Keterkaitan Faktor Fisik, Faktor Sosial Ekonomi dan Tataguna Lahan di Daerah Tangkapan Air dengan Erosi dan Sedimentasi (Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara)
KETERKAITAN FAKTOR FISIK,
FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN TATAGUNA
LAHAN Dl DAERAH TANGKAPAN AIR DENGAN
EROSl DAN SEDlMENTASl
(Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara)
OLEH :
OLLY ESRY HARRYANI LAOH
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002
IUj3"I'RKAITAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI, FAKTOR
FISIK DAN TATAGUNA LAHAN DENGAN
EROSI DAN SEDIMENTASI
(Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara)
Oleh :
OUy Esry Harryani Laob
PSL 93541
Disertasi salah satu syarat
untuk memperoieh gelar Doktor
Pada
Prognm Studi Pengelohan Sumberdaya Alam dan Lingkungm
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002
Judul Disertasi
: Keterkaitan Faktor Fisik, Faktor Sosial Ekonomi dan
Tataguna Lahan di Daerah Tangkapan Air dengan
Erosi Dan Sedimentasi (Kasus Danau Tondano,
Sulawesi Utara)
Nama Mahasiswa
:Olly Esry Hanyani Laoh
Nomor Pokok
:93541
Jurusan
:Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Menyetujui :
1. Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdio.
Ketua
prof. Dr. Ir. F. G. Suratmo. MF)
Anggota
[~rof.br.Ir. Bunasor Sanim. MSc)
Anggota
I
(Dr. Ir. Rokhmin Dahuri. MS)
Anggota
ram Pascasarjana
2. Ketua Program Studi
Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS
Tansgal Lulus :
1 2 APR 20M
afrida Manuwoto
KETERKAITAN FAKTOR FISIK, FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN
TATAGUNA LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIR DENGAN EROSI
DAN SEDIMENTASI (Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara), Disusun
oleh OUy Esry Hanyani Laoh di bawah W i n g a n Kooswardhono
Mudikdjo, Gunarwan Suratmo, Bunasor Sanim dan Rokhmin Dahuri).
Danau Tondano mengalami masalah yaitu pendangkalan dan penurunan
debit air serta penurunan kualitas air, yang berakibat pada kelangsungan danau
dan mahluk hidup di danau dan sekitar danau. Di duga telah terjadi cara-cara
pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DT44) Danau Tondano yang kurang
memenuhi kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya alam secata berkelanjutan.
Menurunnya debit danau akan menghalangi berbagai kegiatan lain seperti
peningkatan produksi pertanian dan kegiatan lainnya yang tergantung pada
surnberdaya air.
Danau Tondano merupslkan salah satu wilayah yang sangat vital bagi
Kabupaten Mmahasa d m juga Propinsi Sulawesi Utara secara keseluruhan.
Pentingnya Danau Tondano karena merupakan :
1)
sumber air untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Tonsea Lama, Tanggari I, dan Tanggari
II), 2) sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten
Minahasa dan Kotamadya Manado, 3) sumber mata pencaharian penduduk di
pesisir danau (nelayan tangkap maupun nelayan budidaya), 4) transportasi air
bagi desadesa dipesisir danau, 5) obyek wisatafrekreasi, 6) pusat pengembangan
perikanan, dan 7) pusat olah raga air.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengkaji sejauhmana keterkaitan antara
faktor sosial ekonomi, faktor fisik dati tatagma lahan di DTA dengan tingkat
erosi dan sedimentasi. Sedangkan tujuan operasional adalah : 1) Mengkaji
keterktan antara beberapa faktor sosial ekonorni (jumlah penduduk, jumlah
iii
petani, luas pemilikan lahan, pendapatan perkapita, harga cengkeh dan nilai tukar
petani) dengan tataguna lahan di daerah tangkapan air (DTA) Danau Tondano;
2) Mengkaji keterkaitan antara faktor fisik (jenis tanah dan topoM1) dengan
tataguna lahan di daerah tangkapan air (DTA) Danau Tondano; 3) Mengkaji
keterkaitan antara antara tataguna lahan di DTA Danau Tondano pada tingkat
erosi dan sedimentasi; dan 4) Menduga besarnya erosi dan sedimentasi dengan
melihat faktor-faktor fisik, sosial ekonomi dan tataguna lahan.
Lokasi penelitian adalah Daerah Tangkapan Air (DTA) danau Tondano,
yang dibagi menjadi 25 sub DAS (sub Daerah Aliran Sungai).
Analisis
menggunakan data cross section dari setiap sub DAS dan data time series .
Data penelitian ini diperoleh dari : 1) Hasil pengamatan dilapangan (untuk
pengukuran erosi dm kualitas air), 2) Penelitian dan publikasi sebelumnya, 3)
Data sekunder dari : desalkelurahan, kecamatan dan surnber lainnya.
Penduduk yang meningkat 1,42 % setahun, membutuhkan lahan untuk
permukiman dan lahan untuk aktivitas lainnya; lahan yang dikonversi untuk
permukiman adalah sawah dan kebun campuran.
Pertumbuhan penduduk
akan diikuti peningkatan jumlah petani, yang akan meningkatkan kebutuhan
&an lahan untuk bercocok tanam. Setiap jumlah petani bertambah 100 orang
akan diikuti oleh peningkatan luas kebun campuran 2,64 ha dan kebun cengkeh
1,65 ha, dan penurunan luas hutan 5,07 ha.
Luas pemilikan lahan dan
pendapatan perkapita berpengaruh pada luas kebun campuran dan luas kebun
cengkeh.
Meningkatnya pemilikan lahan dan pendapatan perkapita yang
mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan menyebabkan petani merasa
mampu untuk memiliki lahan yang lebih luas, bukan sebaliknya menunda atau
menghentikan konsumsi terhadap lahan.
Hal yang sama berlaku juga pada
peubah indeks nilai tukar petani dan harga padi yang mempengaruhi
peningkatan luas kebun cengkeh dan kebun campuran.
Harga cengkeh
merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya perubahan
tataguna lahan di daerah tangkapan air danau Tondano. Meningkatnya harga
cengkeh 10 %, akan mendorong terjadinya peningkatan luas kebun cengkeh
sebesar 3,3 %; narnun akan menurunkan luas hutan dan luas semak belukar
masing-masing 6,45 % dan 5,33 %.
Jenis tanah dan topografi mempengaruhi tataguna lahan, walaupun telah
terjadi pergeseran karena tanaman cengkeh sudah ditanam pada berbagai
kondisi lahan, baik jenis tanah maupun topografi. Untuk mendapatkan hasil
optimal maka budidaya tznaman harus dilakukan pada lahan yang sesuai baik
jenis tanah maupun topografi. Tanaman padi umumnya diusahakan pada jenis
tanah typic tropaquepts, sedangkan kebuncengkeh
ctan kebun carnpuran
diusahakan pada jenis tanah alfic hapludands dan typic hapludands.
Sedangkan hutan banyak ditemukan pada jenis tanah typic hapludands.
Topografi mempengaruhi tataguna lahan, suatu jenis tanaman tertentu hanya
diusahakan pada lahan dengan kemiringan tertentu. Kebun cengkeh walaupun
dominan pada lahan dengan kemiringan di bawah 30 %, namun tanaman ini
juga sudah mermbah sampai pada lahan dengan kemiringan di atas 45 %.
Hutan sudah tidak ditemukan lahi pada lahan dengan topografi datar sampai
berombak, hutan hanya ditemukan pada lahan dengan kemiringan lereng di
atas 15 %.
Sedangkan sawah hanya ada pada lahan dengan kemiringan di
bawah 15 %.
Jenis penggunaan lahan yang mendominasi daerah tangkapan air danau
Tondano adalah kebun campuran (44,77 %) dan kebun cengkeh (22,57 %),
sedangkan luas hutan sudah mengalami penurunan dari 24,53 % pada tahun
1970 menjadi 10,86 % pada tahun 1998.
besarnya erosi.
Tataguna lahan mempengaruhi
Peningkatan luas hutan akan menaikkan tingkat bahaya
erosi, sebaliknya peningkatan penggunaan lahan untuk permukiman, kebun
cengkeh dan kebun campuran akan meningkatkan erosi.
Kebun campwan
d m kebun cengkeh merupakan 2 (dua) peubah yang sangat mempengaruhi
besarnya erosi. PenamMan luas hutan 1 Ha dapat menurunkan erosi 3,17
tonlhaltahun, sebaliknya apabila kebun campuran meningkat 1 Ha luasnya
maka akan menambah erosi 8,45 tonlhaltahun.
Kondisi yang sama berlaku
pula untuk sedimentasi, kebun campuran dan kebun cengkeh merupakan 2
(dua) faktor utarna yang mempengaruhi sedimentasi. Sebaliknya luas hutan
dan semak akan memperkecil sedimentasi.
Makin besarnya erosi dan
sedimentasi akan mengikis lahan yang ada. Tanah subur yang berada paling
atas akan ikut terbawa air ,kondisi h i akan mempengaruhi tataguna lahan dan
akan menurunkan produktivitas tanarnan yang selanjutnya akan menurunkan
produksi. Kondisi ini diindikasikan dengan makin meningkatnya penggunaan
pupuk pada setiap budidaya tanarnan yang dilakukan.
Faktor sosial ekonomi dan faktor fisik akan mempengaruhi tataguna
lahan di daerah tangkapan air danau Tondano, perubahan tataguna lahan akan
mempengaruhi ekosistem daerah tangkapan air danau Tondano terrnasuk
danau. Jika kondisi ini berlangsung terus maka erosi akan meningkat dengan
cepat, yaitu dari 6826,35 ton/ha/tahun 1999 menjadi
pada tahun 2009;
10335,8 ton/ha/tahun
dan meningkat lagi menjadi 17801,4 ton/ha/tahun.
Demikian pula halnya dengan sedimentasi yang pada tahun 1999 sebesar
58.260 ton/tahun menjadi 92.304 tonltahun pada tahun 2019 dan menjadi
141.325 tonltahun pada tahun 2019.
vii
The Linkages Setween Phiiical Factors, Socio-Eciincmic Factors and
Land Uses with Erosion and sedimentation at Catchment Area
(A Case Study in Tondano Lake, North Sulawesi)
by Olly Esry Harryani Laoh
Abstract
Nowdays Tondano llake faced many problems on its water depth, water debit
and also on its water quality, that would caused on the existency of the lake itself
and other lifes that depends on it. The decreasing of its water debit would lead to
other problems, such as the fail of agricultural production and other activities that
depends on it water resources. It was presurnend that those problems were cased
by the mis management of catchment area that ere not conducted according to the
sustainable natural resources rule.
For North Sulawesi, Tondano Lake is very important . It supply :1) water for
electric plants at Tonsea Lama, Tanggari I and Tanggari , 2) drinking water for
Minahasa district and the city of Manado, 3). As source of income for fisherman
and fishfarmers, 4) for water transportation to villages along it costal. The lake is
also very important for toursm and recreation, a center for fishery development and
water sport activities.
The level of soil erosion in the catchment area of Tondano lake is 384.43
tons, which means that it has arrived at a dangerous level level, that has a high level
of erosion is at the eastern side of the lake The area but highest erosion level was
found at sub DAS Toubeke the western side of the lake.
According to
classification level of erosion level, 75 % of catchment area could be classified as
level TII and IV, which was categorized as dangerous and very dangerous.
According to its soil slope the biggest erosion took place at the hils of
volcanic that are very slope (20-45 %) and slope (25-45 %). In 1978-2000, there
had been changes in the land use in catchment area. The land use was dominated
by mixed and clove plantation, while forest has been in decline fiom 24 % (1970)
to 10,86 % (1998). The high pressure of population resulted on the increase need
of land, esp. for habitation and plantation.
The variety the land used influences the degree of erosion for the water
catchment area (DTA) of lake Tondano. The increase of forest area will increase
the degree of erosion level, while the enlarge use of the land for habitation, and
clove and mixed plantation will increase erosion. The increase of forest area in the
western part of DTA will amplifL the sensitivity to decrease erosion in comparison
with other part of DTA. The same condition was applied to increase mixed
plantation of the western part of DTA to be more sensitive on erosion enlargement
in comparison with other parts.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tompasobaru (Minahasa, Sulawesi Utara) pada
tanggal 20 Oktober 1965, dari ayah yang bernama Philips Laoh dan Ibu yang
bernama Marie Roosje Lumintang.
Pada tahun
1971 penulis masuk sekolah dasar pada SD GMIM
Tompasobaru dan tamat tahun 1977 pada SD Negeri I1 Tondano, tamat SMP
pada SMP Negeri I1 Tondano tahun 1980, dan menarnatkan SMA tahun 1983
pada SMA Negeri Tondano. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Sam Ratulangi Manado dengan
memilih Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
Sarjana
pertanian (Ir) di peroleh pada tahun 1987, d m memperoleh gelar Magister
Sains (MS) tahun 1989 pada Institut Pertanian Bogor. Diangkat menjadi dosen
pada Fakultas Pertanian Unsrat Manado pada tahun 1990.
Pada tahun 1993 penulis mengikuti program Doktor (S-3) pada Program
Pascasarjana Institut pertanian Bogor, memilih Program Studi Pengembangan
Wilayah Pedesaan (PWD). Pada Tahun 1996 penulis pindah pada Program
Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL).
Penulis menikah dengan Dra. Deiby Meffie Kanter pada Tahun 1991
dan sudah dikaruniai seorang puteri yang bernama Gloria Merry Sarah Laoh (6
tahun).
viii
Puji syukur limpah terima kasih kepada Yang Maha Besar Tuhan, karena hanya
dengan rahmatNya maka disertasi ini dapat diselesaika..
Tuhanlah yang sudah
memberikan ide, kekuatan dan kesehatan kepada penulis; dan sudah menuntun dan
membimbing dalam melewati segala kondisi selama menyelesaikan disertasi ini.
