogong Kidul 3. 2003-2005 SMP Negeri 2 Tarogong Kidul 4. 1997-2003 SD Negeri Cintakarya IV


(10)

2. Pendidikan Informal

No

.

Years Institution

1 2010 Seminar on Copywriting I (Certified) 2 2010 Seminar Public Speaking (Certified) 3 2011 Seminar on Copywriting I (Certified)

4 2011 Seminar Feminist, Feminine and Text (Certified) 5 2011 Seminar and Workshop of Semiotics in Literature

and Media

6 2012 Character Building Training (Certified)

3. Kompetensi

Penulis berkompetensi di bidang:

a. Sistem operasi Komputer, Khususnya Ms. Office 2007/2010 b. Sistem operasi Komputer, Khususnya Adobe Photoshop Cs 3 c. Sistem operasi internet.


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia memiliki kebutuhannya masing-masing, yang harus dipenuhi oleh manusia itu sendiri. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan seorang manusia dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut bisa diperoleh dengan cara memiliki atau menikmatinya (Sondang, 2012:75). Seseorang akan membutuhkan teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan lainnya. Menurut Abraham Maslow (1954: 80-90) kebutuhan seseorang dibagi menjadi dua jenis yaitu deficit needs dan being needs. Deficit needs dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan cinta dan kasih sayang dan kebutuhan akan dihargai. Adapun being needs adalah kebutuhan aktualisasi diri. Abraham Maslow menyebut deficit needs dan being needs dengan hirarki kebutuhan.

Pada prinsipnya pembagian kebutuhan menurut Maslow di atas berdasarkan realita kehidupan sehari-hari, terutama kebutuhan cinta dan kasih sayang. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga dan menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat. Sehubungan dengan kebutuhan cinta dan kasih sayang, setiap individu dalam memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang tidak semudah yang dikira. Individu tersebut harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya. Jika seorang individu hanya berdiam diri dan tidak mau berusaha, maka


(12)

kebutuhannya tidak akan terpenuhi. Disamping itu, dalam usaha pemenuhan kebutuhannya, seorang individu akan mengahadapi berbagai hambatan, baik hambatan dari luar maupun dari dalam. Hambatan dari dalam berupa tekanan dari diri sendiri. Sedangkan hambatan dari luar adalah keluarga, teman dan lingkungan sekitar. Dalam hubungannya dengan itu, penulis menemukan ilustrasi masalah yang berhubungan hirarki kebutuhan berupa kehilangan kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam novel “A Husband’s Wicked Ways” yang direpresentasikan pada sebuah tokoh utama bernama Aurelia. Novel ini menceritakan tentang percintaan, kehilangan dan pemulihan atas hilangnya cinta dan kasih sayang pada tokoh Aurelia.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan gagasan Abraham Maslow hanya pada tingkat kebutuhan cinta dan kasih sayang (love and belongingness needs) terhadap tokoh utama yaitu Aurelia Farnham. Hal ini disebabkan Aurelia membutuhkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang lain, setelah kematian suaminya. Dalam novel ini tergambar jelas usaha dan hambatan yang Aurelia hadapi, untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Kondisi yang dialami Aurelia ini menunjukan gejala yang disebut Abraham Maslow (2010:74) keinginan dimiliki dan memiliki serta ingin dicintai dan mencintai.

Dalam menganalisis kebutuhan cinta dan kasih sayang, penulis menggunakan metode showing dan telling (Minderop, 2005). Metode showing

digunakan untuk melihat bagaimana pemaparan tokoh oleh si pengarang. Sedangkan, metode telling digunakan untuk memahami dan menghayati watak para tokoh melalui dialog dan action.


(13)

3

Selain itu, penulis berfokus pada dua unsur intrinsik dalam karya sastra. Unsur intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tokoh dan latar. Tokoh merupakan unsur intrinsik yang membangun sebuah karya sastra. Latar adalah tempat atau waktu yang melatarbelakangi cerita dari sebuah karya fiksi.

Berkenaan dengan topik penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan Garnis (2011) berjudul, “Pencarian Aktualisasi diri yang tercermin dalam tokoh Becky pada novel Vanity Fair karya William Thackeray”. Penelitian ini, berfokus pada pencarian aktualisasi diri pada tokoh utama yang bernama Becky dengan menggunakan teori hirarki kebutuhan yaitu

being needs berupa aktualisasi diri dari Abraham Maslow. Yang membedakan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah penulis hanya berfokus pada salah satu aspek hirarki kebutuhan Maslow yaitu deficit needs, berupa kebutuhan cinta dan kasih sayang pada tokoh Aurelia.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, membuat penulis membahas topik tentang hirarki kebutuhan berupa usaha dan hambatan tokoh utama dalam memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Dengan demikian, penulis memilih judul “Usaha Dan Hambatan dalam Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang pada Tokoh Aurelia Dalam Novel A Husband’s Wicked Ways


(14)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Usaha apa sajakah yang dilakukan Aurelia untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasihsayangpada novel A Husband’s Wicked Wayskarya Jane Feather?

2. Hambatan apakah yang dihadapi Aurelia dalam usaha memenuhan kebutuhannya yang hilang pada novel A Husband’s Wicked Ways karya

Jane Feather?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan usaha-usaha yang dilakukan Aurelia untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam novel A Husband’s Wicked

Ways karya Jane Feather.

2. Menjelaskan hambatan yang dialami Aurelia untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam novel A Husband’s Wicked


(15)

5

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap bahwa penelitian ini bisa menjadi salah satu rujukan bagi peneliti selanjutnya, untuk bisa membahas tentang kebutuhan-kebutuhan lainnya tidak hanya sebatas cinta dan kasih sayang.

