Faktor-faktor yang mempengaruhi pelabuhan di KTI disinggahi armada perintis

M A-J A L A
rfE.trIt

VEI

ISSN:1411-9374

H

UNI!€

Quality

ls Our Tradition

Daftar lsi

3.12

+
Ii

1

FAKTOR-FAKTORYANGMEMPENGARUHI PELABUHAN
Dl KTI DISINGGAHIARM/IDA PERINTIS Eddy soeryanto soesoto

13-26

RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG, Suatu Tinjauan
Awal Kota Terhadap Konsep Kota Layak An ak Dhin! Dewiyanti

27-36

PENDUDUK DALAM PEMoDELAN SPASTAL
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
(STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG) Liawartina

37.49

HUBUNGAN PENGGUNAAN INTRANETSEBAGAI
MEDIA CYBER-PR DENGAN TINGKAT KOHESIVITAS

KARYAWAN Melly Maulin Purwaningwulan

51.59

IMPLIKASI PERFORMANSI PROFILE PENGGUNA
TERHADAP PERANCANGAN ANTARMUKA
PERANGKAT LUNAK Mia Kania Sabariah

61.75

PENGARUHDIMENSI-DIMENSIPENGAWASAN
TERHADAP PERILAKU APARATUR DALAM PELAYANAN
PERIJINAN PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN KOTA MEDAN Monans Sitorus

77.86

STUDI POTENSI PENGEMBANGAN LINTAS JARAK JAUH
DALAM KONTEKS REGIONAL PLANNING KASUS:
GARONGKONG (SULSEL) - PACIRAN (JATIM) Tatans suheri


.
87-104

MODEL SIRAIEG/C PLANN/NG FOR INFORMATION
SYSIEM MENGGUNAKAN BALANCE SCORECARD
PADA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
Wahyu Nurjaya WK

PADA BETON K-3OO YANG

KOHESIF

Yatna Supriyatna

MANAGEMENT
YER'S SERY/CE
DI

KANWIL


q$
k.;

MAJATAH

II.MIAH

UNTK@M

Q u a lit

y ls

Ou

r Tr

ad


it io

n

Moioloh llmioh Unikom diterbitkon setiop semester

yong memuoi don mempublikosikon mokoloh

Penelition teoritis don proktis serto

dori berbogoi disiplin ilmu.

Mokoloh ilmioh ini biso dilihot iugo di
http//: lurno l. u nikom. oc. id
lnformosi berlonggonon don pengirimon ortikel:
Sekretoriot Moioloh llmioh UNIKOM,
di Lembogo Penelition don Pengobdion Mosyorokol
Universitos Komputer lndonesio

Jl. Dipoti Ukur'l l2-1 14-116-102 Bondung 40132


: 10221 2504119,2503371 ,2506634,250
Fox: (022) 2533754

Phone

E-moil : iurnol@unikom.oc.id

Majalah llmiah UNTKOM

Vol,7, No,

FAKTOR-FAKTOR YANG YEYPEP
ARMADA PERINTIS

RUANG

TERBUM HIJAU KOTA

BANDUNM


Terhadap Konsep Kota Lapk Anak

PENDUDUK DAI.AM PEMODELqN 5PA5;1A1 PEPIJtsAHlTl

HAN (STUDIKASUS MBUPATEN BANDUNG)

PSNGGUMM

HUBUNGAN PENGGUNMN |ryTRA
NGI{AT KOHESIVITAS MRYAWAN

TI

IMPLIKASI PERFORMANSI PROFILE PEI.GGUNA
ANTARMUM PERANGMT LUNAK

TEpgpap

pffiffiffi


PENGARUH DIMENSI-DIMEX5l
APAMTUR DALqM PEI.AYANAN PERTJINAN PADA DINAS PERINDGiRhAI
DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN

MonangSitorus
STUDI POTENSI PENGEMBANG
REGIONAL PIANNTNG KASUS: cARoNGKoNG (sursEL)

MODEL SIRAIEG'C P',4'
KAN BAIJ4NCE scoREcARD PADA uNrvERstrns

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON-K€OO
TANAH KOHESIF

- pAcrRAN rrarh,li-

roupurER

TNDONESTA


ENG -ICAMPUR

DIEMAN-

ANAL|S|S WORK CL\MATE SUPPO
EFFORT, DAN TAPAYER'S SERY'CE
QUALITY iNNE TTICTTAPENGARUHI IAi
EYAS'ON DI KANTOR PEI.AYANAN PNJAX ONr.qIt,l
BAGIAN BARAT

WILAYAH KANWL JAWA

II'

