Tabel 11. Pengaruh Pemupukan terhadap Serapan Hara Daun Tanaman Perlakuan
Serapan hara mgpolybag N
P K
Ca Mg
Kontrol K 83.08a
10.76a 79.09a
70.05a 10.23a
Pupuk MTA PA 225.62 c
39.52 c 144.30 bc 97.22a
13.68ab Pupuk GDP PB
194.91 bc 24.95 bc
174.60 c 101.86a 14.42ab
Pupuk GDL PC 165.20 bc
15.93ab 109.20ab 86.47a
11.84ab Pupuk Gandasil D
PG 141.61ab
18.63ab 148.08 bc 88.03a
14.84 b Pupuk Urin Kambing
Kacang PU 189.04 bc
20.50ab 156.51 c 87.81a
14.36ab
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
4.1.7. Pengaruh Pemupukan terhadap Efisiensi Pemupukan
Berdasarkan hasil uji DMRT pada efisiensi pupuk N, perlakuan PA, PG, dan PU masing-masing tidak berbeda nyata. Pada efisiensi pupuk P, perlakuan
PU tidak berbeda nyata terhadap PA namun berbeda nyata terhadap PG. Pada efisiensi pupuk K, perlakuan PA, PG, dan PU masing-masing tidak berbeda nyata.
Begitu pula pada efisiensi pupuk Ca dan Mg, pada perlakuan PA, PG, dan PU masing-masing tidak berbeda nyata. Efisiensi pemupukan hara N dan P tertinggi
terdapat pada perlakuan PA, hara K dan Ca tertinggi terdapat pada perlakuan PB sedangkan hara Mg tertinggi terdapat pada perlakuan PC. Tabel 12 berikut ini
menunjukkan pengaruh pemupukan terhadap efisiensi pemupukan.
Tabel 12. Pengaruh Pemupukan terhadap Efisiensi Pemupukan Perlakuan
Efisiensi Pupuk N
P K
Ca Mg
Pupuk MTA PA 14.25a 2.88 b
6.52a 2.72a
0.34a Pupuk GDP PB
11.18a 1.42ab 9.55a
3.18a 0.42a
Pupuk GDL PC 8.21a
0.52a 3.01a
1.64a 0.16a
Pupuk Gandasil D PG 5.85a
0.79a 6.90a
1.80a 0.46a
Pupuk Urin Kambing Kacang PU
10.60a 0.97a
7.74a 1.78a
0.41a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
4.2. Pembahasan
Pupuk merupakan salah satu sumber penting dalam kehidupan. Salah satunya, produksi pangan dunia ditentukan oleh sumbangan unsur hara yang
didapat dari tanah dan pupuk-pupuk yang ditambahkan ke dalam tanah. Dalam
hal ini pupuk memberikan sejumlah unsur hara kepada tanaman dengan tepat dan seimbang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, tetapi
menghindari sejumlah kelebihan unsur yang hilang dari lingkungannya. Oleh karena itu diperlukan suatu kajian mengenai beragam jenis pupuk yang efektif
dalam meningkatkan pertumbuhan maupun produktivitas tanaman dan meminimalisasikan efek negatif yang ditimbulkan akibat pemupukan.
Penelitian ini menggunakan pupuk daun yang berasal dari urin kambing Kacang sebagai pupuk organik serta pupuk GDL, pupuk GDP, pupuk Gandasil D,
dan pupuk MTA sebagai pupuk anorganik. Kelebihan pupuk daun dibanding pupuk akar adalah penyerapan hara melalui mulut daun stomata berjalan cepat
sehingga perbaikan tanaman cepat terlihat. Unsur hara yang diberikan lewat daun hampir seluruhnya dapat diambil tanaman dan tidak menyebabkan kelelahan atau
kerusakan tanah. Adapun kekurangan pupuk daun adalah bila dosis yang diberikan terlalu besar maka daun akan rusak Hardjowigeno, 2003.