Secara praktis, penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan bahwa untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang harus ada usaha yang maksimal untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Jika tidak ada usaha sedikitpun, maka siapapun tidak bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut, seorang individu akan dihadapkan dengan hambatan. Hambatan itu harus bisa dihadapi, sehingga seorang individu akan berhasil memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Aurelia sebagai tokoh utama dalam novel A husband’s Wicked Ways, kehilangan kebutuhan berupa cinta dan kasih sayang setelah kematian suaminya. Dalam menganalisis permasalahan yang dihadapi Aurelia, penulis menggunakan pendekatan psikologi humanistik. Pendekatan psikologi humanistik adalah suatu pendekatan multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Pendekatan multifaset maksudnya psikologi humanistik dapat dimengerti dalam tiga ciri utama.. Menurut Goble (1971:90) pendekatan psikologi humanistik juga melengkapi aspek dasar-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme


(16)

dengan memasukan aspek positif yang mentukan cinta, kreatifitas, nilai makna dan pertumbuhan pribadi.

Tokoh Aurelia dilihat melalui metode showing dan telling yang menunjukan gejala hirarki kebutuhan yang dikemukan oleh Maslow. Gejala yang ditunjukan oleh Aurelia adalah rasa kehilangan cinta dan kasih sayang yang selama ini ia dapatkan dari suaminya. Rasa kehilangan itu disebabkan oleh kematian suaminya. Meskipun Aurelia memiliki teman disekelilingnnya, ia tetap membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang lain yang mencintai dan dicintainya yaitu pasangan hidupnya. Selain metode telling dan showing yang dipakai di atas, ada unsur intrinsik lainya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu latar. Latar adalah tempat atau waktu yang melatarbelakangi cerita dari sebuah karya fiksi. Latar mempengauhi bagaimana Aurelia dapat memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang yang hilang dari dirinya.

Untuk memperjelas bagaimana penulis menganalisis gejala kehilangan cinta dan kasih sayang terhadap tokoh Aurelia dalam novel A Husband’s Wicked Ways


(17)

7

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

A HUSBAND’S WICKED WAYS KARYA

JANE FEATHER

Hirarki Kebutuhan

Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

Usaha dan Hambatan dalam memenuhi kebutuhan cinta dan


(18)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab ini, penulis memaparkan teori yang digunakan sebagai landasan dalam menganalisis data sesuai dengan topik yang dikaji dalam penelitian. Teori yang digunakan berdasarkan dari pendekatan psikologi humanistik yaitu hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Selain itu, penulis menggunakan metode karakterisasi Minderop, sebagai alat bantu dalam menganalisis data.

2.1 Pendekatan Psikologi Humanistik

Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran psikologi yang muncul pada tahun 1950, dengan akar pemikiran eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme, serta dipandang sebagai bentuk “aliran ketiga” dalam aliran psikologi (Goble, 1971: 103). Psikologi humanistik menekankan kualitas yang membedakan manusia dari binatang, disamping adanya kebebasan berkeinginan, terutama dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Menurut psikologi humanistik, behaviorisme banyak mendasarkan penelitian mereka pada studi tentang binatang-binatang, sehingga menurut Maslow, mereka telah gagal memberikan sumbangan dan pemahaman tentang manusia dengan kondisi eksistensiya. Sementara itu, Freudian memusatkan diri kepada penyelidikan tentang orang-orang yang mengalami neuritis dan psikotis,


(19)

9

serta adanya anggpan yang menyatakan bahwa semua bentuk tingkah laku luhur adalah hasil belajar, bukan sesuatu yang kodrati (Goble, 1971:36). Sehingga perbedaan yang paling mendasar dari ketiga teori tersebut adalah teori Behaviorisme lebih menekankan kepada penelitian terhadap binatang-binatang. Teori Freudian lebih memusatkan diri kepada penyelidikan tentang orang-orang yang mengalami neurotis dan psikotis. Sedangkan, psikologi humanistik penelitiannya lebih menekankan kepada studi tentang menghargai eksistensi manusia dan menolak tentang anggapan yang menyatakan bahwa tingkah laku luhur adalah hasil belajar, bukan sebagai sebuah kodrati manusia.

Dalam hubungannya dengan pemaparan di atas mengenai psikologi humanistik, Maslow (1954:80-90) mengungkapkan sebuah teori kebutuhan. Teori tersebut dikenal dengan sebutan hirarki kebutuhan (hierarchy of needs). Hirarki Kebutuhan sesorang menurut Maslow dibagi menjadi dua jenis yaitu deficit needs

dan being needs. Deficit needs dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan cinta dan kasih sayang dan kebutuhan akan dihargai. Adapun being needs adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.

Hirarki kebutuhan semacam itu dapat pula muncul dalam sebuah karya sastra sehingga penelitiannya dapat menggunakan pendekatan psikologi. Hal ini karena psikologi sastra merupakan interdisiplin ilmu antara psikologi dan sastra. Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dengan kebutuhan


(20)

masyarakat. Menurut Ratna (2011:342) sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langung.

Dalam melakukan penelitian sebuah karya sastra, dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama, melakukan pemahaman terlebih dahulu mengenai teori-teori yang akan digunakan, kemudian teori tersebut digunakan sebagai alat bantu untuk menganalsis sebuah karya sastra. Langkah kedua, membaca sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian memahami dan mengidentifikasi permasalahan yang diteliti untuk diangkat. Langkah terakhir, menentukan teori yang relevan dengan masalah yang terdapat dalam karya sastra tersebut untuk melakukan analisis.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi sastra dapat diterapkan menjadi suatu kajian mengenai keperibadian manusia, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam sebuah karya sastra. Hal ini disebabkan sebuah karya sastra merupakan representasi dari sebuah kehidupan nyata.