Siti.Kurnia Rahayu
ANALISA UNJUK KERJA SPYA
FADING

cusroMER


29gg

il

arunoNiitp

PADAEilI,L AWGN DAN RAYLEffi

rrtffieNl

6pp1p1p 1sy6[-

'ENGARUH
TAS
PEI.ANGGAN BISNIS PT. FRISIAN FI.AG INDONESIA
BANDUNG

n a ra ma n
I


1

1

I

I

Majatah ilmiah

FAKTOR-FAKTOR YANG M EM PENGARU

uNtKoMi

vol.7, No,

1I

HI

PEI.ABUHAN DI KTI
DISINGGAHI ARMADA PERINTIS

EDDY SOERYANTO SOEGOTO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor utama yang dipertimbangkan oleh
pengambil keputusan dalam menentukan disinEigahi atau tidaknya suatu daerah di
Kawasan Timur lndonesia o/eh armada kapal perintis. Metode yang digunakan
adalah analisis faktor dengan analisis komponen utama. Aspek-aspek yang diamati
adalah kondisi geografis, potensi wilayah atau karakteristik zona, kinerja
operasional kapal perintis serta aspek sarana dan prasarana. Hasil penelitian
menunjukkan ada enam faktor atau komponen utama dalam penentuan lokasi yang
disinggahi den€ian total kontribusi 75,429o/o. Sedangkan sisanya adalah faktor
pendukung lain. Faktor pertama, kondisi geografis dan potensi primadona KTl, yaitu
peternakan dengan nilai Rontribusi sebesar 79,769%. Faktor kedua, potensi
demand berupa jumlah penduduk, hasil produksi pertanian, dan hasil produksi
perikanan (hasil laut) dengan kontribusi. sebesar 73,920. Faktor ketiga, adanya
kegiatan ekonomi yang merupakan gambaran peluang interaksi antara wilayah
yang disinggahi dengan wilayah lain, dengan kontribusi 72,488%. Faktor keempat,

ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhan, serta luas wilayah pelayanan
pelabuhan, dengan kontribusi 77,6050A. Faktor keenam, potensi hasil produksi
perkebunan dengan kontribusi 8,647%. Dari 769 sampel pelabuhan, untuk faktor
pertama jumlah pelabuhan yangi masuk dalam kategori tinggi, sedang dan rendah
berturut-turut adalah 77, 752 dan tidak ada pelabuhan. Faktor kedua adalah 9,760,
dan tidak ada pelabuhan. Faktor ketiga adalah 23, 747 dan 76 pelabuhan. Faktor
kel'tma, adalah 2, 767 dan tidak ada pelabuhan. Faktor keenam adalah 70, 754 dan
tidak ada pelabuhan yang berkatesori rendah.

lndonesia (KBl)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

lndonesia sebagai negara kepulauan
yangterdiri diri l-3.667 pulau menyebabkan
peran perhubungan laut semakin dominan.

Kekayaan alam yang berlimpah dan

tersebar dengan tidak

merata

menyebabkan fungsi sarana transportasi

laut menjadi sangat penting.

dan

Kawasan Timur

lndonesia (KTl) terlihat timpang. Dari data

Dilihat dari beberapa aspek,
pe rb a n d in ga n pe r ke m b a n ga n
pembangunan antara Kawasan Barat

persebaran penduduk, penduduk KTI
bejumlah sekitar 20% tetapi menempati
sekitar 80% wilayah lndonesia. Kontribusi
KBI berdasarkan pendapatan asli daerah
(PAD), sekitar 88Yo sedangkan KTI

b usi sekilar 72o/o.
Dari sisi pengembangan wilayah, sektor
transportasi laut selain berfungsi sebagai
unsur penunjang, juga berfungsi sebagai
unsur perangsang. sebagai unsur

be rko ntri

penunjang, sektor transportasi laut
menunjang pertumbuhan ekonomi, sosial,

Haramanl 3

ff

Majalah llmiah UNIKOM

Vol.7,W*.1

Eddy Soeryanto Soegoto

politik, budaya dan pertahanan
keamanan. Sedangkan sebagai unsur
perangsang, jasa transportasi laut

keputusan dalam menentukan wilayah
yang disinggahi kapal perintis di KTl.

Berdasarkan uraian tersebut,
penelitian ini mencoba menjawab

ditujukan untuk membuka keterisoliran
daerah terpencil dan daerah perbatasan
yang belum berkembang serta daerahdaerah yang belum memiliki sumberdaya
alam yang dapat dikembangkan tetapi

pertanyaan "faktor-faktor apa saja yang
digunakan untuk menentukan disinggahi
atau tidaknya suatu wilayah di KTl, oleh

secara teratur.

METODOLOGI PENELITIAN

Sejak adanya pengoperasian armada
kapal-kapal perintis, masih banyak wilayah
lndonesia yang tergolong terisolir. Karena
itu, pengoperasian armada transportasi
laut perintis sangat relevan dengan tujuan

disusun dalam bentuk diagram alur pikir

memerlukan pelayanan transportasi

armada kapal laut perintis".