Urin adalah salah satu limbah cair yang dihasilkan oleh kambing Kacang. Secara umum, urin kambing Kacang betina secara fisiologis diduga memiliki
kadar Nitrogen lebih tinggi dibandingkan kambing Kacang jantan. Selain itu, aktivitas kambing yang tinggi seperti grazing dan umur kambing juga
mempengaruhi kadar Nitrogen. Semakin tua kambing maka kadar Nitrogen semakin tinggi. Berat badan kambing hanya mempengaruhi volume urin yang
dikeluarkan namun tidak mempengaruhi unsur hara yang terkandung di dalamnya Permasalahannya adalah terkadang petani enggan menampung urin
kambing. Oleh karena itu, dibuatlah pupuk cair MTA yang bertujuan mengatasi masalah pengadaan urin juga sebagai alternatif pupuk daun di pasaran.
Kandungan hara pada urin kambing Kacang dijadikan sebagai pedoman namun dalam proses peniruannya tidak 100 sama dengan urin kambing Kacang, yaitu
terdapat perbedaan pada kadar hara P, K, dan Fe. Pengujian pupuk-pupuk tersebut dilakukan pada tanaman caisim untuk melihat pengaruh pemupukan
terhadap pertumbuhan vegetatif, bobot basah dan kering, serapan hara, dan efisiensi pemupukan.
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk
mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan Sitompul dan Guritno, 1995. Secara keseluruhan dapat terlihat bahwa adanya keterkaitan
antara pemberian pupuk dengan tinggi tanaman. Berdasarkan pengamatan tanaman pada minggu ke
–6 6 MST, hanya pupuk MTA yang berbeda nyata terhadap kontrol. Namun bila pupuk MTA dibandingkan dengan pupuk urin
kambing Kacang dan Gandasil D menunjukkan tidak berbeda nyata. Pada dasarnya, pertumbuhan tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh pemupukan saja
melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik tanaman. Faktor lingkungan yang memberikan mempengaruh besar terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman adalah cahaya matahari, ketersediaan air, dan kelembapan udara.
Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil
yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak helai daun yang tumbuh maka semakin banyak pula tempat untuk melakukan proses fotosintesis
dan hasil fotosintesis pun akan lebih banyak. Tinggi tanaman pupuk MTA, pupuk kambing Kacang, dan Gandasil D tidak berbeda nyata begitu pula dengan
jumlah daun ketiga perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Namun, banyaknya helai daun yang tumbuh pada tanaman bukan hanya dipengaruhi oleh tinggi
tanaman saja melainkan adanya perbedaan internode pada batang tanaman itu sendiri. Internode yang lebih pendek memungkinkan helai daun yang tumbuh
akan lebih banyak .
Perlakuan pupuk GDP memiliki helaian daun terbanyak dibandingkan dengan perlakuan pupuk lainnya. Walaupun demikian, berdasarkan uji DMRT
perlakuan pupuk MTA dan pupuk urin kambing Kacang memiliki nilai yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk GDP. Ketiganya memiliki nilai lebih
tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk Gandasil D PG. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemberian pupuk MTA dan pupuk urin kambing
Kacang mampu bersaing dengan pemberian pupuk Gandasil D dalam hal pertumbuhan daun tanaman.
Jumlah daun berpengaruh pada bobot basah tanaman. Semakin besar tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah daun, maka bobot basah akan
meningkat. Perlakuan pupuk MTA dan pupuk urin kambing Kacang memiliki bobot basah lebih besar dibandingkan dengan perlakuan pupuk Gandasil D.
