Pemurnian Alkalin Protease dengan Metode IEC

Sedangkan nilai purification factor yang didapat cenderung tetap dibandingkan dengan presipitasi 70.

4.2.4 Pemurnian Alkalin Protease dengan Metode IEC

Sampel yang dimurnikan lebih lanjut dengan metode IEC ini ialah sampel hasil dialysis. Diketahui pI enzim alkaline protease dari Bacillus diketahui berkisar antara 9 Murdiyanto, 2006. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa enzim alkaline protease yang didapatkan memiliki pI sebesar 8,8. Pada pengujian pH optimum enzim Tabel 4.2, didapatkan aktivitas enzim alkalin protease yang paling optimum berada pada pH 10. Saat enzim berada dalam larutan dengan pH di atas nilai pInya, enzim tersebut cenderung berbentuk anion, sehingga dilakukan pemurnian dengan anion exchanger chromatography. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 6 Fraksi ke- Pu rif ca to n Fa ct or Gambar 4.7 Hasil Purification Factor Pemurnian Enzim dengan Metode IEC 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Fraksi ke- Yi el d Gambar 4.8 Hasil Yield Pemurnian Enzim dengan Metode IEC Keterangan : Data grafik yield dan purification factor pemurnian enzim dengan metode IEC di atas merupakan data rata-rata. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5 Tabel 7-9. Fraksi ke- 10 menunjukan peak terelusinya enzim alkalin protease. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 yield purification factor yi el d Gambar 4.9 Grafik Nilai Purification Factor dan Yield pada Tahap Pemurnian. Hasil purification factor dengan metode IEC Gambar 4.7, menunjukan didapatkannya nilai purification factor sebesar 5,708. Fraksi ke 10 merupakan fraksi dengan kenaikan nilai purification factor terbaik. Kenaikan nilai purification factor ini Ekstrak kasar 70 Dialisis IEC menandakan kenaikan kemurnian enzim. Sedangkan pada Gambar 4.8 disajikan data hasil yield dengan metode IEC dengan yield akhir sebesar 2,537. Yield terbaik juga didapatkan pada fraksi ke 10 sehingga dapat disimpulkan fraksi ke 10 merupakan fraksi saat terelusinya enzim. Pada Gambar 4.9 didapatkan tren data purification factor dan yield pada setiap tahap pemurnian. Nilai purification factor naik sebanyak 1 menjadi 5,708 terhadap ekstrak kasarnya. Kenaikan nilai purification factor ini menandakan keberhasilan proses pemurnian enzim. Fenomena lain ditunjukan oleh nilai yield pada tiap tahap pemurnian. Nilai yield turun dari 100 menjadi 2,537 terhadap ekstrak kasarnya. Penurunan nilai yield dikarenakan kemungkinan adanya aktivitas enzim yang mungkin hilang selama proses. Beberapa penyebab hilangnya atau turunnya aktivitas enzim selama pemurnian penelitian ini, antara lain dikarenakan denaturasi, proteolisis, serta hilangnya aktivator. Enzim protease akan cenderung mengalami proteolisis dimana enzim itu sendiri akan mengenali enzim alkaline protease lain sebagai substrat sehingga terjadi reaksi pemecahan enzim itu sendiri. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kehilangan yield protein dalam suatu proses pemurnian Roe, 2001. Sedangkan proses denaturasi kemungkinan terjadi saat proses pemurnian. Denaturasi enzim kebanyakan disebabkan karena proses handling enzim yang kurang tepat seperti enzim terlalu lama di suhu ruang.

4.2.5 Penentuan Berat Molekul Protein dengan SDS PAGE