Alur pikir

pemecahan masalah

yang disajikan pada Gambar 1.

pembangunan wilayah. Di lndonesia,
jumlah pelabuhan atau wilayah yang
disinggahi oleh kapal perintis kurang lebih
mencapai 24O daerah. Di KBl, beberapa
daerah sudah ditinggalkan dan digantikan
oleh kapal komersial, yang berarti wilayah

tersebut sudah berkembang. Hal

ini

disebabkan oleh letak pusat-pusat wilayah
kegiatan ekonomi yang relatif dekat
dengan wilayah pelabuhan yang disinggahi
oleh armada perintis.
Pada dasarnya tidak seluruh wilayah
yang ada
KTI memiliki produksi
produksi pertanian,
andalan,
perkebunan, kehutanan, kelautan maupun
pariwisata. Karena itu, tidak semua
daerah terpencil memerlukan sarana

di
baik

Transformad Matriks Data Mentah Meriad Matriks Data Standar

Perhitungan dan Peryusman

Matriks Korelad

transportasi laut dengan ukuran tertentu
untut(

menghubungkan

pusat

pemerintahan tingkat kabupaten dengan
pusat pemerintahan tingkat desa.
Sementara itu, di KTI terdapat pulau-pulau

kecil yang hanya dapat dihubungkan
dengan kapal-kapal ukuran tertentu.
Tetapi, tidak semua daerah yang
disinggahi mempunyai pelabuhan atau

dermaga yang memadai.

Bahkan

beberapa daerah tidak memiliki dermaga.
Tujuan Penelitian

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui faktor-faktor utama yang

dipertimbangkan

Haramanl 4

oleh

pengambil

diagram alur pikir pendekatan pemecahan
Gambar 1.
Diagram Alur Pikir Pendekatan
Pemecahan Masalah

Majarah,miah

Eddy Soeryanto Soegoto

Setiap kotak kegiatan pada gambar
diagram alur pikir pendekatan pemecahan

masalah berisi hal-hal yang

akan
dilakukan dan formula-formula yang akan
digunakan dalam proses perhitungan.

ldentifikasi Variabel

It

X74: luas gudang yang tersedia
(baik terbuka maupun tertutup).
Penyusunan Matri ks Korelasi
Pada tahap ini, dihitung korelasi antar
variabel. Selanjutnya disusun dalam tabel

matriks korelasi.

Pada tahap ini, dilakukan kegiatan
identifikasi variabel apa saja yang
dianggap mempengaruhi penetapan suatu
wilayah di KTI untuk disinggahi atau tidak

oleh armada kapal laut perintis yang
ditinjau dari beberapa aspek, yang
meliputi:

Aspek Kondisi Geografis,

dengan

variabel:

X1: kedalaman alur

r*,*orl vol,7, Ns,

pelayanan

Ekstraksi FaKor-faKor Awal

Pada tahap

ini, data direduksi

sehingga dihasilkan beberapa faktor yang
independen atau saling tidak berkorelasi
antara satu dengan lainnya. Model faktor
yang digunakan yaitu model Analisis
Komponen Utama (AKU). Hasil dari tahap

ini adalah matriks faktor awal yang

terdapat nilai komunalita awal dan faktor
pembebanan.

minimal;

X2: kedalaman kolam pela-buhan
minimal;
X3: jarak ibukota kecamatan lokasi

pelabuhan singgah dari ibukota
kabupaten atau kota.

Aspek potensi wilayah

atau

karakteristik zona, dengan variabel:

Rotasi Faktor

Rotasi faktor merupakan konsep
penting dalam analisis faktor. Secara

geometris, rotasi bertujuan untuk
memutar sumbu acuan dari masingmasing faktor dengan titik pusat (O,O),
sampai dicapai titik tertentu.

a

X4: luas wilayah;

a

X5:jumlah penduduk;

a

X6: jumlah produksi pertani-an;

a

X7:

a

X8: jumlah produksi hasil industri;

a

X9: jumlah produksi hasil laut;

HASIL PENELITIAN

a

X10: jumlah produksi hasil ternak.

Di Kawasan Timur lndonesia (KTl),
pelayaran perintis pada umumnya

Perhitungan FaKor Skor

jumlah produksi perke-bunan;

Aspek kinerja operasional
perintis, dengan variabel:
X11: jumlah penumpang
perintis yang naik turun;

kapal
kapal

X12: jumlah bongkar dan muat
barang.

