Analisis dan Refleksi Siklus I a. Perencanaan Tindakan

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I dapat dianalisis bahwa, keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal, nilai rata-ratanya baru mencapai skor 3,05 cukup. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tabel hasil penilaian proses pembelajaran pada siklus I. Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I Nilai No Nama Siswa A B C Total Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Amin Suryaningsih Apriska KaruniaAmanda Astri Nur Afni Ayu Saputri Desbi Ariyanti Sri Suryaningsih Dyah Intan Salfri Aminah Fifi Arum Sari Iin Purwanti Lestari Widyastuti Marina Is Indriyati Minda Leli Maryani Nanik Listyaningrum Okky Dwi Susanti Ovi Ayatin Ria Winarni Rika Puspitaningrum Rika Rahmawati Saputri Nana Maryana Taat Indri Astuti Tri Susilowati Wahyu Tri Mulyani 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 6 9 9 10 9 11 7 9 6 9 11 12 12 9 9 9 9 10 9 11 9 9 Sedang Cukup Cukup Baik Cukup Baik Sedang Cukup Sedang Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Cukup Cukup Rata-rata 3,05

3,09 3,14

9,27 Keterangan: A : Keaktifan siswa selama pembelajaran Untuk menilai poin A peneliti menggunakan pedoman penilaian yang dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran Nana Sudjana yang mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria tersebut adalah: 1 Mengajukan pertanyaan; 2 Mengungkapkan pendapat; 3 Menjawab pertanyaan guru; 4 Memperhatikan pertanyaan orang lain; 5 Menanggapi pertanyaan. B : Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran Untuk menilai poin B peneliti menggunakan pedoman penilaian yang dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran Nana Sudjana yang mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria tersebut adalah: 1 Memperhatikan penjelasan guru; 2 Mencatat penjelasan guru; 3 Mempelajari kembali materi yang diberikan; 4 Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas; 5 Tidak mengobrol dengan teman lain. C : Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk menilai poin C peneliti menggunakan pedoman penilaian yang dikembangkan dari penilaian proses pembelajaran Nana Sudjana yang mencakup beberapa kriteria yang dilakukan siswa di dalam kelas. Dalam setiap kriteria tersebut menjadi poin nilai untuk tiap siswa. Kriteria tersebut adalah: 1 Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu; 2 Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan; 3 Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-asalan; 4 Tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain; 5 Tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran. Kriteria nilai pernyataan 1,00 – 1,99 : kurang 2,00 – 2,99 : sedang 3,00 – 3,99 : cukup 4,00 – 4,99 : baik 5,00 : sangat baik Kriteria nilai total 1,00 – 3,99 : kurang 4,00 – 6,99 : sedang 7,00 – 9,99 : cukup 10,00 – 12,99 : baik 13,00 – 15,00 : sangat baik Berdasarkan pengamatan peneliti diperoleh informasi bahwa, guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa hanya memiliki kesempatan terbatas untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dominasi guru misalnya ditunjukkan saat guru memberi materi di depan kelas. Guru secara jelas memberikan materi dan menjelaskannya, akan tetapi siswa tidak dilibatkan untuk berpendapat. Berikut ini digambarkan grafik nilai proses pembelajaran yang didasarkan dari data prasiklus dan siklus I. Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran pada Prasiklus dan Siklus I Keterangan: 1 – 22 : Nomor urut siswa 0 – 14 : Rentangan nilai Berdasarkan grafik pada gambar 6 yang menggambarkan perbandingan nilai proses pembelajaran pada prasiklus dan siklus I menunjukkan bahwa nilai proses pembelajaran pada siklus I lebih baik daripada nilai proses pembelajaran pada prasiklus. Hal ini terlihat pada garisbatang yang tergambar lebih tinggi pada siklus I jika dibandingkan dengan garisbatang pada prasiklus. Meskipun demikian, terlepas dari grafik tersebut selain keaktifan siswa yang masih kurang, siswa juga masih kurang memperhatikan proses pembelajaran. Dari hasil penilaian terhadap proses pembelajaran seperti yang terdapat pada tabel 4, nilai perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran baru mencapai skor 3,09. Meskipun termasuk dalam kategori cukup akan tetapi hasil ini masih belum maksimal. Dari pengamatan peneliti, masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri saat guru menjelaskan materi. Hal tersebut mengakibatkan guru sering menegur siswa di sela-sela memberi penjelasan. Bahkan ketika guru menegur siswa yang sedang gaduh, itupun hanya akan menenangkan siswa dalam beberapa saat. Ketika guru kembali menjelaskan materi, tidak sedikit siswa yang kembali membuat gaduh. Berkaitan dengan pengajar, guru belum mampu membangkitkan minat dan semangat siswa dalam pembelajaran secara optimal. Hal ini terlihat dari hasil penilaian minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran di kelas yang rata- ratanya baru mencapai skor 3,14. Ketika siswa melakukan koreksi terhadap