Kemampuan pupuk urin kambing Kacang dalam meningkatkan produksi diduga terkait dengan adanya kandungan senyawa organik yang berperan sebagai hormon
atau enzim yang mampu merangsang pembentukkan protein yang memacu metabolisme tanaman, merangsang pembelahan sel dan transfer energi serta dapat
merangsang pembukaan stomata daun. Perlakuan pupuk MTA dan pupuk urin kambing Kacang memiliki nilai
bobot kering yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pupuk Gandasil D. Menurut Parman 2007, bobot kering tanaman merupakan resultan dari tiga
proses yaitu penumpukan asimilat melalui melalui fotosintesis, penurunan asimilat akibat respirasi dan akumulasi ke bagian cadangan makanan. Semakin
besar bobot kering suatu tanaman, maka proses metabolisme dalam tanaman berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya jika bobot kering kecil maka
menunjukkan adanya suatu hambatan dalam proses metabolisme tanaman. Pemupukan dapat berpengaruh nyata terhadap kadar hara N, P dan K pada
tanaman caisim. Ketiga hara tersebut cenderung memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan uji DMRT, kadar hara N tertinggi
terdapat pada perlakuan pupuk MTA tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk cair kambing Kacang dan Gandasil D. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik dapat meningkatkan serapan unsur N pada tanaman. Pada kadar hara P, perlakuan pupuk MTA paling tinggi dibandingkan perlakuan
lainnya. Pada kadar hara K, perlakuan pupuk cair urin kambing Kacang lebih tinggi
dibandingkan pupuk MTA dan pupuk Gandasil D. Hal tersebut diduga karena urin kambing Kacang mengandung N dan K, unsur makro dan mikro, hormon
pertumbuhan, serta asam amino yang mudah diserap tanaman Sosrosoedirdjo et al, 1981. Selain itu, dalam kotoran cair, kandungan K dalam urin 5 kali lipat
lebih banyak dibandingkan dengan kotoran padat dan kandungan N 2 –3 kali lebih
banyak dibandingkan dalam kotoran padat Anonymous, 2009. Pada kadar hara Ca, perlakuan kontrol memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan perlakuan pupuk MTA, Gandasil D, dan urin kambing
Kacang sedangkan pada kadar hara Mg, perlakuan kontrol memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan pupuk cair MTA dan pupuk cair
GDL. Hal tersebut diduga karena adanya efek pengenceran, yaitu bobot perlakuan lebih tinggi dibandingkan bobot kontrol tetapi beberapa kandungan
unsur hara perlakuan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Rendahnya kadar hara Ca pada perlakuan PA dan PU serta Mg pada perlakuan PA
diduga karena foliar fertilizer dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman namun suplai unsur hara yang diberikan tanah untuk tanaman terbatas sehingga unsur
hara yang terdapat pada jaringan tanaman menurun. Serapan hara erat kaitannya dengan kadar hara dan bobot kering.
Pemupukan berpengaruh nyata terhadap serapan hara tanaman caisim terutama pada hara N, P, K dan Mg. Berbeda halnya dengan hara Ca, yaitu hasil uji
DMRT menunjukkan tidak berbeda nyata namun pemberian pupuk cenderung memberikan nilai serapan hara yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kontrol. Hal tersebut diduga bahwa pemupukan melalui daun mampu menekan tingkat fiksasi unsur-unsur yang diperlukan sehingga dapat diserap cepat oleh
tanaman. Pendekatan terhadap efisiensi pupuk adalah berdasar pada pengambilan
unsur hara oleh tanaman, yakni jumlah pupuk yang paling sedikit yang diperlukan tanaman untuk memproduksi hasil maksimal dianggap sebagai dosis pupuk yang
paling efisien Prasad dan De Datta, 1978. Berdasarkan uji DMRT, pemberian pupuk dapat meningkatkan efisiensi pupuk.
Efisiensi pupuk N dan P paling tinggi terdapat pada pemberian pupuk MTA. Efisiensi pupuk K dan Ca tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk GDP.
Efisiensi pupuk Mg tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk PG. Secara umum, tingkat efisiensi pupuk yang paling baik terdapat pada penggunaan pupuk GDP.
Hal ini dimungkinkan karena bahan baku pembuatan pupuk tersebut beragam. Namun
penggunaan pupuk MTA dan pupuk urin kambing Kacang memiliki nilai efisiensi cukup baik sehingga kedua pupuk tersebut dapat dijadikan salah satu
alternatif pemupukan untuk tanaman.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pemberian berbagai pupuk daun baik organik maupun anorganik secara umum mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan serapan hara tanaman
caisim. Urin kambing Kacang dapat menjadi salah satu jenis pupuk daun yang baik karena urin mengandung unsur hara yang lengkap baik makro dan mikro
serta terdapat hormon pertumbuhan. Pupuk MTA dapat mengimbangi kemampuan urin kambing Kacang dan pupuk Gandasil D untuk meningkatkan
pertumbuhan vegetatif, kadar hara dan serapan hara tanaman.
5.2. Saran
Diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai kadar hara urin kambing dengan berbagai kondisi waktu dan iklim, proses peniruan urin kambing alami
menjadi urin artifisial kambing serta pengujian dengan tanaman yang berbeda untuk mengetahui efektivitas pupuk tersebut.