Danau Tondano sebagai berkat Tuhan yang diciptakan untuk masyarakat Sulawesi
Utara karena memberikan banyak manfaat, perlu dipelihara. Kondisi Danau Tondano saat
ini sudah sangat memprihatinkan karena pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) yang
sudah tidak terarah, dapat mengalubatkan berkurang atau hilangnya manfaat Danau
Tondano.
Penelitian ini melihat bagaimana pengelolaan DTA dikaitkan dengan
keberlangsungan danau Tondano sebagai sumberdaya alam yang memberikan banyak
manfaat.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada para dosen pembimbing, Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo. MSc sebagai ketua;
serta Prof. Dr. Ir. Gunarwan Suratrno,MF, Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, MSc dan Dr. Ir.
Rakhmin Dahuri, MS masing-masing sebagai anggota; yang klah membina, membimbing
dan membantu penulis sejak persiapan penelitian sampai disertasi ini dapat diselesaikan.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor yang felah rnenerima penulis menjadi mahasiswa pada lembaga yang
dipimpinnya.
Juga kepada Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Luzgkungan (PSL), saat itu Prof. Dr. Ir. G U M I W Suratmo,
~~
yang telah rnenerima penulis
menjadi mahasiswa pada program studi yang &pimpin. Kepada Prof Dr. Ir. M. Sri Saeni,
sebagai ketua Progran~Studi PSL juga disampakw terima kasih atas segala bimbingan
dan bantuannya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi Manado yang telah m e n m a n penulis meninggalkan segala
pekerjaan untuk mengikuti pendidikan S-3 pada Program Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Pada kesempatan ini tidak luapa penulis menyampaikan terima kasih kepada Tim
Manajemen Program Doktoral (TMPD) Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat itu)
yang telah memberikan bea siswa bagi penulis selama pendidikan S-3 ini. Juga kepada
Yayasan Kinatouan Jakarta yang juga telah membantu penuhs dengan memberikan dana
bagi penyelesaian studi.
Ucapan
terima
kasih
pula penulis sampaikan kepada rekan-rekan seatap
sepenanggungan di Asrama Mahasiswa Sam Ratulangi Bogor Baru Blok B II No-3 - 4, atas
situasi yang sudah tercipta selama ini. Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kita
hadapi bersama, silih berganti kawan dan saudara (tidak dapat disebutkan satu persatu) di
asrama ini. Terima kasih untuk apa yang sudah kita semua jalani bersama.
Ungkapan terima kasih yang tidak terhmgga penulis sampaikan kepada isteri
tercinta Deiby Meffie Kanter yang sudah dengan sabar, tabah, dan selalu memberikan
harapan, d u b g a n doa selama ini. Perjalanan kuliah S-3 ini memang penuh liku dan
tantangan, namun ditengah-tengah penyelesaiau tersebut, Tuhan sudah memberkin berkat
yang terindah yaitu anak tercinta Gloria Merry Sarah Laoh.
Terima kasih kepada mereka
berdua atas segala pengorbaaan yang d i b e h selama ini yang mungki. kita harm
berpisah untuk jangka waktu tertentu, demi untuk studi ini. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada orang tua krcinta (papi dan mami) yang penuk tahu selalu
mendukung dan memberikan h a yang t u l ~ l a m aini. Juga untuk orang tua mantu di
Langowan papi dan mami (alm), adik-adik (Elvis, Ane, dan Roy), juga adik-adik ipar
(Rocky dan Neke) atas dukungan selarna ini yang tidak sedikit.
Rasanya bagim ini tidak cukup uutuk menyampaikan terirna kasih kepada ternan,
rekan, sahabat dan saudara yang telah membantu dalam perjalanan hisup dan studi;
maa£kau karena tidak dapat menyebutkan satu-persatu- Tapi penulis yakin Tuhan akan
membalas semua budi baik tersebut Kiranya disertasi ini dapat bermanfaat clan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan untuk kebesara. nama Tuhan dan untuk
masyarakat.
DAFTAR IS1
LEMBAR PENGESAHAN
1
ABSTRAK
11
RINGKASAN
111
RIWAYAT HIDUP
vii
...
..
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS1
...
Vlll
xi
..
,
DAFTAR TABEL
Xlll
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1.1.
Latar Belakang ... ...... ... ... ... ... .. . . . . . .. .. . .. . ... . .. .. . ... ... ... ...
1 -2. Perumusan Masalah ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ..... . ......... ...
I1
1.3.
Kerangka Pemikiizn . ... .. ... ... . . . ... ... .. . ... ... . .. ... ... ...... ... ...
1.4.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... ... ... .. . . .. ... ... ... ......... ...
TINJAUAN PUSTAKA . ..... . .. ... ... ... ... ... ..... . ... . .. ... ... ... ... .....
2.1.
Ekosistem Danau ......... ......... ...... ......... ............ ...... ..
2.2.
Faktor Manusia dalam Pengelolaan Daerah Tangkapan Air ....
2.3.
Faktor Tataguna Lahan dalarn Pengelolaan Daerah
Tangkapan Air ... .. . ... ... ... ... ... ... ... . .. .. . ... ... ....... ..... . .. . ..
2.4.
Erosi .... ... ......... ............... ... ... ... ... ......... ... ... ... ... ... ..
2.5. Sedimentasi ... ... ... ... ...... ... ... .. . ... ... . . . ... ... . .. . .. ... ... ... ...
m.
METODOLOGI PENELITIAN .... ...... ... ...... ... ... ... ... ... ...... ... ...
3.1.
Lokasi Penelitian ... ... . .. .. . ......... ... ... ... . .. ... . .. ... . .. ... ...- .
3.2.
Ruang Lingkup penelitian ......... ......... ...... ... ... ... ... ... ....
3.3.
Data dm Cara Pengumpuian Gata ....................................
3.4.
Analisis Data ..........................................................
N . DESKRIPSI UMUM WILAYAH PENELITIAN ........................
4.1.
Geologi ...............................................................
4.2.
Bentuk Lahan .........................................................
4.3.
Klasifikasi Tanah ...................................................
4.4. Pola Aliran Air di Daerah Tangkapan Air Danau Tondano .....
V.
4.5.
Curah Hujall .........................................................
4.6.
Aktivitas Perikanan di Danau Tondano ............................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
5.1.
Keterkaitan Faktor Fisik dan Faktor Sosial Ekonomi
Tataguna Lahan ......................................................
5.1.1.Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tataguna Lahan .............................................
5.1.2. Pengaruh Kondisi Fisik pada Tataguna Lahan .........
5.2.
Keterkaitan
Tataguna
lahan
dengan
Erosi
dan
Sedimentasi......................................................
5.2.1.Keterkaith Tataguna Lahan dengan Erosi ................
5.2.2. Keterkaitan 'Tataguna Lahan dengan Sedimentasi .....
5.3. Keterkaitan Faktor Fisik, Sosial Ekonomi dan Tataguna
Dengan Erosi dan Sedimentasi ....................................
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
137
Kesimpulan ............................................................
137
6.2. Saran ..................................................................
140
6.1.
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................
142
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................
146
xii
+
DAF'TAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Erosi yang dapat Diabaikan
40
2.
Indeks Erodibilitas di Daerah tangkapan Air Danau Tondano
44
3.
Luas sub DAS di Daerah Tangkapan Air Danau Tondano
73
4.
Jumlah Bulan Basah dan Bulan Kering dibeberapa Stasiun
Pencatat
5.
Jumlah Jaring Apung, Kebutuhan Benih, Produksi dan Jumlah
Rumah Tangga Pemilik Jaring Apung
6.
Produksi Ikan Non Eudidaya menurut Jenis Alat Tangkap
Di Danau Tondano Tahun 1998
7.
Analisis Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tataguna Lahanl
8.
Matriks Korelasi antara Tataguna Lahan dengan Faktor
Sosial Ekonomi
9.
Korelasi antar Peubah Tataguna Lahan
10.
Analisis Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tataguna Lahan (Kajian data time series)
1 1.
Jenis Penggunaan Lahan dan Jenis Tanah di DTA
Danau Tondano Tahun 1998
12.
Kelerengan dan Jenis Penggunaan Lahan di DTA
Danau Tondano Tahun 1998
13.
Luas Lahan Cengkeh dan Erosi pada sub DAS bagian Timur
Daerah Tangkapan Air Danau Tondano
14.
Keragaman Tataguna Lahan dan Erosi pada sub DAS
DTA sebelah selatan Danau Tondano
15.
Proseritase Tataguna Laha h
i Erosi pada sub DAS DTA
Sebelah barat Danau Tondano
16 .
Pendugaan beberapa Variabel penelitian ( 1 99-2019)
xiv
- .
Garnbar
Halaman
Keterangan
1.
Bagan Alur Kerangka Pemikiran
2.
Zona-zona pada sebuah Danau
3.
Danau, Daerah Tangkapan Air dan daerah Aliran Sungai
4.
Hubungan antara Pengelolaan Pertanian di Daerah Hulu
Dan kegiatan di Daerah Hilir
5.
Skema Evolusi Tataguna Lahan di Indonesia
6.
Wilayah Tanah usaha menurut Depdagri (1975)
7.
Pola Penggunaan Tanah Seimbang dan Melampaui batas kemampuan
36
8.
Posisi danau Tondano di Kabupaten Minahasa
49
9.
Peta Daerah Tangkapan Air menurut sub DAS
51
10.
Peta bentuk Lahan pada DTA danau Tondano
68
11.
Peta Kualifikasi tanah pada DTA danau Tondano
69
12.
Luas Sub DAS pada DTA Danau Tondano
72
13. Rata-rata Debit Bulanan di Sungai Tondano
76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Keterangan
1.
Curah Hujan Andalan Stasiun di DTA Danau Tondano
147
3.
Indeks Erodibilitas (K) di DTA Danau Tondano
148
3.
Nilai Faktor P untuk berbagai Jenis Tanah dan Tataguna Lahan
149
4.
Nilai Faktor C untuk berbagai Jennis Tanah dan Tataguna Lahan
149
5.
Erosi, Sedimentasi dan Tatagfuna Lahan di DTA Danau Tondano
150
6.
Keragaan Tataguna Lahan di DTA Danau Tondano
151
7.
Indeks Erosivitas Bulanan pada Setiap sub DAS di DTA Danau Tondano
152
8.
Perhihmgan R, K, LS dan CP menurut Bentuk Lahan
pada setiap Sub DAS di DTA Danau Tondano
9.
Jumlah Penduduk ,Jumlah Petani, Luas Pemilikan dan Pendapatan
Perkapita di setiap Sub DAS di DTA Danau Tondano
177
10.
Harga Cengkeh, Harga Padi dan Indeks Nilai Tukar Petani
178
11.
Analisis Multivariat Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi
dengan Tataguna Lahan
12
Analisis Multivariat Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi
dengan Tataguna Lahan (Data time series)
11.
Analisis Multivariat Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi
dengan Tataguna Lahan
xvi
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi secara potensial dapat mendorong suatu negara
untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut sumberdaya alam dan
lingkungan lebih efektif.
Namun kondisi yang ada menggambarkan bahwa
terlalu banyak terjadi kegagalan-kegagalan dalam mengatasi pengelolaan
sumberdaya alam dan lmgkmgan tersebut; dan hanya sedikit saja yang berhasil
dengan baik
dan sukses dalam menanggulangi dan mengatasinya.
Kenyataannya hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya
sumberdaya alam yang dipakai dalam proses produksi.
Semakin cepat
pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak sumberdaya alam yang diperlukan
dalam proses produksi yang pada gilirannya akan mengurangi tersedianya
sumberdaya alam.
Sumberdaya alam dan lmgkungan merupakan l a n k bagi kehidupan
dan kemajuan maupun pertumbuhan ekonomi; sehingga pada akhirnya
kerusakan sumberdaya a h tersebut akan mengincam pertumbuhan ekonomi.
Pada gilirannya kerusakan tersebut akan menurunkan kesejahteraan masyarakat
serta mempertajam perbedaan trngkat hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu
suatu usaha perlindungan atau proteksi yang dilakukan terhadap sumberdaya
alam dan -il
bukanlah merupakan suatu tindakan kemewahan, yang
bukan hanya diperuntukkan bagi negara maju saja; tetapi juga diperlukan oleh
negara-negara berkembang. Sumberdaya alam merupakan unsur lmghmgan
yang mendukung kehidupan manusia yang ditujukan untuk kesejahteraan
manusia baik dirnasa sekarang maupun dirnasa mendatang.
Oleh kmna
jurnlahnya terbatas, maka pemanhtannya harus sesuai dengan daya dukung
lingkungan, dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian, agar
kuditas lingkungannya dapat ditingkatkan.
Dikend tiga jenis sumberdaya, yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya
dam dan sumberdaya buatan manusia. Sumberdaya manusia menyangkut
kuantitas dan kualitas. Kuantitas yang cukup besar akan merupakan potensi
bagi pembangunan namun tanpa didukung oleh kualitas akan merupakan beban
pembangunan. Sumberdaya alam &pat dibagii, menjadi 2 (dua) golongan
besar, yaitu : 1) sumberdaya dam yang dapat diperbaharui (renewable
resources), misalnya pertanian, perikanan dan hutan, dan 2) sumberdaya alam
yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resowces), misalnya hasil-hasil
tarnbang.
Sumberdaya alarn bersifat langka, selain mempunyai nilai y m g
memberikan manfaat juga mempunyai opportunity cost, artinya jika
sumberdaya a h dipakai untuk suatu kegunaan maka opportunity cost adalah
kesempatan yang hilang untuk digunakan dalarn kegunaan lain.
Tinggi
rendahnya opportunity cost sumberdaya alam ini dipengaruhi oleh fhktor sistem
nilai dalam masyarakat yang krsifht dinamis, sistem nilai ini dapat berubah
dari masa ke masa.
Tingkat konsumsi terhadap sumberdaya dam yang cukup tinggi pada
waktu sekarang akan menghilangkan m a n h t yang dapat diharapkan pada
waktu yang akan datang. Jika sumberdaya alam digunakan sebagai W o r
produksi akan memberikan pengembalian yang benar, namun dengan
penambahan W o r produksi yang terus menerus dalam waktu yang singkat
maka penambahan faktor produksi ini makin lama akan memberikan m a n h t
yang makin kecil. Oleh sebab itu dengan menghabiskan sumberdaya pada
suatu waktu akan mengurangi manfaat yang akan diturunkannya.
