Tuhan dibanding makhluk Tuhan yang lainnya yakni dengan kelebihan cipta, rasa dan karsa. Manusia bisa berpikir, mempunyai perasaan dan bekerja sedangkan
burung atau hewan lainnya tidak dapat melakukan itu. Mereka hanya menggunakan intuisi dan menggantungkan diri kepada alam untuk bertahan hidup
F. Hipogram Aktual
Sebuah karya baru memungkinkan mendapat inspirasi dari karya sebelumnya. Maka sebuah karya itu tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan karya
sebelumnya. Makna SB akan terlihat lebih mendalam bila disandingkan dengan karya sebelumnya, yakni Mantiqu ‘t-Thair.
SB merupakan karya transformasi dari Mantiqu ‘t-Thair selanjutnya akan disebut MT karya Faridu’d-Din Attar, meskipun tidak secara langsung. Karya
Faridu’d-Din Attar memang menjadi hipogram bagi perkembangan karya-karya di Melayu. Pengaruh MT terhadap karya Melayu dibagi menjadi dua pendekatan,
yakni pendekatan pertama, yakni menuju jalan tasawuf dan makrifat dan pendekatan kedua percakapan antara burung-burng dengan syekh mereka.
Pendekatan percakapan masih dibagi menjadi dua bagian yaitu percakapan tentang perjalanan tasawuf dan percakapan tentang pengetahuan agama. SB
berdasarkan rincian pendekatan maka akan dimasukkan dalam pendekatan percakapan yang membicarakan tentang pengetahuan agama.
Karya-karya Melayu yang menjadi transformasi dari MT menggunakan burung sebagai tokoh utama. SB adalah deretan sekian dari karya Melayu yang
mendapat pengaruh dari karya tersebut. Selayaknya sebuah karya hasil transformasi, SB tidak sepenuhnya sama dengan karya hipogramnya, namun SB
tetap mendapatkan pengaruh dari kerangka alur MT Persamaan yang paling
menonjol adalah adanya satu burung sebagai poros cerita.. Perbedaan dan persamaan antara SB dengan MT adalah sebagai berikut.
Perbedaan pertama antara SB dan MT adalah SB mempunyai perbedaan bentuk dibanding MT. SB adalah sebuah syair atau puisi sedangkan MT berupa
prosa, meskipun keduanya mengandung percakapan atau dialog. Jenis-jenis burung yang terdapat di dalam SB disesuaikan dengan tempat penyair mengarang
karya ini, meski ada beberapa jenis burung yang sama. Sifat dan sikap burung juga tidak jauh berbeda, kedua karya menjadikan burung itu sebagai simbol
masing-masing sifat dan sikap manusia. Burung yang terdapat pada SB dan MT tidak seluruhnya memiliki karakter
yang sama sehingga tidak dapat dibandingkan secara langsung. Tabel di bawah ini bukan merupakan pembanding berdasarkan karakter burung, melainkan hanya
sebagai pengetahuan bahwa ada nama-nama burung yang sama pada dua karya itu. Nama-nama burung yang terdapat pada SB dan MT ditunjukkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 13 Nama-nama Burung
No. SB
MT
1. Nuri
Hud-hud 2.
Elang Muchica goyang ekor
3. Merpati
Nuri 4.
Dewata Ayam hutan
5. Jentayu
Elang mulia 6.
Murai Pikau
7. Wari
Bul-bul 8.
Cendaru Merak
9. Baludu
Kuau utama 10.
Terkuku Tekukur
11. Ketitir
Merpati 12.
Tiung Rajawali
13. Merak
Pingki kencana 14.
Rawa Simurgh
15. Belatuk
Itik 16.
Punai Humay
17. Pergam
Bangau 18.
Rajawali Burung Hantu
19. Simbang
Burung gereja 20.
Undan 21.
Bayan 22.
Barabah 23.
Belatik 24.
Layang-layang 25.
Payalayang 26.
Kedidi 27.