Aspek sarana dan
pelabuhan, dengan variabel:
X13: panjang dermaga;

prasarana

Setelah faktor atau solusi akhir
diperoleh, maka dihitung koefisien faktor
skor.

menyinggahi daerahdaerah yang jauh dari
ibukota kabupaten. Data pelabuhan yang

disinggahi kapal laut perintis di KTI
berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Nomor
AL.59/7/2-96 tentang Jaringa Trayek dan
Kebutuhan Kapal Angkutan Laut Perintis
Tahun anggaran L996/L997 adalah:
Pelabuhan Pangkalan: Bitung,

naramanl s

ffi

Maialah llmiah UNIKOM

V*1.7,N*.1

Eddy Soeryanto Soegoto

Pelabuhan Pangkalan:
Ujungpandang,
a

Pelabuhan Pangkalan: Kupang,

a

Pelabuhan Pangkalan: Dilli,

a

Pelabuhan Pangkalan: Ambon,

a

Pelabuhan Pangkalan: Tual,

o

Pelabuhan Pangkalan: Ternate,

mampu merepresentasikan potensi lain
yang dimiliki oleh pelabuhan singgah yang
bersangkutan.
sarana
Prasarana
pelabuhan yang disinggahi oleh armada
pelayaran perintis khususnya pelabuhan-

dan

Data

pelabuhan

di luar

pelabuhan Yang

diusahakan, juga merupakan salah satu

bahan pertimbangan bagi

pengambil

keputusan untuk menetapkan disetujui
tidaknya wilayah tersebut kapal perintis.

a

Pelabuhan Pangkalan: JayaPura,

a

Pelabuhan Pangkalan: Biak,

Karena

o

Pelabuhan Pangkalan: Sorong,

o

Pelabuhan Pangkalan: Merauke.

membutuhkan spesifikasi kapal tertentu
yang mampu mengarungi laut dengan

Untuk keperluan penelitian ini diambil
sampel sebanyak 169 sampel pelabuhan
yang disinggahi kapal perintis dengan cara

acak. Jumlah pelabuhan

sebanyak ini

cukup dapat merepresentasikan keadaan
keseluruh-an.

Data tentang kondisi geografi

pelabuhan yang disinggahi terdiri dari

kedalaman alur pelayanan minimal,
kedalaman kolam pelabuhan minimal,
serta jarak ibukota kecamatan lokasi
pelabuhan yang disinggahi dari ibukota
kabupaten atau kota. Data ini dapat
d'rjadikan dasar oleh pemerintah daerah
setempat dalam mengusulkan daerahnya
untuk disinggahi oleh armada pelayaran
perintis.

Data tentang potensi

wilayah
pelabuhan yang disinggahi meliputi data
tentang karakteristik zona seperti: luas
wilayah, jumlah penduduk, produksi
pertanian, produksi perkebunan, hasil
industri, hasil laut, serta hasilternak.
Data tentang kinerja operasional
kapal perintis KTI khususnya pelabuhanpelabuhan
luar pelabuhan yang
diusahakan, juga merupakan salah satu
bahan pertimbangan bagi pengambil
keputusan untuk menetapkan disetujui
tidaknya wilayah tersebut untuk disinggahi

di

kapal perintis. Data ini terdiri darijumlah
penumpang kapal perintis yang naik dan

turun, dan data tentang jumlah volume

bongkar muat barang. Data produksi kapal
di pelabuhan yang disinggahi diharapkan

ilaramanl

G

dari trayek yang

dilaYani,

kondisi alam relatif Penuh

dengan

tantangan. Pelabuhan yang disinggahi
harus dapat disandari oleh kapal-kapal
tersebut. Data sarana dan prasarana
pelabuhan singgah terdiri dari panjang
dermaga, ketersediaan gudang (terbuka
atau tertutup).

.Berdasarkan pendefinisian variabeF
variabel dari data yang telah dikumpulkan,
maka disusun suatu matriks yang disebut
sebagai matriks data mentah. Matriks ini

berisi angka-angka yang menunjukkan
besaran masing-masing variabel pada tiap
unit observasi, yaitu pelabuhan singgah.
Karena satuan pada tiap variabel yang
digunakan dalam matriks data mentah

tidak seragam, maka

dilakukan

transformasi data dengan menggunakan
formula

' , .:uo"''-r: s

menjadi data standar. Berdasarkan
transformasi ini, maka simbol variabel
diganti menjadi data standar. Perubahan
data adalah sebagai berikut:

o
o
.
o
c
o
o
o

20L meng$antikan

X1,

Zo2 menggantikan X2,
ZO3 menggantikan X3,
ZO4 menggantikan X4,
ZO5 menggantikan X5,

206 menggantikan

X6,

ZO7 menggantikan X7,
ZO8 menggantikan X8'

Maprah nmiah

Eddy Soeryanto Soegoto

.
.
c
.
.

ZIO menggantikan X10,

Tabel 1.