Fropinsi Sulawesi Utara memiliki potensi sumberdaya alam yang besar,
misalnya di sektor pertambangan, pertanian dan petemakan, perikanan dan
keindahan dam.
Danau Tondano merupakan salah satu sumberdaya alam,
selain memiliki keindahan yang dapat dijual untuk pengembangan sektor
pariwisata, juga merupakan penunjang kehidupan sebagian masyarakat di
Minahasa rnisalnya menghasilkan ikan yang dikonsumsi masyarakat sekitar
danay juga masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya.
Disekeliling Danau Tondano terdapat pusat-pusat permukiman yang
relatif padat, yang men-
kehidupannya pada sumberdaya alam yang
ada. Ada beberapa f$ktor yang membuat daerah ini menarik sebagai tempat
permukiman,yaitu : 1) terseciianya sumber kehidupan dari sektor pertanian dan
perikanan, 2) adanya jalan aspal yang melingkari danau, dan 3) terdapat banyak
areal data. yang cocok untuk permukirnan dengan pemandangan dm
lingkungan yang menarik.
Danau Tondano merupakan &ah satu wilayah yang sangat vital bagi
Kabupaten Minahasa dan juga Propinsi Sulawesi Utara secara keseluruhan.
Pentingnya danau Tondano karena merupakan :
1) Sumber air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Tonsea Lama,
Tanggari I, dan Tanggari II).
Proyek PLTA ini dapat menyediakan listrik
untuk kebutuhan l i d di Kabupaten Minahasa, Kotamadya Manado dm
Kotamadya Bitung.
2) Sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten
Minahasa dan Kotamadya Manado.
3) Sumber rnata pencaharian penduduk di pesisir danau (baik sebagai nelayan
tangkap maupun nelayan budidaya),
4) Transportasi air bagi desadesa dipesisir danau,
5) Obyek wisata/rekreasi,
6) Pusat pengembangan perrkanan,
7) Pusat olah raga air,
Daerah tangkapan air Danau Tondano mempunyai luas 19.304,4 ha dan
pada DTA tersebut terdapat sungai-sungai besar dan kecil yang rnemasok air ke
Danau Tondano. Sungai-sungai tersebut dengan dibatasi oleh t o p o d telah
membentuk sub DAS pada daerah tangkapan air. Sub DAS inilah yang akan
menjadi pokok kajian pada penelitian ini.
1.2. Perumusan Masalah
Seperti juga danaudanau lain di Indonesia, danau di Sulawesi Utara
juga mengalami madah yang sama yaitu pendangkalan dan p e n m a n debit
air serta p e n m a n kualitas air, yang akan berakibat pada kelangsungan danau
dan mahluk hidup di danau dan seldar danau. Dikuatirkan apabila tidak ada
usaha-usaha pencegahan dan konservasi maka sedimentasi d m pencemaran
akan berlangsung terus menerus, yang selanjutnya danau tersebut akan hilang.
Begitu juga masalah Danau Tondano, pada saat ini kestabilan Danau
Tondano cenderung berubah. Pendangkalan terjadi, permukaan air turun yang
menyebabkan kedalaman danau semakin berkurang. Di duga telah terjadi cara-
cara pengelolaa. Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Tondano ymg kurang
memenuhi kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya dam secara berkelanjutan.
Pen-an
danau akan mempengaruhi berbagai berbagai kestabilan
ekosistem danau dan wilayah sekitamya.
Perubahan-perubahan potensial
sumberdaya dam akan mempengaruhi kebutuhan penduduk seternpat. Salah
satu sumberdaya alam yang penaddah sumberdaya air.
sehubungan dengan pendangkaan danau
Menurunnya debit danau akan mengurangi berbagai
kegiatan seperti peningkatan produksi pertanian dan proyek-proyek penting
yang tergantung pada sumberdaya air.
Pertumbuhan penduduk yang cepat di sekitar danau akan berakibat pada
peningkatan permintaan akan surnberdaya alam seperti tanah dan hutan,
sehingga hutan dan tanah akan berkurang dengan cepat. Selama periode 19701998 hutan di daerah tangkapan air danau Tondano telah berkurang dari 4735,4
ha (24,53%) menjadi 2096,4 ha (10,86 %).
Kegiatan penggundulan hutan
yang cepat akan berakibat bertaanbahnya kehilangan tanah
(erosi) yang
kemudian menglubatkan percepatan sedirnentasi di danau.
Pendangkalan diduga terjadi akibat adanya erosi yang berasal dari
daerah tangkapan air danau Tondano. Erosi yang besar pada daerah tangkapan
air selanjutnya akan menimbulkan sedimentasi yang masuk ke danau. Erosi
dan sedirnentasi yang terjadi terus menerus akan terakumulasi dan mengarah
pada terjadinya pendangkalan danau dan p e n m a n debit air. Selain itu karena
sifatnya yang merupakan public goods menyebabkan masyardcat kurang
tanggap terhadap upaya pelestarian dan konservasi.
Pada 30 tahun terakhir telah terjadi pengalihan tatagwm lahan di daerah
tangkapan air danau Tondano secara besar-besaran. Selama periode tersebut,
lahan cengkeh dan kebun campuran mengalami peningkatan yang sangat besar.
Begitu pula dengan permukiman penduduk yang pada tahun 1970-an lebih
terpusat pada kota Tondano dan kota Langowan, pada tahun 1990-an penduduk
sudah tersebar harnpir pada seluruh sub DAS yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut maka masalah yang diteliti adalah belum
diketahui secara rinci keterkaitan antara faktor sosial ekonomi (jumlah
penduduk, jumlah petani, luas pemilikan lahan, pendapatan perkapita, harga
cengkeh dan nilai tukar petani), faktor fisik (jenis tanah dan topografi, terhadap
tataguna lahan di DTA dengan besarnya erosi dan sedirnentasi.
1.3. Kerangka Pemikiran
Faktor manusia merupakan salah satu faktor penting (disamping faktor
a h ) yang sangat menentukan keberlangsungan sebuah danau
manusia
Aktivitas
di sekitar danau seperti cara-cara penangkapan ikan yang
salah, cara betemak ikan, aktivitas pertanian sawah dengan penggunaan pupuk
berlebihan, aktivitas pertanian di pegunungan sekitar danau, aktivitas
masyarakat di desadesa sekitar danau aka. mempenganh kehidilpan
dan keberlangsungan Danau Tondano dan di daerah bagian hilir (Palenewen,
1986).
Pada periode 1970-an terjadi booming harga cengkeh yang merangsang
petani untuk menanarn cengkeh.
Pengaruhnya, hampir seluruh lahan
pegunungan di daerah tangkipan air danau Tondano yang dulunya menypakan
h u m dan peruntukan lain, dijadikan kebun cengkeh.
Padahal tanaman
cengkeh (Arsyad (1989) merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang
kumng baik dalam mencegah erosi tanah. Terjadinya kerusakan tanah ini
Keterangan
Subsistem 1
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
didorong pula oleh cara budidaya tanaman cengkeh oleh petani yang selalu
membersihkan serasah dan daundaun yang jatuh ke tanah, yang akan
memperbesar terjadinya erosi tanah yang akan terbawa masuk ke danau.
Pada Gambar 1 dapat dilihat kerangka pemikiran penelitian ini, yang
dibagi menjadi 2 (dua) subsistem. Subsistem 1 menggarnbarkan keterkaitan
antara faktor sosial ekonomi dan faktor fisik dengan tataguna lahan. Faktor
fisik dapat dhtakan sebagai faktor pembatas, orang tidak akan mengusahakan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Pada lahan dengan kemiringan
yang tinggi tentu saja tidak akan digunakan untuk permukiman. Begitu pula
padi sawah akan cocok pada lahan jenis tertentu dan kemiringan yang rendah.
Jenis penggunaan lahan dipengaruhi juga oleh faktor sosial ekonomi, seperti
penduduk, luas pemillkan, nilai tukar petani dan jumlah petani.
Namun
hubungan antara fkktor sosial ekonomi dengan penggunaan lahan tidak satu
arah saja, karena jenis penggunaan lahan secara langsung dm ti& langsung
akan mempengamhi &or
sosial ekonomi. Misalnya penggunaan lahan yang
tidak sesuai tentu saja akan mempengaruhi produksi tanaman yang selanjutnya
akan berpengaruh pada tingkat pendapatan.
Sebagian besar penduduk di daerah tangkapan air Danau Tondano
bekerja sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani ini identlk dengan lahan untuk
bertani dm harga komoditas pertanian. Makin luas lahan yang dirniliki petani
berarti makin besar tingkat pendapatannya, dan jika tingkat pendapatannya
makin besar berarti memperkecil peluang untuk memperluas lahan
usahataninya.
Kesejahteraan petani cenderung menurun, karena harga komoditas
pertanian yang diterirna oleh petani jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga
sarana produksi dan harga produk yang dikonsumsinya. Konsep inilah yang
dinamakan indeks nilai tukar petani.
Makin kecil nilai tukar petani akan
mendorong petani untuk berpindah pekerjaan sekqg mampu melakukannya.
Namun bagi petani di perdesaan berpindah pekerjaan adalah hal yang sulit
dilakukan, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraannya maka petani
mencari sumber-sumber di bidang pertnian antara lain dengan memperluas
lahan pertanian.
Sawah disekitar danau Tondano makin menurun produktivitasnya,
maka untuk meningkatkan produksi adalah dengan program intensifikasi
karena untuk ekstensifikasi sudah tidak memunglunkan. Salah satu cara
untuk
rneningkatkan
produksi
dengan
ekstensifikasi
sudah
tidak
memunglankan. Salah satu cara untuk menmgkatkan produksi dengan cara
intesifikasi adalah melalui pemupukan. Pemupukan pada padi di sawah tidak
semuanya akan diserap tanaman sehingga ada pup& yang terbawa aliran air
memasuki danau yang pada akhimya akan mempengaruhi tejadinya kesuburan
di danau
Selain menjadi kebun cengkeh, lahan di daerah tangkapan air danau
Tondano sudah banyak yang berubah menjadi permukiman. Bertambahnya
penduduk akan diikuti oleh permintaan terhadap lahan, yang sebelumnya
merupakan lahan pertanian kering dan sawah. Selain karena pertumbuhan
penduduk, meningkatnya peruntukan lahan untuk permulaman disebabkan
oleh meningkatnya aktivitas di daerah tangkapan air danau Tondano. Salah
satu aktivitas yang mendorong tejadinya peningkatan
permukiman secara
besar-besaran di danau Tondano adalah aktivitas wisata.
Ddam beberapa
tahun terakhir, hampir pada seluruh bagian pesisir danau Tondano dibangun
kompleks penginapan dan restoran.
Kegiatan-kegiatan pembangunan di sekitar danau Tondano makin
meningkat, seperti pembangunan karnpus IKIP Manado yang menggmakan
lahan 300 ha dm dibangunnya proyek Pembanglut Listrik Tenaga Panas Burni
(PLTP) di desa Lahendong, berkembangnya kota-kota kecil dipinggiran danau
maupun aktivitas petani sawah yang tidak terlepas dari penggunaan pupuk
terus menmgkat. Pembangunan kampus IKDP Manado yang diperkkkan akan
mendatangkan penduduk sekitar 20.000 jiwa secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi kelangsungan kehidupan ekosistem danau.
Salah satu faktor utama
yang dapat disebabkan oleh pertambahan
penduduk tersebut adalah penmgkatan permintaan lahan untuk permukiman.
Lane L.J dkk (1999) mengemukakan bahwa permintaan lahan dan permukiman
akan menyebabkan terjadinya penghilangan h g s i lahan untuk kepentingan
lainnya. Selanjutnya dapat dikaji pada DTA danau Tondano, lahan-lahan di
sekitar
kampus
IKIP Manado yang dulunya adalah lahan tanaman
palawija dan lahan sawah sudah berubah rnenjadi lahan permukiman, baik
untuk prasarana
urnurn maupun permukiman pribadi yang disewakad
dikontrakkan.
Untuk mencegah pendangkalan dan pencemaran danau Tondano yang
akan mengarah pada hilangnya banyak h g s i danau tersebut, faktor manusia.
Partisipasi rakyat akan dipenganrhi oleh pandangan mereka terhadap eksistensi
dan manf'aat danau. Nilai ekonomi danau tersebut dimata masyarakat akan
menentukan partisipasi masyarakat dalam mengeksploitasi ataupun mencegah
terjadinya pendangkalan.
Selama ini usaha-usaha konservasi seperti
penghijauan pada pegunungan di sekitar danau Tondano telah dilakukan oleh
pemerintah dengan dibantu oleh masyarakat. Namun usaha-usaha tersebut
belum berjalan dengan baik karena lama kedalaman danau Tondano makin
turun, sebaga~contoh di sekitar hulu (outlet danau) sungai Tondano pada tahun
1970 mempunyai kedalaman 25 meter tapi pada pengukurn tahun 1995 hanya
12 meter.
Keindahan danau Tondano sudah dikenal sampai ke rnancanegara. Bagi
wisatawan yang datang berkunjung ke Sulawesi U t m selain ke pulau Bunaken,
danau Tondano merupakan salah satu alternatif daerah wisata yang dikunjungi.
Kunjungan wisatawan ke danau Tondano terns meningkat, yang dengan
sendirinya akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara pada umumnya dan masyarakat
sekitar danau pada khsususnya. Namun meningkatnya kunjungan wisatawan
ini pada sisi lain akan mempengaruhi ekosistem danau Tondano. Tentu saja
kerusakan ini dapat dihindan apabila pengelolaan kepariwisataan tersebut dapat
dikelola secara baik.
