Keterangan: = Larutan Standard Na
2
EDTA 0,0282 M = Larutan Standard Na
2
EDTA 0,0248 M
4.2.4. Penentuan Kadar Natrium Na dalam Sampel Tabel 4.13. Data Kadar Natrium Na pada Air Tawar dan Campuran Air Tawar
dengan Air Laut
Hari ke- Kadar Natrium Na mgL
Air Tawar Air Tawar:Air Laut
1:1 Air Tawar:Air Laut
2:1 0 6
4202 2734
10 24 4400
2467 20 47
4712 2747
30 16 4587
2840 40 31
5755 4049
50 70 5237
3568
4.2.5. Penentuan Kadar Klorida Cl dalam Sampel
Penentuan kadar klorida Cl dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Sampel AgNO
titran L
mg
V FP
ArCl N
V Cl
1000
3
Keterangan: N
AgNO
3
: Normalitas AgNO
3
yang digunakan V
titran
: Volume larutan standard AgNO
3
yang terpakai untuk titrasi FP
: Faktor Pengenceran
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Data Kadar Klorida pada Air Tawar Hari
ke- Volume Larutan Standard AgNO
3
0,0303 N FP
Kadar mgL
V
1
V
2
V
3
V 0 0,1 0,1 0,1
0,1000 1 10,0678
10 0,35 0,4 0,4 0,3833
1 38,5898
20 0,4 0,4 0,4 0,4000
1 40,2712
30 0,36 0,46 0,36 0,3600
1 36,2440
40 0,44 0,44 0,44 0,4400
1 47,2619
50 1,1 1,08 1,08 1,0867
1 116,7262
Tabel 4.15. Data Kadar Klorida pada Air Tawar:Air Laut 1:1 Hari
ke- Volume Larutan Standard AgNO
3
0,0303 N FP
Kadar mgL
V
1
V
2
V
3
V 0 1,94 1,94 1,96
1,9467 50 9799,4931
10 2,1 2,05 2,05 2,0667
50 10403,5611 20 4,1 4,05 4,05
4,0667 50 20471,3611
30 4,02 4,02 4,02
4,0200 25 10118,139
40 3,5 3,54 3,52 3,5200
25 9452,388 50 3,62 3,6 3,64
3,6200 25 9720,9217
Tabel 4.16. Data Kadar Klorida pada Air Tawar:Air Laut 2:1 Hari
ke- Volume Larutan Standard AgNO
3
0,0303 N FP
Kadar mgL
V
1
V
2
V
3
V 0 2,54 2,54 2,56
2,5467 25 6409,9165
10 2,65 2,7 2,65 2,6667
25 6711,9505 20 2,65 2,7 2,65
2,6333 25 6627,8844
30 2,58 2,58 2,56
2,5733 25 6476,8674
40 2,6 2,58 2,56 2,5800
25 6928,1707 50 2,62 2,63 2,6
2,6133 25 7017,5924
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: = Larutan Standard AgNO
3
0,0284 N
4.3. Pembahasan 4.3.1. Pengaruh Mineral
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa kadar mineral Fe, Na, Ca, Mg, dan Cl pada air yang diperoleh dari pembudidayaan ikan nila yang dilakukan selama 50 hari.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan perkembangan bobot Ikan Nila yang dibudidayakan dalam akuarium air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan
perbandingan 1:1 dan 2:1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan bibit ikan nila maksimum yakni pada hari ke-50 terjadi pada akuarium air tawar yaitu 190,7 g; sedangkan pada
campuran air tawar dan air laut 1:1 yaitu 168,2 g dan pada campuran air tawar:air laut 2:1 yaitu 153,9 g.
Hasil analisa pengaruh kandungan mineral besi Fe terhadap pertumbuhan bibit ikan nila dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6. Pada tabel dapat dilihat kadar mineral besi
rata-rata pada akuarium campuran air tawar:air laut 2:1 lebih tinggi dibandingkan dengan kadar mineral besi pada akuarium air tawar dan campuran air tawar dan air laut 1:1. Pada tabel 4.7-
tabel4.9; tabel 4.10-tabel4.12; tabel 4.13; dan tabel 4.14-4.16 dapat dilihat, analisa kandungan mineral kalsium, magnesium, natrium, dan kalsium rata-rata pada akuarium campuran air
tawar:air laut 1:1 lebih tinggi dibandingkan akuarium air tawar dan campuran air tawar:air laut 2:1.
Besi merupakan unsur mineral mikro essensial yakni mineral yang konsentrasinya dalam tubuh setiap organisme dalam jumlah sedikit kurang dari 100 mgkg pakan kering. Pada analisa
mineral besi, adanya perbedaan kadar mineral besi yang tinggi terjadi pada akuarium campuran air tawar:air laut 2:1 yaitu 1,2930 mgL dan berat ikan total yang terendah terjadi pada
akuarium campuran air tawar:air laut 2:1 juga yaitu 153,9 g. Kemungkinan disebabkan oleh kurangnya penyerapan mineral besi ke dalam tubuh yang mengakibatkan pertumbuhannya sangat
Universitas Sumatera Utara