9
Selanjutnya David 2004:145 menyatakan “Budaya organisasi adalah pola tingkah laku yang dikembangkan oleh suatu internal organisasi yang dipelajarinya
ketika menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi, yang telah terbukti cukup baik untuk disahkan dan diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk
menyadari, berpikir dan merasa”. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
mengungkapakan nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh mayoritas anggota organisasi. Budaya organisasi dapat memberikan stabilitas bagi suatu organisasi,
tetapi juga dapat sebagai penghambat terhadap perubahan.
2.1.2 Karakteristik, Unsur, dan Jenis Budaya Organisasi
Karakteristik, Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang diterima dan dijadikan prinsip-prinsip dasar, serta sebagai landasan pada praktek-
praktek manajemen, yang diikuti oleh perilaku anggota sehingga meningkatkan dan menguatkan norma-norma tersebut.
Budaya organisasi menjadi filosofi dalam mengendalikan to manage organisasi, seperti dalam memberikan arah bagi kebijakan organisasi pada
pengelolaan karyawan dan nasabah.Lebih lanjut Robbins 2001:150 menyatakan bahwa sebuah sistem makna bersama dibentuk oleh para warganya yang sekaligus
menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi. Dalam hal ini Robbins
memberikan 7 tujuh karakteristik budaya organisasi sebagai berikut : 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko, yaitu sejauh mana karywan
didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko
10
2. Perhatian terhadap detail,yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menujukkan kecermatan , analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Berorientasi pada hasil, yaitu sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai
hasil tersebut 4. Berorientasi kepada manusia,yaitu sejauh mana keputusan manajemen
memperhitungkan efek pada orang-orang didalam organsasi itu. 5. Berorientasi pada tim, yaitu sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
sekitar tim-tim, bukannya individu. 6. Agresivitas, yaituberkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Stabilitas, yaitu organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu.Gambaran ini
menjadi dasar untuk perasaaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota menegenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan
didalamnya, dan cara para anggota berperilaku. Para peneliti telah berusaha mengidentifikasi dan mengukur
beberapa tipe budaya organisasi dalam rangka mempelajari hubungan antara tipe efektivitas dan organisasi. Pencarian ini didorong oleh
kemungkinan bahwa budaya tertentu lebih efektif diabndingkan denggan yang lain.
Unsur, budaya organisasi menurut Bennis,dalam Asri Laksmi 2011:25 ada 3 tiga unsur yaitu :
11
Pertama , Artifact sesuatu yang dimodifikasikan oleh manusia untuk
tujuan tertentu. Artifact dapat langsung dilihat dari struktur sebuah organisasi dan proses yang dilakukan didalamnya. Artifact merupakan hal
yang paling mudah dilihat dan ditangkap disaat kita memasuki sebuah organisasi karena sesuai dengan apa yang kita lihat, kita dengar dan kita
rasakan.
Kedua , nilai-nilai yang didukung oleh perusahaan mencakup strategi,
tujuan dan filosofi dasar yang dimiliki oleh organisasi. Nilai ini dapat dipahami jika mulai menyelami dengan ikut di dalam perusahaan tersebut.
Ketiga , Asumsi yang tersirat dan dipegang bersama shered tacit
assumtions.Asumsi tersirat dapat dijumpai dari menelusuri sejarah organisasi.
Nilai dari unsur budaya organisasi akan mengarah kepada moral dan etika menjadi penentu apa yang sebaiknya dilakukan, seperti
organisasi perusahaan harus mengutamakan kejujuran, keterbukaan, dan integritas dalam menjalankan operasional usahanya.
Jenis, budaya organisasi menurut Kreitner dan Kinicki 2003:86 bahwa
secara umum terdapat 3 tiga jenis budaya organisasi yaitu : a. Budaya Konstruksi
Budaya Konstruksi adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan
proyeknya dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe
12
budaya ini mendukung keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang
manusiawi dan persatuan. b. Budaya Pasif Defentif
Budaya pasif defentif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara
yag tidak mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang berhubungan dengan
persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan penghidupan. c. Budaya Agresif Defentif
Budaya agresif defentif mendorong karyawannya untuk menegerjakan tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi
keamanan kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan,
kompetitif, dan perfeksionis. Budaya oganisasi merupakan salah satu faktor yang dapat membedakan
antara perusahaan satu dengan perusahaan sebagai sistem terbuka dengan lingkungan eksternal, organisasi menghadapi berbagai persoalan terutama jika
lingkungannya tidak stabil dan terus berkembang. Terhadap lingkungan yang berubah-ubah ini, perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal tersebut,organisasi
perlu membentuk budaya organisasi yang kuat dan sehat, bila ingin
13
mempertahankan diri dan terus berkembang. Namun sayangnya, tidak semua perusahaan ataupun organisasi menyadari betapa pentingnya arti budaya
organisasi. Menurut Tosi, dkk seperti yang dikutip oleh Munandar 2001:264,budaya
organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu : 1. Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat Keyakian-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat
luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Dalam
mengatasi baik masalah eksternal dan internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil.
Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhannya budaya organisasi.
14
2.2 Motivasi 2.2.1 Pengertian Motivasi