Selanjutnya pada subsistem 2, tataguna ahan akan mempengaruhi erosi
dan sedimentasi. Jika tataguna lahan seimbang maka ekosistem danau (dalarn
ha1 ini ditunjukkan dari besarnya erosi dan sedimentasi) akan baik dan
bermanfaat bagi manusia. Sebaliknya jika tataguna lahan tidak seimbang lagi
maka dampaknya danau akan makin buruk ekosistemnyq yang selanjutnya
akan mengurangi manfaatnya bagi manusia. Enters T. (1998) mengemukakan
bahwa erosi dan sedimentasi selanjutnya dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan tataguna lahan yang selanjutnya akan mempengaruhi kondisi sosial
ekonomi rmqmakat yang berdiam di daemh tangkapan air danau Tondano.
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut :
Tuiuan Utama
Tujuan utama mengkaji. sejauhrnana keterkaitan antara faktor sosial
ekonomi dan faktor fisik dan tataguna lahan di DTA dengan tingkat erosi dan
sedimentasi.
Tuiuan operasional
1. Mengkaji keterkaitan antara beberapa faktor sosial ekonomi Cjumlah
penduduk, jumlah petani, luas pemilikan lahan, pendapatan perkapita, harga
cengkeh dan nilai tukar petani) dengan tatagun~lahan di daerah tangkapan
air (DTA) Danau Tondano
2. Mengkaji keterkaitan antara faktor kik Cjenis tanah dm topgrafi) dengan
tatqpna lahan di daerah tangkapan air (DTA) Danau Tondano
3. Mengkaji keterkaitan antara antara tataguna lahan di DTA Danau Tondano
pada tingkat erosi dan sedimentasi.
4. Menduga besamya erosi dan sedimentasi dengan melihat faktor-faktor fisik,
sosial ekonomi dan tataguna lahan.
Sedangkan manfaat penelitian ini addah :
Bagi pemerintah penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam
.
strategi pengelolaan, perencanaan, pelestarian dm konse~asi Danau
#
Tondano dan Daerah Tangkapan Air nya untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
Lebih khusus lagi dalam penyusunan strategi land use di
daerah tangkapan air.
Bagi para petani I pengumha, penelitian ini ciapat memberi manfaat
dalam ha1 pengusahaan lahan secara optimal, pada lokasi yang tepat.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian ini
dapat memberi manfaat dalam hal mendapatkan model faktor fisik dan sosial
ekonomi dengan erosi dm sedimentasi.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Danau dan Daerah Tangkapan Air
Dalam membahas ekologi perairan air tawar, pembicaraan tentang
danau selalu terkait dengan pembicaraan tentang sungai.
Smith (1975)
mengemukakan bahwa antara sungai dan danau tidak terdapat perbedaan
yang jauh, karena yang berbeda hanyalah tingkatannya. Perbedaan antara
danau dan sungai antara lain adalah : 1) arus yang merupakan faktor yang
paling mengendalikan dan merupakan faktor pembatas sungai, 2) pertukaran
tanah-air relatif lebih ekstensif pada sungai, yang menghasilkan ekosistem
yang lebih terbuka dan suatu metabolisme komunitas tipe heterotrofik, dan
3)
tekanan oksigen biasanya lebih merata pada sungai, stratifikasi tennal
dan kimiawi tidak ada atau dapat diabaikan.
Goldrnan and Horne (1989)
mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) kategori ekologi danau, yaitu :
1) Danau oligotrofik-eutrofik. Biasanya dalam, bagian hipolimnion lebih
besar dibandingkan bagian epilimnion. Makin dalam danau tersebut
makin rendah produktivitasnya.
2) Tipe danau yang khusus.
Dapat dikelompokkan menjadi 7 tipe, yaitu :
a). danau dystrophic, airnya coklat dan danau humus; b). danau tua yang
dalam dan mempunyai binatang yang endemik; c). danau asin di gum
pasir; d). danau alkali di gurun pasir; e). danau vulkanik; f). danau dengan
stratifikasi kimiawi dan g) danau kutub.
3) Penggenangan, merupakan danau buatan yang ditandai dengan fluaktuasi
dan turbiditas yang tinggi.
Melihat latar belakang terjadinya danau, maka danau Tondano dapat
dimasukkan pada kategori tipe danau khusus yaitu danau vulkanik.
Berdasarkan sinar matahari yang dapat ditangkap, maka wilayah
danau dapat dibagi menjadi 3 zone (Golterman, 1975) , yaitu (lihat
gambar 2):
1. Zone litoral, yaitu
daerah pinggiran yang dangkal dengan penetrasi
cahaya sampai ke dasar,
di kolam dan danau alarni ditumbuhi oleh
tanaman.
2. Zone limnetik, yaitu daerah air terbuka sampai kedalaman penetrasi
cahaya yang efektif (tingkat kompensasi cahaya), yaitu dimana
fotosintesa seimbang dengan respirasi. Pada umumnya, tingkat ini berada
pada kedalaman dimana intensitas cahaya penuh. Zone ini tidak ada pada
kolam dangkal.
3. Zone profundal, yaitu bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak
tercapai oleh penetrasi cahaya efektif.
Matahari
._; ..%.
.
.: :.
.
.: .: :
.
i- i.
.:
zona~itord
.
:
.
I
\
:
.
.
.
Tingkat kompensas
Cahaya
Zona Profundal
Gambar 2. Zona pada sebuah danau
Di danau Tondano usaha budidaya ikan tidak hanya berada pada mna
litoral, tapi sudah sampai pada zona limnetik. Memang pada zone limnetik
inilah daerah produsen utama (daerah dimana energi cahaya diikat menjadi
makanan) untuk danau secara keseluruhan.
Berdasarkan penelitian
limnologis yang pernah dilakukan, perairan danau Tondano tergolong subur,
mempunyai diversitas jenis fitoplankton yang relatif besar dan dengan
berlangsungnya waktu kondisi perairan mempunyai kecenderungan untuk
mengalami eutrofikasi (Fakultas Perkman Unsrat, 1998). Sehingga diduga
pada suatu saat akan terjadi perubahan perkembangbiakan dan pertumbuhan
fitoplakton. Apabila perkembangbiakan dan pertumbuhan fitoplankton itu
berlebihan atau terjadi blooming akan merusak keindahan alam, mengurangi
keseimbangan ekologis dari perairan dan mengurangi fungsi dan daya guna
perairan tersebut.
Sandy (1985) mengemukakan bahwa danau dapat terjadi karena :
permukaannya rendah, letusan gunung berapi gerakan tektonik, tersumbatnya
jalan air oleh endapan, mencairnya es, dan buatan manusia (bendungan dan
bekas usaha pertambangan).
Selanjutnya dikemukakan bahwa danau
Tondano terjadi karena adanya gerakan tektonik.
Keberlangsungan sebuah danau sangat tergantung pada lahan yang ada
di atasnya yang memasok air untuk danau tersebut (Sutterland, 1972).
Wilayah di atas
danau yang memasok
tangkapan air (DTA).
air ke danau disebut daerah
Pengertian Daerah Tangkapan Air (DTA) sebuah
danau berbeda dengan Daerah Aliran Sungai (DAS), walaupun seluruh DTA
merupakan bagian dari sebuah DAS tapi tidak seluruh DAS merupakan
daerah tangkapan air.
Sebagai contoh, pada gambar 3 yang dirnaksud
daerah tangkapan air adalah wilayah di atas h a u Tondano (daerah berarsir,
A) yang memasok air ke danau Tondano; sedangkan daerah aliran sungai
adalah se1um.h wilayah mulai dari daerah tangkapan air sampai dengan hilir
sungai (A+B).
Sungai Tondano(out1et
Batas DAS
Tondano
Gambar 3. Danau, Daerah tangkapan Air dan Daerah Aliran Sungai
Berbicara tentang danau yang dikaitkan dengan daerah tangkapan
airnya, maka danau merupakan hilir karena aliran air akan bermuara ke
danau. Pada gambar 4 dapat dilihat hubungan antara aktivitas pertanian di
daerah hulu dan dampaknya untuk daerah hilir.
Apabila danau yang berada di hilir terus dijejali oleh buanganbuangan dari hulu maka fungsi danau tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Pada masyarakat yang berdiam di hulu, kebiasaan membuang
sampah di sungai yang mengalir ke danau akan mengancam juga keberadaan
suatu danau. Sebab jika penduduk yang membuang sarnpah ke sungai makin
banyak, maka bahan buangan ini selain akan menimbulkan pencemaran, juga
akan menyebabkan endapan yang akan ditampung oleh danau yang berada di
bagian bawahnya.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
PENGANGGURAN DI PEDESAAN
KEMISKINAN
PRAKTEK USAHATANI TANPA
MEMPERHATMAEJ KEBERLANJUTANNYA
I
PRODUKTWlTAS RENDAH
PENDAP TANRENDAH 4
t
b
PENANAMAN DI
LERENG TERJAL
POLA PERTANANAN
TIDAK TEPAT
KEKURANGAN INVESTASI
DALAM KONSERVASI
-
KEHILANGAN
KERUGIAN HASIL
PERTANIAN DI
WILAYAH HULU
KESUBURAN
TANAHIEROSI
- 4
I
ALIRAN IRIGASI
TIDAK TERATUR
SEDlMENTASI DI SUNGAI
WADUK DAN DANAU
SUNGAI/DANAU
DANGKAL, TIDAK
BERMANFAAT UNTUK
TRANSPORTASI DAN
TENAGA LISTRIK
SIMLUS KEKERINGANI
BANJIR
KEHILANGAN PERSE
M AIR DAN
DISTRIBUSINYA
--
KERUGIAN HASIL
PERTANIAN, IKAN DI +
WILAYAH BAWAH
DAN WILAYAH PANTAI
I
-D
MEMPERBESAR BENCANA
ALAM
I
4
PENYAKIT BERJANGKIT, KEMATIAN,
DAN MENURUNNYA KUALITAS KEHIDUPAN
Gambar
&bungan antara
Di Daerah Hilir
Pertanian
Daerah
Disamping endapan limbah rurnah tangga membawa zat pencemar
yang akan mempenganrhi aktivitas kehidupan mahluk hidup di danau.
Terdapat perbedaan limbah rumah tangga yang dibuang ke lingkungan
perairan antara rumah tangga di perkotaan dan rumah tangga di
perdesaan. Limbah yang dibuang oleh rumah tangga di perkotaan lebih
berbahaya d m beracun dibandingkan dengan limbah nunah tangga di
perdesaan.
Oleh Enters T (1998) dikemukakan bahwa jika telah terjadi
perubahan pada ekosistem sebuah DTA maka erosi akan meningkat dan
selanjutnya akan membawa dampak bagi produksi tanaman pada lahan yang
bersangkutan.
Danau Tondano merupakan sebuah sumberdaya darn yang bersifat
milik urnum (public goods), karena sifatnya yang tidak memberikan hak milik
kepada seseorang atau badan tertentu, maka setiap orang merasa tidak memiliki
hak milk pada surnberdaya bersangkutan. Sikap atau pandangan masyarakat
yang demikian membuat rasa kepedulian masyarakat terhadap kelestarian
sumberdaya alarn Danau Tondano menjadi berkurang, sehingga tidak ada
usaha-usaha untuk memperbaiki maupun merawat atau merehabilitasi Danau
Tondano.
S e e diketahui, konsumen Danau Tondano dan air danau
Tondano sangat beragam, antara lain : nelayan yang mencari ikan di Danau,
Petemak ikan dengan menggunakan jaring apung, sektor pariwisata,
Perusahaan Lisbrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan
masyarakat yang berdiam di pesisir danau
Salah satu penyebab dari berkmmgnya rasa kepeddian tersebut adalah
karena masyarakat menganggap bahwa sumberdaya alam Danau Tondano tidak
bernilai (nol). Anggapan yang memberikan nilai no1 kepada sumberdaya darn
menyebabkan rasa kepedulian berkurang. Apabila diketahui nilai sumberdaya
alam, maka dengan sendirinya akan leblh mudah untuk menetapkan berapa
besar masyarakat haruis membayar untuk kelestarian sumberdaya alam air
Danau Tondano.
2.2. Faktor Manusia dalam Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA)
Manusia dan lingkungannya merupakan satu kesatuan dalam satu
ekosistem. Terjadinya eksploitasi sumberdaya alam d m lingkungan adalah
karena manusia menempatkan dirinya sebagai bagian di luar sistem yang ada.
Karena menempatkan diri di luar sistem yang ada, seolah-olah manusia tidak
merasakan dampak balik daripada perusalcan sumberdaya alam dan
lingkungan.
Masyankat manusia merupakan komponen integrasi pada
tingkat tertinggi dari integrasi bidogis. Manusia berada di darn, addah m a n
dari alam, bukan terpisah dari atam dan tidak merupakan suatu ciptaan Tuhan
yang memberikan pengaruh luar terhadap lingkungannya. Masyarakat bisa
juga untuk sementara dipisahkan dari lingkungannya guna keunikan ciri
hidupnya. Selma memisahkannya dari lingkungan hidup, h a m tetap disadari
bahwa hal ini hanya buatan saja, sebab a l d a h n y a manusia adalah satu
kesatuan dengan alamnya
Berpijak pada pandangan manusia terhadap a l m maka akan muncul
manivestasi bahwa manusia perlu mengerti tentang dam, karena rusaknya alam
akan mempengaruhi rusaknya kehidupan manusia.
Manusia harus belajar
menghorrnati dam, untuk dapat hidup selaras dengan alam (Zen, 1984). Ada
tiga sistem yang saling terkait dalam hubungan manusia dengan alam, yaitu : 1)
kepincangan hubungan antara manusia dengan alarn, 2) kepincangan hubungan
antar sistem produksi, dm 3) kepincangan antara sistem ekonomi dan sistem
ekologi.
Haeruman (1987) mengatakan bahwa sistem interaksi antara manusia
dengan lingkungan adalah wajar, yang perlu dipermasalahkan adalah tata
laksana hubungan interaksi tersebut agar keduanya dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Sebab itu masalah pengelolaan interaksi antara
manusia dengan alam merupakan masalah utama dalarn pelestarian alam dan
lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan berada dalam satu sistem, yang
saling tergantung untuk melaksanakan fungsinya.