Z!2 menggantikanX1-2,
Zl3 menggantikan X13.
Selanjutnya hasil transformasi ini
disusun dalam bentuk matriks data
standar. Data matriks data standar ini,
dihitung korelasi antar variabel-variabel
yang ada dan disusun dalam suatu tabel
atau matriks yang disebut matrks korelasi.

Matriks korelasi antar

variabel
standar dUadikan data masukan dalam
program paket SPSS untuk perhitungan
analisis faktor. Hasil proses analisis faktor
terdiri dari nilai variansi masing-masing
komponen berdasarkan seluruh variabel
yang digunakan, nilai variansi komponen
hasil ekstraksi awal, dan nilai variansi

hasil ekstraksi Yang

Hasil ekstraksi awal terhadaP L4
komponen tersebut di atas menjadi enam
komponen utama. Hal ini berpijak pada
teori bahwa komponen-komponen utama
yang dikatakan besar pengaruhnya adalah
komponen utama yang mempunyai nilai
Eigen (Ei$envalue) lebih besar atau sama

dengan

1-.

Tabel 2.
Total Variansi Ekstraksi Komponen
Eigenvalue
Komponen

Eigenvalue
Total

%Variansi

KomPonen-komPonen

Tabel2.

Total Variansi Tiap Komponen

Komponen

satu.

tersebut antara lain seperti disajikan pada

dirotasikan.
Tabel

1I

jumlah variabel yang diolah disajikan pada

menggantikan X11,

komponen

Vol.7, No"

Dari hasil perhitungan nilai-nilai
variansi komponen utama berasarkan

ZO9 menggantikan X9,

21,1"

r-,^.J

%Kumulatif

Total

%Variansi

%Kumulatif

1

2,903

20,733

20,733

2

2,323

16,589

37,322

3

1,,827

13,589

50,373

4

L,275

I,LO7

59,480

tr

L,7t5

8,247

67.727

6

1,078

7,70L

75,429

t

2,903

20,733

20,733

2

2.323

16,589

37,322

3

1,827

13,589

50,373

4

7,275

LtoT

59,480

1",7L5

8,247

67,727

faktor tersebut dibentuk oleh

6

1,078

7,70L

75.429

7

0,758

5,4L2

80.840

standar sebagai berikut:
. Komponen utama pertama atau faktor

8

0,713

5,092

85,932

o

0,585

4,]-74

90,111

10

0,400

2,858

92,969

L7

0,358

2.554

95,523

L2

0,308

2,198

97,720

13

o,!62

1,160

98,880

t4

o,757

7,t20

100,00

Sumber: Output Program SPSS

Sumber: Output Program SPSS

Enam komPonen utama atau faktorvarabel

perama dibentuk oleh variabel
standar ZO2, ZLO, ZO3, dan ZO1,
(disusun berdasarkan urutan

o

kontribusinya);

Faktor kedua dibentuk oleh 273,

zl!,

ZL4, dan 212 (disusun berdasarkan

.
.

rutan kontribusinya);
Faktor ketiga dibentuk oleh ZO5, ZOo

u

dan 209;

Faktor keempat dibentuk oleh
dan772:

ZO4

Haramanl 7

ffi

lllalalah llmiah UNIKOM

r
r

V*l;{,?:4*.

Eddy Soeryanto Soegoto

1

Faktor kelima dibentuk oleh ZO7;
Faktor keenam dibentuk oleh 208.

Pada proses ekstraksi awal ini,
komponen utama kedua atau faktor
kedua dan komPonen utama keempat
atau faktor keempat terjadi tumpang

tindih variabel standar pembentuk yaitu
variabelZL2.

Langkah selanjutnya adalah proses

rotasi faKor, yaitu komponen-komponen

utama yang menghasilkan nilai Eigen lebih
besar atau sama dengan satu, dirotasikan
untuk mendaPatkan hasil komPonen

utama yang tidak saling tumpang tindih

antar variabel pendukungnya. Dari proses

rotasi, diperoleh nilai-nilai seperti pada

Tabel 3.
Tabel 3.
Total Variansi Ekstraksi Komponen yang
Dirotasi

Komponen

Total

Eipenvalue
%Kumulatif
%Variansi

L

2,764

19,769

19,769

2

7,949

13,920

33,690

3

L74a

L2.488

46.178

4

1.625

11,605

57,783

q

7.260

qee9

66,782

L.2L7

6

8,647

75,429

Sumber: Output Program SPSS

Dari hasil rotasi komPonen ini

diperoleh perubahan

variabel-variabel

standar yang mendukung masing-masing
komponen utama atau faKor-faktor.
Variabel-variabel standar pendukung

tiap faktor tersebut adalah

sebagai

berikut:

r

o
.

.
.
.

Faktor keempat didukung oleh
Zt4,ZL3, dan7O4;
Faktor kelima didukung oleh 208;
Faktor keenam didukung olehZOT.