Berdasarkan hal tersebut, penulis menggunakan teori pendekatan psikologi humanistik dan menggunakan teori hirarki kebutuhan berupa kebutuhan cinta dan kasih sayang sebagai alat bantu untuk menganalisis data yang diperoleh.

2.2 Konsep Hirarki kebutuhan Abraham Maslow

Manusia sebagai makhluk hidup pasti tidak lepas dari berbagai kebutuhan. Setiap orang memiliki perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia akan merasa puas apabila satu kebutuhannya telah terpenuhi, namun


(21)

11

manusia akan merasa kurang dalam kebutuhan lainnya. Maka dari itu, manusia akan terus menerus berusaha mencari dan memenuhi semua kebutuhannya selama hidupnya. Kebutuhan juga muncul secara naluriah dan sangat diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan hidup dan untuk bertahan hidup manusia harus bisa memenuhi segala kebutuhannya. Hirarki atau piramida kebutuhan hidup manusia yang menggambarkan tahap-tahap dalam menjalani hidup dan salah satu yang terkenal adalahi hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) Abraham Maslow.

Menurut Maslow (2007: 72) individu dimotivasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan dari tingkat yang paling dasar dalam tingkatan. Begitu tingkatan ini dipuaskan ia tidak akan lagi memotivasi pelaku. Kebutuhan berikutnya yang lebih tinggilah yang akan menjadi dominan. Dua tingkat kebutuhan dapat berjalan dalam waktu yang sama, tetapi kebutuhan pada tingkat yang paling rendah yang dianggap menjadi motivator yang lebih kuat dari perilaku. Dengan demikian peryataan Maslow dapat dipahami bahwa manusia akan merasa puas apabila satu kebutuhannya telah terpenuhi, namun merasa kurang dengan kebutuhan lain. Sehingga manusia akan terus menerus melengkapi kebutuhan-kebutuhan tersebut sepanjang hidupnya.

Abraham Maslow (2008:257).mengemukakan suatu teori tentang motivasi manusia yang membedakan antara kebutuhan dasar (deficit needs) dan kebutuhan-kebutuhan untuk ada (being needs). Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi rasa lapar, kasih sayang, rasa keamanan dan rasa dihargai. Kebutuhan-kebutuhan being needs ini merupakan kebalikan dari deficit needs yang meliputi keteraturan, keindahan dan kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk aktualisasi.


(22)

Kebutuhan-kebutuhan dasar adalah Kebutuhan-kebutuhan akibat kekurangan atau yang disebut dengan

deficit needs, sedangkan being needs adalah kebutuhan motivasi pertumbuhan. Teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dibagi menjadi dua tingkat kebutuhan yaitu deficit needs yang terdiri dari fisiologis (physiological needs), kebutuhan akan keselamatan (safety needs), kebutuhan akan cinta (love and belongingness needs), menghargai atau penghargaan (esteem needs) dan kebutuhan aktualisasi diri. Dengan demikian pernyataan Maslow dapat dipahami bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan biologis utama seperti makan, air dan tempat tinggal. Kebutuhan akan rasa aman mencakup keadaan yang bisa diprediksi yang membuat dunia sekitar menjadi masuk akal. Kebutuhan cinta dan kasih sayang mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain, dan kebutuhan akan dihargai mencakup penghargaan kepada diri sendiri dan orang lain.

2.3 Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang (Love and Belongingness)

Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan cinta dan kasih sayang atau menjadi bagian dari kelompok sosial akan menjadi dominan. Seseorang akan sangat peka terhadap pengasingan, kesendirian, ditolak lingkungan dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan cinta dan kasih sayang ini akan menjadi penting sepanjang hidup.

Menurut Maslow (2010:74) selanjutnya orang akan mendambakan hubungan penuh kasih sayang dengan orang lain pada umumnya, khususnya kebutuhan cinta dan kasih sayang sebagai sepasang kekasih, dan seseorang itu


(23)

13

akan berusaha keras mencapai tujuan yang satu ini. Ia akan berharap memperoleh tempat semacam itu melebihi segalanya di dunia ini. Pernyataan Maslow tersebut dapat dipahami bahwa seorang individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini seorang individu akan berusaha memperoleh cinta dan kasih sayang dari orang lain.

Maslow (1954:90) menyebutkan bahwa cinta tidak sinomim dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan rasa saling menghargai, menghormati dan mempercayai. Dicintai dan diterima adalah jalan perasaan yang sehat dan berharga, seperti tidak adanya perasaan yang negatif selain ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari orang lain. Sebaliknya, seseorang tanpa cinta dapat menimbulkan kesia-sian dan kekosongan dalam dirinya. Kesia-sian dan kekosongan yang dirasakan oleh seseorang tersebut hanya dapat dipenuhi kembali oleh kasih dan sayang baik yang berasal dari dirinya maupun orang sekitarnya. Salah satu bentuk dari cara pemenuhannya adalah melalui tingkah laku yang merujuk pada seksualitas.

Berkaitan dengan tingkah laku seksual, Maslow (2010:74) menyebutkan bahwa tingkah laku semacam itu ditentukan oleh banyaknya kebutuhan. Tentunya tidak hanya kebutuhan seksual semata melainkan juga ditentukan oleh kebutuhan lain seperti kebutuhan fisiologis berupa materi atau uang dan terutama kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Misalnya saja seseorang dengan tingkat ekonomi rendah menginginkan peningkatan kehidupannya secara finansial sehingga ia rela menunjukkan tingkah laku seksual sebagai cara untuk pemenuhan fisiologisnya.