Ked
FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN TATAGUNA
LAHAN Dl DAERAH TANGKAPAN AIR DENGAN
EROSl DAN SEDlMENTASl
(Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara)
OLEH :
OLLY ESRY HARRYANI LAOH
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002
IUj3"I'RKAITAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI, FAKTOR
FISIK DAN TATAGUNA LAHAN DENGAN
EROSI DAN SEDIMENTASI
(Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara)
Oleh :
OUy Esry Harryani Laob
PSL 93541
Disertasi salah satu syarat
untuk memperoieh gelar Doktor
Pada
Prognm Studi Pengelohan Sumberdaya Alam dan Lingkungm
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002
Judul Disertasi
: Keterkaitan Faktor Fisik, Faktor Sosial Ekonomi dan
Tataguna Lahan di Daerah Tangkapan Air dengan
Erosi Dan Sedimentasi (Kasus Danau Tondano,
Sulawesi Utara)
Nama Mahasiswa
:Olly Esry Hanyani Laoh
Nomor Pokok
:93541
Jurusan
:Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Menyetujui :
1. Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdio.
Ketua
prof. Dr. Ir. F. G. Suratmo. MF)
Anggota
[~rof.br.Ir. Bunasor Sanim. MSc)
Anggota
I
(Dr. Ir. Rokhmin Dahuri. MS)
Anggota
ram Pascasarjana
2. Ketua Program Studi
Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS
Tansgal Lulus :
1 2 APR 20M
afrida Manuwoto
KETERKAITAN FAKTOR FISIK, FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN
TATAGUNA LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIR DENGAN EROSI
DAN SEDIMENTASI (Kasus Danau Tondano, Sulawesi Utara), Disusun
oleh OUy Esry Hanyani Laoh di bawah W i n g a n Kooswardhono
Mudikdjo, Gunarwan Suratmo, Bunasor Sanim dan Rokhmin Dahuri).
Danau Tondano mengalami masalah yaitu pendangkalan dan penurunan
debit air serta penurunan kualitas air, yang berakibat pada kelangsungan danau
dan mahluk hidup di danau dan sekitar danau. Di duga telah terjadi cara-cara
pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DT44) Danau Tondano yang kurang
memenuhi kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya alam secata berkelanjutan.
Menurunnya debit danau akan menghalangi berbagai kegiatan lain seperti
peningkatan produksi pertanian dan kegiatan lainnya yang tergantung pada
surnberdaya air.
Danau Tondano merupslkan salah satu wilayah yang sangat vital bagi
Kabupaten Mmahasa d m juga Propinsi Sulawesi Utara secara keseluruhan.
Pentingnya Danau Tondano karena merupakan :
1)
sumber air untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Tonsea Lama, Tanggari I, dan Tanggari
II), 2) sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten
Minahasa dan Kotamadya Manado, 3) sumber mata pencaharian penduduk di
pesisir danau (nelayan tangkap maupun nelayan budidaya), 4) transportasi air
bagi desadesa dipesisir danau, 5) obyek wisatafrekreasi, 6) pusat pengembangan
perikanan, dan 7) pusat olah raga air.
Tujuan utama penelitian ini adalah mengkaji sejauhmana keterkaitan antara
faktor sosial ekonomi, faktor fisik dati tatagma lahan di DTA dengan tingkat
erosi dan sedimentasi. Sedangkan tujuan operasional adalah : 1) Mengkaji
keterktan antara beberapa faktor sosial ekonorni (jumlah penduduk, jumlah
iii
petani, luas pemilikan lahan, pendapatan perkapita, harga cengkeh dan nilai tukar
petani) dengan tataguna lahan di daerah tangkapan air (DTA) Danau Tondano;
2) Mengkaji keterkaitan antara faktor fisik (jenis tanah dan topoM1) dengan
tataguna lahan di daerah tangkapan air (DTA) Danau Tondano; 3) Mengkaji
keterkaitan antara antara tataguna lahan di DTA Danau Tondano pada tingkat
erosi dan sedimentasi; dan 4) Menduga besarnya erosi dan sedimentasi dengan
melihat faktor-faktor fisik, sosial ekonomi dan tataguna lahan.
Lokasi penelitian adalah Daerah Tangkapan Air (DTA) danau Tondano,
yang dibagi menjadi 25 sub DAS (sub Daerah Aliran Sungai).
Analisis
menggunakan data cross section dari setiap sub DAS dan data time series .
Data penelitian ini diperoleh dari : 1) Hasil pengamatan dilapangan (untuk
pengukuran erosi dm kualitas air), 2) Penelitian dan publikasi sebelumnya, 3)
Data sekunder dari : desalkelurahan, kecamatan dan surnber lainnya.
Penduduk yang meningkat 1,42 % setahun, membutuhkan lahan untuk
permukiman dan lahan untuk aktivitas lainnya; lahan yang dikonversi untuk
permukiman adalah sawah dan kebun campuran.
Pertumbuhan penduduk
akan diikuti peningkatan jumlah petani, yang akan meningkatkan kebutuhan
&an lahan untuk bercocok tanam. Setiap jumlah petani bertambah 100 orang
akan diikuti oleh peningkatan luas kebun campuran 2,64 ha dan kebun cengkeh
1,65 ha, dan penurunan luas hutan 5,07 ha.
Luas pemilikan lahan dan
pendapatan perkapita berpengaruh pada luas kebun campuran dan luas kebun
cengkeh.
Meningkatnya pemilikan lahan dan pendapatan perkapita yang
mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan menyebabkan petani merasa
mampu untuk memiliki lahan yang lebih luas, bukan sebaliknya menunda atau
menghentikan konsumsi terhadap lahan.
Hal yang sama berlaku juga pada
peubah indeks nilai tukar petani dan harga padi yang mempengaruhi
peningkatan luas kebun cengkeh dan kebun campuran.
Harga cengkeh
merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya perubahan
tataguna lahan di daerah tangkapan air danau Tondano. Meningkatnya harga
cengkeh 10 %, akan mendorong terjadinya peningkatan luas kebun cengkeh
sebesar 3,3 %; narnun akan menurunkan luas hutan dan luas semak belukar
masing-masing 6,45 % dan 5,33 %.
Jenis tanah dan topografi mempengaruhi tataguna lahan, walaupun telah
terjadi pergeseran karena tanaman cengkeh sudah ditanam pada berbagai
kondisi lahan, baik jenis tanah maupun topografi. Untuk mendapatkan hasil
optimal maka budidaya tznaman harus dilakukan pada lahan yang sesuai baik
jenis tanah maupun topografi. Tanaman padi umumnya diusahakan pada jenis
tanah typic tropaquepts, sedangkan kebuncengkeh
ctan kebun carnpuran
diusahakan pada jenis tanah alfic hapludands dan typic hapludands.
Sedangkan hutan banyak ditemukan pada jenis tanah typic hapludands.
Topografi mempengaruhi tataguna lahan, suatu jenis tanaman tertentu hanya
diusahakan pada lahan dengan kemiringan tertentu. Kebun cengkeh walaupun
dominan pada lahan dengan kemiringan di bawah 30 %, namun tanaman ini
juga sudah mermbah sampai pada lahan dengan kemiringan di atas 45 %.
Hutan sudah tidak ditemukan lahi pada lahan dengan topografi datar sampai
berombak, hutan hanya ditemukan pada lahan dengan kemiringan lereng di
atas 15 %.
Sedangkan sawah hanya ada pada lahan dengan kemiringan di
bawah 15 %.
Jenis penggunaan lahan yang mendominasi daerah tangkapan air danau
Tondano adalah kebun campuran (44,77 %) dan kebun cengkeh (22,57 %),
sedangkan luas hutan sudah mengalami penurunan dari 24,53 % pada tahun
1970 menjadi 10,86 % pada tahun 1998.
besarnya erosi.
Tataguna lahan mempengaruhi
Peningkatan luas hutan akan menaikkan tingkat bahaya
erosi, sebaliknya peningkatan penggunaan lahan untuk permukiman, kebun
cengkeh dan kebun campuran akan meningkatkan erosi.
Kebun campwan
d m kebun cengkeh merupakan 2 (dua) peubah yang sangat mempengaruhi
besarnya erosi. PenamMan luas hutan 1 Ha dapat menurunkan erosi 3,17
tonlhaltahun, sebaliknya apabila kebun campuran meningkat 1 Ha luasnya
maka akan menambah erosi 8,45 tonlhaltahun.
Kondisi yang sama berlaku
pula untuk sedimentasi, kebun campuran dan kebun cengkeh merupakan 2
(dua) faktor utarna yang mempengaruhi sedimentasi. Sebaliknya luas hutan
dan semak akan memperkecil sedimentasi.
Makin besarnya erosi dan
sedimentasi akan mengikis lahan yang ada. Tanah subur yang berada paling
atas akan ikut terbawa air ,kondisi h i akan mempengaruhi tataguna lahan dan
akan menurunkan produktivitas tanarnan yang selanjutnya akan menurunkan
produksi. Kondisi ini diindikasikan dengan makin meningkatnya penggunaan
pupuk pada setiap budidaya tanarnan yang dilakukan.
Faktor sosial ekonomi dan faktor fisik akan mempengaruhi tataguna
lahan di daerah tangkapan air danau Tondano, perubahan tataguna lahan akan
mempengaruhi ekosistem daerah tangkapan air danau Tondano terrnasuk
danau. Jika kondisi ini berlangsung terus maka erosi akan meningkat dengan
cepat, yaitu dari 6826,35 ton/ha/tahun 1999 menjadi
pada tahun 2009;
10335,8 ton/ha/tahun
dan meningkat lagi menjadi 17801,4 ton/ha/tahun.
Demikian pula halnya dengan sedimentasi yang pada tahun 1999 sebesar
58.260 ton/tahun menjadi 92.304 tonltahun pada tahun 2019 dan menjadi
141.325 tonltahun pada tahun 2019.
vii
The Linkages Setween Phiiical Factors, Socio-Eciincmic Factors and
Land Uses with Erosion and sedimentation at Catchment Area
(A Case Study in Tondano Lake, North Sulawesi)
by Olly Esry Harryani Laoh
Abstract
Nowdays Tondano llake faced many problems on its water depth, water debit
and also on its water quality, that would caused on the existency of the lake itself
and other lifes that depends on it. The decreasing of its water debit would lead to
other problems, such as the fail of agricultural production and other activities that
depends on it water resources. It was presurnend that those problems were cased
by the mis management of catchment area that ere not conducted according to the
sustainable natural resources rule.
For North Sulawesi, Tondano Lake is very important . It supply :1) water for
electric plants at Tonsea Lama, Tanggari I and Tanggari , 2) drinking water for
Minahasa district and the city of Manado, 3). As source of income for fisherman
and fishfarmers, 4) for water transportation to villages along it costal. The lake is
also very important for toursm and recreation, a center for fishery development and
water sport activities.
The level of soil erosion in the catchment area of Tondano lake is 384.43
tons, which means that it has arrived at a dangerous level level, that has a high level
of erosion is at the eastern side of the lake The area but highest erosion level was
found at sub DAS Toubeke the western side of the lake.
According to
classification level of erosion level, 75 % of catchment area could be classified as
level TII and IV, which was categorized as dangerous and very dangerous.
According to its soil slope the biggest erosion took place at the hils of
volcanic that are very slope (20-45 %) and slope (25-45 %). In 1978-2000, there
had been changes in the land use in catchment area. The land use was dominated
by mixed and clove plantation, while forest has been in decline fiom 24 % (1970)
to 10,86 % (1998). The high pressure of population resulted on the increase need
of land, esp. for habitation and plantation.
The variety the land used influences the degree of erosion for the water
catchment area (DTA) of lake Tondano. The increase of forest area will increase
the degree of erosion level, while the enlarge use of the land for habitation, and
clove and mixed plantation will increase erosion. The increase of forest area in the
western part of DTA will amplifL the sensitivity to decrease erosion in comparison
with other part of DTA. The same condition was applied to increase mixed
plantation of the western part of DTA to be more sensitive on erosion enlargement
in comparison with other parts.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tompasobaru (Minahasa, Sulawesi Utara) pada
tanggal 20 Oktober 1965, dari ayah yang bernama Philips Laoh dan Ibu yang
bernama Marie Roosje Lumintang.
Pada tahun
1971 penulis masuk sekolah dasar pada SD GMIM
Tompasobaru dan tamat tahun 1977 pada SD Negeri I1 Tondano, tamat SMP
pada SMP Negeri I1 Tondano tahun 1980, dan menarnatkan SMA tahun 1983
pada SMA Negeri Tondano. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Sam Ratulangi Manado dengan
memilih Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
Sarjana
pertanian (Ir) di peroleh pada tahun 1987, d m memperoleh gelar Magister
Sains (MS) tahun 1989 pada Institut Pertanian Bogor. Diangkat menjadi dosen
pada Fakultas Pertanian Unsrat Manado pada tahun 1990.
Pada tahun 1993 penulis mengikuti program Doktor (S-3) pada Program
Pascasarjana Institut pertanian Bogor, memilih Program Studi Pengembangan
Wilayah Pedesaan (PWD). Pada Tahun 1996 penulis pindah pada Program
Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL).
Penulis menikah dengan Dra. Deiby Meffie Kanter pada Tahun 1991
dan sudah dikaruniai seorang puteri yang bernama Gloria Merry Sarah Laoh (6
tahun).
viii
Puji syukur limpah terima kasih kepada Yang Maha Besar Tuhan, karena hanya
dengan rahmatNya maka disertasi ini dapat diselesaika..
Tuhanlah yang sudah
memberikan ide, kekuatan dan kesehatan kepada penulis; dan sudah menuntun dan
membimbing dalam melewati segala kondisi selama menyelesaikan disertasi ini.
Danau Tondano sebagai berkat Tuhan yang diciptakan untuk masyarakat Sulawesi
Utara karena memberikan banyak manfaat, perlu dipelihara. Kondisi Danau Tondano saat
ini sudah sangat memprihatinkan karena pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) yang
sudah tidak terarah, dapat mengalubatkan berkurang atau hilangnya manfaat Danau
Tondano.