Matriks koefisien faKor skor atau
komponen skor adalah matriks yang akan
digunakan sebagai pengali dalam rangka
menghitung besarnya skor tiap komponen

utuk

masing-masing

unit

observasi.

Sehingga, berdasarkan perhltungan ini
akan diperoleh pengelompokan tiap unit
observasi menurut kategori tinggi, sedang,
maupun rendah. Dari hasil program paket
SPSS, juga dihasilkan matriks komponen
skor yang apat dilihat pada Tabel 4.

Selanjutnya, matriks tersebut di atas
digunakan untuk menghitung komponen
skor untuk masing-masing unit observasi

terhadap enam komPonen utamanya.
ANALISIS DAN PEMBAFIASAN

Dari hasil proses ekstraksi komponen

utama awal yang dihitung denan

menggunakan program paket SPSS, maka
eigenvalue yang lebih besar atau sama
dengan 1 (satu) adalah komponen utama
pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima
dan keenam, dengan prosentasi variansi

berturut-turut sebesar
o/oi

2O,733o/o;
o/oi

dan
enam
komponen utama tersebut sebesar
75,429o/o (Tabel2). Hal inisejalan dengan
usulan Dillon (1984), bahwa proporsi yang
baik adalah 75% atau lebih.
Hal ini berarti bahwa berdasarkan

8,247
16,5890/o; 73,O52o/o; 9,LO7
7,7OLo/o serta total keseluruhan dari

data yang

dikumPulkan

atas

objek

observasi sampel mampu menjelaskan
75,429Yo terhadap kontribusi variable
variabel yang diamatinya, dan dari L4

Faktor pertama didukung oleh ZO2,
ZLO,ZO3 danZOL;
Faktor kedua didukung oleh 205,
206, danZO9;

(empat belas) variabel yang diamati dapat
disederhanaan (diekstraksi) menjadi 6
faktor utama yang berpengaruh terhadap
pengambilan kePutusan untuk

Faktor ketiga didukung oelh Zl7
danZL2;

tersebut dipilih menjadi pelabuhan yang

iraramanl 8

menentukan pelabuhan

atau

wilayah

disinggah oleh armada pelayaran perintis.

,
I

i

Majatah ltmiah UNtKoM,

Eddy Soeryanto Soegoto

Vc1.7, No.

1I

Tabel 4. Matriks Koefisien Komponen Skor
Komponen Utama
Variabel

7

2

3

4

5

6

ZOL

o,275

-0,085

-0,084

-0,097

o,291-

0,28s

zo2

0,340

-o,o42

-o,o77

-0,001

0,089

o,o45

zo3

0,283

-0,062

0,182

-0,098

-o,278

-0,119

704

-0,085

0.050

o,342

-0,457

0,010

0,382

zo5

{.o47

o,457

o,oo7

0,052

0,039

0,046

z06

-o,o72

0,406

-o,o44

-0,048

0,063

0,017

zo7

0,025

-o.oL4

{,092

0,089

-0,094

o,737

704

0,007

0,040

o,040

o,079

o,748

-0,091

zo9

0.154

0.328

-0,002

-0.068

-0,034

-0,086

270

o,275

o,145

o,o72

0,183

4,L34

-0,108

zL7

o,o11

0,009

o.474

0,106

-o,744

-o,oL2

272

0,058

i,o47

o,484

-0,109

0,070

-0,130

zt3

-0,017

-0,038

o,702

o,322

o,246

-0,016

274

-0.006

-0,011

-0,009

4,52t

-0,139

0,r"10

Sumber: Output Program SPSS

variabel ZO4, yaitu luas wilayah yang

Berdasarkan enam komponen utama

hasil ekstraksi awal, terlihat

bahwa

dilayani oleh pelabuhan yang disinggahi,
dan ZL2 yaitu jumlah bongkar/muat di

kedalaman

pelabuhan yang disinggahi. Pada
komponen utama keempat ini terjadi

minimum kolam pelabuhan (202), hasil

tumpang tindih atas variabel pengaruhnya,

komponen utama yang pertama didukung

oleh empat variable, yaitu

(produksi) ternak selama setahun (Z1O),

jarak lokasi terhadap ibukota kabupaten

atau kota (ZO3), serta variabel kedalaman
alur pelayaran minimum (201). Komponen
utama kedua didukung oleh empat
variabel, yaitu naik/turun penumpang di
wilayah tersebut (27!), panjang dermaga
yang dimiliki pelabuhan yang disinggahi
(773), luas gudang yang dimiliki
pelabuhan singgah (274), dan jumtah
bongkar/muat barang di pelabuhan yang
disinggahi (ZL2). Komponen utama ketiga
didukung oleh variabel ZO5, yaitu jumtah
penduduk di wilayah yang disinggahi, ZOG

yaitu hasil produksi pertanian di wilayah
yang disinggahi, dan 209 yaitu jumlah

hasil laut wilayah yang

disinggahi.

yaitu variabel jumlah bongkar/muat
barang di pelabuhan singgah yang iuga
mempengaruhi komponen utama
pertama. Komponen utama kelima hanya
didukung oleh variabel ZO7, yaitu hasil
produksi perkebunan. Komponen utama

terakhir atau keenam didukung oleh
variabel ZO8, yaitu variabel hasil industri
wllayah yang disinggahinya.