(24)

Ada dua jenis cinta (dewasa) yaitu deficiency love atau D-Love dan being love atau B-Love. Cinta dewasa adalah cinta yang melibatkan dua orang dewasa (perempuan dan laki-laki) yang berorientasi kepada hubungan percintaan yang lebih serius. Berbeda dengan dengan cinta (remaja) yang dalam menjalin sebuah hubungan percintaan tidak serius, cinta kepada orang tua atau cinta kepada sesame manusia pada umumnya. D-Love adalah kebutuhan cinta karena kekurangan, orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya, hubungan laki-laki dan perempuan, hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan yang membuat seseorang terpuaskan akan kenyamanan dan keamanan. D-Love adalah cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, menuntut agar dirinya memperoleh lebih banyak hal secara materi atau non-materi daripada memberi. Perilaku semacam ini akan cenderung menunjukkan sikap ingin lebih dicintai daripada mencintai.

Sementara itu, B-love didasarkan mengenai penilaian terhadap orang lain apa adanya tanpa adanya menginginkan mengubah atau memanfaatkan orang lain. Cinta yang tidak berniat memiliki dan mempengaruhi, terutama bertujuan memberi kepada orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang akan membuka kesempatan untuk seseorang berkembang. Misalnya saja seorang anak yang sedang mengikuti ujian akhir nasional, dan gagal dalam tes tersebut. Meskipun gagal, orang tua akan tetap memberikan dukungannya kepada anak tersebut dan itulah bentuk cinta dan kasih sayang yang tidak


(25)

15

menuntut seksualitas. Sebaliknya jika orang tuanya tidak memberikan dukungannya, maka anak tersebut akan menunjukkan gejala psikopatologi.

Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang, menurut Maslow (1954:89), menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi. Maksudnya adalah pengalaman kasih sayang pada anak-anak akan menjadi dasar perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial tetapi lebih karena tidak ada keintiman psikologi dengan orang lain. Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta dan kasih sayang dan rasa memiliki. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, memiliki teman dan menjadi bagian dari satu kelompok masyarakat. Kondisi ini menunjukkan keinginannya untuk memiliki hubungan erat dengan individu lain dalam sebuah ikatan. Maslow (2010:76) mengatakan hal semacam ini sebagai kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Dalam memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang harus ada usaha yang harus dilakukan, dan dalam usaha tersebut setiap individu harus menghadapi hambatan yang muncul untuk bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang.

2.3.1 Usaha Dan Hambatan Memenuhi Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang Setiap individu dalam usaha pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang tidaklah mudah. Individu tersebut harus berusaha dengan maksimal jika ingin memenuhi kebutuhannya. Apabila individu tersebut hanya berdiam diri, maka


(26)

kebutuhannya tidak akan pernah terpenuhi. Oleh sebab itu usaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang ini sangatlah penting. Dalam setiap usaha yang dilakukan pasti ada hambatan yang muncul. Seorang individu harus menghadapi hambatan tersebut agar berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.

2.3.2 Usaha Memenuhi Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang

Usaha adalah kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan (Sondang, 2012:162). Dalam memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang seorang individu tidak bisa memenuhinya begitu saja tanpa adanya usaha. Seperti yang dijelaskan Maslow (2007:72) “Individual must meet

the needs of lower level before they can succesfully be motivated to tackle the next level”. Berdasarkan pernyataan Maslow, penulis menyimpulkan bahwa seorang individu harus memenuhi kebutuhannya dari tingkat yang dasar, kemudian ia bisa termotivasi untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya. Contohnya, seorang lelaki dewasa lajang dan tidak memiliki pekerjaan. Ia membutuhkan cinta dan kasih sayang dari seorang wanita, namun di saat bersamaan keadaan keuangannya tidak stabil. Ia kemudian akan mencari pekerjaan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhannya akan materi. Setelah ia mendapatkan pekerjaan, dan menghasilkan uang untuk bisa bertahan hidup. Akhirnya ia, bisa memikirkan dirinya yang membutuhkan cinta dan kasih sayang dari seorang wanita. Maka, kebutuhan


(27)

17

keuangannya telah terpenuhi, begitu pula kebutuhan cinta dan kasih sayangnya pun bisa terpenuhi.

Dalam mencapai kebutuhan tersebut setiap individu harus berusaha. Usaha yang bisa dilakukan seorang individu dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya jika seseorang tersebut tidak memiliki kekasih, maka usaha yang bisa ia lakukan adalah dengan masuk kedalam organisasi atau lingkungan baru, hal ini berguna bagi dirinya karena ia bisa mendapatkan teman baru dan kemungkinan besar ia pun bisa mendapatkan kekasih. Bisa juga mengikuti ajang pencarian jodoh dan sebagainya. Dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang, pasti ada hambatan yang harus dihadapi oleh seorang individu. Setiap individu harus menghadapi semua hambatan supaya ia bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya.

2.3.3 Hambatan Memenuhi Kebutuhan Cinta Dan Kasih Sayang

Hambatan adalah rintangan yang menghadang dalam setiap usaha yang dilakukan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang tentu ada hambatan yang menghadang. Hambatan-hambatan tersebut berupa hambatan dari dalam individu dan hambatan dari luar individu (Feist, 2010:334). Hambatan dari dalam adalah tekanan dari diri sendiri. Misalnya, ada seorang lelaki yang tidak memiliki kekasih ia menyangkal perasaan sayangnya kepada wanita yang ia kagumi. Padahal wanita tersebut telah memberikan tanda-tanda bahwa ia


(28)

menyukai pria itu. Maka, pria tersebut menghambat dirinya untuk memenuhi kebutuhannya untuk mencintai dan dicintai.