Serinditi 28.
Pipit 29.
Cemara
30. Gagak
31. Jantung
32. Cendawa
33. Paksi
34. Camar
35. Kampang-kampang
Ada tujuh jenis burung yang sama antara SB dan MT, tetapi pada saat perjalanan nama burung pada MT diganti dengan urutan burung yang bertanya,
misalnya burung kesatu, burung kedua dan seterusnya sampai duapuluh satu burung. Sembilan belas burung yang disebut diawal MT adalah perkenalan dari
burung Hud-hud selaku pusat cerita dari MT. Duapuluh satu burung lainnya dimunculkan oleh penyair dalam perjalanan menuju Simurgh. Masing-masing
burung bertanya dan Hud-hud menjawabnya. Maka perbedaan kedua antara SB dan MT adalah pusat penceritaan. SB menggunakan Nuri sebagai pusat cerita
dengan menjadikannya seorang guru sehingga memberi pertanyaan pada burung lain, sedangkan MT menggunakan Hud-hud sebagai pusat cerita dengan
menjawab pertanyaan yang muncul dari para burung selama perjalanan berlangsung.
Perbedaan ketiga adalah tujuan dari percakapan. SB bertujuan untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, terutama tentang tauhid dan fiqih. MT bertujuan
untuk mengenal Tuhan dengan mengenal diri sendiri ilmu tasawuf. Penyair SB menggunakan tujuan sebagai puncak cerita, begitu juga dengan MT yang
menjadikan pertemuan dengan sebagai pucaknya.
Perbedaan keempat, adalah hal yang harus dilalui oleh burung-burung di dalam cerita. Tokoh-tokoh burung pada SB harus melalui duapuluh empat
pertanyaan yang diajukan oleh Murai maupun Nuri untuk mencapai sebuah tingkatan pemahaman ilmu agama. Pertanyaan tentang hal pencapaian ilmu telah
dibahas di subbab pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Tokoh-tokoh burung pada MT melalui tujuh lembah untuk mencapai sebuah tingkatan tasawuf
mencapai Simurgh. Tujuh lembah yang harus dicapai antara lain lembah pencarian, lembah cinta, lembah keinsyafan, lembah kebebasan dan kelepasan,
lembah keesaaan, lembah keheranan dan kebingungan, dan lembah keterampasan. Bentuk-bentuk perbedaan dan persamaan antara SB dan MT dapat ditunjukkan
setelah kedua karya itu disandingkan sebagai hipogram aktual.
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan terhadap teks SB yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya adalah sebagai berikut.
1 Suntingan teks SB memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang terdapat di
dalamnya antara lain 21 kasus lakuna pengurangan, 5 kasus adisi penambahan, 9 kasus substitusi penggantian, 2 kasus transposisi
perpindahan letak, satu kasus ditografi perangkapan dan 13 kasus ketidakkonsistenan ketidakajegan. Teks SB selain mengandung
kesalahan juga terdapat 5 kasus aksara dengan tanda baca. Ada 2 coretan pada teks SB. Teks SB juga berisi 10 coretan di pias samping kanan, kiri,
bawah dan atas selain cateword. Suntingan juga memperlihatkan teks SB menggunakan aksara Arab Melayu, tetapi terdapat pula aksara Makasar di
halaman 39 di luar teks SB. Teks SB adalah teks dengan bahasa Melayu, namun selain bahasa tersebut masih ada bahasa Arab yang digunakan pada
istilah agama Islam tauhid dan fiqih, dan bahasa Minangkabau dalam percakapan antar burung.
2 Makna teks SB menurut teori semiotik Riffaterre berisi tentang proses
seorang muslim untuk mengetahui agamanya melalui belajar. Isi teks SB antara lain Syahadat, bersuci, fardu junub, makna agama, makna makrifat,
makna iman, makna Islam, makna tauhid, rukun iman, hal yang menghilangkan keimanan dalam diri seseorang, rukun Islam, hal-hal yang