Proses Dehidrasi Proses Clearing Proses Impregnasi

Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jaringan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan preparat histologi untuk jaringan otot dan organ limfoid udang uji. Dalam pembuatan preparat histologi jaringan dilakukan tahap sebagai berikut:

1. Preparasi Jaringan.

Preparasi jaringan terdiri dari 5 tahap, yaitu: 1. Dehidrasi 2. Clearing 3. Impregnasi 4. Embedding 5. Blocking Proses jaringan ini bertujuan agar jaringan yang umumnya lunak nantinya dapat dipotong setebal 3-5 µm, diwarnai dan dilihat bentuk selnya di bawah mikroskop. Bila sayatan jaringan lebih tebal, maka bentuk sel dari jaringan tersebut tidak jelas karena terjadi penumpukan atau saling tindih menindih satu sel dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan sayatan yang tipis, maka jaringan perlu “diikat” dalam parafin. Agar “ikatan” dalam parafin tidak mudah lepas, maka perlu dilakukan beberapa tahapan proses pembuatannya.

a. Proses Dehidrasi

Proses ini dimaksudkan agar cairan di dalam seljaringan sampel di tarik keluar, untuk akhirnya diganti dengan parafin. Penarikan air keluar dari sel dilakukan dengan cara merendam jaringan dalam bahan kimia yang fungsinya sebagai penarik air. Bahan kimia yang dipakai adalah alkohol, acetone, methanol, diazone, isopropanol dan butanol. Untuk dehidrasi secara manual bahan kimia yang banyak di pakai adalah alkohol dengan proses sebagai berikut: Jaringan sampel difiksasi terlebih dahulu selama 24 jam, kemudian direndam dalam alkohol 70 dan setelah 24 jam dilakukan fiksasi alkohol secara bertingkat: • Alkohol 80 2 jam • Alkohol 90 2 jam • Alkohol 95 2 jam • Alkohol 95 2 jam • Alkohol 100 Semalam atau 24 jam

b. Proses Clearing

Setelah 24 jam, selanjutnya dilakukan proses clearing. Jaringan dipindahkan ke alkohol 100 baru selama 1 jam. Setelah itu di pindahkan dalam: • Alkohol – xylol 1 : 1 – selama ½ jam • Xylol I ½ jam • Xylol II ½ jam • Xylol III ½ jam Proses ini dilakukan untuk memperkuat ikatan jaringan dengan parafin setelah pengeluaran air pada proses dehidrasi. Bagian sel yang kosong akibat proses dehidrasi dapat diisi parafin. Tetapi alkohol tidak melarutkan ataupun bersatu dengan parafin, oleh karena itu digunakan xylol yang dapat melarutkan parafin dan dapat bercampur dengan alkohol. Jadi proses clearing maksudnya mengganti tempat air yang sebelumnya sudah diisi dengan alkohol dengan xylol. Agar proses sempurna dilakukan 3 kali pemindahan.

c. Proses Impregnasi

Impregnasi adalah proses penggantian xylol dengan parafin. Setelah proses perendaman xylol III selama ½ jam, jaringan dipindahkan dalam xylol:parafin 1:1 selama ¾ jam di dalam oven. Proses impregnasi dilakukan di dalam oven yang dipanaskan + 65-70 o C. Biasanya dipakai parafin dengan titik cair 56-58 o C atau 58-60 o C, dapat pula digunakan paraplast yang lebih baik dari parafin. Sebelum dilakukan clearing, parafin dicairkan lebih dahulu dalam oven 65-70 o • Parafin 1:1 34 jam C.

d. Proses Embedding

Dokumen yang terkait

Co-infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 6 116

Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi bakteri Vibrio harveyi dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vanname

0 3 77

Kinerja Imunitas Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Dalam Teknologi Bioflok dan Probiotik Terhadap Koinfeksi Infectious Myonecrosis Virus dan Vibrio harveyi

0 4 77

Synbiotic Application for Pacific White Shrimp Litopenaeus vannamei: Resistance to Infectious Myonecrosis Virus and Growth

2 15 126

Developmentof Real Time Rt-Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 3 137

The frequency effect of synbiotic supplementation diet to control the co-infection disease of Infectious Myonecrosis Virus and Vibrio harveyi

0 5 63

Sinbiotik untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei

0 3 5

Developmentof Real Time Rt Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 4 75

Synbiotic Application for Pacific White Shrimp Litopenaeus vannamei Resistance to Infectious Myonecrosis Virus and Growth

1 10 69

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6