Hambatan selanjutnya berupa hambatan dari luar. Misalnya ketika ada seseorang yang saling mencintai dan mereka tidak disetujui oleh keluarga mereka masing-masing. Maka, hambatan dari luar berupa teman, keluarga dan lingkungan sekitar. Maslow (1954: 106) menambahkan “It is only when a goal objects

represents love, prestige, respect or other basic needs that being deprived of it. Will have the bad effects ordinarily attributed to frustration in general “.

Berdasarkan pernyataan Maslow tersebut dapat dipahami bahwa ketika objek tujuan seorang individu tersebut adalah cinta, presise, rasa dihargai atau kebutuhan dasar lainnya hilang. Semua itu pada umunya akan menyebabkan frustasi. Frustasi inilah yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan, khususnya, kebutuhan cinta dan kasih sayang.

Menurut Maslow (1954:106) goal objects dibagi dua jenis yaitu intrinsics meaning dan simbolics value. Misalnya, ada dua anak lelaki yang sama-sama memiliki es cream cone. Anak pertama, saat anak laki-laki kehilangan es cream cone nya ia merasa sedih, karena menurut dia es cream cone itu adalah bentuk kasih sayang dari ibunya. Anak kedua, selain merasa sedih karena kehilangan es

cream cone, ia juga merasa bahwa es cream cone itu adalah simbol kesehatan bagi dia. Sehingga saat ia kehilangan es cream cone tersebut ia merasa bahwa dia telah mensia-siakan makanan kesehatan. Kesimpulannya, intrinsics meaning itu adalah ketika ada seseorang yang berarti bagi seorang individu memberikan sesuatu misalnya benda. Maka, saat benda tersebut hilang individu itu akan merasa sangat


(29)

19

kehilangan. Individu tersebut tidak menilai benda tersebut dari harga atau merk. Tetapi, siapa yang memberikannya. Sedangkan, simbolic value adalah individu tersebut bukan hanya merasa sedih dengan kehilangan benda dari orang yang berarti bagi dirinya, ia pun memikirkan nilai dari barang tersebut.

Isu mengenai usaha dan hambatan untuk kebutuhan cinta dan kasih sayang ini muncul dalam novel yang digunakan pada penelitian ini. Dengan demikian, isu tersebut dapat diketahui melalui pemaparan yang melibatkan unsur intrinsik sebagai unsur pembangun sebuah karya sastra. Oleh karena itu dua unsur intrinsik yaitu latar dan tokoh serta metode telling dan showing dari Minderop digunakan untuk mengungkap isu tersebut dalam analisis.

2.4 Unsur Intrinsik

Dalam sebuah karya sastra ada dua unsur yag mendukung karya sastra tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, latar, alur, tokoh dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik adalah sebuah unsur yang berada diluar karya sastra atau cerita. Dalam penelitian ini penulis menganalisis data menggunakan dua unsur intrinsik, yaitu latar dan tokoh.

2.4.1 Latar (Setting)

Latar atau setting merupakan latar dari sebuah cerita. Menurut Abrams, Latar atau setting disebut sebagai landas tumpu yang mengarahkan pada


(30)

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang di ceritakan (Nurgiyantoro, 1995:261). “Setting is the context in which action of a story occurs (Meyer, 1990: 107). Dari dua pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa latar adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita. Unsur-unsur latar atau setting adalah tempat, latar waktu, sosial. Latar tempat adalah dimana pelaku berada atau menggambarkan dimana cerita terjadi (kantor, rumah dll), latar waktu adalah kapan waktu itu terjadi (pagi, siang, malam), dan latar sosial adalah keadaan bagaimana suasana terjadi.

Penggambaran sebuah latar dalam sebuah cerita ada yang terperinci ada pula yang tidak. Ada latar yang dijelaskan sama seperti kenyataan ada juga yang merupakan gabungan antara khayalan dan kenyataan. Adapun latar dalam novel “A Husband’s Wicked Ways” ini berada di London Stylish Cavendish Square, Inggris.

2.4.2 Tokoh (Character) Dan Penokohan (Characterization)

Salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dalam mendukung sebuah karya sastra adalah tokoh atau penokohan. Menurut Minderop dari pemaparan Echols dan Shadily (1982:107) dalam buku Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, tokoh atau character berarti watak, peran, dan huruf. Sedangkan Menurut Horbny dalam buku yang sama menyebutkan:

Tokoh (character) bisa berarti orang, masyarakat, ras, sikap mental dan dan moral, kualitas nalar, orang terkenal, terkenal,


(31)

21

tokoh dalam karya sastra, reputasi dan tanda huruf (Menurut Minderop dari pemaparan Horbny:156).

Dalam sebuah novel, tokoh adalah salah satu unsur penting. Tokoh dalam sebuah novel memegang peranan yang berbeda-beda. Ada tokoh inti ada juga tokoh tambahan. Seorang tokoh yang memiliki peranan yang sangat penting biasanya disebut tokoh utama. Sedangkan menurut Minderop dari pemaparan Aminudin (1987:79). tokoh yang kurang penting karena kemunculannya hanya sesekali, disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu.

Penokohan atau dalam bahasa inggris characterization, berarti pemeranan, pelukisan watak. Menurut Minderop (2005:4) Metode karakterisasi dalam telaah karya sastra alah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Penulis menggunakan metode karakterisasi dari Minderop dalam menganalisis data. Miderop (2005:3) membagi nya menjadi dua metode, yaitu metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing).