Penelitian ini melihat bagaimana pengelolaan DTA dikaitkan dengan
keberlangsungan danau Tondano sebagai sumberdaya alam yang memberikan banyak
manfaat.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada para dosen pembimbing, Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo. MSc sebagai ketua;
serta Prof. Dr. Ir. Gunarwan Suratrno,MF, Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, MSc dan Dr. Ir.
Rakhmin Dahuri, MS masing-masing sebagai anggota; yang klah membina, membimbing
dan membantu penulis sejak persiapan penelitian sampai disertasi ini dapat diselesaikan.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor yang felah rnenerima penulis menjadi mahasiswa pada lembaga yang
dipimpinnya.
Juga kepada Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Luzgkungan (PSL), saat itu Prof. Dr. Ir. G U M I W Suratmo,
~~
yang telah rnenerima penulis
menjadi mahasiswa pada program studi yang &pimpin. Kepada Prof Dr. Ir. M. Sri Saeni,
sebagai ketua Progran~Studi PSL juga disampakw terima kasih atas segala bimbingan
dan bantuannya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi Manado yang telah m e n m a n penulis meninggalkan segala
pekerjaan untuk mengikuti pendidikan S-3 pada Program Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Pada kesempatan ini tidak luapa penulis menyampaikan terima kasih kepada Tim
Manajemen Program Doktoral (TMPD) Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat itu)
yang telah memberikan bea siswa bagi penulis selama pendidikan S-3 ini. Juga kepada
Yayasan Kinatouan Jakarta yang juga telah membantu penuhs dengan memberikan dana
bagi penyelesaian studi.
Ucapan
terima
kasih
pula penulis sampaikan kepada rekan-rekan seatap
sepenanggungan di Asrama Mahasiswa Sam Ratulangi Bogor Baru Blok B II No-3 - 4, atas
situasi yang sudah tercipta selama ini. Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kita
hadapi bersama, silih berganti kawan dan saudara (tidak dapat disebutkan satu persatu) di
asrama ini. Terima kasih untuk apa yang sudah kita semua jalani bersama.
Ungkapan terima kasih yang tidak terhmgga penulis sampaikan kepada isteri
tercinta Deiby Meffie Kanter yang sudah dengan sabar, tabah, dan selalu memberikan
harapan, d u b g a n doa selama ini. Perjalanan kuliah S-3 ini memang penuh liku dan
tantangan, namun ditengah-tengah penyelesaiau tersebut, Tuhan sudah memberkin berkat
yang terindah yaitu anak tercinta Gloria Merry Sarah Laoh.
Terima kasih kepada mereka
berdua atas segala pengorbaaan yang d i b e h selama ini yang mungki. kita harm
berpisah untuk jangka waktu tertentu, demi untuk studi ini. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada orang tua krcinta (papi dan mami) yang penuk tahu selalu
mendukung dan memberikan h a yang t u l ~ l a m aini. Juga untuk orang tua mantu di
Langowan papi dan mami (alm), adik-adik (Elvis, Ane, dan Roy), juga adik-adik ipar
(Rocky dan Neke) atas dukungan selarna ini yang tidak sedikit.
Rasanya bagim ini tidak cukup uutuk menyampaikan terirna kasih kepada ternan,
rekan, sahabat dan saudara yang telah membantu dalam perjalanan hisup dan studi;
maa£kau karena tidak dapat menyebutkan satu-persatu- Tapi penulis yakin Tuhan akan
membalas semua budi baik tersebut Kiranya disertasi ini dapat bermanfaat clan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan untuk kebesara. nama Tuhan dan untuk
masyarakat.
DAFTAR IS1
LEMBAR PENGESAHAN
1
ABSTRAK
11
RINGKASAN
111
RIWAYAT HIDUP
vii
...
..
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS1
...
Vlll
xi
..
,
DAFTAR TABEL
Xlll
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1.1.
Latar Belakang ... ...... ... ... ... ... .. . . . . . .. .. . .. . ... . .. .. . ... ... ... ...
1 -2. Perumusan Masalah ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ..... . ......... ...
I1
1.3.
Kerangka Pemikiizn . ... .. ... ... . . . ... ... .. . ... ... . .. ... ... ...... ... ...
1.4.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... ... ... .. . . .. ... ... ... ......... ...
TINJAUAN PUSTAKA . ..... . .. ... ... ... ... ... ..... . ... . .. ... ... ... ... .....
2.1.
Ekosistem Danau ......... ......... ...... ......... ............ ...... ..
2.2.
Faktor Manusia dalam Pengelolaan Daerah Tangkapan Air ....
2.3.
Faktor Tataguna Lahan dalarn Pengelolaan Daerah
Tangkapan Air ... .. . ... ... ... ... ... ... ... . .. .. . ... ... ....... ..... . .. . ..
2.4.
Erosi .... ... ......... ............... ... ... ... ... ......... ... ... ... ... ... ..
2.5. Sedimentasi ... ... ... ... ...... ... ... .. . ... ... . . . ... ... . .. . .. ... ... ... ...
m.
METODOLOGI PENELITIAN .... ...... ... ...... ... ... ... ... ... ...... ... ...
3.1.
Lokasi Penelitian ... ... . .. .. . ......... ... ... ... . .. ... . .. ... . .. ... ...- .
3.2.
Ruang Lingkup penelitian ......... ......... ...... ... ... ... ... ... ....
3.3.
Data dm Cara Pengumpuian Gata ....................................
3.4.
Analisis Data ..........................................................
N . DESKRIPSI UMUM WILAYAH PENELITIAN ........................
4.1.
Geologi ...............................................................
4.2.
Bentuk Lahan .........................................................
4.3.
Klasifikasi Tanah ...................................................
4.4. Pola Aliran Air di Daerah Tangkapan Air Danau Tondano .....
V.
4.5.
Curah Hujall .........................................................
4.6.
Aktivitas Perikanan di Danau Tondano ............................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
5.1.
Keterkaitan Faktor Fisik dan Faktor Sosial Ekonomi
Tataguna Lahan ......................................................
5.1.1.Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tataguna Lahan .............................................
5.1.2. Pengaruh Kondisi Fisik pada Tataguna Lahan .........
5.2.
Keterkaitan
Tataguna
lahan
dengan
Erosi
dan
Sedimentasi......................................................
5.2.1.Keterkaith Tataguna Lahan dengan Erosi ................
5.2.2. Keterkaitan 'Tataguna Lahan dengan Sedimentasi .....
5.3. Keterkaitan Faktor Fisik, Sosial Ekonomi dan Tataguna
Dengan Erosi dan Sedimentasi ....................................
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
137
Kesimpulan ............................................................
137
6.2. Saran ..................................................................
140
6.1.
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................
142
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................
146
xii
+
DAF'TAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Erosi yang dapat Diabaikan
40
2.
Indeks Erodibilitas di Daerah tangkapan Air Danau Tondano
44
3.
Luas sub DAS di Daerah Tangkapan Air Danau Tondano
73
4.
Jumlah Bulan Basah dan Bulan Kering dibeberapa Stasiun
Pencatat
5.
Jumlah Jaring Apung, Kebutuhan Benih, Produksi dan Jumlah
Rumah Tangga Pemilik Jaring Apung
6.
Produksi Ikan Non Eudidaya menurut Jenis Alat Tangkap
Di Danau Tondano Tahun 1998
7.
Analisis Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tataguna Lahanl
8.
Matriks Korelasi antara Tataguna Lahan dengan Faktor
Sosial Ekonomi
9.
Korelasi antar Peubah Tataguna Lahan
10.
Analisis Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi dengan
Tataguna Lahan (Kajian data time series)
1 1.
Jenis Penggunaan Lahan dan Jenis Tanah di DTA
Danau Tondano Tahun 1998
12.
Kelerengan dan Jenis Penggunaan Lahan di DTA
Danau Tondano Tahun 1998
13.
Luas Lahan Cengkeh dan Erosi pada sub DAS bagian Timur
Daerah Tangkapan Air Danau Tondano
14.
Keragaman Tataguna Lahan dan Erosi pada sub DAS
DTA sebelah selatan Danau Tondano
15.
Proseritase Tataguna Laha h
i Erosi pada sub DAS DTA
Sebelah barat Danau Tondano
16 .
Pendugaan beberapa Variabel penelitian ( 1 99-2019)
xiv
- .
Garnbar
Halaman
Keterangan
1.
Bagan Alur Kerangka Pemikiran
2.
Zona-zona pada sebuah Danau
3.
Danau, Daerah Tangkapan Air dan daerah Aliran Sungai
4.
Hubungan antara Pengelolaan Pertanian di Daerah Hulu
Dan kegiatan di Daerah Hilir
5.
Skema Evolusi Tataguna Lahan di Indonesia
6.
Wilayah Tanah usaha menurut Depdagri (1975)
7.
Pola Penggunaan Tanah Seimbang dan Melampaui batas kemampuan
36
8.
Posisi danau Tondano di Kabupaten Minahasa
49
9.
Peta Daerah Tangkapan Air menurut sub DAS
51
10.
Peta bentuk Lahan pada DTA danau Tondano
68
11.
Peta Kualifikasi tanah pada DTA danau Tondano
69
12.
Luas Sub DAS pada DTA Danau Tondano
72
13. Rata-rata Debit Bulanan di Sungai Tondano
76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Keterangan
1.
Curah Hujan Andalan Stasiun di DTA Danau Tondano
147
3.
Indeks Erodibilitas (K) di DTA Danau Tondano
148
3.
Nilai Faktor P untuk berbagai Jenis Tanah dan Tataguna Lahan
149
4.
Nilai Faktor C untuk berbagai Jennis Tanah dan Tataguna Lahan
149
5.
Erosi, Sedimentasi dan Tatagfuna Lahan di DTA Danau Tondano
150
6.
Keragaan Tataguna Lahan di DTA Danau Tondano
151
7.
Indeks Erosivitas Bulanan pada Setiap sub DAS di DTA Danau Tondano
152
8.
Perhihmgan R, K, LS dan CP menurut Bentuk Lahan
pada setiap Sub DAS di DTA Danau Tondano
9.
Jumlah Penduduk ,Jumlah Petani, Luas Pemilikan dan Pendapatan
Perkapita di setiap Sub DAS di DTA Danau Tondano
177
10.
Harga Cengkeh, Harga Padi dan Indeks Nilai Tukar Petani
178
11.
Analisis Multivariat Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi
dengan Tataguna Lahan
12
Analisis Multivariat Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi
dengan Tataguna Lahan (Data time series)
11.
Analisis Multivariat Keterkaitan Faktor Sosial Ekonomi
dengan Tataguna Lahan
xvi
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi secara potensial dapat mendorong suatu negara
untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut sumberdaya alam dan
lingkungan lebih efektif.
Namun kondisi yang ada menggambarkan bahwa
terlalu banyak terjadi kegagalan-kegagalan dalam mengatasi pengelolaan
sumberdaya alam dan lmgkmgan tersebut; dan hanya sedikit saja yang berhasil
dengan baik
dan sukses dalam menanggulangi dan mengatasinya.
Kenyataannya hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya
sumberdaya alam yang dipakai dalam proses produksi.
Semakin cepat
pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak sumberdaya alam yang diperlukan
dalam proses produksi yang pada gilirannya akan mengurangi tersedianya
sumberdaya alam.
Sumberdaya alam dan lmgkungan merupakan l a n k bagi kehidupan
dan kemajuan maupun pertumbuhan ekonomi; sehingga pada akhirnya
kerusakan sumberdaya a h tersebut akan mengincam pertumbuhan ekonomi.
Pada gilirannya kerusakan tersebut akan menurunkan kesejahteraan masyarakat
serta mempertajam perbedaan trngkat hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu
suatu usaha perlindungan atau proteksi yang dilakukan terhadap sumberdaya
alam dan -il
bukanlah merupakan suatu tindakan kemewahan, yang
bukan hanya diperuntukkan bagi negara maju saja; tetapi juga diperlukan oleh
negara-negara berkembang. Sumberdaya alam merupakan unsur lmghmgan
yang mendukung kehidupan manusia yang ditujukan untuk kesejahteraan
manusia baik dirnasa sekarang maupun dirnasa mendatang.
Oleh kmna
jurnlahnya terbatas, maka pemanhtannya harus sesuai dengan daya dukung
lingkungan, dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian, agar
kuditas lingkungannya dapat ditingkatkan.
Dikend tiga jenis sumberdaya, yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya
dam dan sumberdaya buatan manusia. Sumberdaya manusia menyangkut
kuantitas dan kualitas. Kuantitas yang cukup besar akan merupakan potensi
bagi pembangunan namun tanpa didukung oleh kualitas akan merupakan beban
pembangunan. Sumberdaya alam &pat dibagii, menjadi 2 (dua) golongan
besar, yaitu : 1) sumberdaya dam yang dapat diperbaharui (renewable
resources), misalnya pertanian, perikanan dan hutan, dan 2) sumberdaya alam
yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resowces), misalnya hasil-hasil
tarnbang.
Sumberdaya alarn bersifat langka, selain mempunyai nilai y m g
memberikan manfaat juga mempunyai opportunity cost, artinya jika
sumberdaya a h dipakai untuk suatu kegunaan maka opportunity cost adalah
kesempatan yang hilang untuk digunakan dalarn kegunaan lain.
Tinggi
rendahnya opportunity cost sumberdaya alam ini dipengaruhi oleh fhktor sistem
nilai dalam masyarakat yang krsifht dinamis, sistem nilai ini dapat berubah
dari masa ke masa.
Tingkat konsumsi terhadap sumberdaya dam yang cukup tinggi pada
waktu sekarang akan menghilangkan m a n h t yang dapat diharapkan pada
waktu yang akan datang. Jika sumberdaya alam digunakan sebagai W o r
produksi akan memberikan pengembalian yang benar, namun dengan
penambahan W o r produksi yang terus menerus dalam waktu yang singkat
maka penambahan faktor produksi ini makin lama akan memberikan m a n h t
yang makin kecil. Oleh sebab itu dengan menghabiskan sumberdaya pada
suatu waktu akan mengurangi manfaat yang akan diturunkannya.