Karena dari hasil ekstraksi variabeF
variabel menjadi 6 komponen utama
tersebut masih terlihat adanya tumpang
tindih pemakaian variabel terhadap
komponen-komponen utama, maka
dllakukan rotasi komponen, dengan
harapan tidak terjadi lagi tumpang tindih

pemakaian variabel dalam mendukung

Komponen utama keempat didukung oleh

naramanl I

ffi

Vol.7, No.

M$alah llmiah UNIKOM

Eddy Soeryanto Soegoto

1

komponen utama. Ekstraksi komponenkomponen utama tersebut menghasilkan

nilai kontribusi masing-masing komponen
yang mungkin berubah terhadap 75,429o/o

Tabel 5.
Perbandingan ariabel Pendukung antara
Sebelum dan Sesudah Rotasi
Variabel Pendukung

kondisi yang dapat dijelaskannya.

Komponen utama pertama berubah
menjadi L9,7690/o; komponen utama

kedua berubah menjadi

L3,92Oo/o;

komponen utama ketiga berubah menjadi
L2,488i komponen utama keempat

No

7

Komponen
Utama
Pertama

menjadi 8,647

o/o

(Tabel3).

Dampak adanya rotasi

adalah

berubahnya variabel-variabel pendukung

untuk

masing-masing

komponen

utamanya, kecuali komponen utama
pertama. Komponen utama kedua
berubah menjadi didukung oleh tiga
variabel yaitu jumlah penduduk (205),
jumlah hasil pertanian (206), dan jumlah

3

Ketiga

213,277,
za4,zL2
zo5,z06,

4

Keempat

zo4,z72

5

Kelima

zo7

213,274,
zo4
zoa

6

Keenam

zoa

zo7

Terdapat
tumpang
tindih varia-

Sudah tidak
ada tumpang tindih
penggunaan
variabel

dan luas wilayah

pelayanan
Komponen
utama kelima dan keenam masing-masing
didukung oleh satu variabel. Komponen
utama kelima didukung oleh variabel hasil
wilayah yang disinggahinya
industri
(208), dan komponen utama keenam
didukung oleh variabel hasil produksi
perkebunan (207).

(ZO4).

di

Perbandingan variabel pendukung
masing-masing komponen utama antara
sebelum dan sesudah dirotasi dapat
dilihat seperti Tabel 5.

zo9

zLt,z72

zag

Kesimpulan umum

bel pada

komponen
utama
kedua dan

keempat
yaitu Varia-

belZa3

pendukung
diantara
komponenkomponen
utamanya.

di

pelabuhan singgah (Zt2). Komponen
utama keempat didukung oleh tiga
variabel, yaitu panjang dermaga (213),
luas gudang pelabuhan uyang dimiliki

(21,4),

2o2,270,
zo3,zoL
zo5,z06,

Kedua

berubah menjadi didukung oleh dua
variabel, yaitu jumlah naik/turun
penumpang di pelabuhan singgah (zl-1),

pelabuhan tersebut

2o2,270,

2

hasil laut (209), di wilayah yang disinggahi
kapal perintis. Komponen utama ketrga

dan jumlah naiklturun penumpang

Seudah
Rotasi

zo3,20L

berubah menjadi 11,605;

komponen
utama kelima berubah menjadi 8,999%;
dan komponen utama keenam berubah

Sebelum
Rotasi

Dari hasil perhitungan rotasi faktor
atau komponen utama, diperoleh hasil
bahwa faKor atau komponen utama
pertama adalah:

o

ZO2: Kedalaman minimum kolam

o

Z7O: Hasil atau produksi ternak

pelabuhan;

o
o

selama setahun;

ZO3: )arak lokasi terhadap ibukota
kabupaten atau kota;

ZOL: Kedalaman alur pelayanan
minimum.

Berdasarkan variabel dominan yang
ada pada komponen utama pertama yang

diperoleh

dari 169 samPel lokasi

pelabuhan singgah armada pelayaran
kapal perintis ini, dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor peftama
mempengaruhi penentuan

Yang

untuk
disinggahi atau tidaknya suatu wilayah di

naramanl 10

1

I

i
I

Majalah ltmiah UNIKoMI

KTI adalah kondisi geografis

primadona

KT

dan potensi

yaitu peternakan.