2.5 Metode Langsung (Telling)

Dalam buku Metode Karakterisasi Dalam Telaah Fiksi (2005) Menurut Minderop dari pemaparan Pickering and Hoeper mengatakan (1981:27), Metode Langsung (telling) mengandalkan pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan komentar langung dari pengarang.

One method is telling, which relies on exposition and direct commentary by the author. In telling- a method preferred and practice by many older fiction writers- the guiding hand of authors is very much evidence. We learn and look only at what the author calls to our attention (1981:27).


(32)

Metode langsung ini dilakukan secara langsung oleh si pengarang. Sebagai pengarang harus bisa menjelaskan cerita dengan baik sehingga para pembaca bisa mengerti dan bisa menikmati cerita.

2.6 Metode Tidak Langsung (Showing)

Menurut Minderop dari pemaparan Pickering and Hoeper (1981:27) mengatakan metode tidak langsung (Showing) memperlihatkan pengarang menempatkan diri di luar kisahan dengan memberikan kesempatan kepada para tokoh untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog dan action.

The other method is the indirect, the dramatic method of showing,

which involves the author’s stepping aside, as it were, to allow

the characters to reveal themselves directly through and their actions. With showing, much of the burden of character analysis is shifted to the reader, who is required to infer character on the basis of the evidence provided in the narrative (1981:27-28).

Dalam metode ini memahami dan menghayati watak para tokoh melalui

dialog dan action mereka sehingga mereka tidak akan merasa bosan atau monoton dalam membaca novel atau cerpen.


(33)

23 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Dalam bab ini objek penelitian, metode penelitian, pengumpulan data dan cara analisis data dijelaskan secara menyeluruh.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah usaha dan hambatan dalam mendapatkan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada tokoh Aurelia. Kebutuhan cinta dan kasih sayang ini merupakan salah satu konsep teori hirarki kebutuhan menurut Abraham Maslow. Data mengenai kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam penelitian ini diambil dari novel yang berjudul A Husband’s Wicked Ways karya Jane Feather.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskripif. Sugiono (2009: 9) mendeskripsikan metode deskriptif sebagai metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Dengan demikian, metode tersebut digunakan untuk menjelaskan, menganalisis dan mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan pencarian kebutuhan cinta dan kasih sayang yang hilang pada tokoh utama Aurelia. Dalam


(34)

proses pendeskripsiannya, metode karakterisasi Albertine Minderop (2005) digunakan untuk menggambarkan tokoh utama yang dianalisis baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang berkaitan dengan usaha dan hambatan atas pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada tokoh utama dikumpulkan melalui beberapa langkah. Langkah pertama, pembacaan terhadap konsep hirarki kebutuhan Abraham Maslow (1954), khususnya mengenai kebutuhan cinta dan kasih sayang. Langkah kedua, memahami dan mengidentifikasi permasalahan yang diteliti dalam penelitian yakni mengidentifikasi hilangnya kebutuhan cinta dan kasih sayang pada tokoh Aurelia dalam novel tersebut. Langkah ketiga, mengelompokan data berdasarkan hambatan yang muncul dari diri sendiri dan orang lain dan usaha apa sajakah yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhannya. Langkah terakhir dalam proses penelitian ini adalah semua data yang telah dklarifikasi sebelumnya serta menerapkan teori yang digunakan dalam menganalisis data tersebut.

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang telah diklasifikasikan, kemudian dianalisis menggunakan konsep hirarki kebutuhan yang berfokus pada cara seseorang untuk bisa bertahan hidup, dan bagaimana seseorang memotivasi dirinya untuk memenuhi


(35)

kebutuhan-25

kebutuhan hidupnya. Aurelia sebagai tokoh utama dalam penelitian ini berusaha untuk mendapatkan kembali kebutuhan cinta dan kasih sayang. sehingga konsep hirarki kebutuhan digunakan sebagai cara untuk membahas hilangnya kebutuhan cinta dan kasih sayang.

Berikut ini adalah contoh analisis data dalam penelitian ini. Data yang di analisis terkait dengan bagaimana Aurelia merasakan ada yang hilang dalam dirinya setelah kematian suaminya. Seperti yang terlihat pada kutipan di bawah ini:

“Aurelia Farnham believes she is happy living in London’s stylish Cavendish Square. But with her friends Livia and Cornelia both

married now, Aurelia is the one only still husbandless. “(Feather,

2009:6)

Dalam kutipan tersebut Aurelia merasa bahagia tinggal di London dan memiliki teman-teman disampingnya. Namun di sisi lain Aurelia tidak bahagia dengan statusnya sebagai seorang janda, hal ini tampak pada pernyataan “Aurelia is the one only still husbandless”. Berdasarkan pernyataan tersebut telihat jelas bahwa Aurelia tidak bahagia dengan kesendiriannya yang tidak memiliki pasangan hidup seperti teman-temannya. Aurelia ingin seperti teman-temannya yang telah menemukan cinta mereka, seperti pada pernyataan “Herfriends Livia and Cornelia both married now” berdasarkan pernyataan tersebut dalam hatinya yang terdalam Aurelia mengetahui bahwa temannya telah menemukan cinta sejatinya dan Aurelia pun ingin kembali merasakan apa yang temannya rasakan yaitu menemukan cinta kembali.Aurelia berusaha memenuhi kebutuhan cinta san kasih sayangnya. Dalam usaha yang ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ternyata tidak berjalan mulus, Aurelia harus menghadapi hambatan guna memenuhi kebutuhannya.