Fropinsi Sulawesi Utara memiliki potensi sumberdaya alam yang besar,
misalnya di sektor pertambangan, pertanian dan petemakan, perikanan dan
keindahan dam.
Danau Tondano merupakan salah satu sumberdaya alam,
selain memiliki keindahan yang dapat dijual untuk pengembangan sektor
pariwisata, juga merupakan penunjang kehidupan sebagian masyarakat di
Minahasa rnisalnya menghasilkan ikan yang dikonsumsi masyarakat sekitar
danay juga masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya.
Disekeliling Danau Tondano terdapat pusat-pusat permukiman yang
relatif padat, yang men-
kehidupannya pada sumberdaya alam yang
ada. Ada beberapa f$ktor yang membuat daerah ini menarik sebagai tempat
permukiman,yaitu : 1) terseciianya sumber kehidupan dari sektor pertanian dan
perikanan, 2) adanya jalan aspal yang melingkari danau, dan 3) terdapat banyak
areal data. yang cocok untuk permukirnan dengan pemandangan dm
lingkungan yang menarik.
Danau Tondano merupakan &ah satu wilayah yang sangat vital bagi
Kabupaten Minahasa dan juga Propinsi Sulawesi Utara secara keseluruhan.
Pentingnya danau Tondano karena merupakan :
1) Sumber air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA Tonsea Lama,
Tanggari I, dan Tanggari II).
Proyek PLTA ini dapat menyediakan listrik
untuk kebutuhan l i d di Kabupaten Minahasa, Kotamadya Manado dm
Kotamadya Bitung.
2) Sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten
Minahasa dan Kotamadya Manado.
3) Sumber rnata pencaharian penduduk di pesisir danau (baik sebagai nelayan
tangkap maupun nelayan budidaya),
4) Transportasi air bagi desadesa dipesisir danau,
5) Obyek wisata/rekreasi,
6) Pusat pengembangan perrkanan,
7) Pusat olah raga air,
Daerah tangkapan air Danau Tondano mempunyai luas 19.304,4 ha dan
pada DTA tersebut terdapat sungai-sungai besar dan kecil yang rnemasok air ke
Danau Tondano. Sungai-sungai tersebut dengan dibatasi oleh t o p o d telah
membentuk sub DAS pada daerah tangkapan air. Sub DAS inilah yang akan
menjadi pokok kajian pada penelitian ini.
1.2. Perumusan Masalah
Seperti juga danaudanau lain di Indonesia, danau di Sulawesi Utara
juga mengalami madah yang sama yaitu pendangkalan dan p e n m a n debit
air serta p e n m a n kualitas air, yang akan berakibat pada kelangsungan danau
dan mahluk hidup di danau dan seldar danau. Dikuatirkan apabila tidak ada
usaha-usaha pencegahan dan konservasi maka sedimentasi d m pencemaran
akan berlangsung terus menerus, yang selanjutnya danau tersebut akan hilang.
Begitu juga masalah Danau Tondano, pada saat ini kestabilan Danau
Tondano cenderung berubah. Pendangkalan terjadi, permukaan air turun yang
menyebabkan kedalaman danau semakin berkurang. Di duga telah terjadi cara-
cara pengelolaa. Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Tondano ymg kurang
memenuhi kaidah-kaidah pelestarian sumberdaya dam secara berkelanjutan.
Pen-an
danau akan mempengaruhi berbagai berbagai kestabilan
ekosistem danau dan wilayah sekitamya.
Perubahan-perubahan potensial
sumberdaya dam akan mempengaruhi kebutuhan penduduk seternpat. Salah
satu sumberdaya alam yang penaddah sumberdaya air.
sehubungan dengan pendangkaan danau
Menurunnya debit danau akan mengurangi berbagai
kegiatan seperti peningkatan produksi pertanian dan proyek-proyek penting
yang tergantung pada sumberdaya air.
Pertumbuhan penduduk yang cepat di sekitar danau akan berakibat pada
peningkatan permintaan akan surnberdaya alam seperti tanah dan hutan,
sehingga hutan dan tanah akan berkurang dengan cepat. Selama periode 19701998 hutan di daerah tangkapan air danau Tondano telah berkurang dari 4735,4
ha (24,53%) menjadi 2096,4 ha (10,86 %).
Kegiatan penggundulan hutan
yang cepat akan berakibat bertaanbahnya kehilangan tanah
(erosi) yang
kemudian menglubatkan percepatan sedirnentasi di danau.
Pendangkalan diduga terjadi akibat adanya erosi yang berasal dari
daerah tangkapan air danau Tondano. Erosi yang besar pada daerah tangkapan
air selanjutnya akan menimbulkan sedimentasi yang masuk ke danau. Erosi
dan sedirnentasi yang terjadi terus menerus akan terakumulasi dan mengarah
pada terjadinya pendangkalan danau dan p e n m a n debit air. Selain itu karena
sifatnya yang merupakan public goods menyebabkan masyardcat kurang
tanggap terhadap upaya pelestarian dan konservasi.
Pada 30 tahun terakhir telah terjadi pengalihan tatagwm lahan di daerah
tangkapan air danau Tondano secara besar-besaran. Selama periode tersebut,
lahan cengkeh dan kebun campuran mengalami peningkatan yang sangat besar.
Begitu pula dengan permukiman penduduk yang pada tahun 1970-an lebih
terpusat pada kota Tondano dan kota Langowan, pada tahun 1990-an penduduk
sudah tersebar harnpir pada seluruh sub DAS yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut maka masalah yang diteliti adalah belum
diketahui secara rinci keterkaitan antara faktor sosial ekonomi (jumlah
penduduk, jumlah petani, luas pemilikan lahan, pendapatan perkapita, harga
cengkeh dan nilai tukar petani), faktor fisik (jenis tanah dan topografi, terhadap
tataguna lahan di DTA dengan besarnya erosi dan sedirnentasi.
1.3. Kerangka Pemikiran
Faktor manusia merupakan salah satu faktor penting (disamping faktor
a h ) yang sangat menentukan keberlangsungan sebuah danau
manusia
Aktivitas
di sekitar danau seperti cara-cara penangkapan ikan yang
salah, cara betemak ikan, aktivitas pertanian sawah dengan penggunaan pupuk
berlebihan, aktivitas pertanian di pegunungan sekitar danau, aktivitas
masyarakat di desadesa sekitar danau aka. mempenganh kehidilpan
dan keberlangsungan Danau Tondano dan di daerah bagian hilir (Palenewen,
1986).
Pada periode 1970-an terjadi booming harga cengkeh yang merangsang
petani untuk menanarn cengkeh.
Pengaruhnya, hampir seluruh lahan
pegunungan di daerah tangkipan air danau Tondano yang dulunya menypakan
h u m dan peruntukan lain, dijadikan kebun cengkeh.
Padahal tanaman
cengkeh (Arsyad (1989) merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang
kumng baik dalam mencegah erosi tanah. Terjadinya kerusakan tanah ini
Keterangan
Subsistem 1
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
didorong pula oleh cara budidaya tanaman cengkeh oleh petani yang selalu
membersihkan serasah dan daundaun yang jatuh ke tanah, yang akan
memperbesar terjadinya erosi tanah yang akan terbawa masuk ke danau.
Pada Gambar 1 dapat dilihat kerangka pemikiran penelitian ini, yang
dibagi menjadi 2 (dua) subsistem. Subsistem 1 menggarnbarkan keterkaitan
antara faktor sosial ekonomi dan faktor fisik dengan tataguna lahan. Faktor
fisik dapat dhtakan sebagai faktor pembatas, orang tidak akan mengusahakan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Pada lahan dengan kemiringan
yang tinggi tentu saja tidak akan digunakan untuk permukiman. Begitu pula
padi sawah akan cocok pada lahan jenis tertentu dan kemiringan yang rendah.
Jenis penggunaan lahan dipengaruhi juga oleh faktor sosial ekonomi, seperti
penduduk, luas pemillkan, nilai tukar petani dan jumlah petani.
Namun
hubungan antara fkktor sosial ekonomi dengan penggunaan lahan tidak satu
arah saja, karena jenis penggunaan lahan secara langsung dm ti& langsung
akan mempengamhi &or
sosial ekonomi. Misalnya penggunaan lahan yang
tidak sesuai tentu saja akan mempengaruhi produksi tanaman yang selanjutnya
akan berpengaruh pada tingkat pendapatan.
Sebagian besar penduduk di daerah tangkapan air Danau Tondano
bekerja sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani ini identlk dengan lahan untuk
bertani dm harga komoditas pertanian. Makin luas lahan yang dirniliki petani
berarti makin besar tingkat pendapatannya, dan jika tingkat pendapatannya
makin besar berarti memperkecil peluang untuk memperluas lahan
usahataninya.
Kesejahteraan petani cenderung menurun, karena harga komoditas
pertanian yang diterirna oleh petani jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga
sarana produksi dan harga produk yang dikonsumsinya. Konsep inilah yang
dinamakan indeks nilai tukar petani.
Makin kecil nilai tukar petani akan
mendorong petani untuk berpindah pekerjaan sekqg mampu melakukannya.
Namun bagi petani di perdesaan berpindah pekerjaan adalah hal yang sulit
dilakukan, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraannya maka petani
mencari sumber-sumber di bidang pertnian antara lain dengan memperluas
lahan pertanian.
Sawah disekitar danau Tondano makin menurun produktivitasnya,
maka untuk meningkatkan produksi adalah dengan program intensifikasi
karena untuk ekstensifikasi sudah tidak memunglunkan. Salah satu cara
untuk
rneningkatkan
produksi
dengan
ekstensifikasi
sudah
tidak
memunglankan. Salah satu cara untuk menmgkatkan produksi dengan cara
intesifikasi adalah melalui pemupukan. Pemupukan pada padi di sawah tidak
semuanya akan diserap tanaman sehingga ada pup& yang terbawa aliran air
memasuki danau yang pada akhimya akan mempengaruhi tejadinya kesuburan
di danau
Selain menjadi kebun cengkeh, lahan di daerah tangkapan air danau
Tondano sudah banyak yang berubah menjadi permukiman. Bertambahnya
penduduk akan diikuti oleh permintaan terhadap lahan, yang sebelumnya
merupakan lahan pertanian kering dan sawah. Selain karena pertumbuhan
penduduk, meningkatnya peruntukan lahan untuk permulaman disebabkan
oleh meningkatnya aktivitas di daerah tangkapan air danau Tondano. Salah
satu aktivitas yang mendorong tejadinya peningkatan
permukiman secara
besar-besaran di danau Tondano adalah aktivitas wisata.
Ddam beberapa
tahun terakhir, hampir pada seluruh bagian pesisir danau Tondano dibangun
kompleks penginapan dan restoran.
Kegiatan-kegiatan pembangunan di sekitar danau Tondano makin
meningkat, seperti pembangunan karnpus IKIP Manado yang menggmakan
lahan 300 ha dm dibangunnya proyek Pembanglut Listrik Tenaga Panas Burni
(PLTP) di desa Lahendong, berkembangnya kota-kota kecil dipinggiran danau
maupun aktivitas petani sawah yang tidak terlepas dari penggunaan pupuk
terus menmgkat. Pembangunan kampus IKDP Manado yang diperkkkan akan
mendatangkan penduduk sekitar 20.000 jiwa secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi kelangsungan kehidupan ekosistem danau.
Salah satu faktor utama
yang dapat disebabkan oleh pertambahan
penduduk tersebut adalah penmgkatan permintaan lahan untuk permukiman.
Lane L.J dkk (1999) mengemukakan bahwa permintaan lahan dan permukiman
akan menyebabkan terjadinya penghilangan h g s i lahan untuk kepentingan
lainnya. Selanjutnya dapat dikaji pada DTA danau Tondano, lahan-lahan di
sekitar
kampus
IKIP Manado yang dulunya adalah lahan tanaman
palawija dan lahan sawah sudah berubah rnenjadi lahan permukiman, baik
untuk prasarana
urnurn maupun permukiman pribadi yang disewakad
dikontrakkan.
Untuk mencegah pendangkalan dan pencemaran danau Tondano yang
akan mengarah pada hilangnya banyak h g s i danau tersebut, faktor manusia.
Partisipasi rakyat akan dipenganrhi oleh pandangan mereka terhadap eksistensi
dan manf'aat danau. Nilai ekonomi danau tersebut dimata masyarakat akan
menentukan partisipasi masyarakat dalam mengeksploitasi ataupun mencegah
terjadinya pendangkalan.
Selama ini usaha-usaha konservasi seperti
penghijauan pada pegunungan di sekitar danau Tondano telah dilakukan oleh
pemerintah dengan dibantu oleh masyarakat. Namun usaha-usaha tersebut
belum berjalan dengan baik karena lama kedalaman danau Tondano makin
turun, sebaga~contoh di sekitar hulu (outlet danau) sungai Tondano pada tahun
1970 mempunyai kedalaman 25 meter tapi pada pengukurn tahun 1995 hanya
12 meter.
Keindahan danau Tondano sudah dikenal sampai ke rnancanegara. Bagi
wisatawan yang datang berkunjung ke Sulawesi U t m selain ke pulau Bunaken,
danau Tondano merupakan salah satu alternatif daerah wisata yang dikunjungi.
Kunjungan wisatawan ke danau Tondano terns meningkat, yang dengan
sendirinya akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara pada umumnya dan masyarakat
sekitar danau pada khsususnya. Namun meningkatnya kunjungan wisatawan
ini pada sisi lain akan mempengaruhi ekosistem danau Tondano. Tentu saja
kerusakan ini dapat dihindan apabila pengelolaan kepariwisataan tersebut dapat
dikelola secara baik.