Dari hasil perhitungan rotasi faktor
atau komponen utama, diperoleh hasil
bahwa faktor atau komponen ttama kedua
adalah:

o

ZO5: Jumlah penduduk

di

wilayah

pelabuhan yang disinggahi;

Z06: Jumlah produksi

.

pertanian di wilayah tersebut;
ZO9 : Jumlah produksi hasil laut di

hasil

wilayah tersebut.

Berdasarkan variabel dominan yang
ada pada komponen utama pertama yang

dari 169

sampet lokasi
pelabuhan singgah armada pelayaran

kapal perintis ini, dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor kedua yang mempengaruhi
penentuan untuk disinggahi atau tidaknya
suatu wilayah di KTI adalah potensi
demand yang berupa jumlah penduduk,

hasil produksi pertanian, dan

hasil

produksi perikanan atau hasil laut.

Dari hasil perhitungan rotasi faktor
atau komponen utama, diperoleh hasil
bahwa faktor atau komponen utama
ketiga adalah:

o

ZIL:

.

ZL2: Jumlah bongkar/muat barang

Jumlah

naik/turun

penumpang di pelabuhan singgah;

di pelabuhan yang disinggahi.
Berdasarkan variabel dominan yang
ada pada komponen utama pertama yang

diperoleh

dari 169

sampel

lokasi
pelabuhan singgah armada pelayaran
kapal perintis ini, dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor ketiga yang mempengaruhi
penentuan untuk disinggahi atau tidaknya
suatu wilayah
KTt adalah adanya
kegiatan ekonomi yang digambarkan oteh

di

knerja operasional kapat perintis

pel abuhan yan g disin ggahi.

di

Dari hasil perhitungan rotasi faktor
atau komponen utama, diperoleh hasil
bahwa faKor atau komponen utama
keempat adalah:

o

Zt4: Luas gudang yang dimiliki oleh
pelabuhan yang d isingga

hi

nya;

o
.

..

Zt3: Panjang dermaga yang dimiliki
oleh pelabuhan yang disinggahi;

ZO4 :Luas wilayah yang dilayani

oleh pelabuhan tersebut.
Berdasarkan variabel dominan yang
ada pada komponen utama pertama yang

diperoleh

dari 169 sampel lokasi

pelabuhan singgah armada pelayaran

o

diperoleh

Vnt.7, NO" 1

I rf

Eddy Soeryanto Soegoto

kapal perintis ini, dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor keempat
mempengaruhi penentuan

yang
untuk

disinggahi atau tidaknya suatu witayah di
KTI adalah ketersediaan sarana dan
prasarana pelabuhan, serta /uas wilayah
yang dilayaninya.

Dari hasil perhitungan rotasi faktor
atau komponen utama, diperoleh hasil
bahwa faKor atau komponen utama
kelima adalah:

208: Hasil industri wilayah

yang

disinggahinya.

Berdasarkan variabel dominan yang
ada pada komponen utama pertama yang

diperoleh

dari 169 sampel lokasi

pelabuhan singgah armada pelayaran
kapal perintis ini, dapat ditarik kesimputan
bahwa faktor kelima yang mempengaruhi
penentuan untuk disinggahi atau tidaknya

suatu wilayah di KTI adalah potensi hasil
industri.

Dari hasil perhitungan rotasi faktor
atau komponen utama, diperoleh hasil
bahwa faKor atau komponen utama
keenam adalah:
Hasil produksi perkebunan.

ZO7 :

Berdasarkan variabel dominan yang
ada pada komponen utama pertama yang

diperoleh

dari 169 sampel lokasi

pelabuhan singgah armada pelayaran
kapal perintis ini, dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor keenam yang mempengaruhi
penentuan untuk disinggahi atau tidaknya
suatu wilayah di KTI adalah potensi hasil
produksi perkebunan.
Skor faktor dihitung berdasarkan tabel

matriks data standar yang dikalikan
dengan matriks koefisien faktor atau

komponen skor. Dari hasil perkalian ini
diperoleh nomor observasi mana yang

Haramanl

Ll

I

ffi

liaialah llmiah UNIKOM

Vr:l.7. No,

Eddy Soeryanto Soegoto

1

masuk dalam kategori tiggi, sedang
maupun rendah, ditinjau dari masing-

Tabel 7.
Jumlah Pelabuhan pada Tiap Komponen
dan Kategori

masing faktor atau komponen utamanya'
Hasil perhitungan ditampilkan pada Tabel
6.
Tabel6.
Batasan Kategori untuk Tiap Komponen
Utama
No

Komponen

Kategori

Batasan Skor

Rendah

0,96

Rendah

0,93

Rendah

0,83

Rendah

0,90

Rendah