(36)

Dikaji melalui konsep hirarki kebutuhan Maslow, Aurelia adalah seseorang yang berusaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang guna untuk bisa menjalani hidupnya seperti sebelum kematian suaminya, baik dari segi ekonomi dan ingin mendapatkan seseorang agar bisa menjaga dan mencintai satu sama lain. Hal yang dilakukan Aurelia untuk mendapatkannya yaitu dengan cara menerima pekerjaan dari Greville karena Aurelia berpikir dengan menerima pekerjaan dari Greville kebutuhannya bisa terpenuhi. Usaha yang Aurelia lakukan adalah sebuah usaha yang tidak langsung. Artinya, ia menerima pekerjaan itu adalah usaha nya untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Jika ia tidak menerima pekerjaan dari Greville, maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Karena menurutnya, sejauh ini tidak ada pria yang membuatnya tertarik selain mendiang suaminya, akan tetapi setelah kehadiran Greville semua itu berubah. Greville berhasil membuah Aurelia tertarik kepada dirinya..

3.5 Sinopsis

Kehidupan menjanda Aurelia Farnham yang teratur dan tenang berubah ketika ia menerima surat Frederick, mendiang suaminya. Dari surat itu Aurelia tahu bahwa Frederick tidak tewas dalam pertempuran Trafalgar, melainkan saat menjalankan tugasnya sebagai agen dinas rahasia Inggris di Spanyol beberapa bulan yang lalu. Aurelia terkejut dengan berita tersebut, tapi lebih terkejut lagi ketika Greville, teman seperjuangan Frederick, mengusulkan agar Aurelia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkannya dan menjadi rekan kerjanya.


(37)

27

Selama lima belas tahun Greville Falconer menghilang dari pergaulan kalangan atas dan mengabdikan hidupnya untuk negaranya. Akan tetapi, kini misi terbarunya mengharuskannya kembali ke kehidupan lamanya. Ia menyadari kalau Aurelia adalah orang yang tepat untuk membantunya kali ini. Dengan imbalan sejumlah uang guna menjamin kebebasan finansial Aurelia, pada saat itu Aurelia sangat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak semata wayang nya, yaitu Franny. Pada Akhirnya, Greville pun berhasil membujuk wanita itu untuk menjadi rekan kerjanya dan membuat mereka sering bertemu.

Meskipun awalnya merasa terpaksa, Aurelia terkejut betapa ia menyukai peran barunya. Dan di luar kehendaknya, Aurelia mulai larut dalam hubungan romantisnya dengan Greville yang sebenarnya merupakan penyamaran mereka. Aurelia merasakan hal itu karena Aurelia telah kehilangan yang selama ini menjadi kebutuhannya yaitu cinta dan kasih sayang, Di sebabkan oleh kematian suaminya. Pada awalnya Aurelia berpikir tidak ada tempat bagi perasaan pribadi di dalam dunia pekerjaan, berusaha menjaga jarak. Namun, pada akhirnya mereka berdua saling jatuh cinta satu sama lain dan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu sebuah pernikahan.


(38)

53 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan memaparkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Hasil analisis tersebut kemudian akan dipaparkan lebih lanjut pada 5.1 Simpulan serta 5.2 Saran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan itu muncul pertama kali disebabkan Aurelia kehilangan cinta dan kasih sayang setelah kematian suaminya. Oleh sebab itu, Aurelia berusaha mendapatkan kembali kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Meskipun ia harus menghadapi hambatan untuk bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya.

Usaha yang Aurelia lakukan dengan mengambil keputusan untuk menerima pekerjaan itu membawanya kepada pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang yang hilang sejak kematian suaminya. Ia berpikir Greville bisa memenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan dan cinta dan kasih sayang yang telah hilang dalam dirinya. Dalam perkembangannya pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang akan tercapai apabila kebutuhan fisiologis (finansial) Aurelia sebelumnya telah terpenuhi atau setidaknya bisa tetap terjaga. Akibatnya, Aurelia bisa berusaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Hal ini disebabkan kebutuhan finansial dan kebutuhan cinta dan kasih sayang tersebut bersifat deficit


(39)

54

needs. Artinya seorang individu tidak bisa memenuhi kebutuhan selanjutnya apabila kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi.

Terlebih lagi usahanya akan pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada akhirnya berhasil diperoleh. Akan tetapi, dalam usaha pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang, Aurelia harus menghadapi hambatan baik berasal dari dirinya sendiri maupun dari luar. Hambatan dari dalam berupa hambatan yang ia ciptakan sendiri disebabkan pada awalnya ia menyakal perasaan sayangnya kepada Greville. Hambatan dari luar berupa ke khawatiran Aurelia bahwa anaknya Franny tidak bisa menerima Greville sebagai ayah tirinya. Pada akhirnya, Aurelia dengan tekadnya yang kuat dengan membuka hati kepada Greville, berhasil memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya dan ia berhasil menjalin hubungan resmi bersama Greville dengan persetujuan dari anaknya Franny.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu kebutuhan cinta dan kasih sayang digunakan untuk menganalisis tokoh utama dengan menggunakan metode karakterisasi Minderop. Dalam menganalisis kebutuhan cinta dan kasih sayang terdapat hambatan dari dalam dirinya sendri dan luar. Hambatan dari dalam diri sendiri disebut juga sebagai salah satu gejala psikopatologi. Hambatan ini muncul tetapi tidak didiskusikan secara utuh dalam penelitian ini. Penulis hanya membahas hambatan yang berupa psikopatologi. Oleh karena itu, peneliti berikutnya disarankan untuk membahas lebih lanjut mengenai gejala psikopatologi lainnyaseperti threat dan frustation.