Selanjutnya pada subsistem 2, tataguna ahan akan mempengaruhi erosi
dan sedimentasi. Jika tataguna lahan seimbang maka ekosistem danau (dalarn
ha1 ini ditunjukkan dari besarnya erosi dan sedimentasi) akan baik dan
bermanfaat bagi manusia. Sebaliknya jika tataguna lahan tidak seimbang lagi
maka dampaknya danau akan makin buruk ekosistemnyq yang selanjutnya
akan mengurangi manfaatnya bagi manusia. Enters T. (1998) mengemukakan
bahwa erosi dan sedimentasi selanjutnya dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan tataguna lahan yang selanjutnya akan mempengaruhi kondisi sosial
ekonomi rmqmakat yang berdiam di daemh tangkapan air danau Tondano.
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut :
Tuiuan Utama
Tujuan utama mengkaji. sejauhrnana keterkaitan antara faktor sosial
ekonomi dan faktor fisik dan tataguna lahan di DTA dengan tingkat erosi dan
sedimentasi.
Tuiuan operasional
1. Mengkaji keterkaitan antara beberapa faktor sosial ekonomi Cjumlah
penduduk, jumlah petani, luas pemilikan lahan, pendapatan perkapita, harga
cengkeh dan nilai tukar petani) dengan tatagun~lahan di daerah tangkapan
air (DTA) Danau Tondano
2. Mengkaji keterkaitan antara faktor kik Cjenis tanah dm topgrafi) dengan
tatqpna lahan di daerah tangkapan air (DTA) Danau Tondano
3. Mengkaji keterkaitan antara antara tataguna lahan di DTA Danau Tondano
pada tingkat erosi dan sedimentasi.
4. Menduga besamya erosi dan sedimentasi dengan melihat faktor-faktor fisik,
sosial ekonomi dan tataguna lahan.
Sedangkan manfaat penelitian ini addah :
Bagi pemerintah penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam
.
strategi pengelolaan, perencanaan, pelestarian dm konse~asi Danau
#
Tondano dan Daerah Tangkapan Air nya untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
Lebih khusus lagi dalam penyusunan strategi land use di
daerah tangkapan air.
Bagi para petani I pengumha, penelitian ini ciapat memberi manfaat
dalam ha1 pengusahaan lahan secara optimal, pada lokasi yang tepat.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian ini
dapat memberi manfaat dalam hal mendapatkan model faktor fisik dan sosial
ekonomi dengan erosi dm sedimentasi.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Danau dan Daerah Tangkapan Air
Dalam membahas ekologi perairan air tawar, pembicaraan tentang
danau selalu terkait dengan pembicaraan tentang sungai.
Smith (1975)
mengemukakan bahwa antara sungai dan danau tidak terdapat perbedaan
yang jauh, karena yang berbeda hanyalah tingkatannya. Perbedaan antara
danau dan sungai antara lain adalah : 1) arus yang merupakan faktor yang
paling mengendalikan dan merupakan faktor pembatas sungai, 2) pertukaran
tanah-air relatif lebih ekstensif pada sungai, yang menghasilkan ekosistem
yang lebih terbuka dan suatu metabolisme komunitas tipe heterotrofik, dan
3)
tekanan oksigen biasanya lebih merata pada sungai, stratifikasi tennal
dan kimiawi tidak ada atau dapat diabaikan.
Goldrnan and Horne (1989)
mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) kategori ekologi danau, yaitu :
1) Danau oligotrofik-eutrofik. Biasanya dalam, bagian hipolimnion lebih
besar dibandingkan bagian epilimnion. Makin dalam danau tersebut
makin rendah produktivitasnya.
2) Tipe danau yang khusus.
Dapat dikelompokkan menjadi 7 tipe, yaitu :
a). danau dystrophic, airnya coklat dan danau humus; b). danau tua yang
dalam dan mempunyai binatang yang endemik; c). danau asin di gum
pasir; d). danau alkali di gurun pasir; e). danau vulkanik; f). danau dengan
stratifikasi kimiawi dan g) danau kutub.
3) Penggenangan, merupakan danau buatan yang ditandai dengan fluaktuasi
dan turbiditas yang tinggi.
Melihat latar belakang terjadinya danau, maka danau Tondano dapat
dimasukkan pada kategori tipe danau khusus yaitu danau vulkanik.
Berdasarkan sinar matahari yang dapat ditangkap, maka wilayah
danau dapat dibagi menjadi 3 zone (Golterman, 1975) , yaitu (lihat
gambar 2):
1. Zone litoral, yaitu
daerah pinggiran yang dangkal dengan penetrasi
cahaya sampai ke dasar,
di kolam dan danau alarni ditumbuhi oleh
tanaman.
2. Zone limnetik, yaitu daerah air terbuka sampai kedalaman penetrasi
cahaya yang efektif (tingkat kompensasi cahaya), yaitu dimana
fotosintesa seimbang dengan respirasi. Pada umumnya, tingkat ini berada
pada kedalaman dimana intensitas cahaya penuh. Zone ini tidak ada pada
kolam dangkal.
3. Zone profundal, yaitu bagian dasar dan daerah air yang dalam yang tidak
tercapai oleh penetrasi cahaya efektif.
Matahari
._; ..%.
.
.: :.
.
.: .: :
.
i- i.
.:
zona~itord
.
:
.
I
\
:
.
.
.
Tingkat kompensas
Cahaya
Zona Profundal
Gambar 2. Zona pada sebuah danau
Di danau Tondano usaha budidaya ikan tidak hanya berada pada mna
litoral, tapi sudah sampai pada zona limnetik. Memang pada zone limnetik
inilah daerah produsen utama (daerah dimana energi cahaya diikat menjadi
makanan) untuk danau secara keseluruhan.
Berdasarkan penelitian
limnologis yang pernah dilakukan, perairan danau Tondano tergolong subur,
mempunyai diversitas jenis fitoplankton yang relatif besar dan dengan
berlangsungnya waktu kondisi perairan mempunyai kecenderungan untuk
mengalami eutrofikasi (Fakultas Perkman Unsrat, 1998). Sehingga diduga
pada suatu saat akan terjadi perubahan perkembangbiakan dan pertumbuhan
fitoplakton. Apabila perkembangbiakan dan pertumbuhan fitoplankton itu
berlebihan atau terjadi blooming akan merusak keindahan alam, mengurangi
keseimbangan ekologis dari perairan dan mengurangi fungsi dan daya guna
perairan tersebut.
Sandy (1985) mengemukakan bahwa danau dapat terjadi karena :
permukaannya rendah, letusan gunung berapi gerakan tektonik, tersumbatnya
jalan air oleh endapan, mencairnya es, dan buatan manusia (bendungan dan
bekas usaha pertambangan).
Selanjutnya dikemukakan bahwa danau
Tondano terjadi karena adanya gerakan tektonik.
Keberlangsungan sebuah danau sangat tergantung pada lahan yang ada
di atasnya yang memasok air untuk danau tersebut (Sutterland, 1972).
Wilayah di atas
danau yang memasok
tangkapan air (DTA).
air ke danau disebut daerah
Pengertian Daerah Tangkapan Air (DTA) sebuah
danau berbeda dengan Daerah Aliran Sungai (DAS), walaupun seluruh DTA
merupakan bagian dari sebuah DAS tapi tidak seluruh DAS merupakan
daerah tangkapan air.
Sebagai contoh, pada gambar 3 yang dirnaksud
daerah tangkapan air adalah wilayah di atas h a u Tondano (daerah berarsir,
A) yang memasok air ke danau Tondano; sedangkan daerah aliran sungai
adalah se1um.h wilayah mulai dari daerah tangkapan air sampai dengan hilir
sungai (A+B).
Sungai Tondano(out1et
Batas DAS
Tondano
Gambar 3. Danau, Daerah tangkapan Air dan Daerah Aliran Sungai
Berbicara tentang danau yang dikaitkan dengan daerah tangkapan
airnya, maka danau merupakan hilir karena aliran air akan bermuara ke
danau. Pada gambar 4 dapat dilihat hubungan antara aktivitas pertanian di
daerah hulu dan dampaknya untuk daerah hilir.
Apabila danau yang berada di hilir terus dijejali oleh buanganbuangan dari hulu maka fungsi danau tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Pada masyarakat yang berdiam di hulu, kebiasaan membuang
sampah di sungai yang mengalir ke danau akan mengancam juga keberadaan
suatu danau. Sebab jika penduduk yang membuang sarnpah ke sungai makin
banyak, maka bahan buangan ini selain akan menimbulkan pencemaran, juga
akan menyebabkan endapan yang akan ditampung oleh danau yang berada di
bagian bawahnya.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
PENGANGGURAN DI PEDESAAN
KEMISKINAN
PRAKTEK USAHATANI TANPA
MEMPERHATMAEJ KEBERLANJUTANNYA
I
PRODUKTWlTAS RENDAH
PENDAP TANRENDAH 4
t
b
PENANAMAN DI
LERENG TERJAL
POLA PERTANANAN
TIDAK TEPAT
KEKURANGAN INVESTASI
DALAM KONSERVASI
-
KEHILANGAN
KERUGIAN HASIL
PERTANIAN DI
WILAYAH HULU
KESUBURAN
TANAHIEROSI
- 4
I
ALIRAN IRIGASI
TIDAK TERATUR
SEDlMENTASI DI SUNGAI
WADUK DAN DANAU
SUNGAI/DANAU
DANGKAL, TIDAK
BERMANFAAT UNTUK
TRANSPORTASI DAN
TENAGA LISTRIK
SIMLUS KEKERINGANI
BANJIR
KEHILANGAN PERSE
M AIR DAN
DISTRIBUSINYA
--
KERUGIAN HASIL
PERTANIAN, IKAN DI +
WILAYAH BAWAH
DAN WILAYAH PANTAI
I
-D
MEMPERBESAR BENCANA
ALAM
I
4
PENYAKIT BERJANGKIT, KEMATIAN,
DAN MENURUNNYA KUALITAS KEHIDUPAN
Gambar
&bungan antara
Di Daerah Hilir
Pertanian
Daerah
Disamping endapan limbah rurnah tangga membawa zat pencemar
yang akan mempenganrhi aktivitas kehidupan mahluk hidup di danau.
Terdapat perbedaan limbah rumah tangga yang dibuang ke lingkungan
perairan antara rumah tangga di perkotaan dan rumah tangga di
perdesaan. Limbah yang dibuang oleh rumah tangga di perkotaan lebih
berbahaya d m beracun dibandingkan dengan limbah nunah tangga di
perdesaan.
Oleh Enters T (1998) dikemukakan bahwa jika telah terjadi
perubahan pada ekosistem sebuah DTA maka erosi akan meningkat dan
selanjutnya akan membawa dampak bagi produksi tanaman pada lahan yang
bersangkutan.
Danau Tondano merupakan sebuah sumberdaya darn yang bersifat
milik urnum (public goods), karena sifatnya yang tidak memberikan hak milik
kepada seseorang atau badan tertentu, maka setiap orang merasa tidak memiliki
hak milk pada surnberdaya bersangkutan. Sikap atau pandangan masyarakat
yang demikian membuat rasa kepedulian masyarakat terhadap kelestarian
sumberdaya alarn Danau Tondano menjadi berkurang, sehingga tidak ada
usaha-usaha untuk memperbaiki maupun merawat atau merehabilitasi Danau
Tondano.
S e e diketahui, konsumen Danau Tondano dan air danau
Tondano sangat beragam, antara lain : nelayan yang mencari ikan di Danau,
Petemak ikan dengan menggunakan jaring apung, sektor pariwisata,
Perusahaan Lisbrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan
masyarakat yang berdiam di pesisir danau
Salah satu penyebab dari berkmmgnya rasa kepeddian tersebut adalah
karena masyarakat menganggap bahwa sumberdaya alam Danau Tondano tidak
bernilai (nol). Anggapan yang memberikan nilai no1 kepada sumberdaya darn
menyebabkan rasa kepedulian berkurang. Apabila diketahui nilai sumberdaya
alam, maka dengan sendirinya akan leblh mudah untuk menetapkan berapa
besar masyarakat haruis membayar untuk kelestarian sumberdaya alam air
Danau Tondano.
2.2. Faktor Manusia dalam Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA)
Manusia dan lingkungannya merupakan satu kesatuan dalam satu
ekosistem. Terjadinya eksploitasi sumberdaya alam d m lingkungan adalah
karena manusia menempatkan dirinya sebagai bagian di luar sistem yang ada.
Karena menempatkan diri di luar sistem yang ada, seolah-olah manusia tidak
merasakan dampak balik daripada perusalcan sumberdaya alam dan
lingkungan.
Masyankat manusia merupakan komponen integrasi pada
tingkat tertinggi dari integrasi bidogis. Manusia berada di darn, addah m a n
dari alam, bukan terpisah dari atam dan tidak merupakan suatu ciptaan Tuhan
yang memberikan pengaruh luar terhadap lingkungannya. Masyarakat bisa
juga untuk sementara dipisahkan dari lingkungannya guna keunikan ciri
hidupnya. Selma memisahkannya dari lingkungan hidup, h a m tetap disadari
bahwa hal ini hanya buatan saja, sebab a l d a h n y a manusia adalah satu
kesatuan dengan alamnya
Berpijak pada pandangan manusia terhadap a l m maka akan muncul
manivestasi bahwa manusia perlu mengerti tentang dam, karena rusaknya alam
akan mempengaruhi rusaknya kehidupan manusia.
Manusia harus belajar
menghorrnati dam, untuk dapat hidup selaras dengan alam (Zen, 1984). Ada
tiga sistem yang saling terkait dalam hubungan manusia dengan alam, yaitu : 1)
kepincangan hubungan antara manusia dengan alarn, 2) kepincangan hubungan
antar sistem produksi, dm 3) kepincangan antara sistem ekonomi dan sistem
ekologi.
Haeruman (1987) mengatakan bahwa sistem interaksi antara manusia
dengan lingkungan adalah wajar, yang perlu dipermasalahkan adalah tata
laksana hubungan interaksi tersebut agar keduanya dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Sebab itu masalah pengelolaan interaksi antara
manusia dengan alam merupakan masalah utama dalarn pelestarian alam dan
lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan berada dalam satu sistem, yang
saling tergantung untuk melaksanakan fungsinya.
Ked