tulisan temannya masih ada beberapa siswa yang kurang serius. Mereka justru bermain-main sendiri dengan teman semejanya atau bahkan hanya bertopang dagu dan tidur-tiduran dengan meletakkan kepalanya di atas meja. Melihat keadaan tersebut pun guru tidak mampu berbuat banyak selain menegurnya, dan lebih parahnya siswa tidak begitu takut dengan teguran guru. Berkaitan dengan peserta didik, siswa sudah cukup mampu dalam mengidentifikasi letak kesalahan yang terdapat dalam karangan temannya, hal ini terlihat dari hasil koreksian siswa yang sudah maksimal dikoreksi. Karangan yang berhasil dikoreksi dengan maksimal oleh siswa dapat diketahui dengan banyaknya coretan pembetulan di dalamnya, baik dari aspek isi maupun ejaannya. Hanya saja dari koreksian tersebut, beberapa siswa masih belum mampu membetulkannya. Sehingga secara singkat dapat dinyatakan bahwa siswa sudah mampu mengoreksi kesalahan temannya, akan tetapi belum maksimal dalam membetulkan kesalahan tersebut. Mereka tahu jika karangan temannya ada beberapa kesalahan, hanya saja masih ragu dan takut untuk membetulkannya. Sehingga masih banyak coretan koreksi yang tanpa tulisan pembetulan. Masih berkaitan dengan siswa, mereka merasa bosan dengan pembelajaran dengan materi yang sama. Dari prasiklus hingga siklus I pertemuan kedua yang jika dihitung terlaksana dalam tiga kali pertemuan selama tiga minggu berturut-turut, materi yang disampaikan adalah menulis karangan narasi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa, mereka merasa bosan dengan menulis narasi. Kebosanan tersebut tentunya dikhawatirkan akan berpengaruh negatif terhadap kualitas pembelajaran selanjutnya, baik secara proses maupun hasil. Dapat dikatakan demikian karena ketika siswa sudah merasa mampu dan mengerti akan suatu materi yang diberikan guru, apabila materi tersebut masih terus diberikan maka mereka akan segan untuk memperhatikan lagi. Lebih parahnya lagi, siswa dapat bertindak acuh tak acuh dengan penjelasan guru. Untuk itu, agar terhindar dari kebosanan siswa yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran, maka perlu dilakukan pembenahan kembali mengenai materi menulis karangan yang akan disampaikan. Selain itu secara kualitas, siswa masih belum mampu menulis karangan dengan baik. Meskipun telah dikoreksi antar teman dan diperbaiki, dari hasil nilai yang diperoleh masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM sebesar 65. Adapun dari hasil nilai karangan siswa pada siklus I, diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis siswa. Skor dalam tiap aspek karangan mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya sejumlah indikator dalam aspek penulisan karangan yang meliputi isi, organisasi isi, kosakata, struktur kalimat, serta ejaan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel nilai hasil pembelajaran menulis karangan siswa pada siklus I. Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan pada Siklus I Skor No Nama Isi Organi -sasi isi Kosa kata Struktur kalimat Ejaan Total 1 2 3 4 5. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Amin Suryaningsih Apriska KaruniaAmanda Astri Nur Afni Ayu Saputri Desbi Ariyanti Sri Suryaningsih Dyah Intan Salfri Aminah Fifi Arum Sari Iin Purwanti Lestari Widyastuti Marina Is Indriyati Minda Leli Maryani Nanik Listyaningrum Okky Dwi Susanti Ovi Ayatin Ria Winarni Rika Puspitaningrum Rika Rahmawati Saputri Nana Maryana Taat Indri Astuti Tri Susilowati Wahyu Tri Mulyani 18 21 22 21 19 23 18 18 18 21 23 23 22 18 17 22 22 21 18 21 19 20 13 15 15 15 14 14 14 14 13 15 15 15 16 14 14 13 16 13 15 15 14 14 13 15 15 14 14 15 14 14 13 15 15 15 16 14 13 13 16 13 15 15 14 14 13 14 13 15 13 16 14 13 13 14 15 16 15 14 13 13 16 18 14 19 14 13 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 61 69 69 69 63 72 63 62 60 69 72 73 73 64 61 64 74 74 66 74 64 65 Nilai rata-rata 20,22 14,41 14,36 14,50 3,72 67,31 Dibandingkan dengan nilai karangan siswa pada saat prasiklus, nilai rata- rata kelas pada siklus I meningkat sebesar 8,27 poin, yakni dari skor 59,04 menjadi 67,31. Dari kenaikan nilai rata-rata tersebut juga mempengaruhi nilai rata-rata tiap aspeknya. Dari aspek isi yang pada prasiklus nilai rata-ratanya baru mencapai skor 19,09 pada siklus I ini mencapai skor 20,22. Aspek organisasi isi dari skor 12,5 pada prasiklus menjadi 14,41. Aspek kosakata pada prasiklus mencapai skor 11,68 kemudian menjadi 14,36 pada siklus I. Aspek pengembangan bahasa, yang tercakup dalam struktur kalimat mencapai skor 12,45 kemudian naik menjadi 14,50 pada siklus I. Begitu juga dengan penguasaan mekanik yang tercakup dalam aspek ejaan yang juga naik, yakni dari skor 3,31 pada prasiklus menjadi 3,72 pada siklus I. Dalam aspek ejaan ini meskipun masih pada level nilai 3 dan masuk dalam kriteria sedang-cukup seperti pada prasiklus, akan tetapi paling tidak sudah mengalami peningkatan nilai rata-ratanya. Dalam hal ini berarti menunjukkan bahwa ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran dari aspek ejaan meskipun tidak signifikan. Berikut ini adalah grafik perolehan nilai hasil pembelajaran pada siklus I dibandingkan dengan nilai hasil pembelajaran pada prasiklus. Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran pada Prasiklus dan Siklus I Keterangan: 1 – 22 : Nomor urut siswa 0 – 80 : Rentangan nilai berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan nilai hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa. Dengan demikian, siklus I ini dapat dikatakan berhasil, akan tetapi belum mencapai hasil maksimal sesuai yang direncanakan dalam indikator keberhasilan. Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan, akan tetapi dari nilai karangan siswa masih ada 9 siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan guru bersama peneliti sebesar 65. Oleh karena itu, siklus II sebagai perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada siklus I perlu dilaksanakan. Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari kekurangan yang ditemukan baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru untuk direfleksi dapat dinyatakan bahwa: 1 Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran maupun saat melakukan koreksi, guru hendaknya memberikan motivasi, pengarahan serta penjelasan bahwa penilaian pembelajaran tidak hanya dari hasil, akan tetapi juga dari keaktifan saat proses pembelajaran; 2 Guru perlu memperbaiki cara mengajar yang diterapkan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjadikan siswa yang tidak memperhatikan menjadi lebih memperhatikan. Pada awalnya guru hanya menegurnya disela-sela menjelaskan materi, sebaiknya guru menegurnya dengan memberikan pertanyaan sehingga akan lebih mengena pada siswa. Selanjutnya, 3 Guru memberikan lebih banyak latihan pada siswa mengenai pembetulan kesalahan dalam koreksi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak hanya mampu menyalahkan, akan tetapi juga mampu membetulkan.; 4 Guru memberikan materi menulis karangan yang berbeda dari jenis narasi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan karena beberapa pertemuan berturut- turut membahas materi yang sama. Selain itu, berkaitan dengan indikator pembelajaran dalam silabus juga mencakup tiga jenis karangan yang harus dikuasai yakni narasi, deskripsi, serta eksposisi. Dengan demikian langkah ini tidak menyimpang dari silabus pembelajaran; serta 5 Untuk lebih memaksimalkan kemampuan siswa dalam mengarang, guru hendaknya lebih menegaskan kembali pokok-pokok penilaian dalam sebuah karangan. Dengan demikian nilai karangan siswa akan lebih baik atau paling tidak mencapai batas minimal ketuntasan sebesar 65. Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan: 1 Siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran, terutama saat kegiatan koreksi teman sebaya: 2 Siswa diharapkan lebih memperhatikan dan sungguh-sungguh dalam melakukan koreksi, serta tidak melakukan aktivitas sendiri diluar kegiatan pembelajaran; dan 3 Siswa diharapkan mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri sehingga akan timbul rasa senang mengikuti pembelajaran. Motivasi yang muncul dari dalam diri siswa akan mendorong siswa untuk tidak lagi berpikir bahwa belajar adalah kewajiban melainkan kebutuhan bagi dirinya sendiri. Berdasarkan hasil siklus I yang belum maksimal, diperlukan adanya perbaikan pembelajaran dalam siklus II. Perbaikan ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Selanjutnya untuk pelaksanaan siklus II disetujui oleh guru setelah peneliti mengajukan hasil analisis dan refleksi siklus I. Siklus II direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2009 dan 17 Februari 2009.

2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Tindakan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009 (Penelitian Tindakan Kelas)

2 12 83

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AK 1 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

3 15 200

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X.2 SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 10 86

EFEKTIVITAS TEKNIK INGATAN BAYANGAN MAJU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SMA PARULIAN 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009.

0 0 45

PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010.

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI WIDYAWISATA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 7

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 2 DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 9

PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI, TERKENDALI DAN TERARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN Penerapan Strategi Komposisi, Terkendali Dan Terarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Talak Broto 2 Tahun Ajaran

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI, TERKENDALI DAN TERARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN Penerapan Strategi Komposisi, Terkendali Dan Terarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Talak Broto 2 Tahun Ajaran

0 1 31

KIAT BEROLEH KEMAMPUAN MENULIS: KOREKSI KARANGAN OLEH TEMAN SEJAWAT

0 0 5