(40)

(41)

(1)

Dikaji melalui konsep hirarki kebutuhan Maslow, Aurelia adalah seseorang yang berusaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang guna untuk bisa menjalani hidupnya seperti sebelum kematian suaminya, baik dari segi ekonomi dan ingin mendapatkan seseorang agar bisa menjaga dan mencintai satu sama lain. Hal yang dilakukan Aurelia untuk mendapatkannya yaitu dengan cara menerima pekerjaan dari Greville karena Aurelia berpikir dengan menerima pekerjaan dari Greville kebutuhannya bisa terpenuhi. Usaha yang Aurelia lakukan adalah sebuah usaha yang tidak langsung. Artinya, ia menerima pekerjaan itu adalah usaha nya untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Jika ia tidak menerima pekerjaan dari Greville, maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Karena menurutnya, sejauh ini tidak ada pria yang membuatnya tertarik selain mendiang suaminya, akan tetapi setelah kehadiran Greville semua itu berubah. Greville berhasil membuah Aurelia tertarik kepada dirinya..

3.5 Sinopsis

Kehidupan menjanda Aurelia Farnham yang teratur dan tenang berubah ketika ia menerima surat Frederick, mendiang suaminya. Dari surat itu Aurelia tahu bahwa Frederick tidak tewas dalam pertempuran Trafalgar, melainkan saat menjalankan tugasnya sebagai agen dinas rahasia Inggris di Spanyol beberapa bulan yang lalu. Aurelia terkejut dengan berita tersebut, tapi lebih terkejut lagi ketika Greville, teman seperjuangan Frederick, mengusulkan agar Aurelia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkannya dan menjadi rekan kerjanya.


(2)

27

Selama lima belas tahun Greville Falconer menghilang dari pergaulan kalangan atas dan mengabdikan hidupnya untuk negaranya. Akan tetapi, kini misi terbarunya mengharuskannya kembali ke kehidupan lamanya. Ia menyadari kalau Aurelia adalah orang yang tepat untuk membantunya kali ini. Dengan imbalan sejumlah uang guna menjamin kebebasan finansial Aurelia, pada saat itu Aurelia sangat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak semata wayang nya, yaitu Franny. Pada Akhirnya, Greville pun berhasil membujuk wanita itu untuk menjadi rekan kerjanya dan membuat mereka sering bertemu.

Meskipun awalnya merasa terpaksa, Aurelia terkejut betapa ia menyukai peran barunya. Dan di luar kehendaknya, Aurelia mulai larut dalam hubungan romantisnya dengan Greville yang sebenarnya merupakan penyamaran mereka. Aurelia merasakan hal itu karena Aurelia telah kehilangan yang selama ini menjadi kebutuhannya yaitu cinta dan kasih sayang, Di sebabkan oleh kematian suaminya. Pada awalnya Aurelia berpikir tidak ada tempat bagi perasaan pribadi di dalam dunia pekerjaan, berusaha menjaga jarak. Namun, pada akhirnya mereka berdua saling jatuh cinta satu sama lain dan memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu sebuah pernikahan.


(3)

53 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan memaparkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Hasil analisis tersebut kemudian akan dipaparkan lebih lanjut pada 5.1 Simpulan serta 5.2 Saran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan itu muncul pertama kali disebabkan Aurelia kehilangan cinta dan kasih sayang setelah kematian suaminya. Oleh sebab itu, Aurelia berusaha mendapatkan kembali kebutuhan cinta dan kasih sayangnya. Meskipun ia harus menghadapi hambatan untuk bisa memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya.

Usaha yang Aurelia lakukan dengan mengambil keputusan untuk menerima pekerjaan itu membawanya kepada pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang yang hilang sejak kematian suaminya. Ia berpikir Greville bisa memenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan dan cinta dan kasih sayang yang telah hilang dalam dirinya. Dalam perkembangannya pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang akan tercapai apabila kebutuhan fisiologis (finansial) Aurelia sebelumnya telah terpenuhi atau setidaknya bisa tetap terjaga. Akibatnya, Aurelia bisa berusaha memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang. Hal ini disebabkan kebutuhan finansial dan kebutuhan cinta dan kasih sayang tersebut bersifat deficit


(4)

54

needs. Artinya seorang individu tidak bisa memenuhi kebutuhan selanjutnya

apabila kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi.

Terlebih lagi usahanya akan pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada akhirnya berhasil diperoleh. Akan tetapi, dalam usaha pemenuhan kebutuhan cinta dan kasih sayang, Aurelia harus menghadapi hambatan baik berasal dari dirinya sendiri maupun dari luar. Hambatan dari dalam berupa hambatan yang ia ciptakan sendiri disebabkan pada awalnya ia menyakal perasaan sayangnya kepada Greville. Hambatan dari luar berupa ke khawatiran Aurelia bahwa anaknya Franny tidak bisa menerima Greville sebagai ayah tirinya. Pada akhirnya, Aurelia dengan tekadnya yang kuat dengan membuka hati kepada Greville, berhasil memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayangnya dan ia berhasil menjalin hubungan resmi bersama Greville dengan persetujuan dari anaknya Franny.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu kebutuhan cinta dan kasih sayang digunakan untuk menganalisis tokoh utama dengan menggunakan metode karakterisasi Minderop. Dalam menganalisis kebutuhan cinta dan kasih sayang terdapat hambatan dari dalam dirinya sendri dan luar. Hambatan dari dalam diri sendiri disebut juga sebagai salah satu gejala psikopatologi. Hambatan ini muncul tetapi tidak didiskusikan secara utuh dalam penelitian ini. Penulis hanya membahas hambatan yang berupa psikopatologi. Oleh karena itu, peneliti berikutnya disarankan untuk membahas lebih lanjut mengenai gejala psikopatologi lainnyaseperti threat dan frustation.


(5)

(6)